Ketujuh disiplin ini dikerjakan pada setiap fase pengembangan dalam AUP, namun setiap
fase memiliki frekuensi dan kuantitas pengerjaan yang berbeda.
Pengujian
Pengujian terhadap perangkat lunak dilakukan dengan pengujian black-box testing.
Black-box testing merupakan pendekatan pengujian yang ujinya diturunkan dari
spesifikasi program atau komponen. Sistem merupakan ‘kotak hitam’ yang perilakunya
hanya dapat ditentukan dengan mempelajari input dan output yang berkaitan. Nama lain
untuk pengujian ini ialah pengujian fungsional karena penguji hanya berkepentingan dengan
fungsionalitas dan bukan implementasi perangkat lunak Sommerville 2001.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan
pengembangan perangkat lunak yang mengacu pada Agile Unifed Process AUP
yang dikembangkan oleh perusahaan software Kanada Ambysoft Inc.
Tahapan pengembangan perangkat lunak yang terdapat dalam AUP adalah:
Inception
Pada tahap ini dilakukan identifikasi ruang lingkup awal proyek, dan kebutuhan dari
sistem yang akan dikembangkan. Untuk mengetahui ruang lingkup dan kebutuhan dari
sistem, maka dilakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yakni observasi di lapangan dan
wawancara dengan client. Keduanya dilakukan untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem. Berdasarkan data yang didapat kemudian akan
ditentukan defenisi kebutuhan dari sistem yang akan dibangun.
Elaboration
Setelah melakukan tahap inception, pada tahap ini dibuat business rule, dan businnes
flow. Business rule direpresentasikan dalam use case diagram, sedangkan business flow
direpresentasikan dalam activity diagram. Selama tahapan ini dilakukan komunikasi
dengan pihak client untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Construction
Pada tahap construction, dilakukan
perancangan, implementasi dan pengujian. Perancangan sistem merupakan pendefenisian
atau pemodelan dari analisis kebutuhan menjadi suatu reperesentasi aplikasi sebelum
diimplementasikan. Tahap ini diperlukan untuk mendapatkan rancangan aplikasi yang
terstruktur. Perancangan yang dilakukan terdiri atas perancangan sistem, perancangan
antarmuka, dan perancangan basis data.
Setelah dilakukan perancangan, proses selanjutnya ialah implementasi. Hasil dari
perancangan yang dilakukan sebelumnya kemudian diimplementasikan. Implementasi
dilakukan dengan menggunakan framework CodeIgniter 2.0.
Hasil dari proses implementasi, selanjutnya dilakukan proses pengujian
terhadap sistem oleh pengguna administrator pada sistem ini. Sistem ini diuji dengan
menggunakan metode black box. Jika terdapat kesalahan pada fungsi yang diuji
maka segera dilakukan perbaikan dan diuji kembali. Pengujian dilakukan sampai seluruh
fungsi yang ada pada sistem sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Transition
Tahap transition bertujuan untuk menguji sistem secara keseluruhan, dan menempatkan
serta menginstalasikan sistem ke dalam lingkungan organisasi. Setelah proses
construction dilaksanakan secara keseluruhan, selanjutnya sistem ditempatkan di lingkungan
organisasi. Apabila terdapat bug, maka akan dilakukan perbaikan sampai seluruh sistem
berjalan sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya dilakukan training kepada Bagian akuntansi
subbagian administrasi BMN selaku end user. Tahap yang terakhir, sistem siap dirilis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Inventarisasi BMN SIMANIS-
BMN dibangun menggunakan metode pengembangan Agile Unifed Process AUP
yang terdiri atas empat fase:
1 Inception SIMANIS-BMN
Pada tahap ini didapatkan beberapa gambaran umum dan definisi kebutuhan
SIMANIS-BMN. Beberapa hal yang dianalisis pada tahap ini ialah:
1.1 Model
BMN yang terdapat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden sangat kompleks
karena memiliki banyak kelompok barang, salah satunya ialah kelompok barang alat
kantor, alat rumah tangga, alat studio, alat komunikasi, alat kedokteran, dan peralatan
komputer. Kelompok barang tersebut terbagi menjadi beberapa sub kelompok barang,
masing-masing sub kelompok barang memiliki item barang yang berbeda dengan
sub kelompok barang yang lain. Setiap item barang memiliki atribut yang berbeda
walaupun item barang tersebut sama. Item barang tersebut dibedakan menurut merk
barang, NUP Nomor Urut Pendaftaran, kondisi barang, dan tahun perolehan.
Pengguna sebelumnya sudah terbiasa melakukan proses inventarisasi secara manual
dengan cara mencatat ke dalam buku induk inventarisasi barang, karena itu proses
pembuatan sistem informasi manajemen inventarisasi BMN diimplementasikan
berdasarkan pencatatan manual.
Langkah-langkah berikut menggambarkan tahapan yang harus dilakukan untuk
melakukan proses pencatatan atau inventarisasi BMN secara manual.
1
Penerimaan dokumen sumber dari bagian yang memiliki kewenangan mengadakan
pengadaan barang
2
Pencatatan dokumen sumber ke dalam buku induk inventarisasi barang
3
Pemberian nomor inventarisasi dan stempel keterangan bahwa barang telah
diinventarisasi.
4
Data barang yang dicatat di buku induk inventarisasi, digunakan sebagai bahan
untuk proses input data ke dalam aplikasi dari Kementerian Keuangan, yaitu
SIMAK-BMN.
Pada langkah pencatatan dokumen sumber ke dalam buku induk inventarisasi barang
langkah ke dua, peluang terjadinya kesalahan dan waktu yang dibutuhkan sangat
banyak, karena setiap satu dokumen sumber akan memuat banyak barang. Setiap barang
tersebut harus dicatat satu persatu secara terperinci dari mulai tanggal penerimaan,
nama barang, merek barang, jumlah barang, harga satuan,total, nama supplier, dan pihak
penerima barang.
Selain melakukan pencatatan, subbagian administrasi BMN juga mengelola barang
inventaris yang sudah tidak dipergunakan yang disimpan di gudang Sekretariat Wakil
Presiden dengan kondisi barang baik atau masih layak pakai. Barang dengan kondisi
baik atau layak pakai, selanjutnya dapat digunakan kembali oleh bagian lain yang
mengajukan permintaan barang, dengan demikian tidak perlu melakukan pembelian
barang baru sehingga dapat menghemat anggaran belanja.
Pencatatan terhadap barang yang sudah tidak dipergunakan, baik barang dengan
kondisi layak pakai atau baik maupun barang dengan kondisi rusak berat sampai saat ini
belum dilakukan pencatatan.
Proses inventarisasi dimulai dari pemohon barang mengajukan permintaan
barang ke Bagian Perlengkapan. Bagian Perlengkapan selanjutnya akan melakukan
koordinasi dengan Bagian Akuntansi Subbagian administrasi BMN. Bagian
Akuntansi Subbagian Administrasi BMN selanjutnya akan melakukan pengecekan
barang yg sudah tidak terpakai dengan kondisi layak pakai di seluruh gudang. Apabila
terdapat barang tersebut, maka Subbagian Administrasi BMN akan mendistribusikan
barang ke pemohon, apabila barang tidak tersedia, maka Subbagian Administrasi BMN
melakukan koordinasi kembali ke Bagian Perlengkapan. Bagian Perlengkapan
selanjutnya akan melalukan pengadaan barang baru. Barang baru tersebut dicatat oleh
Subbagian Administrasi BMN dan didistribusikan ke pemohon barang. Alur dari
proses inventarisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
Alur tersebut adalah proses inventarisasi untuk seluruh unit kerja yang terdapat di
lingkungan Sekretariat Wakil Presiden. Berdasarkan arahan Menteri Sekretaris
Negara dalam memorandum Sekretaris Menteri Sekretaris Negara Nomor:
571Sesmen102010, maka dilakukan pemblokiran alokasi anggaran untuk
penghematan pada seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara
sebesar 10. Belanja yang sifatnya menjadi BMN atau menambah kekayaan Negara, maka
belanja tersebut termasuk ke dalam kategori belanja modal.
Anggaran untuk belanja modal Sekretariat Wakil Presiden Tahun Anggaran 2012 yaitu
sebesar Rp. 18.035.377.000 delapan belas miliar, tiga puluh lima juta tiga ratus tujuh
puluh tujuh ribu rupiah. Dengan mengikuti alur di atas, diharapkan dapat melakukan
penghematan anggaran belanja sesuai dengan arahan Menteri Sekretaris Negara, khususnya
belanja yang menyangkut BMN.
Sistem informasi manajemen inventarisasi BMN SIMANIS-BMN ini dibangun untuk
dapat membantu dalam melakukan proses inventarisasi BMN, serta mendukung aplikasi
yang dikembangkan oleh Kementerian Keuangan yaitu Sistem Informasi Manajemen
Akuntansi- Barang Milik Negara SIMAK- BMN. Hasil dari SIMANIS-BMN berupa
laporan yang salah satunya sebagai lampiran untuk proses input data Surat Perintah
Pencairan Dana SP2D ke dalam SIMAK- BMN.
Kebutuhan pengguna pada sistem ini adalah sebagai berikut:
1 Mencatat seluruh data pengadaan barang baru ke dalam sistem, hasilnya berupa
laporan yang akan digunakan sebagai lampiran untuk melakukan proses input
data surat perintah pencairan dana SP2D ke dalam aplikasi sistem informasi
manajemen akuntansi Barang Milik Negara SIMAK-BMN.
2 Mencatat keluar masuknya barang yang disimpan di gudang Sekretariat Wakil
Presiden sebagai bahan untuk melakukan pengawasan.
3 Menyediakan informasi mengenai barang yang terdapat di gudang dengan kondisi
dan lokasi barang tersebut. 4 Menyediakan informasi barang dengan
kondisi rusak berat sebagai bahan untuk proses penghapusan dan perencanaan
pengadaan barang. 5 Mencetak Laporan daftar barang ruangan
DBR, daftar barang gudang DBG, serta mencetak laporan daftar induk barang
inventaris sebagai informasi mengenai BMN yang terdapat di Sekretariat Wakil
Presiden dan sebagai informasi untuk melakukan opname fisik BMN.
1.2 Implementasi