Sejarah Kelahiran Daerah Peninggalan Sejarah di Lingkungan Setempat

BAB 5 Peninggalan Sejarah di Lingkungan Setempat

91 sejarah kelahiran daerah kamu. Bagaimana cara kita mengetahuinya? Untuk mengetahuinya kamu harus mencari sumber yang dapat dipercaya. Sumber itu baik dari orang lain sumber lisan, tulisan, ataupun dari benda- benda bersejarah yang menunjukkan berdirinya daerahmu. Berikut ini merupakan salah satu contoh sejarah kelahiran suatu tempat, yakni sejarah berdirinya Kota Jakarta. Simaklah dengan seksama Lahirnya Kota Jakarta Pada abad ke-13 di Jawa Barat terdapat sebuah kerajaan Hindu. Kerajaan tersebut bernama Kerajaan Pakuan Pajajaran. Kerajaan itu biasa disebut Kerajaan Sunda. Pusat kerajaannya terletak di daerah Bogor. Kerajaan Paja- jaran mempunyai enam buah pelabuhan yakni Banten, Pontang, Cigede, Cimanuk, Tanara, dan Kelapa. Pelabuhan Kelapa terletak di tepi Teluk Jakarta dan sering pula disebut Sunda Kelapa. Pelabuhan Sunda Kelapa lama- kelamaan menjadi pelabuhan penting dan sangat strategis. Ketika Malaka kini wilayah Malaysia jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, Kerajaan Demak di Jawa Tengah tidak tinggal diam. Armada Kerajaan Demak menyerang orang-orang Portugis di Malaka. Usaha ini gagal karena persenjataan orang-orang Portugis lebih kuat. Karena takut ditaklukan oleh Kerajaan Demak, maka Kerajaan Pajajaran menjalin hubungan baik dan meminta bantuan orang-orang Portugis. Pada saat itulah pengaruh Islam sudah mulai berkembang di Banten dan Cirebon. Pada tahun 1522, penguasa Pajajaran mengijinkan orang Portugis membangun benteng di pelabuhan Sunda Kelapa. Untuk membendung pengaruh Portugis di Pajajaran, Sultan Trenggono dari Demak memerintahkan Panglima Fatahillah untuk menaklukkan bandar- bandar Pajajaran. Pada tahun 1526, pasukan Fatahillah berhasil menguasai Banten. Pasukan Fatahilah juga berhasil merebut pelabuhan Sunda Kelapa. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 22 Juni 1527. Sejak saat itu Sunda Kelapa diubah namanya menjadi Jayakarta atau Jakarta yang Sumber: mkt9-3c.blogspot.com Gambar 5.1: Jakarta tempo dulu 92

BAB 5 Peninggalan Sejarah di Lingkungan Setempat