Aplikasi Pemrograman AGRIBEST RANCANGAN IMPLEMENTASI MODEL

terhadap komitmen pengembangan dari stakeholders, kelayakan terhadap manfaat dan biaya, dan kelayakan finansial dalam pengembangan agroindustri sapi potong. Berpegang dengan hasil analisis, komitmen stakeholders dan manfaat langsung dan tidak langsung yang tinggi dalam mengembangkan unit usaha kecil, maka produk agroindustri sapi potong dengan skala usaha kecil layak dan dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai aspek sebelumnya, menggunakan software FUNORIK v1.0. Pembangunan agroindustri hasil produk sapi potong yaitu dendeng kering skala usaha kecil dirancang berdasarkan kapasitas produksi titik impas. Kelayakan finansial menggunakan Metode kelayakan investasi dalam model evaluasi dengan kriteria-kriteria kelayakan finansial, yaitu Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio dapat menggunakan software analisa finansial ANSIAL v1.0. Evaluasi model perencanaan sistem pakar menggunakan Knowledge Base Management System KBMS, yaitu menggunakan metoda fuzzy-if then rule yang dirancang dalam pemrograman KBMS.

9.6. Aplikasi Pemrograman AGRIBEST

Model pengembangan agroindustri sapi potong yang dirancang melalui program AGRIBEST dapat membantu pengambil keputusan bagi praktisi usaha yang bergerak dalam usaha peternakan dan agroindustri. Penggunaan program AGRIBEST dapat juga digunakan oleh pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupatenkota oleh instansi, dinas atau badan yang terkait dalam perumusan prioritas kebijakan. Program AGRIBEST dapat pula digunakan oleh setiap individu, kelompok dan sistem perencanaan lainnya dengan melakukan beberapa perubahan data input yang sesuai dengan tujuan analisis pengguna. Data-data yang diperlukan dalam menggunakan pemrograman AGRIBEST bagi pengguna untuk berbagai macam pengambilan keputusan dalam perencanaan dan evaluasi disajikan pada Aplikasi Pemrograman AGRIBEST di Lampiran 6. DAFTAR PUSTAKA Afrizal. 2007. Konflik Agraria Kontenporer di Sumatera Barat. Membangun Masa Depan Minangkabau dari Perspektif Hak Asasi Manusia. Cet ke-1. Jakarta, Padang: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Fakultas Hukum Universitas Andalas, Sekretarian Nasional Masyarakat Hukum Adat. Alkadri, Riyadi DS, Muchdie, Siswanto S, Fathoni M. 2001. Manajemen Teknologi untuk Pengembangan Wilayah; Konsep Dasar, Contoh Kasus, dan Implikasi Kebijakan. Ed ke-2. Alkadri, perevisi. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah P2KTPW, BPPT. Arhami M. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi. Astawan M. 2004. Dapatkan Protein dari Dendeng. http:www.gizi.netcgi-binberita fullnews.cgi?newsid1083217242,86128, [1-12-2007]. Astawan M. 2004a. Makan Rendang Dapat Protein dan Mineral. http:www. kompas.com. [26 Juli 2004]. Arryanto S. Darmawan LC, Dody SR, Heri A, Hermawan P, Nunu N. 2004. Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta: BPPT Press. Aryogi, Umiyasih U, Tangendjaja B. 1997. Teknik Pemberian Daun Kaliandra Calliandra calothryrsus sebagai Pakan Hijauan Sapi Potong; Suatu Kajian Terhadap Nilai Kecernaannya. Dalam: Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18-19 Nopember. Hal 539-545. Aryogi, Umiyasih U, Wahyono DE. 1997a. Kajian Pemberian Gula Aren dan Waktu Istirahat pada Sapi Potong Kondisi Stres, Pengaruhnya terhadap Kualitas Daging. Dalam: Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18-19 Nopember. Hal 849-853. Aryogi, Umiyasih U, Tangendjaja B, Wina E. 1999. Kecernaan Bahan Kering dan Protein Kasar Daun Kaliandra Calliandra calothryrsus Secara in Sacco pada Sapi Potong. Dalam: Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18-19 Oktober. Hal 304-308. Austin JE. 1981. Agroindustrial Project Analysis. Critical Design Factor. Baltimore, Maryland, USA: The Johns Hopkins University Press. Bachtiar N. 1991. Peranan Sub Sektor Peternakan Dalam Perekonomian Indonesia; Aspek Lingkungan Terhadap Pengembangan Peternakan. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Propinsi Sumatera Barat. 2000. Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Koto Hilalang, Kabupaten Agam Tahun 2000. Padang: Bappeda Propinsi Sumbar. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Propinsi Sumatera Barat. 2001. Sekilas Tentang KSP. Padang: Sekretariat P-KSP Bappeda Propinsi Sumatera Barat. Balai Penelitian Pengembangan Pertanian. 2002. Analisis Kebijaksanaan, Paradigma Pembangunan dan Kebijaksanaan Pembangunan Agroindustri. Monograph Series No. 21. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi. Balai Penelitian Pengembangan Pertanian. Bank Dunia. SME Small and Medium Enterprise Definitions. http:www. wordbank.org. [26 Februari 2005]. Bank Indonesia. Sistem Informasi Pedoman Mendapatkan Kredit. Peraturan Bank Indonesia PBI yang Disempurnakan nomor 32PBI2001, tanggal 4 Januari 2001. http:www.bi.go.id . [26 Februari 2005]. Barcos LO. 2001. Recent developments in animal identification and the traceability of animal products in international trade. Revue Scientifique et Technique 202: 640-51. ISSN: 0253-1933. http:www.nal.usda.govawicpubsBeefgeneral. htm [21-07-2007]. Batubara LP. 2002. Potensi Biologis Daun Kelapa Sawit sebagai Pakan Basal dalam Ransum Sapi Potong. Dalam Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner “Inovasi Teknologi Peternakan dan Veteriner dalam Menunjang Keterpaduan Usaha Peternakan yang Berdaya Saing. Ciawi-Bogor, 30 September 1 Oktober 2002. p.135-138. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Agam. 2004. Agam Dalam Angka 2004. Lubuk Basung: Kerjasama Bappeda dengan BPS Kabupaten Agam. [BPS] Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. 2006. Sumatera Barat Dalam Angka 2005. Padang: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. Bojadziev G, Bojadziev M. 1999. Fuzzy Logic For Business, Finance, And Management. Vol. ke-12. Singapore: Word Scientific Publishing Co. Pte. Ltd. Brown JG. 1994. Agroindustrial Investment and Operations. EDI Development Studies. Washington, D.C: The Word Bank. Bruce LB, Torell RC, Hussein HS. 1999. Profit prediction in cowcalf operations 1. CowCost software program. Journal of Production Agriculture 124: 644- 647. http:www.nal.usda.govawicpubsBeefproduction.htm [21-07-2007]. Bruce LB; Torell RC, Hussein HS. 1999. Profit prediction in cowcalf operations 2. Influence of major management practices. Journal of Production Agriculture 124: 647-649. http:www.nal.usda.govawicpubsBeefproduction.htm [21- 07-2007]. Budisantoso T, Triandaru S, 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Casley DJ, Kumar K. 1991. Pemantauan dan Evaluasi Proyek Pertanian. Ed ke-1. Bassilius Bengo Teku BB dan Koestoer RH, penerjemah. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari: Project Monitoring and Evaluation in Agriculture. Chavas JP. 1983. Structural Change in the Demand for Meat. American Journal of Agricultural Economics, 651:148-53. Clifton DS, Fyffe DE. 1977. Project Feasibility Analysis; A Guide To Profitable New Ventures. Canada: Jhons Wiley Sons Inc. Darmansyah A. 2005. Model Pembiayaan UMKM Pola Bagi Hasil. Universitas Winaya Mukti Unwim, Jatinangor. http:209.85.175.104search?q=cache: abYCZz7M5V4J:www.pikiran-rakyat.comcetak20051105260604.htm+Pola +bagi+hasilhl=idct=clnkcd=2gl=idlr=lang_id [03-02-2008]. Darmawan T. 2001. Kesiapan Swasta dalam Menghadapi Pasar Global. Dialog Interaktif Meat Day 2001. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Swasta. Bandung: Fakultas Peternakan Unpad. Hal. 41-45. David FR. 2002. Manajemen Strategis; Konsep. Ed ke-7. Sindoro A, penerjemah. Jakarta: Prenhallindo. Terjemahan dari: Concept of Strategic Management. [Dekopin] Dewan Koperasi Indonesia. 1999. Materi Pelatihan Lanjutan Pendamping Teknis Koperasi; Program Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil. Jakarta: Dekopin. [Deperindag RI] Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia tentang Kriteria Industri Kecil di Lingkungan Perindustrian dan Perdagangan. Http:www.dprid.go.id . [26 Februari 2005]. [Deptan] Departemen Pertanian. 2008. Daftar Kode HS Produk Pertanian untuk Subsektor Peternakan Pada Komoditi Tulang dan Tanduk. http:agribisnis . deptan.go.ideksimHasilDaftHSKom.php [25-01-2008]. Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat. 2001. TTG Pengolahan Pangan; Dendeng. Padang: Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi Industri Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1994. Statistik Peternakan Sumatera Barat 19931994. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1995. Statistik Peternakan Sumatera Barat 19941995. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1996. Statistik Peternakan Sumatera Barat 19951996. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1997. Statistik Peternakan Sumatera Barat 19961997. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1998. Statistik Peternakan Sumatera Barat 19971998. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1999. Statistik Peternakan Sumatera Barat 19981999. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2000. Statistik Peternakan Sumatera Barat 19992000. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2000a. Profil Usaha Kawasan Sentra Produksi Koto Hilalang, Kabupaten Agam. Pem. Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2001. Data Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2000. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2002. Statistik Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2001. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2002a. Petunjuk Teknis Pengembangan Lumbung Ternak Nagari Melalui Investasi Perantau Minang. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2003. Statistik Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2002. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2004. Statistik Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2003. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2005. Statistik Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2004. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2006. Statistik Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2006a. Pendampingan Usaha Bagi Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Peternakan. Pemprop. Sumatera Barat. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2007. Statistik Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2006. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. [Dirjen] Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2002. Pengembangan Kawasan Agribisnis Berbasis Peternakan. Direktorat Pengembangan Peternakan, Dirjen Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian. [Dirjen] Direktorat Jenderal Peternakan. 2006. Statistik Peternakan 2006. Dirjen Peternakan Departemen Pertanian Republik Indonesia. [Disnaksumbar] Dinas Peternakan Sumatera Barat. Usaha Kerupuk Kulit Rukai. http: www.disnaksumbar.orgmod.php?mod=publisherop=viewarticleartid=156 [29-08-2007]. Eriyatno. 2003. Ilmu Sistem; Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Volume ke-1. Ed ke-3. Bogor: IPB Press. [FAO] Food and Agricultures Organisations. 1972. Guidline For The Operation of Feasibility Studies Agricultural Credit Project. Roma: FAOIBRD Cooperative Programme. Figueiredo EAP. 2002. Livestock and agroecology in Brazil. [Pecuaria e agroecologia no Brasil.] Cadernos de Ciencia and Technologia 19 2:235-265,ISSN: 0104-1096.http:www.nal.usda.govawicpubsBeefgeneral.htm [22-07-007]. Foster KA, Burt OR. 1992. A Dynamic Model of Investment in the U.S. Beef-Cattle Industry. Journal of Bisnis Economic Statistics. 104:414. [GPEI Cabang Padang] Gabungan Pengusaha Ekspor Impor Cabang Padang. 2006. Sumatera Barat Dalam Angka, Rangkuman Data Harga Rata-rata, Realisasi Ekspor Daerah Sumatera Barat Periode Ekspor Tahun Takwim 1956-2005. Padang: Gabungan Pengusaha Ekspor Impor Cabang Padang. Gittinger JP. 1982. Economic Analysis of Agricultural Projects. Edi Series in Economic Development. Baltimore, Maryland USA: The Johns Hopkinds University Press. Gray C, Simanjuntak P, Sabar LK, Maspaitella PFL, Varley R.C.G. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Gramedia Utama. Grzybowski G. 2002. Genetic defects in cattle and their economic significance. [Mutacje genomu bydla oraz ich znaczenie gospodarcze.] Biuletyn Informacyjny Instytut Zootechniki 40 2:59-74, ISSN: 0209-2492. http:www.nal.usda.gov awicpubsBeef breeding.htm [21-07-2007]. Gumbira-Sa’id E. 2000. Pemberdayaan AgribisnisAgroindustri di Kawasan Sentra Produksi, Makalah Diseminasi dan Diskusi Program-Program Pengembangan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Daerah. Jakarta: Bappenas. Gumbira-Sa’id E, Burhanuddin. 1996. Bunga Rampai Agribisnis Seri 01.01 Strategi Pengembangan Agribisnis; Kawasan Agribisnis Modern Memacu Pembangunan Wilayah. Ed ke-1. Tulisan ke-3. Bogor: MMA IPB. Gumbira-Sa’id E, Intan A.H. 1996a. Bunga Rampai Agribisnis Seri 02.01 Teknologi Agribisnis; Teknologi Unggulan untuk Agribisnis. Ed ke-1: Tulisan ke-2. Bogor: Magister Manajemen Agribisnis IPB. Hadi SHM. 2000. Riwayat Singkat Formula Penggemukan Sapi Bossdext Makalah Seminar Nasional Upaya Mewujudkan Swasembada Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional. Jakarta, 20-21 Maret 2000. Hadi SHM, Sediono B. 2000. Petunjuk Teknis Teknologi Bossdext Sapi Pedaging. Makalah Seminar Nasional Upaya Mewujudkan Swasembada Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional.Jakarta, 20-21Mar 2000.Jakarta: Yayasan Agro. Halalguide. 2008. Tinjauan Produk Hewani dan Turunannya. http:www.halalguide. info contentview106338 [12-02-2008] Haming M, Basalamah S. 2003. Studi Kelayakan Investasi: Proyek dan Bisnis. Seri Manajemen Keuangan No.9. Jakarta: PPM. Harris RS, Karmas E. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Pangan. Ahmad S, penerjemah. Bandung: ITB Press. Hasbullah. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat. Padang: Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat. Hendratno C, Hendratno. 1991. Suplemen Pakan Ruminansia dari Bahan Hasil Samping Pertanian dan Agroindustri; Aspek Lingkungan Terhadap Pengembangan Peternak. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. Hendri D. 2006. Merintis Akses Pembiayaan Bagi Masyarakat Miskin dengan Memperkuat Capacity Building Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah LKMS. Sebuah Upaya Menuju demokratisasi ekonomi. Program Pengarusutamaan Pola Bagi Hasil Pro Bagi. Padang: gardaerayahoo.com [04-02-2008]. Hunger JD, Wheelen TL. 2001. Manajemen Strategis. Ed ke-1. Agung J, penerjemah. Yogyakarta: Andi. Terjemahan dari: Strategic Management. Husnan S, Suwarsono M. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Ed ke-4. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percatakan, UPP AMP YKPN. Ilham N. 2001. Analisis Penawaran dan Permintaan Daging Sapi di Indonesia. Prosiding Seminar Teknologi Peternakan dan Veteriner. 17-18 September 2001. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. p.385-401. Indonesian Alternative Dispute Resolition Unit. 2000. Course For Rural Peacemaking Mediation and Conflict Resolition. Bogor: Bogor Agriculture University- Arizona State University. Irawati Z. 2005. BATAN Siapkan Makanan Siap Saji untuk Aceh. Republika: 9 kolom 3-4 14 Januari 2005. IVS. 2007. Gelatin. http:www.i-v-s.orgindveganfaq.html [29-07-2007]. Jamarun N. 1991. Kualitas Daun Padi Sebagai Makanan Ternak Ruminansia; Aspek Lingkungan Terhadap Pengembangan Peternak. Padang: Puslit. Unand. Jaswir I. 2007. Memahami Gelatin. Artikel Iptek. Malaysia: Department of Food Biotechnology, International Islamic University http:www.beritaiptek. comzberita-beritaiptek-2007-06-11-Memahami-Gelatin.shtml [29-08-2007]. Judoamidjojo RM. 1980. Teknik Penyamakan Kulit untuk pedesaan. Cet. Ke-10. [FAO] Food and Agricultures Organisations Agricultural Development Paper No.68. Bandung: Angkasa. Kostaman T, Handiwirawan E, Haryanto B, Dwiyanto K. 1999. Respon Bangsa Sapi Potong Terhadap Pemberian Jerami Padi. Dalam: Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18-19 Oktober. Hal. 299-303. Kristanto A. 2004. Kecerdasan Buatan. Edisi ke-1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kumm KI. 2002. Sustainability of organic meat production under Swedish conditions. Agriculture, Ecosystems and Environment 88 1: 95-101, ISSN: 0167-8809. http:www.nal.usda.govawicpubsBeefgeneral.htm [22-07-2007]. Kunarj o. 2002. Per encanaan dan Pengendalian Program Pem bangunan. Ed ke- 1. Jakart a; Universit as I ndonesia UI Press . Ma’arif MS, Tanjung H. 2003. Manajemen Operasi. Ed ke-1. Jakarta: Grasindo. Madarisa F. 2000. Menyusun Rencana Umum Kegiatan KSP Koto Hilalang, Kabupaten Agam. Padang: Yayasan Tuas. Manetsch RP, Park GL. 1977. System Analysis and Simulations with Application to Economic and Social System. Michigan State University, USA. Manurung AH. 2005. Wirausaha: Bisnis UKM.Cet.ke-1.Jakarta:Penerbit Buku Kompas. Manurung T. 1996. Penggunaan Hijauan Leguminosa Pohon sebagai Sumber Protein Ransum Sapi Potong. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Vol.1, No.3. Hal.143-148. Margono T, Suryati D, Hartinah S, 2000. Buku Panduan Teknologi Pangan. Jakarta: Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI. Marimin. 2002. Teori dan Alikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Ed ke-1. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Ed ke- 1. Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia. Marimin. 2005. Teori dan Alikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Ed ke-2. Cetakan ke-1. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press. Marimin. 2007. Teori dan Alikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Ed ke-2. Cetakan ke-2. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press. Matheus IW, Azmi, Manurung BP, Sitompul DM, Priyatomo E. 2004. Integrasi Sapi- Sawit; Imbangan Pemanfaatan Produk Samping sebagai Bahan Dasar Pakan. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman- Ternak. Denpasar, 20-22 Juli 2004. p.439-446. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Murtidjo BA. 2005. Beternak Sapi Potong. Cet. Ke-15. Yogyakarta: Kanisius. Nagara P. 2008. Sistem Bagi Hasil Rumah Makan Padang; Kaitannya dengan prinsip Perbankan syariah. Padang: STIE KBP. http:www.geocities.com patriatoekoesistembagihasil.htm [04-02-2008]. Naim M. 1979. Merantau; Pola Migrasi Suku Minangkabau. Tinggi R St. R, penerjemah. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Nasution M. 2002. Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan untuk Agroindustri. Bogor: IPB Press. Ningrum WFW. 1995. Pengaruh Penambahan Kulit Biji Kakao Thebroma cacao L. ke dalam Ransum Terhadap Kadar Urea dalam Darah Sapi. Skripsi. Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta. Nitisemito AS, Burhan MU. 1995. Wawasan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek. Ed ke-1. Jakarta: Bumi Aksara. Noer-TA F. 2002. Strategi Pengembangan Agribisnis Sapi Potong di Kawasan Sentra Produksi Koto Hilalang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Magister Manajemen Agribisnis IPB. Nurhayu A, Saribuang M, Ella A. 2001. Pemanfaatan Pucuk Tebu sebagai Pakan Sapi Potong. Dalam: Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 17-18 September. Hal 273-278. Palupi WDE. 1986. Tinjauan Literatur Pengolahan Daging. Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Pang H, Basarab JA, Makarechian M, Hudson RJ, Price MA, Berg RT. 1997. A simulation model for beef cattle production systems. Canadian Journal of Animal Science 77 3: 572-573, ISSN: 0008-3984. http:www.nal.usda.gov awicubs Beefproduction.htm [21-07-2007]. Pang H, Makarechian M, Basarab JA, Berg RT. 1999. Structure of a dynamic simulation model for beef cattle production systems. Canadian Journal of Animal Science 79 4: 409-417. http:www.nal.usda.govawicubs Beefproduction.htm [21-07-2007]. [Pemda] Pemerintah Daerah Kabupaten Agam. Kelompok Usaha Peternakan Sapi dan Itik. http:www.kabupaten-agam.go.idekobisindex.php?id=7pid=15 [10-02-07]. Pemerintah Kabupaten Agam. 2000. Profil Komoditi Unggulan Kabupaten Agam Tahun 2000. Lubuk Basung: Pemerintah Kabupaten Agam. Pemerintah Kabupaten Agam. 2002a. Pengembangan Kawasan Agropolitan Di Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat. Materi Rakernas Badan Pengembangan SDM Pertanian Tanggal 21-23 Mei 2002 di Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia PMPSDMP Ciawi Bogor: Pemerintah Kabupaten Agam. [Pemda] Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi. Info Investasi Pertanian. http:kpt- bukittinggi.go.idInfoInvestasi Pertanian.php [31-08-2007]. [Pemda Sumbar] Pemerintah Sumatera Barat. 2005. Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 74 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Sumbar Tahun 2006-2010. Padang: Pemda Sumbar. Priyanti A, Soedjana TD, Matondang R, Sitepu P. 1998. Estimasi Sistem Permintaan dan Penawaran Daging Sapi di Propinsi Lampung. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. V.3:71-77. Priyanto R, Johnson ER, Taylor DG. 1997. Investigating into the accuracy of prediction of beef carcass composition using subcutaneous fat thickness and carcass. I. Identifying Problems. J Meat Science. 17:187-198. Priyanto R, Johnson ER, Taylor DG. 1999. The importance of genotype in steers fed pasture or Lucerne hay and prepared for the Australian and Japanese beef market. New Zealand: J. of Agric. Res. 42:393-404. Purnomo H. 1997. Studi Tentang Stabilitas Protein Daging Kering dan Dendeng Selama Penyimpanan. Cetakan ke 1. Malang: FP-UNIBRAW Pres. Jakarta: Putracipta Karindomas. Purnomo SH, Zulkieflimansyah, 1999. Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Rangkuti F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis-Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rino. 2007. Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tanah Ulayat Dalam Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Studi Kasus : Perkebunan Kelapa Sawit di Nagari L. http:one.indoskripsi.comcontentanalisis-ekonomi-pemanfaatan-tanah- ulayat-dalam-usaha-perkebunan-kelapa-sawit-studi-kasus-pe [04-02-2008]. [Ristek] Riset dan Teknologi. 2000. TTG Teknologi Pangan; Dendeng Giling. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi http:www.ristek.go.id. Rusman M, Ella A, Ishak ABL. 1998. Gelar Teknologi Pemanfaatan Daun Gamal sebagai Pakan Sapi Potong. Dalam: Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 1-2 Desember 1998. Hal. 410-412. Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputusan–Bagi Para Pemimpin. Seri Manajemen No. 134. Setiono L, penerjemah. Ed ke-1. Jakarta: Institut Pendidikan dan Pembinaan Manjemen IPPM dan Darma Aksara Pustaka. Terjemahan dari: Decision Making for Leaders The Analytical Hierarchy Process for Decisions in The Complex World. Sailah I, Eriyatno, Syarif AM. 1989. Analisa Numerik pada Proses Pangan. Bogor: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB. Santosa U. 2000. Prospek Agribisnis Penggemukkan Pedet. Ed ke-3. Jakarta: Penebar Swadaya. Saragih B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan; Kumpulan Pemikiran, Di dalam: Pambudi R, Sipayung T, Burhanuddin, Dabukke FBM, editor. Ed ke-2, Bogor: USESE Foundation dan Pusat Studi Pembangunan Institut Pertanian Bogor. Sarwono B, Arianto HB. 2001. Penggemukkan Sapi Potong Secara Cepat. Ed ke-1. Depok: Penebar Swadaya. [Setda Propinsi Sumbar] Sekretaris Daerah Propinsi Sumatera Barat. 2005. Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 74 Tahun 2005 Rencana Pembangunan Jangka Menegah RPJM Propinsi Sumatera Barat Tahun 2006-2010. Padang: Setda Propinsi Sumatera Barat. Simarmata DA. 1984. Pendekatan Sistem Dalam Analisa Proyek Investasi dan Pasar Modal. Jakarta: Gramedia. Sitepu KR, Sinaga MB. 2006. Aplikasi Model Ekonometrika; Estimasi, Simulasi dan Pramalan Menggunakan Program SAS. Bogor: Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian Sekolah Pascasarjana Institur Pertanian Bogor. Sinurat, Purwadaria T, Mathius IW, Sitompul DM, Manurung BP. 2004. Integrasi Sapi- Sawit; Upaya Pemenuhan Gizi Sapi dari Produk Samping. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak. Denpasar, 20-22 Juli 2004. p.424-429. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Sitompul DM, Manurung BP, Sinurat, Mathius IW, Azmi. 2004. Integrasi Sapi-Sawit; Potensi Produk Samping dlam Pengembangan Ternak Sapi. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak. Denpasar, 20-22 Juli 2004. p.468-473. Puslitbang. Peternakan. [SNI] Standarisasi Nasional Indonesia. 1992. Dendeng Sapi. Jakarta: DSN. Sudarjat S. 2002. Ekspor Ternak dan Hasil Ternak Melonjak. http:www.kompas.com [09-12-2004]. Sugeng YB. 2001. Sapi Potong. Ed ke-9. Depok: Penebar Swadaya. Sulistyadi K. 2005. Sistem Perencanaan Pembangunan Unit Industri Pulp. [Disertasi] Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Surbakti S. 1993. Profil Kependudukan Indonesia. Jakarta: BPS. Suryadi K, Ramdhani M.A. 2002. Sistem Pendukung Keputusan; Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Ed ke-3. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sutojo S. 2002. Studi Kelayakan Proyek; Konsep, Teknik Kasus. Seri Manajemen Bank No. 66. Jakarta: Damar Mulya Pustaka. Syahyuti. 2008. Perbaikan Sistem Bagi Hasil Sebagai Salah Satu Bentuk “Possible Agrarian Reform”. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. http:www.geocities.comsyahyutiPerbaikan_bagi hasil. pdf [04-02-2008]. Tampubolon M. 2004. Manajemen Operasional Operations Management. Ed ke-1. Jakarta: Ghalia Indonesia. Tell B. 1976. A Comaration Study of Some Multiple Criteria Methods. Stockholm. Journal Economics Research Institute. Stockholm School of Economics. [Tim Fapet IPB] Tim Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. 2002. Penyusunan Standar Kawasan Agribisnis Peternakan Dalam Rangka Pengembangan Sistem Informasi. Bogor: Fakultas Peternakan IPB dan Direktorat Pengembangan Peternakan, Dirjen Bina Produksi Peternakan, Deptan RI. Turban E. 1988. Decision Support and Expert Systems; Managerial Perspectives. New York: Macmillan Publising Company. Turban E. 1990. Decision Support and Expert Systems; Management Support Systems. Ed ke-2. New York: Macmillan Publising Company. Turban E, Aronson JE. 2001. Decision Support System And Intelligent Systems. Ed ke-6. New Jersey: Prentice-Hall. Turner RK, Pearce D, Bateman I. 1994. Environment Economics. Harvester Wheatsheaf. Uje. 1999. Bossdext Gemukkan Sapi 1,5-4 KgHari. Trobos Desember 1999. [UNIDO] United Nation Industrial Development Organization. 1978. Manual For The Preparation of Industrial Feasibility Studies. New York: Oxford IBH Publishing CO, USA. Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis; Teknis Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif. Ed ke-2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Uska I. 2004. Rendang Padang Buatan Malaysia Rambah Pasar Asia. http:www.kompas.com . [3 Maret 2004]. Wasito R. 2001. Kesiapan Indonesia dalam Menyongsong Era GlobalisasiAFTA 2003 pada Produk Daging dan Hasil Olahannya. Dialog Interaktif Meat Day 2001. Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Bandung: Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Hal. 24-29. Wahyono R, Marzuki. 2004. Pembuatan Aneka Kerupuk. Cet. Ke-7. Jakarta: Penebar Swadaya. Wardhani NK, Musofie A. 1992. Campuran Dedak Padi dan Pith Ampas Tebu sebagai Pengganti Rumput Pakan Sapi Potong dengan Suplementasi Daun Gamal. Dalam: Agroindustri Peternakan di Pedesaan. Ciawi 10-11 Agustus 1992. Hal. 220-227. Wardhani NK, Achmanto YP, Musofie A, Tedjowahyono S. 1985. Komponen ”Tetes Urea Putih” sebagai Pengganti Dedak dalam Ransum Sapi Potong. Dalam: Seminar Pemanfaatan Limbah Tebu untuk Pakan Ternak. Grati, 5 Maret 1985. Hal. 124-128. Winardi. 1994. Manajemen Konflik Konflik Perubahan dan Pengembangan. Bandung: Penerbit Mandar Maju. Yager RR. 1993. Non Numeric Multy Criteria Multi-Person Decision Making. Group Decision and Negotiation, Volume ke-2:81-93. Yusdja Y, Iqbal M. 2002. Analisis Kebijaksanaan, Paradigma Pembangunan dan Kebijaksanaan Pembangunan Agroindustri. Monograph Series No. 21. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Zen MT. 1999. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah: Sumberdaya Alam, Sumberdaya Manusia, dan Teknologi - Falsafah Dasar Pengembangan Wilayah; Memberdayakan Manusia. Ed ke-1. Jakarta: Direktorat Kebijaksanaan Teknologi untuk Pengembangan Wilayah BPPT dan UI Press. Zulbahri M, Kuswandi, Martawidjaja M, Thalib C, Wiyono DB. 2000. Daun Gliricidia sebagai Sumber Protein pada Sapi Potong. Dalam: Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18-19 September. Hal 233-241. DAFTAR ISTILAH Agroekologi – adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak akan berbeda dengan nyata. Komponen utama agroekologi adalah iklim, fisiografi atau bentuk wilayah dan tanah. Agroindustri – perusahaan yang mengolah bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan atau hewan. Pengolahan meliputi transformasi dan pengawetan malalui perubahan fisik atau kimia, penyimpanan, pengepakan dan distribusi. Biaya langsung – semua pengeluaran langsung untuk keperluan pengembangan pembangunan agroindustri, seperti biaya investasi, biaya operasi, dan biaya pemeliharaan. Biaya tidak langsung – biaya yang tidak kentara, seperti terjadinya polusi udara, bising, dan perubahan nilai-nilai norma dalam masyarakat dalam pembangunan. Daging curing – merupakan produk bahan pangan semi basah dari Indonesia yang ditambah gula, garam dan rempah-rempah kemudian dijemur sampai kering. Curing merupakan proses yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme melalui penggunaan garam dapur dan pengendalian aw. Edible-offal – bagian non karkas yang layak dan dapat dijadikan bahan makanan. Bagian tersebut adalah lidah, otak, jantung, hati, paru-paru dan saluran pencernaan serta ginjal dan limpa. Evaluasi – merupakan tahapan akhir dalam manajemen strategis yang berhubungan dengan proses pengendalian, dimana proses pengendalian membandingkan kinerja dengan hasil yang diinginkan untuk mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh dan mengambil tindakan perbaikan bila diperlukan. Expert atau ahli – Seseorang yang mempunyai pengalaman yang luas dan pengetahuan yang intuitive tentang suatu domain tertentu. Fuzzy logic atau logika fuzzy – konsep gugus fuzzy yang dimasukan ke dalam kerangka pemikiran. Logika fuzzy merupakan basis penalaran yang dimulai dengan pernyataan yang sifatnya kabur grey menggunakan teori himpunan fuzzy. Logika fuzzy merupakan metode penalaran yang sebagian atau semua diskripsi aturan bersifat fuzzy. Handling yard – fasilitas yang diperlukan untuk menangani berbagai fungsi, seperti penimbangan, pemeriksaan dan pengobatan sapi, pemuatan atau pembongkaran ternak dari atau ke kendaraan. Harmonized System HS – merupakan sederatan kode yang dimaksudkan untuk mengklasifikasikan berbagai macam komoditi atau barang impor untuk kemudian ditentukan tarif bea masuknya. Pengklasifikasian ini didasarkan pada ketentuan pemerintah mengenai klasifikasi barang impor tata niaga komoditi impor, yaitu: a barang yang bebas di impor, b barang yang diatur, c barang yang diawasi, d barang yang dibatasi, dan e barang yang dilarang. Investasi – adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi . Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Karkas – bagian tubuh ternak hasil pemotongan setelah dikurangi kepala, keempat kaki pada bagian bawah mulai dari carpus dan tarsus, kulit, darah, organ dalam, seperti hati, jantung, paru-paru, limpa, saluran pencernaan beserta isinya, dan saluran reproduksi. Kaum – merupakan sekumpulan keluarga atau beberapa keluarga yang mempunyai suku yang sama di Minangkabau berdasarkan garis keturunan ibu dalam suatu nagarikanagarian atau wilayah di Sumatera Barat. Kelompok peternak – kumpulan peternak dapat berbadan hukum atau tidak yang terdiri dari orang-orang yang membudidayakan binatang ternak sejenis. Kebijakan – mengarahkan pengambilan keputusan. Sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang mentaatinya Konflik – sebuah proses dimana sebuah upaya sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menghalangi usaha yang dilakukan oleh orang lain dalam berbagai bentuk hambatan blocking yang menjadikan orang lain tersebut merasa frustasi dalam usahanya mancapai tujuan yang diinginkan atau merealisasi minatnya atau konflik adalah proses pertikaian yang terjadi sedangkan peristiwa yang berupa gejolak dan sejenisnya adalah salah satu manifestasinya. Konsentrat pakan tambahan – pakan yang kaya akan sumber protein dan atau sumber energi, serta dapat mengandung pelengkap pakan dan atau imbuhan pakan. Koperasi – badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahteraan anggotanya. Lembaga Swadaya Masyarakat – sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Lumbung ternak nagari – lumbung mepunyai arti tempat penyimpanan atau gudang. Lumbung ternak nagari mengandung makna sekumpulan populasi suatu jenis ternak yang diusahakandipelihara oleh anak nagari dalam rangka pembangunan peternakan pada kawasan sentra produksi peternakan di dalam suatu nagaribatas-batas kenagarian di Sumatera Barat. Manfaat langsung – Manfaat yang langsung dapat diperoleh seperti kenaikan nilai hasil produksi dengan meningkatnya jumlah produksi atau meningkatnya mutu produk atau terjadinya penurunan biaya. Manfaat tidak kentara – manfaat yang sukar diukur dengan uang, misalnya manfaat dalam perbaikan lingkungan hidup, berkurangnya pengangguran, peningkatan ketahanan nasional. Manfaat tidak langsung – manfaat yang ditimbulkan secara tidak langsung yang merupakan multiplier effects dari suatu pembangunan. Masyarakat setempat – kesatuan sosial yang terdiri dari warga negara Republik Indonesia yang tinggal di dalam dan atau sekitar kawasan atau lumbung ternak nagari yang membentuk komunitas didasarkan pada kesamaan mata pencaharian yang berkaitan dengan peternakan sapi potong, kesejarahan, keterikatan tempat tinggal, serta pengaturan tata tertib kehidupan bersama. NagariKenagarian – kesatuan masyarakat hukum adat dalam kabupatenKecamatan yang terdiri dari himpunan beberapa suku di Minangkabau Sumatera Barat yang mempunyai wilayah dan batas-batas tertentu dan mempunyai harta kekayaan sendiri, berwenang mengurus rumah tangganya dan memilih pimpinan pemerintahannya. Nilai tambah value added – sejumlah nilai ekonomis yang ditimbulkan oleh kegiatan yang diselenggarakan dalam masing-masing satuan produksi, atau selisih penjualan dan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku dan pembelian material pendukung. Pemerintahan daerah kabupatenkota – penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD KabupatenKota menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Pengembangan kawasan sentra produksi – merupakan pengembangan suatu kawasan budidaya yang memiliki keunggulan dan potensi prospektif untuk dikembangkan yang didasarkan pada potensi sumberdaya yang ada. Konsep dasar penetapan kawasan menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Sumatera Barat adalah suatu kawasan budidaya yang memiliki potensi dan telah memperoleh investasi pemerintahswastamasyarakat yang prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut serta menjadi sebaran pengembangan kegiatan produksi, jasa, dan pemukiman, prasarana wilayah pendukung dan prasarana wilayah pengembangannya. Pengusaha swasta – adalah: 1 orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan sesuatu perusahaan milik sendiri, 2 orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya, 3 orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2, yang berkedudukan di luar Indonesia. Perencanaan – suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada pencapaian sasaran tertentu. Perkembangan wilayah – segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi ekonomi wilayah, penyediaan fasilitas publik, serta potensi fisik dan lingkungan suatu daerah. Perusahaan daerah – suatu badan usaha yang modalnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan dan pendiriannya diprakarsai oleh Pemerintah Daerah. Populasi – wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik. Prinsip “ Adat diisi limbago dituang” – prinsip dalam penyelesaian konflik yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban menggunakan perangkat adat secara adat Minangkabau untuk mencapai kesepakatan penyelesaian dari suatu persoalan konflik. Produk Domestik Regional Bruto PDRB – didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Dengan demikian, PDRB merupakan indikator untuk mengatur sampai sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dan dapat digunakan sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan. Sistem – suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi , materi atau energi . Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Strategi – rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah kemenangan. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan. Usaha Kecil dan Menengah UKM – nilai investasi yang dimiliki perusahaan seluruhnya mencapai Rp. 200 juta,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Validasi Model – proses pengujian apakah model tersebut dalam lingkup aplikasinya memiliki kisaran akurasi yang memuaskan dan konsisten dengan tujuan penerapan model. Verifikasi Model – proses meyakinkan bahwa program komputer dari model yang dibuat beserta implementasinya adalah benar.

X. KESIMPULAN DAN SARAN