2.5 Kerangka Berfikir
Pola asuh orang tua adalah suatu metode disiplin yang diterapkan orang tua kepada anaknya, tidak ada satu cara pun yang dianggap paling tepat untuk
seorang anak tertentu, karena setiap anak dilahirkan dengan membawa pola perilaku dan temperamen sendiri. Orang tua masa lalu cenderung bersifat otoriter,
semakin lama semakin ditinggalkan sehingga kemudian cenderung lebih ke permisif. Namun mendidik anak yang terlalu otoriter maupun permisif memiliki
efek yang kurang baik terhadap perkembangan kepribadian anak. Setiap pola asuh yang diterapkan pada anak, akan menghasilkan anak dengan karakteristik yang
berbeda. Secara teori, pola asuh demokratis akan lebih baik daripada pola asuh jenis permisif dan otoriter. Pola asuh permisif dan otoriter dapat membuat anak
mengalami temper tantrum, yaitu luapan emosi pada anak yang meledak-ledak dan tidak terkontrol sebagai usaha anak untuk memaksakan kehendaknya pada
orang tua. Temper tantrum adalah perilaku destruktif dalam bentuk luapan yang bisa bersifat fisik maupun verbal.
Kerangka berpikir dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum Pada Anak
Prasekolah ” Pola Asuh
Otoriter Permisif
Demokratis
Temper Tantrum Temper Tantrum
Tidak Temper Tantrum
Bentuk Verbal: 1.
Menangis dengan keras 2.
Berteriak-teriak 3.
Menjerit-jerit 4.
Merengek-rengek 5.
Memaki 6.
Mengancam Bentuk Fisik:
1. Menggigit
2. Memukul
3. Menendang
4. Melengkungkan
punggung 5.
Membentur-benturkan kepala
6. Melempar-lemparkan
barang 7.
Meninju 8.
Membanting pintu 9.
Memecahkan barang
2.6 Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti ialah:
“Terdapat hubungan antara pola asuh dengan perilaku temper tantrum pada anak prasekolah di Dusun Ngemplak
, Kelurahan Bawen .” Kemudian dibuat sub-sub dari hipotesis yaitu:
2.6.1 Ada hubungan negatif antara pola asuh demokratis dengan temper tantrum pada anak pra sekolah.
2.6.2 Ada hubungan positif antara pola asuh otoriter dengan temper tantrum pada anak pra sekolah.
2.6.3 Ada hubungan positif antara pola asuh permisif dengan temper tantrum pada anak pra sekolah.
35
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan.
Metode yang digunakan adalah metode yang sesuai dengan objek penelitian dan tujuan penelitian akan tercapai secara sistematik. Metode penelitian bertujuan agar
hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan khususnya untuk menjawab masalah yang diajukan.
Bab ini akan menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang meliputi jenis dan desain penelitian, variabel penelitian, populasi
dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reabilitas, serta metode analisis data.
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan untuk meneliti hubungan pola asuh dengan temper tantrum pada anak usia prasekolah adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal angka yang diolah dengan metode statistika Azwar,
2010: 5. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain korelasional. Penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki
sejauh mana variasi pada suatu variable berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variable lain, berdasarkan koefisien korelasional Azwar, 2010: 8.
Penelitian korelasional bisa memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang