Pengaruh komisaris independen terhadap Praktik Perataan Laba Income Smoothing.

2007 yang telah membuktikan dalam penelitiannya bahwa size perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.

4.2.4 Pengaruh komisaris independen terhadap Praktik Perataan Laba Income Smoothing.

Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah komisaris independen berpengaruh negatif terhadap praktik perataan laba. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Hal ini berarti H4 ditolak. Secara teoritis, keberadaan komisaris independen yang diatur dalam ketentuan peraturan pencatatan efek Bursa Efek Jakarta BEJ Nomor I-A tentang ketentuan umum pencatatan efek bersifat ekuitas di bursa efek mengatur tentang perlunya komisaris independen melalui keputusan Nomor: Kep-305BEJ07-2004 bahwa dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik, perusahaan tercatat wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya secara proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30 dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris. Komisaris independen berpengaruh negatif terhadap perataan laba, karena semakin banyak anggota komisaris independen dalam perusahaan maka proses pengawasan oleh komisaris independen akan semakin berkualitas sehingga dapat mencegah tindakan kecurangan terhadap laporan keuangan. Hasil penelitian ini berarti membuktikan bahwa hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori yang ada bahwa proporsi komisaris independen dapat mempengaruhi praktik perataan laba. Proporsi komisaris independen yang tinggi tidak terbukti dapat membatasi praktik perataan laba yang dilakukan perusahaan. Ada beberapa penjelasan atas hal tersebut. Pertama, pengangkatan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance GCG di dalam perusahaan. Kedua, ketentuan minimum dewan komisaris independen sebesar 30 untuk pengangkatan komisaris independen yang ditetapkan melalui ketentuan peraturan pencatatan efek BEJ mungkin belum cukup tinggi untuk menyebabkan para komisaris independen tersebut dapat mendominasi kebijakan yang diambil oleh dewan komisaris, sehingga peran komisaris independen menjadi kurang efektif dalam menjalankan peran monitoring perusahaan. Apabila komisaris independen merupakan pihak mayoritas 50 maka mungkin dapat lebih efektif dalam menjalakan peran monitoring dalam perusahaan. Tetapi jika pengangkatannya belum dilandasi kebutuhan perusahaan tapi hanya sebatas pemenuhan regulasi saja, maka proporsi dewan komisaris mungkin tidak perlu diperbanyak, tetap sesuai peraturan yang ada minimal 30, dan dilihat keefektifan dewan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Komisaris independen yang diproksikan dari proporsinya ini yang semula diduga dapat mempengaruhi praktik perataan laba ternyata tidak ditemukan bukti empiris dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu yang mendukung hasil penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Siddharta 2005, dan Ariyanti 2009 yang telah membuktikan dari hasil penelitiannya bahwa proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap income smoothing practices. 81 BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Risiko Keuangan, Ukuran Perusahaan, Dan Nilai Perusahaan Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009–2012.

0 4 7

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 10

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, NILAI PERUSAHAAN, DAN RISIKO KEUANGAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 4 50

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005-2008.

0 0 26

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE OPERASI TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 84

(ABSTRAK) Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan, dan Komisaris Independen terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009.

0 0 3

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 15

ANALISIS PENGARUH SIZE PERUSAHAAN, HARGA SAHAM, KELOMPOK USAHA DAN RISIKO BISNIS TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 162

Analisis pengaruh ukuran perusahaan, kelompok usaha, profitabilitas, dan leverage ratio terhadap praktik perataan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Ind

0 0 93