3.4.2 Pengukuran Intensitas Penutupan Tajuk
Pendugaan penutupan tajuk dilakukan dengan menggunakan alat spiracle densiometer yang dikembangkan oleh Supriyanto dan Irawan 2001. Pengukuran
persen penutupan tajuk dilakukan di tengah blok dan pada empat arah mata angin yaitu Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Cara menggunakannya dengan meletakkan
spiracle densiometer pada jarak 30 −45 cm dari badan dengan ketinggian sejajar
lengan. Masing-masing kotak dihitung persen bayangan langit yang dapat tertangkap pada cermin dengan pembobotan, yaitu terbuka penuh memiliki bobot
4 100, bobot 3 75, bobot 2 50, bobot 1 25, serta bobot 0 0.
3.4.3 Pengukuran Suhu dan Kelembaban
Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan selama 3 hari berturut-turut tanpa ada hujan di setiap plot pengamatan pada setiap pola agroforestri. Setiap
harinya dilakukan tiga waktu pengukuran, yaitu pagi hari pada pukul 07.00-08.00 WIB, siang pada pukul 120.00
−13.00 WIB, dan sore hari pukul 16.00-17.00 WIB. Masing-masing waktu pengukuran dilakukan 3 kali ulangan setiap 10 menit.
3.4.4 Pengambilan Sampel Tanah dan Analisis Tanah
Pegukuran dilakukan dengan menggunakan metode tanah tidak terusik dengan menggunakan ring tanah. Pengambilan contoh tanah untuk penentuan sifat
fisik tanah ini dilakukan di plot pengamatan pada kelerengan sedang dan curam serta pada plot pengamatan permudaan berumur 14 bulan. Adapun sifat fisik tanah
yang diamati antara lain tekstur tanah, berat isi, ruang pori, dan kadar air contoh tanah.
Cara pengambilan tanah utuh adalah sebagai berikut Balai Penelitian Tanah 2004: lapisan tanah diratakan dan dibersihkan dari serasah serta bahan organik
lainnya, kemudian tabung diletakkan tegak lurus dengan permukaan tanah. Tanah di sekitar tabung digali dengan sekop. Kemudian tanah dikerat dengan pisau
sampai hampir mendekati bentuk tabung. Tabung ditekan sampai 34 bagiannya masuk ke dalam tanah dan tabung lainnya diletakkan tepat di atas tabung pertama,
kemudian ditekan kembali sampai bagian bawah dari tabung ini masuk ke dalam tanah kira-kira 1 cm. Tabung kedua dipisahkan dengan hati-hati, kemudian tanah
yang berlebihan pada bagian atas dan bawah tabung dibersihkan. Tabung ditutup dengan tutup plastik.
Gambar 3 Titik pengambilan contoh tanah individu: A. sistematik diagonal; B.sistematik zig-zag; C. sistematik diagonal; D. acak
Sifat kimia tanah seperti pH tanah, kandungan bahan organik, nitrogen, serta unsur-unsur hara yang lain diamati dengan cara mengambil contoh tanah
menggunakan metode yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanah 2004 yaitu sebagai berikut: penentuan tempat atau titik pengambilan contoh tanah
individu, dengan cara: 1 sistematik, seperti sistem diagonal atau zig-zag Gambar 3A, 3B, dan 3C, atau 2 acak Gambar 3D. Pengambilan contoh tanah
dilakukan pada areal datar low land, areal miring, dan areal datar terpisah upland. Permukaan tanah dibersihkan dari rumput, batu, atau kerikil, dan sisa-
sisa tanaman atau bahan organik segar atau serasah. Tanah dicangkul sedalam lapisan olah 20 cm, kemudian pada sisi yang tercangkul, tanah diambil setebal
1,5 cm dengan menggunakan sekop atau cangkul. Apabila menggunakan bor tanah auger atau tabung, maka pada setiap titik pengambilan dibor sedalam
20 cm. Contoh tanah individu tersebut dicampur dan diaduk 10 −15 contoh
dalam satu tempat ember atau hamparan plastik, kemudian ambil kira-kira 1 kg, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik ini merupakan contoh tanah
komposit. Tanah tersebut diberi label yang berisi keterangan: tanggal dan kode
A B
A
C D
pengambilan nama
pengambil, nomor
contoh tanah,
lokasi desakecamatankabupaten, dan kedalaman contoh tanah.
Pengambilan contoh tanah komposit secara sistematik zig-zag sebanyak tiga titik. Berat contoh tanah yang diambil adalah 500 g dari setiap petak
pengamatan.
3.5 Analisis Data