1.2. Keadaan KesenianBand di Semarang 1.3. Gambaran Singkat Musik Japanese Rock di Semarang

karena sebagian daerah di Semarang terkenal dengan pecinan daerah tempat warga keturunan Cina. Jumlah pemeluk agama Islam di Kabupaten Semarang sebesar 876.139 orang 92 sedangkan jumlah pemeluk agama Kristen sebanyak 35.218 orang 4, agama Katolik sebanyak 24.275 orang 3, Buddha sebanyak 6.605 orang 1, agama Hindu dan Konghucu hanya minoritas dan tercatat sebanyak 354 orang dan 400 orang. Sarana Ibadah yang ada di Kabupaten Semarang terdiri dari Mesjid, Mushola, Gereja, Pura, dan Vihara. Jumlah langgar dan mushola di Kabupaten Semarang cukup besar yaitu sejumlah 2.666 buah 61 dan jumlah masjid sebanyak 1.562 buah 33. 2233[rujukan?] Gereja Kristen dan 17 Gereja Katolik, selain itu Kabupaten Semarang juga memiliki 8 pura dan 55 Vihara. Fasilitas keagamaan lainya yang ada di Kabupaten Semarang adalah pondok pesantren yaitu sejumlah 127 buah dengan jumlah santri 13.809 orang dan jumlah kiaiustad sebannyak 2.527 orang sumber: httpwww.wikipedia.orgsemarang.

4. 1.2. Keadaan KesenianBand di Semarang

Kota Semarang memiliki potensi seni pertunjukan yang beragam. Berada pada lokasi strategis di antara perbatasan wilayah di Jawa Tengah, menjadikan Kota Semarang memiliki beragam kesenian. Beberapa kesenian yang ada di Kota Semarang dan masih eksis sampai sekarang adalah keroncong, orkes dangdut, trebangrebana, karawitan, orkes gambus, wayang kulit, gambang dan masih banyak kesenian modern yang semakin berkembang tiap tahun seperti seni musik yang beragam, antara lain musik Pop, Rock, Metal, Dangdut, Underground, Band Indie, RnB dan salah satunya adalah musik Japanese Rock. Pada umumnya kesenian –kesenian tersebut memiliki sejarah masing–masing.

4. 1.3. Gambaran Singkat Musik Japanese Rock di Semarang

Berdasarkan penuturan Sdri. Kiki 26, yang menjabat sebagai pendiri penggagas sekaligus sebagai ketua Komunitas Akashiro dalam wawancara langsung tanggal 19 Agustus 2013, Musik Japanesse Rock berkembang di kota Semarang berawal dari sekumpulan anak muda yg menyukai tentang berbagai hal yang terkait dengan Negara Jepang misalnya dari segi bahasa, budaya, komik, film, makanan, cosplay, dan musik Jepang. Sejak saat itu mereka mulai membentuk Komunitas-komunitas yang bertujuan untuk memberikan wadah bagi siapa saja yang menyukai tentang Negara Jepang. Salah satu dari Komunitas tersebut adalah Komunitas Musik Jepang yang mereka sebut Sekazo. Komunitas Sekazo berdiri pada tahun 2009 yang beranggotakan kurang lebih ada 25 group band yang menyukai musik-musik Jepang salah satunya adalah musik Japanesse Rock. Setelah terbentuknya komunitas Sekazo kemudian mereka sepakat untuk membuat agenda tiap seminggu dua kali untuk berkumpul membicarakan atau saling sharing tentang perkembangan musik Jepang, mereka juga tidak lupa membuat rencana untuk mnegadakan event-event Musik Jepang agar masyarakat Kota Semarang dapat lebih mengenal Musik-musik Jepang salah satunya yaitu musik Japannese Rock. Event musik Jepang pertama kalinya di adakan di daerah Peleburan sekitar Kampus UNDIP , banyak group band yang ikut berpartisipasi di dalam event tersebut salah satunya yaitu Musik Japanesse Rock. Band-band yang mengusung aliran Musik Japanesse Rock kebanyakan membawakan lagu-lagu dari band Larc‟en ciel yang berasal dari Negera Jepang. Pada saat itu mereka yang menyukai musik Japannese Rock belum memiliki pengetahuan yang luas tentang perkembangan Musik Japanesse Rock di Jepang sehingga banyak dari mereka yang hanya membawakan lagu- lagu dari Band Larc‟en ciel, mereka beralasan karena keterbatasan pengetahuan lewat internet dan media massa sangat kurang.

4. 2. Bentuk Pertunjukan Musik Japanese Rock di Semarang