2 Minat yang Diwujudkan Manifest Interest Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata
melainkan dengan tindakan atau perbuatan. Misal:seseorang menyukai tas dari rajut kemudian ia mewujudkan rasa sukanya dengan melakukan pembelian tas
rajut tersebut. 3 Minat yang Diinventariskan Inventoral Interest
Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya. Pertanyaan-pertanyaan untuk
mengukur minat seseorang disusun dengan menggunakan angket. Misalnya Ibu- ibu PKK sebagai responden mampu mengungkapkan pendapatnya untuk
menjawab angket yang disusun untuk mengukur besarnya minat, dalam penelitian ini minat untuk memilih aksesoris dari batuan akrilik atau aksesoris
dari rajut.
2.2.2 Minat Konsumen
Minat merupakan dorongan yang timbul dari hati karena seseorang melihat suatu benda dan ia merasa senang, kemudian berusaha untuk mendekati,
mencoba, dan memilikinya. Konsumen berasal dari bahasa asing BelandaInggris, consumen dan
consumer yang arti harafiahnya adalah pembeli Mulyadi, 2012:24. Pengertian lain dari konsumen sangat luas, beragam dan sangat terkait erat dengan tujuan
seseorang membeli suatu produk. Konsumen adalah seseorang yang memakai atau menggunakan suatu
barang atau jasa dalam kegiatan ekonomi. Sedangkan menurut Poerwodarminto
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “konsumen adalah pemakai produk atau barang-barang hasil-hasil produksi” Poerwodarminto, 2009:481.
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti memberikan kesimpulan bahwa minat konsumen adalah kecenderungan atau ketertarikan yang mempengaruhi
seseorang untuk memilih, membeli, menggunakan barang atau jasa hingga mengoleksi guna memenuhi kebutuhan maupun keinginannya. Pernyataan
tersebut jelas bahwa setelah timbul suatu ketertarikan dari diri konsumen terhadap suatu produk, selanjutkan akan tumbuh keinginan yang mendorong
seseorang untuk memiliki produk tersebut. Berdasarkan pengertian minat konsumen di atas, peneliti menambah
beberapa point unsur yang berkaitan dengan minat konsumen, yaitu: 1 perhatian
2 kesenangan 3 kemauan
4 keinginan untuk memilih 5 keinginan untuk membeli
6 keinginan untuk memakai atau menggunakan 7 keinginan untuk mengoleksi
Usaha konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan tidak berlangsung begitu saja. Terdapat beberapa tahapan sebelum melakukan proses
pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Mulyadi, 2012:32, tahapan- tahapan langkah tersebut meliputi:
1 Mengenali kebutuhan;
2 Mencari informasi sebelum membeli; 3 Melakukan evaluasi terhadap beberapa pilihan;
4 Melakukan pembelian dengan cara; Mencoba-coba
Melakukan pembelian ulang 5 Melakukan evaluasi pascabeli.
Sedangkan menurut Kotler dalam Mulyadi, 2012:33, menyatakan tahapan-tahapan yang dilakukan konsumen meliputi:
1 Mengenali permasalahan; 2 Mencari informasi;
3 Mengevaluasi beberapa pilihan; 4 Keputusan membeli;
5 Perilaku pasca membeli; Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa kelima tahapan yang dilalui konsumen menandakan bahwa konsumen tidak ingin mengalami kesalahan dalam memilih atau menentukan produk
sebelum melakukan
pembelian. Sehingga
perlu dilakukan
beberapa pertimbangan-pertimbangan untuk menilai suatu produk apakah layak dibeli dan
digunakan ataukah tidak. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Mulyadi, 2012:184-190
menyatakan bahwa pertimbangan konsumen terhadap produk sebelum mengambil keputusan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1 Pertimbangan ekonomis Pertimbangan secara ekonomis berkaitan dengan perhitungan konsumen
secara ekonomis
atas barang
yang akan
dibeli. Konsumen
akan mempertimbangkan dan memperhitungkan secara ekonomis tentang manfaat
yang akan diperoleh dengan pengorbanan yang akan dikeluarkan. 2 Pertimbangan pasif
Konsumen yang memiliki pertimbangan pasif berlawanan dengan konsumen yang memiliki pertimbangan ekonomis. Pada tipikal ini konsumen
dianggap sebagai pembeli yang tidak berfikir secara rasional dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yang melekat pada individu setiap
konsumen. Faktor internal tersebut antara lain: persepsi, kepribadian, pembelajaran, motivasi, dan sikap.
3 Pertimbangan rasional Konsumen dengan pertimbangan rasional lebih mengutamakan keputusan
pada manfaat dan kemampuan produk yang dibeli untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Konsumen tipe ini disebut juga dengan konsumen yang
berorientasi kepada sasaran. Konsumen ini lebih memfokuskan pertimbangannya terletak pada manfaat
dan kualitas dari produk yang akan diputuskan untuk dibeli. Konsumen tipe ini berada di antara konsumen dengan tipikal ekonomis dan tipikal pasif.
4 Pertimbangan emosional Konsumen dengan pertimbangan emosional lebih menitikberatkan
keputusannya pada pertimbangan emosional dari pertimbangan-pertimbangan
yang lain seperti: rasa cinta, karena merasa ingin lebih feminim, atau ingin merasa disegani oleh orang lain.
Dengan adanya
pertimbangan-pertimbangan tersebut
diharapkan konsumen dapat mengambil keputusan yang tepat agar apa yang sudah dibeli
dapat dimanfaatkan sesuai dengan harapan sebelumnya.
2.2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat Konsumen
Konsumen sangat erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi karena konsumen melakukan proses pembelian suatu produk serta menggunakan atau
menghabiskan produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sehingga minat konsumen sering disamaartikan dengan minat beli konsumen.
Swastha dan Irawan 2001 mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila
seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan
minat jurnal manajemen membangun minat beli: definisi-faktor. Super dan Crites dalam jurnal manajemen membangun minat beli
menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu: 1 Perbedaan pekerjaan;
2 Perbedaan sosial ekonomi; 3 Perbedaan hobi atau kegemaran;
4 Perbedaan jenis kelamin; 5 Perbedaan usia.
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa minat konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
2.2.2.1.1 Perbedaan Pekerjaan Perbedaan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi seberapa besar minat
konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk. Misalnya, seorang pegawai wanita pada umumnya memiliki minat pembelian aksesoris
yang lebih tinggi dibanding dengan seorang petani. 2.2.2.1.2 Perbedaan Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi seseorang ditandai oleh pendapatan yang diterima masing-masing individu. Tingkat pendapatan ini secara tidak langsung akan
mempengaruhi besarnya minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki pendapatan tinggi tidak
hanya kebutuhan primer dan sekunder saja, kebutuhan tersier pun dapat terpenuhi salah satunya produk aksesoris sebagai pelengkap penampilan.
2.2.2.1.3 Perbedaan Hobi Hobi berkaitan dengan kegemaran seseorang terhadap suatu hal. Seseorang
yang hobi terhadap produk aksesoris cenderung ingin memiliki dan menggunakan aksesoris tersebut. Hal ini yang mendorong minat pembelian
terhadap produk aksesoris.