Pengalihan pekerjaan dari satu kelompok karyawan atau pegawai kepada kelompok karyawan atau pegawai yang lain dimaksudkan agar proses kerja
tidak berhenti dengan mempertimbangkan kemampuan fisik karyawan atau pegawai sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 13 tentang
Ketenagakerjaan. Di dalam sebuah rumah sakit atau Pusat Kesehatan masyarakat pengalihan kerja ini sangat penting karena objek pelayanan
kesehatan adalah manusia. Perkembangan kondisi kesehatan pasien harus terus dicermati dari waktu ke waktu dan tercatat. Informasi progress kondisi
pasien yang tercatat tersebut kemudian dijadikan dasar bagi dokter untuk memberikan tindakan medis berikutnya. Oleh karena itu pekerjaan
mengawasi kondisi pasien tidak bisa berhenti karena tidak ada perawat yang melanjutkan pekerjaan atau perawat kelelahan yang dapat berakibat pada
kelalaian pengawasan
terhadap pasien.
Dengan demikian
sistem shift adalah pengaturan jam kerja oleh suatu tempat kerja untuk mengerjakan sesuatu yang biasanya dibagi atas kerja pagi, sore, dan malam
Ikrimadhani, 2015.
Harrington 2001 mengatakan bahwa di dalam sistem shift periode kerjanya berkisar 6
– 12 jam kerja dalam periode 24 jam. Sistem shift tradisional dimulai dari pukul 06.00, 14.00, dan 22.00, tetapi ada banyak variasi
pengaturan sistem shift ini.
2.2.1 Karakteristik dan sistem shift kerja
Menurut Nurmianto 2004 dalam Hidayat 2011 karakteristik shift kerja mempunyai dua macam bentuk, yaitu shift berputar rotation
dan shift permanent. Dalam merancang perputaran shift ada dua macam yang harus diperhatikan yaitu:
1. Kekurangan istirahat atau tidur hendaknya ditekan sekecil
mungkin sehingga dapat meminimumkan kelelahan. 2.
Sediakan waktu sebanyak mungkin untuk kehidupan keluarga dan kontak sosial.
Ada 5 faktor utama yang harus diperhatikan dalam shift kerja Nurmianto, 2004 dalam Hidayat, 2011 yaitu :
1. Jenis shift pagi, siang, malam
2. Panjang waktu tiap shift
3. Waktu dimulai dan diakhirinya satu shift
4. Distribusi waktu istirahat
5. Arah transisi shift
Berkaitan dengan rancangan shift kerja ada lima kriteria yang dijadikan dasar pertimbangan shift kerja, yaitu :
1. Setidaknya ada jarak 11 jam antara permulaan dua shift yang
berurutan. 2.
Seorang pekerja tidak boleh bekerja lebih dari tujuh hari berturut- turut seharusnya 5 hari kerja, 2 hari libur.
3. Sediakan libur akhir pekan setidaknya 2 hari
4. Rotasi shift mengikuti matahari.
5. Buat jadwal yang sederhana dan mudah diingat
International Labour Organisation ILO 1983 dalam Hidayat 2011 menyatakan pergantian shift yang normal 8 jamshift. Shift
kerja yang dilaksanakan 24 jam termasuk hari minggu dan hari libur memerlukan 4 regu kerja. Regu kerja ini dikenal dengan regu kerja
terus menerus 4X8, dan diperlukan sedikitnya 3 regu yang disebut dengan regu kerja semi terus menerus 3X8.
2.2.2 Pembagian waktu sistem shift kerja
Berdasarkan Pasal 79 ayat 2 huruf a UU No.132003 shift kerja diatur menjadi 3 tiga shift. Pembagian setiap shift adalah maksimum 8
jam per-hari, termasuk istirahat antar jam kerja. Jumlah jam kerja secara akumulatif masing-masing shift tidak boleh lebih dari 40 jam
per minggu Pasal 77 ayat 2 UU No.132003. Setiap pekerja yang bekerja melebihi ketentuan waktu kerja 8 jamhari per-shift atau
melebihi jumlah jam kerja akumulatif 40 jam per minggu, harus sepengetahuan dan dengan surat perintah tertulis dari pimpinan
management rumah sakit yang diperhitungkan sebagai waktu kerja lembur Pasal 78 ayat 2 UU No.132003.
Dalam penerapannya, terdapat pekerjaan yang dijalankan terus- menerus yang dijalankan dengan pembagian waktu kerja ke dalam
shift-shift. Menurut Kepmenakertrans No.233Men2003, yang dimaksud dengan pekerjaan yang dijalankan secara terus menerus
disini adalah pekerjaan yang menurut jenis dan sifatnya harus