Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian diancam pidana adalah pengertian umum, yang artinya pada umumnya dijatuhi pidana. Vos menarik unsur-unsur tindak pidana menjadi: a. kelakuan manusia b. diancam dengan pidana c. dalam peraturan pidana Schravendijk merinci unsur-unsur tindak pidana adalah: a. kelakuan orang yang b. bertentangan dengan keinsyafan hukum; c. diancam dengan hukuman; d. dilakukan oleh orang yang dapat; e. dipersalahkan kesalahan. Walaupun rincian dari ketiga rumusan itu tampak berbeda-beda, namun pada hakikatnya ada persamaannya, yaitu tidak memisahkan antara unsur-unsur mengenai perbuatannya dengan unsur yang mengenai diri orangnya Adami Chazawi, 2002, hal 79- 81. Untuk unsur-unsur tindak pidana yang dilihat dari sudut pandang undang-undang terdapat dalam buku II KUHP, yang memuat rumusan-rumusan perihal tindak pidana tertentu yang masuk dalam kelompok kejahatan. Dan buku III KUHP adalah memuat tentang pelanggaran. Ternyata ada unusr yang selalu disebutkan dalam setiap rumusan adalah mengenai tingkah laku atau perbuatan, walaupun ada perkecualian seperti Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan. Dari rumusan - rumusan tindak pidana tertentu dalam KUHP itu, maka dapat diketahui adanya delapan unsur tindak pidana, yaitu: a. unsur tingkah laku b. unsur melawan hukum c. unsur kesalahan d. unsur akibat konstitutif e. unsur keadaan yang menyertai f. unsur syarat tambahan untuk dapat dituntut pidana g. unsur syarat tambahan untuk memperberat pidana h. unsur syarat tambahan untuk dapat dipidana.

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan bagan yang menggambarkan alur berpikir dari peneliti yang dibuat secara ringkas dan langsung pada pokok-pokok inti dari penelitian tersebut. Kerangka berpikir ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam menyusun penelitiannya dan memudahkan pembaca dalam memahami alur penelitian peneliti. Peneliti mencoba menjelaskan mengenai kerangka pemikiran, bahwa dengan adanya globalisasi teknologi yang pada awalnya teknologi itu adalah sesuatu yang bebas nilai memunculkan adanya internet. Internet sebenarnya mempunyai tujuan utama memberikan kemudahan masyarakat dalam hal menyediakan layanan-layanan informasi serta layanan-layanan yang lain yang sangat memanjakan konsumennya. Dalam hal ini merupakan segi positif dari internet. Seiring dengan eksistensi internet berkembang di masyarakat ternyata internet juga melahirkan kecemasan–kecemasan baru, antara lain munculnya kejahatan baru yang lebih canggih dalam bentuk kejahatan mayantara cyber crime, misalnya : kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting melalui internet data forgery; pencurian nomor kartu kredit; memasuki, memodifikasi, atau merusak homepage hacking, pornografi di internet cyberporn dan sebagainya. Pada perkembangannya, ternyata penggunaan internet tersebut membawa sisi negatif dengan membuka peluang munculnya tindakan–tindakan anti sosial dan perilaku kejahatan yang selama ini dianggap tidak mungkin terjadi. Dalam pokok pembahasan utama dari penelitian ini, kejahatan mayantara lebih difokuskan pada pornografi di internet cyberporn. Mengingat cyberporn ini merupakan kejahatan yang biasa disebut kejahatan tanpa korban victimless crime, yakni para korban yang justru menghendaki mengaksesnya, maka merupakan tugas dari pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap kejahatan ini. Peraturan hukum positif Indonesia yang berkaitan dengan cyberporn, di antaranya: Pasal 281-283 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Undang-undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman, Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba untuk menganalisis secara normatif mengenai pengaturan hukum positif Indonesia dalam mengatur kejahatan pornografi di internet cyberporn sebagai kejahatan mayantara dan menganalisis apakah pengaturan hukum positif Indonesia itu sudah memadai dengan perkembangan pornografi di internet cyberporn sekarang. Globalisasi dan Perkembangan Teknologi INTERNET Positif Negatif ü Memberi kemudahan masyarakat. ü Sebagai media penyedia informasi Kejahatan Mayantara cybercrime Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran