Menurut Berg dan Butterfield 1976, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pertambahan berat badan adalah bangsa ternak,
umur ternak, jenis kelamin dan makanannya serta lingkungannya. Beberapa profil peternak yang diduga berpengaruh terhadap pendapatan
peternak yaitu:
1. Umur
Semakin muda usia peternak usia produktif 20-45 tahun umumnya rasa keingintahuan terhadap sesuatu semakin tinggi dan minat untuk mengadopsi
terhadap introduksi teknologi semakin tinggi Chamdi, 2003.
Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin turun pula prestasinya.
Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak akan
berpengaruh karena justru semakin berpengalaman Suratiyah, 2009.
Soekartawi 2002, menyatakan bahwa para petani yang berusia lanjut biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian
yang dapat mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidupnya. Petani bersikap apatis terhadap adanya teknologi terbaru.
Variabel umur tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak sapi potong, karena disebabkan karena kriteria umur peternak tidak mendorong
peternak dalam mengembangkan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. Faktor umur biasaya lebih diidentikkan dengan produktivitas
kerja dan jika seseorang masih tergolong usia produktif ada kecendrungan produktiitasnya juga tinggi Siregar, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2. Tingkat Pendidikan
Menurut Wiryono 1997, menyatakan bahwa model pendidikan yang digambarkan dalam pendidikan petani bukan pendidikan formal yang acap kali
mengasingkan pertanian dan realitas. Pendidikan petani yang dikembangkan adalah pendidikan yang memungkinkan tiap-tiap pribadi berkontak dengan orang
lain, pekerjaan dan dengan dirinya sendiri kebutuhan, perasaan, dorongan, saling memberi dan menerima, berbicara dan mendengarkan. Model pendidikan ini
mempunyai ideal yang mengarah pada suatu sasaran agar petani mempunyai mentalitas yang baik yang disertai dengan penguasaan manajemen dasar serta
memiliki keahlian dalam praktek bertani, yang akhirnya membawa petani untuk memperoleh produksi yang optimal. Produksi yang optimal tentu merupakan
suatu langkah penting untuk memenuhi kebutuhan. Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang
kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan keterampilanpendidikan yang dimiliki menyebabkan keterbatasan
kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja Ahmadi, 2003. Menurut Soekartawi et al. 1986, menyatakan bahwa tingkat pendidikan
peternak cenderung mempengaruhi cara berpikir dan tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi dan teknologi baru.
3. Pengalaman Beternak
Faktor penghambat berkembangnya peternakan pada suatu daerah tersebut dapat berasal dari faktor-faktor topografi, iklim, keadaan sosial, tersedianya
bahan-bahan makanan rerumputan atau penguat, disamping itu faktor pengalaman
Universitas Sumatera Utara
yang dimiliki peternak masyarakat sangat menentukan pula perkembangan peternakan di daerah tersebut Abidin dan Simanjuntak, 1997.
Umumnya pengalaman berternak diperoleh dari orangtuanya secara turun- temurun. Dengan pengalaman beternak yang cukup lama memberikan indikasi
bahwa pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap manajemen pemeliharaan ternak mempunyai kemampuan yang lebih baik. Namun dilapangan tidak
diperoleh pengaruh seperti yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan banyak peternak yang memiliki pengalaman yang memadai namun masih mengolah
usulan tersebut dengan kebiasaan-kebiasaan lama yang sama dengan sewaktu mereka mengawali usahanya sampai sekarang Siregar, 2009.
Menurut Fauzia dan Tampubolon 1991, bahwa pengalaman seseorang dalam berusahatani berpengaruh terhadap penerimaan inovasi dari luar. Dalam
melakukan penelitian, lamanya pengalaman diukur mulai sejak kapan peternak itu aktif secara mandiri megusahakan usahataninya tersebut sampai diadakan
penelitian.
4. Jumlah Tanggungan Keluarga