40.5, dan besar keluarga dengan kategori besar hanya 12.4. Dengan demikian meskipun kategori keluarga di daerah Cianjur lebih banyak termasuk ke
dalam keluarga kecil, hal ini bukan merupakan satu-satunya faktor yang membuat konsumsi keluarga contoh disana baik, ada faktor lain yang
berpengaruh terhadap konsumsi pangan rumah tangga di wilayah tersebut. Adapun faktor lainnya adalah pendapatan. Semakin besar pendapatan maka
konsumsi pangan rumah tangga itu akan semakin baik begitupun sebaliknya, semakin kecil pendapatan maka konsumsi pangan rumah tangga pun akan
semakin berkurang.
Pendidikan dan Pekerjaan Contoh dan Suami
Seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung memilih makanan yang murah tetapi kandungan gizinya tinggi, sesuai jenis pangan yang tersedia dan
kebiasaan makan sejak kecil sehingga kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu, tingkat pendidikan contoh akan berpengaruh
terhadap pendapatan keluarga dan selanjutnya pendapatan keluarga akan mempengaruhi pola konsumsi keluarga. Dibawah ini merupakan data tingkat
pendidikan contoh dan suami. Tabel 8 Sebaran contoh dan suami berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan Terakhir Contoh
Suami n
n Tidak sekolah
5 3.3
2 1.3
Tidak tamat SD 42
27.5 41
26.8
SD 94
61.4 79
51.6
SLTP 6
3.9 11
7.2 SLTA
3 2.0
8 5.2
D3PT 3
2.0 4
2.6 n. a.
0.0 8
5.2 Total
153 100
153 100
Keterangan :
n. a. not available ceraimeninggal
Tabel di atas menunjukan bahwa tingkat pendidikan contoh paling besar presentasinya berada pada sebaran sekolah dasar yaitu sebanyak 61.4 dan
tidak tamat sekolah dasar yaitu 27.5. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan belum menjadi prioritas untuk contoh dan suami, terlihat dari presentasi tingkat
pendidikan yang masih rendah. Sebagian besar pendidikan suami adalah rendah yaitu sebesar 51.6 tingkat pendidikannya adalah SD. Persentasi pendidikan
suami contoh yang tidak tamat SD juga cukup banyak, yaitu 26.8 dan ada pula suami contoh yang sama sekali tidak merasakan pendidikan formal meskipun
persentasinya kecil yaitu 1.3. Secara umum tingkat pendidikan contoh cenderung lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pendidikan suami.
Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak semakin besar yang nantinya akan mempengaruhi sosial
ekonominya. Adapun sebaran pekerjaan suami contoh dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Sebaran contoh dan suami berdasarkan jenis pekerjaan
Jenis Pekerjaan Contoh
Suami n
n Petani
3 2.0
5 3.3
Nelayan 0.0
0.0 Pedagang
10 6.5
16 10.5
Buruh tani 24
15.7 68
44.4
Buruh nelayan 0.0
0.0 PNSABRI
3 2.0
5 3.3
Lainnya 51
33.3
IRT 113
73.9
n. a. 0.0
8 5.2
Total 153
100.0 153
100.0 Keterangan
: n. a. not available ceraimeninggal
Pekerjaan contoh akan menentukan pendapatan yang diterima, dengan semakin besarnya pendapatan contoh maka kehidupan ekonomi suatu rumah
tangga itu pun akan semakin baik. Sebagian besar contoh bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 73.9 dan sebagian besar suami 44.4 bekerja
sebagai buruh tani. Sebanyak 33.3 suami bekerja sebagai lainnya yaitu tukang ojeg, supir, ustad, bengkel, ketua RT, buruh pabrik, wiraswasta, mandor, guru
honorer, pegawai desa, dan buruh bangunan. Pekerjaan suami contoh sebagian besar adalah buruh. Jenis pekerjaan ini merupakan implikasi dari pendidikan
contoh dan suami yang masih rendah, dengan begitu maka kemungkinan pendapatan yang diterima suami contohpun terbatas sehingga akan
berpengaruh pada konsumsi pangan keluarga.
Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga adalah jumlah semua hasil perolehan yang didapat oleh anggota keluarga dalam bentuk uang sebagai hasil atau upah dari
pekerjaannya yang dinyatakan dalam pendapatan perkapita. Pendapatan merupakan indikator kesejahteraan ekonomi rumah tangga. Garis kemiskinan
propinsi Jawa Barat di daerah pedesaan yang ditetapkan oleh badan pusat statistik BPS Jabar 2012 yaitu Rp. 231.438kapbulan.
Tabel 10 Sebaran rumah tangga berdasarkan pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga n
Miskin 1GK 112
73.2
Hampir miskin 1GK-2GK 25
16.3 Menengah Atas 2GK
16 10.5
Total 153
100.0 Min-max Rp
10.000-1.933.333 Rataan±SD Rp
193.224 ± 252.660
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebaran rumah tangga berdasarkan pendapatan keluargakapitabulan. Pendapatan keluargakapita terletak pada
rentang Rp 10.000,- sampai Rp 1.933.333,-. Sebagian besar contoh 73.2 mempunyai pendapatan keluarga 1GK atau berada pada tingkat ekonomi
miskin, sebesar 16.3 keluarga contoh tergolong hampir miskin, dan hanya 10.5 keluarga contoh dengan tingkat ekonomi menengah atas. Rata-rata
pendapatan per kapita keluarga contoh berada di bawah garis kemiskinan yaitu Rp 193.224,- dengan standar deviasi yang cukup besar yaitu Rp 252.660,-.
Selain menjadi indikator kesejahteraan ekonomi keluarga, pendapatan juga merupakan indikator yang menentukan kuantitas dan kualitas makanan yang
dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar peluang untuk memilih pangan yang baik.
Dibandingkan dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan contoh dan suami maka pendapatan keluarga contoh sebagian besar adalah rendah. Ketika
pendidikan contoh dan suami itu rendah maka sebagian besar jenis pekerjaan suami adalah buruh, sehingga pendapatan yang diperolehpun rendah.
Pendapatan yang rendah tersebut akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan yang belum mencukupi dan hal ini akan berpengaruh terhadap status gizi
anggota rumah tangga khususnya status yodium rumah tangga.
Usia Contoh dan Suami
Contoh yang diambil dalam penelitian ini merupakan pengasuh siswasiswi sekolah dasar yang duduk di kelas 4 atau kelas 5 di 6 sekolah dasar
terpilih Kabupaten Cianjur. Jumlah contoh yang diambil sebanyak 153 orang ibu atau pengasuh. Usia contoh dan suami akan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan dalam kehidupan rumah tangga, termasuk ke dalam keputusan dalam memilih jenis pangan atau makanan. Adapun sebaran usia contoh dan suami
dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11 Sebaran rumah tangga berdasarkan pendapatan keluarga
Usia Contoh
Suami n
n Dewasa dini
109 71.2
73 47.7
Dewasa madya 43
28.1 68
44.4 Dewasa lanjut
1 0.7
4 2.6
n. a. 8
5.2 Total
153 100
153 100
Keterangan :
n. a. not available ceraimeninggal
Usia contoh dan suami sebagian besar berada pada kategori dewasa dini yaitu sebanyak 71.2 untuk contoh dan 47.7 untuk suami. Namun demikian
untuk suami rentang usia pada kategori dewasa madya jumlahnya pun tergolong tinggi yaitu 44.4. Contoh yang sebagian besar tergolong dalam usia dewasa
dini, cenderung memiliki pengalaman berumah tangga yang masih terbatas. Dengan demikian pengalaman berumah tangga yang masih terbatas ini
menyebabkan rata-rata pengetahuan, sikap, dan praktik gizi contoh masih tergolong rendah Tabel 13, 15, dan 17.
Pengetahuan, Sikap dan Praktik Gizi Ibu Pengetahuan Gizi Ibu
Pengetahuan gizi menjadi landasan penting yang menentukan konsumsi pangan rumah tangga. Individu yang berpengetahuan gizi baik akan mempunyai
kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizinya didalam pemilihan maupun pengolahan pangan sehingga konsumsi pangan yang mencukupi bisa lebih
terjamin Khomsan 2000. Adapun sebaran contoh yang menjawab benar pada tingkat pengetahuan gizi disajikan pada tabel 12.
Tabel 12 Sebaran contoh yang menjawab dengan benar pada tingkat pengetahuan gizi
No. Pernyataan pengetahuan gizi
n 1
Penyakit gondok disebabkan karena kurang makan telur 85 55.6
2 Ikan laut kaya akan gizi yodium
47 30.7 3
Kurang yodium dapat menyebabkan anak tidak cerdas 34 22.2
4 Garam krosok lebih baik daripada garam beryodium
78 51.0
5 Terlalu banyak makan kol kubis dapat menyebabkan gondok
88 57.5
6 Gondok adalah penyakit berbahaya sehingga harus di cegah dan
diobati 12 7.8
7 Gangguan yang dapat ditimbulkan akibat kekurangan yodium adalah
cebol, kerdil, gondok, dan bodoh 39 25.5
8 Kekurangan yodium dapat dicegah dengan makan makanan yang
berasal dari laut dan mengonsumsi garam beryodium 33 21.6
9 Penyakit gondok hanya dapat terjadi pada anak-anak
78 51.0
10 Kita dianjurkan untuk mengonsumsi garam beryodium sebanyak 1
sendok teh per hari 54 35.3
Tabel di atas menunjukkan bahwa beberapa pernyataan benar yang dapat
dijawab benar oleh contoh yaitu meliputi pernyataan penyakit gondok bukan disebabkan karena kurang makan telur, garam krosok lebih baik daripada garam
beryodium, terlalu banyak makan kol kubis dapat menyebabkan gondok dan penyakit gondok tidak hanya dapat terjadi pada anak-anak. Sebagian besar
contoh lebih banyak mengetahui tentang gangguan akibat kurang yodium GAKY dibandingkan dengan garam beryodium itu sendiri. Hal ini dikarenakan
contoh mendapatkan informasi GAKY lebih banyak dibandingkan dengan informasi tentang garam beryodium itu sendiri. Contoh mendapatkan informasi
GAKY dan yodium dari beberapa media diantaranya adalah televisi dan posyandu. Ketika diketahui bahwa contoh kurang mengetahui akan yodium maka
diharapkan ahli gizi dapat melakukan penyuluhan tentang yodium di Kabupaten Cianjur. Dari pertanyaan-pertanyaan maka dapat diketahui tingkat pengetahuan
gizi contoh. Adapun tingkat pengetahuan gizi contoh adalah sebagai berikut. Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi
Pengetahuan Gizi n
Kurang 34
22.2 Sedang
76 49.7
Baik 43
28.1 Total
153 100.0
min-max 0-100
Rata-rata ± st dev 64.2±19.6
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar contoh memiliki pengetahuan gizi yang sedang yaitu sebanyak 49.7 dengan nilai minimum
adalah 0 dan nilai maksimum adalah 100. Rata-rata pengetahuan gizi contoh berada pada kisaran 64.2 dengan standar deviasi sebesar 19.6. Banyaknya
pengetahuan gizi contoh dalam kategori sedang disebabkan karena dari 10 pertanyaan yang diajukan ada 4 pertanyaan banyak dijawab benar oleh contoh.
Namun disamping sebagian besar pengetahuan gizi contoh termasuk kedalam kategori sedang adapula contoh yang masih memiliki pengetahuan gizi yang
kurang. Ketika banyak contoh yang pengetahuan gizinya kurang maka ini merupakan ancaman untuk terjadinya GAKY, menurut Suhardjo 1989
menyatakan penyebab lain gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kurangnya kemampuan menerapkan informasi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga pengetahuan gizi contoh tersebut masih harus terus ditingkatkan dengan upaya melakukan penyuluhan atau pendidikan gizi
agar resiko untuk terjadinya GAKY menjadi sedikit.
Sikap Gizi Ibu
Menurut Prandji 1988 sikap belum merupakan suatu perbuatan action, tetapi dari sikap seseorang dapat diramalkan perbuatannya. Dibawah ini
disajikan data sebaran contoh yang menjawab dengan benar pada tingkat sikap gizi.
Tabel 14 Sebaran contoh yang menjawab dengan benar pada tingkat sikap gizi
No. Pernyataan sikap gizi n
1 Penyakit gondok adalah penyakit karena kutukan
102 66.7
2 Sering mengonsumsi ikan laut adalah baik untuk mencegah gondok
106 69.3
3 Anak tidak cerdas tidak apa-apa yang penting sehat
57 37.3
4 Garam beriodium harus tersedia di dapur setiap hari
147 96.1
5 Makan sayuran penting agar sehat dan buang air besar BAB
lancer 147
96.1
6 Sumber protein hewani daging, telur, dan ikan tidak perlu ada
dalam menu makanan sehari-hari 74
48.4 7
Bila ada keluarga yang terkena gondok, harus segera dibawa ke dokter
146 95.4
8 Garam beryodium terasa kurang asin dibandingkan dengan garam
krosok 38
24.8 9
Garam beryodium lebih mahal dibandingkan dengan garam krosok 118
77.1
10 Garam beryodium lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan
garam krosok 139
90.8
Tabel di atas menunjukkan pernyataan tentang sikap gizi contoh cukup baik dapat menjawab 6 dari 10 pertanyaan, 6 pernyataan tersebut meliputi
penyakit gondok adalah penyakit karena kutukan, sering mengonsumsi ikan laut adalah baik untuk mencegah gondok , garam beriodium harus tersedia di dapur
setiap hari, makan sayuran penting agar sehat dan buang air besar BAB lancar, bila ada keluarga yang terkena gondok, harus segera dibawa ke dokter, garam
beryodium lebih mahal dibandingkan dengan garam krosok, garam beryodium lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan garam krosok. Secara umum
sikap gizi contoh tersebut terlihat cukup baik namun sebenarnya jika di lihat dari hasil jawaban dari masing-masing contoh maka sebagian besar contoh masih
terkategori memiliki sikap gizi yang negatif. Banyaknya sikap negatif tersebut disebabkan oleh banyaknya contoh yang menjawab ragu-ragu pada beberapa
pertanyaan. Keraguan sikap contoh tersebut dikarenakan pengetahuan gizi contohpun masih belum baik, sehingga dapat dimengerti jika sikap gizi contoh
pun negatif. Sikap negatif ini dapat menumbuhkan praktik yang negatif. Praktik negatif ini adalah menolak, menjauhi, meninggalkan, bahkan sampai hal-hal
yang merusak. Adapun pada disajikan sebaran contoh berdasarkan tingkat sikap gizi untuk mengetahui banyaknya contoh yang memiliki sikap gizi negatif
adalah sebagai berikut. Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan tingkat sikap gizi
Sikap Gizi n
Positif 67
43.8 Negatif
86
56.2
Total 153
100.0 min-max
40-100 Rata-rata ± st dev
72.2 ± 13.4
Sebaran sikap gizi ibu tersebut menunjukkan bahwa sikap gizi ibu yang negatif lebih banyak dibandingkan dengan sikap gizi ibu yang positif. Sebanyak
56.2 sikap gizi ibu adalah negatif dan 43.8 sikap gizi ibu adalah positif. Banyaknya contoh yang memiliki sikap negatif ini dikarenakan ada faktor yang
mempengaruhi diantaranya adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan
lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. Faktor pengaruh yang lebih dominan pada contoh adalah pengalaman pribadi contoh yang
menganggap garam beryodium terasa kurang asin dibandingkan dengan garam krosok. Hal inilah yang menyebabkan sikap gizi contoh masih negatif.
Praktik Gizi Ibu
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan cover behavior. Di antara sikap dan tindakan ada variabel antara yaitu praktik.
Sebaran contoh yang menjawab dengan benar pada tingkat praktik dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16 Sebaran contoh yang menjawab dengan benar pada tingkat praktik gizi
No. Pernyataan praktik n
1 Sumber informasi mengenai garam beryodium
4 2.6
2 Jenis lauk-pauk yang sering dikonsumsi
146 95.4
3 Konsumsi ikan laut pada rumah tangga
13 8.5
4 Konsumsi kol pada rumah tangga
69 45.1
5 Konsumsi singkong pada rumah tangga
10 6.5
6 Setiap hari keluarga ibu mengonsumsi garam beryodium
118 77.1
7 Jumlah garam beryodium yang dihabiskan oleh rumah tangga
dalam 1 bulan 86
56.2
8 Alasan ibu membeli garam beryodium
72 47.1
9 Tempat ibu membeli garam beryodium
153 100.0
10 Cara menggunakan garam beryodium saat memasak
46 30.1
11 Cara mengetahui bahwa yang dibeli adalah garam beryodium
71 46.4
12 Penanganan jika ada anggota keluarga atau tetangga yang terkena
gondok 146
95.4
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 12 pernyataan, pernyataan yang dijawab benar ada 4 pernyataan. Jenis-jenis praktik gizi yang sering dilakukan
oleh contoh adalah pemilihan jenis lauk-pauk yang sering dikonsumsi, konsumsi garam beryodium, jumlah garam beryodium yang dihabiskan oleh rumah tangga
dalam 1 bulan, tempat membeli garam beryodium, penanganan jika ada anggota keluarga atau tetangga yang terkena gondok. Hasil tersebut menunjukkan praktik
gizi contoh masih kurang terlihat dari banyaknya pertanyaan rata-rata yang mampu dijawab oleh contoh. Hal ini dapat terjadi dikarenakan ada factor yang
mempengaruhinya. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan dan sikap gizi yang masih kurang, selain itu belum adanya tokoh masyarakat disana yang
menjadi teladan, kurangnya sarana dan prasarana untuk distribusi akses pangan sumber yodium yang memadai. Adapun sebaran contoh berdasarkan praktik gizi
dapat dilihat pada tabel 17. Tabel 17 Sebaran contoh berdasarkan praktik gizi
Praktik Gizi n
Kurang 87
56.9
Sedang 65
42.5 Baik
1 0.7
Total 153
100.0 min-max
33.3-83.3 Rata-rata ± st dev
58.3±9.6
Terlihat dari data di atas bahwa hanya 0.7 ibu yang memiliki praktik gizi baik, sebanyak 56.9 ibu memiliki praktik gizi yang kurang dan sebanyak 42.5
ibu memiliki praktik gizi sedang. Banyaknya praktik gizi contoh yang masih kurang dapat disebabkan karena praktik yang dilakukan oleh contoh adalah
masih berada dalam tahap praktik mekanis. Pengertian praktik mekanis ini adalah ketika seseorang mempraktikan sesuatu secara otomatis, contohnya
adalah penanganan ketika ada keluarga atau tetangga yang terkena gondok.
Frekuensi Konsumsi Pangan Sumber Yodium
Defisiensi yodium dapat terjadi pada saat penerimaan yodium dibawah atau kurang dari 50 µg perhari. Masukan yodium pada manusia berasal dari
makanan dan minuman yang berasal dari alam sekitarnya. Di Indonesia, sejak tahun 1780 telah ditemukan prevalensi gondok yang cukup tinggi terutama
didataran pulau Jawa dan Sumatra 92.5 serta daerah pegunungan lainnya. Hal ini disebabkan karena makanan yang dikonsumsi masyarakat tersebut
sangat tergantung dari produksi makanan setempat yang tumbuh atau hidup
pada kondisi tanah dengan kadar yodium yang rendah Brody 1999. Perhitungan konsumsi yodium dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
secara kuantitatif dan secara kualitatif, pada penelitian ini digunakan penelitian secara kualitatif dengan metode food frequency FFQ untuk mengetahui pola
konsumsi rumah tangganya. Adapun beberapa bahan pangan sumber yodium yang dilihat pola konsumsinya disajikan dalam tabel 18.
Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi konsumsi pangan sumber yodium
Pangan Sumber Yodium
Frekuensi Sering
9-30xbln Jarang
1-8xbln Sangat jarang
1xbln Tidak pernah
0xbln n
n n
n Hati Sapi
0.0 24
15.7 49
32.0 80
52.3
Ikan asin 105
68.6 35