misalnya saja untuk penjaga perpustakaan dan petugas penerangan untuk pengunjung yang ingin mengetahui seluk beluk lokasi.
Mutu Pelayanan Dalam mengelola suatu kegiatan terutama yang menyangkut penjualan
jasa, dituntut adanya pelayanan yang baik. Bentuk pelayanan yang diberikan kepada pengunjung adalah kelancaran dalam pemberian ijin, keramahan staf,
penguasaan materi, dan kerapian berpakaian. Kemampuan petugas dalam berkomunikasi saat ini masih kurang dan petugas khusus bagian penerangan
belum tersedia. Dengan demikian, perlu mengikutsertakan pegawai konservasi hutan mangrove dalam penguasaan bahasa asing, misalnya dengan kursus bahasa
inggris. Tingkat pendidikan rata-rata petugas adalah lulusan SLTA, sehingga perlu kiranya menambah pegawai dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan
menguasai tentang permasalahan hutan mangrove. Pelaksanaan PeraturanPerundang-undangan dan Penegakan Hukum
Berdasarkan permasalahan yang dijumpai di lapangan, pelaksanaan peraturan dan perundang-undangan serta penegakan hukum, umumnya berkaitan
dengan permasalahan atau gangguan terhadap kawasan konservasi. Penegakan hukum belum sepenuhnya dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang
berlaku, hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan arti penting dan fungsi kawasan dan adanya pelibatan oknum-oknum pemerintah.
Pengelolaan Sumberdaya Alam
a. Inventarisasi Flora dan Fauna
Salah satu kegiatan mendasar pengumpulan data untuk mengetahui potensi flora dan fauna yang terdapat pada hutan mangrove Pelabuhan Tengkayu II adalah
kegiatan inventarisasi flora dan fauna. Data ini sangat diperlukan dalam rangka pelestarian dan pemantauan sumberdaya alam hayati di dalam dan sekitar
kawasan. Kegiatan inventarisasi flora dan fauna hutan mangrove di kawasan ini telah dilakukan oleh dinas terkait dan beberapa LSM, namun data inventarisasi
yang telah dikumpulkan belum menggambarkan keadaan secara menyeluruh hutan mangrove Tengkayu II.
99
b. Pengelolaan, Perlindungan dan Pengamanan Sumberdaya Hutan
Mangrove
Ekowisata sangat memperhatikan daya dukung lingkungan tempa wisata. Selama ini kegiatan wisata di kawasan hutan mangrove Pelabuhan Tengkayu II
belum berpatokan pada daya dukung, karena daya dukungnya sendiri belum diketahui. Dengan banyaknya pengunjung yang datang secara bersamaan dapat
mengurangi tingkat kenyamanan dan rawan terhadap adanya perusakan lingkungan.
Untuk melindungi dan mengamankan kawasan, serta sumberdaya dari ancaman kegiatan masyarakat, maka pada sekeliling kawasan didirikan pagar
terbuat dari bahan seng, sehingga terpisah dengan lingkungan sekitar. Selain itu, untuk lebih meningkatkankan perlindungan dilaksanakan patroli dan penjagaan
pos yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu tanpa penjadwalan yang tetap. Permasalahan yang menjadi kendala dalam kegiatan perlindungan dan
pengamanan kawasan diantaranya: daya dukung lokasi wisata belum ditentukan, kurangnya personil operasional di lapangan yang selalu berada di lokasi,
kurangnya pos penjagaan pada kawasan, adanya pemukiman yang menjadi sengketa, dan terjadinya pelapukan pagar seng yang mengelilingi lokasi karena
usia dan percepatan proses korosi oleh air laut.
c. Pemulihan Fungsi KawasanHabitat
Lokasi ini dahulunya merupakan areal yang menjadi salahsatu lokasi pembuangan sampah oleh masyarakat, sehingga kawasan ini masih banyak
ditemui tumpukan sampah. Adanya tumpukan sampah ini menjadi salah satu penyebab kerusakan mangrove, karena substrat tidak sesuai lagi untuk
pertumbuhan. Penumpukan sampah pada kawasan ini sangat mengganggu proses pertumbuhan mangrove dimana terdapat mangrove yang mempunyai kerapatan
yang rendah dan tidak merata. Selanjutnya, dilakukan pembersihan dan penanaman jenis mangrove yang sesuai.
Dalam pelaksanaan rehabilitasi hutan mangrove di kawasan Pelabuhan Tengkayu II selama ini dilakukan oleh petugas mangrove yang ditunjuk oleh
Pemerintah Daerah. Rehabilitasi yang dilakukan dapat dikatakan cukup berhasil, karena kondisi mangrove sekarang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Pada areal
tertentu di lokasi memang masih perlu untuk dilakukan rehabilitasi lanjutan.
100
d. Pemantauan dan Evaluasi Kondisi Sumberdaya