Kondisi Sosial Budaya GAMBARAN UMUM DESA GUMELEM KECAMATAN SUSUKAN

Kegiatan trasportasi pun sedikit terhambat, sarana transportasi yang ada pada umumnya dimiliki oleh penduduk desa Gumelem yaitu sepeda motor. Sepeda motor banyak diminati oleh masyarakat desa Gumelem karena harganya dapat dijangkau oleh orang kebanyakan. Mobil di desa ini masih jarang dan hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja. Prasarana yang ada di desa Gumelem sudah dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik dalam mengadakan komunikasi maupun untuk mengadakan hubungan perdagangan ke desa, kecamatan, kabupaten maupun keluar kabupaten.

E. Kondisi Sosial Budaya

Letak geografis suatu daerah akan berpengaruh juga terhadap corak kehidupan sosial budaya masyarakat. Hal ini karena adanya keharusan beradaptasi masyarakat terhadap kondisi daerahnya dalam usaha mencari keharmonisan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya maupunpolitik. Begitu juga desa Gumelem yang secara geografis terletak diwilayah Pulau Jawa. Kehidupan sosial budaya masyarakat desa Gumelem juga tidak dapat dipisahkan dari bidang pendidikan, agama dan adat istiadat. Ini terlihat jelas dalam perilaku kehidupan sehari-hari. 1. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan produk suatu masyarakat dan dalam beberapa hal merupakan faktor yang menimbulkan perubahan dalam masyarakat. Arti pendidikan adalah sebagai upaya terciptanya kualitas manusia yaitu membentuk golongan terdidik sendiri dari orang-orang terpelajar yang mampu menerapkan tugas khusus dan tenaga kerja terlatih untuk menyelesaikan pekerjaan dalam rangkaiaan produksi. Mengingat arti pentingnya pendidikan ini maka pemerintahan dan swasta berusaha meningkatkan kesempatan belajar dengan mendirikan sekolah baik negeri maupun swasta sebagai sarana pendidikan. Pendidikan merupakan faktor penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan semakin meningkatnya pendidikan berarti semakin meningkat pula kemampuan dalam mencari pekerjaan dan kemandirian dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Dalam kehidupan masyarakat pedesaan, pada umumnya pendidikan belum banyak diperhatikan. Kondisi perekonomian yang minim dan kesejahteraan yang kurang terjamin menyebabkan masyarakat yang lebih cenderung memikirkan bagaimana mereka mencari makan dibandingkan pikiran bagaimana agar anak-anaknya pandai. Keberhasilan pendidikan dapat diukur dengan banyaknya lulusan yang ada. Besarnya lulusan ini juga dapat dipakai sebagai alat ukur pada besarnya minat masyarakat dalam bidang pendidikan serta dapat juga memberikan gambaran seberapa besar jumlah tenaga kerja yang ada. Jumlah penduduk yang mampu meluluskan pendidikannya pada tahun 1998-2007 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan Desa Gumelem Kecamatan Susukan Tahun 1998-2007 No TAHUN BLM TMAT SD SD SLTP SLTA PT 1 1998 652 2.946 945 843 28 2 1999 687 2.968 957 852 30 3 2000 708 2.989 979 867 35 4 2001 725 3.048 985 898 41 5 2002 744 3.117 1.018 919 48 6 2003 769 3.126 1.079 924 57 7 2004 793 3.146 1.107 943 64 8 2005 816 3.156 1.136 965 80 9 2006 816 3.156 1.136 965 80 10 2007 934 3.263 2.146 972 86 Sumber : BPS banjarnegara kecamatan susukan dalam angka. Melihat tabel diatas, dapat dikatakan bahwa situasi pendidikan di desa Gumelem baik. Berdasarkan tabel ini hanya sebagian kecil saja penduduk yang tidak mengenyam pendidikan formal, meskipun banyak diantaranya yang belum tamat sekolah dasar. Angka-angka dalam tabel diatas menunjukan bahwa semakin lama, masyarakat desa Gumelem semakin tahu arti pendidikan. Kondisi ini dilihat dari jumlah lulusan sekolah Lanjutan Pertama dan sekolah Lanjutan Tingkat Atas mengalami peninngkatan, demikian juga yang tamat Akademik atau Perguruan Tinggi juga meninggkat. Pada tahun 1998 jumlah SLTP hanya 945 orang, tetapi pada tahun 2002 jumlahnya meningkat menjadi 1.018 orang. Jumlah lulusan SLTA padatahun 2005 sekitar 965 orang dan pada tahun 2007 jumlahnya meningkat menjadi 972 orang. Pada tahun 2006 sudah semakin banyak penduduk yang mampu menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi, sehingga lulusan perguruan tinggi meningkat menjadi 80 orang. Sementara jumlah penduduk yang tidak tamat sekolah dasar dan tamatan sekolah dasar mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena faktor ekonomi keluarga. Pendidikan merupakan sistem tirentegrasi kedalam hampir semua komponen kehidupan manusia. Ekonomi dan pendidikan adalah dua komponen yang memberikan pengaruh timbal balik, saling mengait dan saling menunjang. Pendidikan merupakan investasi ekonomi, karena perkembangan sektor ekonomi sangat bergantung pada besarnya kuantitas dan kualitas terdidik pada lembaga tersebut. Bertolak dari kondisi diatas, masih terdapat beberapa mayarakat yang enggan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Rendahnya minat untuk melanjutkan pendidikan ini dikarenakan oleh faktor ekonomi. Setelah lulus sekolah biasanya pemuda yang tidak mampu di desa ini langsung bekerja sebagai buruh industri adapula yang bekerja mengadunasib di Jakarta. Dalam pergaulan hidup sehari-hari, masyarakat desa Gumelem menunjukan hubungan sosial yang sangat erat dan harmonis diantara masyarakatnya. Hal ini terlihat dari sikap masyarakatnya yang saling menghargai sesamanya. Meskipun terjadi persaingan dalam dunia usaha yang digeluti oleh sebagian masyarakatnya, namun persaingan tersebut tidak mempengaruhi hubungan sosial mayarakatnya. Pada umumnya usaha pembuatan batik tulis yang berkembang di desa Gumelem merupakan usaha keluarga, karena dijalankan dengan secara turun temurun. Dalam kehidupan sosialnya, masyarakat desa Gumelem masih menerapkan sistem gotong royong dalam berbagai bidang kehidupannya. Konsep gotong royong itu sendiri merupakan suatu konsep yang erat, sangkut pautnya dengan kehidupan rakyat kita sebagai petani dalam masyarakat agraris. Dalam kehidupan mayarakat desa di Jawa, gotong royong merupakan sistem pengerahan tenaga kerja tambahan dari luar kalangan keluarga untuk mengisi kekurangan tenaga pada masa-masa sibuk dalam lingkaran aktifitas produksi bercocok tanam di sawah, seperti : gotong royong dalam mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang baru Koentjaraningrat, 1985:59. Pada masa sekarang penerapan gotong royong tampak pada sambangan dan rewang. Disamping mampu memnjaga ikatan sosial, keduanya bentuk kegiatan sosial ini merupakan suatu bentuk tolong menolong dalam masyarakat yang secara sosial menuntut penduduk ikut serta didalamnya, tetapi dengan perhitungan-perhitungan ekonomis tertentu. 2. Agama Desa gumelem sebagian penduduknya beragama Islam. Agama merupakan faktor yang penting dalam kehidupan masyarakat indonesia. Agama menjadi bagian kehidupan yang tidak dapat dilepaskan dalam masyarakat baik sebagai kelompok sosial maupun individu. Untuk mengetahui kepercayaan masyarakat desa Gumelem dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4.2 Jumlah Pemeluk agama Desa Gumelem Kecamatan susukan tahun 1998-2007 Tahun Islam Protestan Katholik Hindu Budha Jumlah 1998 9.425 10 ‐ ‐ 12 9.447 1999 9.551 9 ‐ ‐ 10 9.570 2000 9.667 8 ‐ ‐ 11 9.686 2001 9.794 8 ‐ ‐ 12 9.814 2002 10.881 9 ‐ ‐ 11 10.901 2003 9.967 10 ‐ ‐ 11 9.988 2004 9.836 8 ‐ ‐ 13 9.857 2005 9.939 11 ‐ ‐ 14 9.964 2006 9.856 11 ‐ ‐ 14 9.881 2007 10.050 13 ‐ ‐ 16 10.079 Sumber: Data Monografi Desa Gumelem Pada tabel diatas, penduduk desa Gumelem mayoritas beragama Islam yaitu pada tahun 1998 jumlah 9.425 orang. Penduduk yang beragama Protestan 10 orang, Budha 12 orang. Akan tetapi pada pada tahun 2007 jumlah penduduk desa Gumelem yang memeluk agama Islam bertambah menjadi 10.050 orang, penduduk yang beragama Protestan menjadi 13 orang dan yang beragama Budha 16 orang. Pada sistem agama islam atau kepercayaan dapat dilihat bagaimana agama atau kepercayaan dapat memberi dorongan atau semangat pada masyarakat untuk mengembangkan potensi yang ada didalamnya. Agama atau kepercayaan merupakan suatu sistem yang mengatur pola-pola perilaku manusia dengan berbagai norma-norma didalamnya, menpunyai kemampuan yang sangat kuat dalam menentukan corak hidup dalam masyarakat. Adat istiadat masyarakat desa Gumelem terlihat dari upacara-upacara tradisi dalam kehidupan sehari-hari yang banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam yaitu selamatan kenduri. Kenduri adalah salah satu cara adat keislaman yang ditanamkan oleh para Walisongo. Kenduri ini dilaksanakan apabila salah satu anggota masyarakat atau kelompok masyarakat mempunyai hajat gawe seperti : upacara tujuh bulanan mitoni bagi ibu yang sedang mengandung, biasanya dilaksanakan pada saat seseorang sedang atau akan mempunyai hajat tertentu. Kesemuanya tidak meninggalkan nilai-nilai Islam didalamnya. Tujuannya adalah untuk berdoa bersama kepada Tuhan YME wawancara Yasromi, 3 september 2011. Masyarakat desa Gumelem juga mengadakan tradisi kematian, yaitu setelah jenazah dimakamkan akan diadakan tahlillan sampai tiga hari, kemudian peringatan tujuh hari meninggalnya seseorang pitung dina, empat ouluh hari patang puluh dina, seratus hari nyatus dina, seribu hari nyewu dina, seribu hari pertama mendhak pisan, seribu hari ke dua mendhak pindho serta nyekar atau pergi ke makam keluarga yang sudah meninggal setiap menjelang puasa Ramadhan dan selesai shola Idul Fitri. Bagi masyarakat Gumelem, tradisi tersebut harus dilaksanakan sebagai wujud penghormatan bagi orang-orang yang sudah meninggal. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini bukan berarti bahwa pembangunan yang sedang dilakukan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia hanya mengejar kemajuan lahiriah saja seperti sandang, pangan, juga keseimbangan antara kemajuan lahir dan kemajuan batin. Kehidupan sehari-hari penduduk desa Gumelem tidak lepas dari sifat hidup rukun dan saling tolong menolong. Sifat hidup rukun dan tolong menolong itu dapat terlihat apabila ada salah satu warga di desa tersebut yang mempunyai hajatan seperti sunatan atau nikahkan anak, maka tetangga yang terdekat dari rumah warga yang mempunyai hajatan secara otomatis akan datang untuk membantu warga yang mempunyai hajatan tersebut. Penduduk desa Gumelem selain masih tetap menghargai dan menjujung tinggi sifat gotong royong, dalam kehidupan sehari-hari mereka juga masih menghormati adat istiadat peninggalan nenek moyang terutama yang berhubungan dengan upacara daur hidup seperti adat istiada dalam perkawinan, adat istiadat dalam kelahiran anak, serta adat istiadat dalam upacara kematian.

F. Sejarah munculnya batik tulis Gumelem

Dokumen yang terkait

UJUNGAN SEBAGAI SARANA UPACARA MINTA HUJAN DI DESA GUMELEM KULON, KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA.

0 49 98

STUDI TENTANG KERAJINAN BATIK KARYA PENGRAJIN TUNJUNG BIRU MILIK SURYANTO DI DESA GUMELEM KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA.

0 0 18

EKSISTENSI KESENIAN LENGGER LANANG TUNJUNG BERGOYANG DI DESA GUMELEM KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA.

0 10 111

ANALISIS PEMASARAN GULA KELAPA KRISTAL DI DESA GUMELEM KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

0 0 14

PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK GUMELEM DI DESA GUMELEM KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006-2016

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK GUMELEM DI DESA GUMELEM KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006-2016 - repository perpustakaan

0 0 26

BAB II GAMBARAN UMUM DESA GUMELEM KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA A. Kondisi Geografis Desa Gumelem Banjarnegara - PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK GUMELEM DI DESA GUMELEM KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006-2016 - repository perpustak

0 0 19

BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik Gumelem - PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK GUMELEM DI DESA GUMELEM KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006-2016 - repository perpustakaan

0 13 29

BAB IV FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DAN SOLUSI DALAM PROSES PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK GUMELEM A. Proses Pemasaran Batik Gumelem - PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK GUMELEM DI DESA GUMELEM KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006-2016 - repository perpu

0 1 20

KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI BURUH INDUSTRI BATIK DI DESA GUMELEM WETANKECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

0 0 16