tidak sekuat di Kecamatan Taniwel, karena adat Melayu merupakan budaya Islam yang dibawa oleh nenek moyang mereka dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara lebih dominan.
c. Kelompok kepentingan dan kepemimpinan
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kelompok kepentingan dan kepemimpinan masih sangat kuat mendukung program ini di kedua wilayah kecamatan, tetapi di Kecamatan
Taniwel masih lehih baik bila dibandingkan dengan di Kecamatan Waesala, walaupun nilai yang diperoleh dari kedua kecamatan ini tidak jauh berbeda. Hal ini terutama disebabkan oleh kuatnya
kelompok kepentingan dan kepemimpinan yang ada, di Kecamatan Taniwel terutama untuk. Kelompok yang menggunakan program pemberdayaan ini sebagai alat untuk menggunakan
aspirasi masyarakat dalam upaya masa terutama pasca kerusuhan di Maluku.
2. Pola ekonomi
Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Taniwel lebih baik daripada Kecamatan Waesala. Hal ini berkaitan dengan krnyataan bahwa di Kecamatan Taniwel hasil program
berdampak positif pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sekitarnya, antara lain hasil tangkapan yang diperoleh nelayan sebagian dipasarkan oleh kelompok jibu-jibu ibu-ibu penjual ikan, dan
sebagian lagi di proses oleh kelompok pengawet ikan ikan asin, sehingga pola ekonomi masyarakat menjadi lebih hidup dan berkembang. Sedangkan di Kecamatan Waesala, hasil
tangkapan nelayan langsung dipasarkan pada pengusaha pembeli ikan yang berpangkalan di lokasi Pulau Kelang dan Pulau Kasuari, sehingga ekonomi masyarakat lokal tidak berkembang karena
kaitan kedepannya tidak ada.
C. Kesehatan
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai tingkat kesehatan di Kecamatan Taniwel lebih baik daripada di Kecamatan Waesala. Hal ini terjadi karena fasilitas kesehatan yang ada di
Kecamatan Taniwel sudah sangat baik dan tersedia, terutama rumah sakit dan puskesmas, sedangkan di lokasi Kecamatan Waesala, khususnya di pulau Kasuari, fasilitas kesehatan tidak
tersedia. Fasilitas kesehatan yang ada hanya tersedia di ibu kota kecamatan saja, dan rumah sakit berada di Piru ibu kota kabupaten, sehingga apabila ada keluarga nelayan yang menderita sakit
harus ke pulau lain untuk berobat serta memerlukan dana yang besar.
D. Pola konsumsi masyarakat
Pola konsumsi masyarakat di Kecamatan Taniwel lebih baik dibanding dengan di Kecamatan Waesala. Pola konsumsi masyarakat di Kecamatan Taniwel sudah banyak
menggunakan pola konsumsi perkotaan, dimana masyarakatnya lebih banyak mengonsumsi beras sebagai makanan pokok, sedangkan ubi dan sagu di konsumsi sebagai makanan tambahan
keluarga, sedangkan di Kecamatan Waesala, terutama di Pulau Kasuari yang jauh dari pasar ketersediaan kebutuhan sembako masih sangat terbatas, sehingga mereka masih mengonsumsi ubi
kayu sebagai makanan pokok di samping beras bila ada.