Pola Konsumsi Pangan, Hubungannya Dengan Statys Gizi dan Prestasi Belajar Pada Pelajar SD di Daerah

POLA KONSUMSI PANGAN, HUBUNGANNYA DENGAN STATYS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR PADA PELAJAR SD DI DAERAH ENDEMIK GAKI DESA
KUTA DAME KECAMATAN KERAJAAN KABUPATEN DAIRI PROPINSI SUMATERA UTARA
EVAWANY ARITONANG EVINARIA
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK Tujuan penelitian adalah : 1) mengetahui frekuensi konsumsi bahan
makananpelajar SD,2) mengetaui jenis makanan yang dikonsumsi pelajar SD, 3). mengetahui jenis dan frekuensi konsumsi bahan makanan tinggi yodium dna makanan yang mengandung zat goitrogenik pada pelajar SD , 7). Mengetahui hubungan konsumsi pangan dengan status gizi dan prestasi belajar.
Lokasi penelitian adalah SD di desa Kuta Dame Kecamatan Kerajaan Kabupaten Dairi. Sampel adalah semua pelajar SD kelas VI di salah satu SD di Desa Kuta Dame Kecamatan Kerajaan Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara.
Dara Primer dikumpulkan dengan cara recall konsumsi 24 jam yang lalu dengan wawancara menggunakan kuesioner yang terdiri dari : konsumsi panganpelajar, karakteristik pelajar, anthoropometri (umur, tinggi babadan, berat badan).
Data sekunder terdiri dari rapor pelajar SD , keadaan umum desa Kuta Dame, dan Sekolah Dasar. Analisa data dilakukan secara deskriptif menggunakan komputer program SPSS –PC dengan uji korelasi Spearman.
Hail penelitian menunjukan bahwa pelajar sering (>1 – 3) kali/hari) mengkonsumsi nasi dan ubi kayu sebagai makanan pokok. Ikan asi merupakan konsumsi sumber protein hewani yang sering, sedangkan ikan laut segar sangat jarang dikonsumsi.
Konsumsi makanan yang mengandung goitrogenik sangant sering yaitu ubi kayu, daun singkong, kol dan asam. MAkanan dengan kandungan iodium tinggi jarang dikonsumsi.
Pelajar yang mempunyai status gizi sedang 17 orang (68%), status gizi baik 2 orang (8%) , dan pelajar status gizi buruk 6 orang (24%) . Prestasi beljar pelajar SD adalah kategori cukup dengan rata-rata nilaio 6,5 cawu I sampai cawu III. Pelajar SD kebanyakan mempunyai prestasi belajar cukup dengan rata- rata nilai 6,0 –6,5.
Analisa statistik antara konsumsi pangan dengan status gizi menunjukan adanya hubungan nyata (p- 7

6 24,0

Jumlah

25 100

Pada Tabel 10 terlihat bahwa persentase terbesar jumlah anggota keluarga adalah 5 orang yaitu 44%, Sedangkan persentase terkecil adalah jumlah anggota keluarga 4 orang sebanyak 12%. Dapat dikatakan bahwa umumnya responden berasal dari keluarga djumlah anggota keluarga relatif banyak.


Berat Badan Pengukuran berat badan menngunakan timbangan injak (bath room scale).
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa pelajar SD Desa Kuta Dame mempunyai berat badan 20 kg – 38 kg yang terlihat pada table 11.

Tabel 11. Distribusi Responden berdasarkan Berat Badan di Desa Kuta Dame

tahun 2002.

No Berat Badan (kg) N (orang)

%

Rata-rata Berat Badan (Kg)

1 20

2 8,0 24,9

2 21


4 16,0

3 22

2 8,0

4 23

4 16,0

5 24

7 28,0

6 25

1 4,0

7 26


1 4,0

8 30

3 4,0

9 38

1 12,0

Jumlah

25 100

Dari Tabel 11 terlihat bahwa reponden terbanyak mempunyai berat badan 25

kg (28%) dan rata-rata berat badan responden adalah 24,9 kg.

Tinggi Badan Pengukuran Tinggi badan menggunakan microtoise kapasitas 2 meter. Dari
hasil pengukuran diketahui bahwa tinggi badan responden 120 cm-141,5 cm yang terlihat pada Tabel 12.


© 2004 Digitized by USU digital library

10

Tabel 12. Distribusi Responden berdasarkan Tinggi Bdan di Desa Kuta Dame

tahun 2002

No Tinggi Badan (cm) N (orang) % Rata-rata Tinggi Badan (Cm)

1 120-125

9 36,0

127,9

2 >125-130

10 40,0


3 >130-135

4 16,0

4 >135-140

1 4,0

5 >140-145

1 4,0

Jumlah

25 100

Dari table 12 terlihat bahwa responden terbanyak mempunyai tinggi badan >125-130 cm (40%) dan persentase rekecil pada tinggi badan >140-145 cm yaitu 4,0%. Rata-rata tinggi badan respin adalah 127,9 cm.

Status Gizi Status gizi ditentukan dengan indicator berat badan dan tinggi badan berdasarkan umur. Pelajar SD Kuta Dame mempunyai sttus gizi baik, sedang dan buruk yang didistribusikan pada table 13.


Tabel 13. Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi di Desa Kuta Dame

tahun 2002

No Status Gizi

N

%

1 Baik 2 8,0

2 Sedang

17

68,0

3 Buruk 6 24,0


Jumlah

25

100

Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada pelajar SD Negeri Desa Kuta Dame dilihat dari nilai

rapor catur wulan (cawu) I, II, dan III tahun ajaran 2001/2002 dengan kisaran nilai

rata-rata 5,5-8,0 yang didistribusikan pada table 14.

Tabel 14. Distribusi responden berdasarkan nilai Rata-rata Rapor cawu I, II dan III

Cawu

Nilai Rapor


N

% Rata-rata

Cawu I

55,-6,0

1

4,0 6,4

> 6,0 - 6,5

14

56,0

> 6,5 – 7,0


7

28,0

> 7,0 - 7,5

2

8,0

> 7,5 – 8,0

1

4,0

Cawu II > 5,5 – 6,0

4


16,0

6,5

> 6,0 – 6,5

10

40,0

> 6,5 – 7,0

8

32,0

> 7,0 – 7,5

1


4,0

> 7,5 – 8,0

2

8,0

Cawu

5,5 – 6,0

2

8,0 6,7

III >6,0-6,5

8

32,0

>6,5-7,0

10

40,0

>7,0-7,5

2

8,0

>7,5-8,0

3

12,0

Dari table 14 terlihat bahwa pada cawu I responden terbanyak (56%) mempunyai nilai >6,0 – 6,5 – 7,0. Pada cawu II pelajar dengan nilai rendah (5,56,0) bertambah jumlahnya disbanding pada cawu I pelajar yaitu menjadi 4 orang

© 2004 Digitized by USU digital library

11

(16%). Rata-rata nilai pelajar SD pada cawu I adalah 6,4, cawu II 6,5 dan cawu III 6,7. Rata-rata nilai pelajar secara keseluruhan cawu I sampai cawu III adalah 6,5.

Pernah Tidaknya Tinggal Kelas.

Tabel 15. Distribusi Responden berdasarkan Pernah Tidaknya Tinggal Kelas

N%

Pernah Tinggal Kelas

4

16,0

Tidak Pernah Tinggal Kelas

21

84,0

Jumlah

25 100

Pola Konsumsi Pangan Berdasarkan hasil pengumpulan dari 25 orang responden yang diwawancarai
dengan menggunakan daftar pola susunan makanan, maka diperoleh gambaran pola konsumsi pangan berdasarkan jenis dan frekwensi makanan sebagai berikut :

Frekwensi dan Jenis Konsumsi Bahan Makanan Pokok

Tabel 16. Distribusi frekwensi Makanan Responden berdasarkan Jenis Bahan Makanan sumber Karbohidrat di Desa Kuta Dame tahun 2002.

Jenis Makanan
Nasi Ubi Kayu Jagung Roti Mie

1-3x / hari N% 25 100 25 100 ----

Frekwensi

1-3 x/ minggu 4-5 x/minggu

N% N%

---

-

---

-

---

-

---

-

---

-

1-3 x/ bulan N%
--7 28,0 5 20,0 3 12,0

Dari Tabel 6 terlihat bahwa setiap hari semua responden mengkonsumi nasi dan ubi sebagai makanan pokok, 7 orang responden mengkonsumsi jagung, 5 orang responden mengkonsumsi roti dan 3 orang responden mengkonsumsi mie dengan frekwensi masing – masing 1-3 kai per bulan.

Frekwensi dan Jenis Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Hewani

Tabel 17. Distribusi Frekwensi MAkanan Responden berdasarkan Jenis Bahan Makan sumber Protein Hewani di Desa Dame Tahun 2002

Jenis Makanan
Ikan Laut Segar Ikan Tawar Segar Ikan Asin Kering Daging Telur Ayam Susu

1-3 x/ hari
N%
--25 100 -----

Frekwensi

1-3 x /minggu

4-5 x / minggu

N% N %

1 4,0 -------

-

-

1 – 3 x/ bulan
N%
24 96,0 24 96,0 --1 4,0 ---

© 2004 Digitized by USU digital library

12

Dari Tabel 17 terlihat bahwa responden setiap hari konsumsi ikan asin kering. Konsumsi ikan lau segar dan ikan tawar segar sangat jarang yaitu 24 orang mengkonsumsi ikan laut segar dan ikan tawar segar 1-3 kali perbulan . 1 orang responden mengkonsumsi telur 1-3 kali perbulan. Konsumsi daging, susu, dan ayam tidak pernah selama bulan terakhir dan cendrung sangat jarang dikonsumsi. Daging ataupun ayam hanya akan dikonsumsi jika ada pesta di desa tersebut.

Frekwensi dan Jenis konsumsi Bahan MAkanan Sumber protein Nabaati

Tabel 18. Distribusi MAkanan Responden berdasarkan Jenis Bahan Makanan sumber Protei Nabati di Desa Kuta Dame Tahun 2002.

Jenis Makanan
Tahu Tempe Kacang-kacangan

1-3x/hari N% ----

Frekwensi

1-3x/minggu

4-5 x/minggu

N%N%

----

----

----

1-3 x/bulan N% 24 96,0 24 96,0 1 4,0

Dari Tabel 18 terlihat bahwa responden sangat jarang mengkonsumsi makanan sumber protein nabati.

Frekwensi dan Jenis Konsumsi Bahan Makanan Sayuran dan Buah

Tabel 19. Distribusi MAkanan responden dan berdasarkan Jenis Makanan Sayuran dan Buah di Desa Kuta Dame Tahun 2002

Jenis Makanan
Daun Singkong Kol Bayam Sawi Putih Selada Air Daun Pepaya Jipang Pisang Pepaya

1-3x/hari N% - 4,0 ---------

Frekwensi

1-3x/minggu 4-5 x/minggu

N%N%

- - 24 96,0

2 8,0 -

-

----

1 4,0 -

-

----

----

- 96,0 -

-

----

----

1-3 x/bulan N% -24 96,0 -24 96,0 3 12,0 --5 20,0 4 16,0

Dari tabel 19 terlihat daun ubi (daun singkong) merupakan sayuran yang paling sering dikonsumsi oleh responden diikuti dengan sayuran jipang dan kol. Sayuran sawi putih dan ada air dikonsumsi jarang yaitu 1- - 3 kali per bulan. Buah pisang dan buah pepaya tergolong ada kelompok yang jarang dikonsumsi.

© 2004 Digitized by USU digital library

13

Frekwensi dan Jenis Konsumsi Bahan MAkanan Sumber Iodium

Tabel 20 . Distribusi Frekwensi MAkanan responden berdasarkan Jenis

Bahan Makanan Tinggi Kandungan Iodium di Desa Kuta Dame 2002

Frekwensi

Jenis Makanan

1-3x/hari

1-3x/minggu 4-5 x/minggu 1-3 x/bulan

N % N % N % N%

Ikan Laut Segar

-

-

-

-

-

- 24 96,0

Ikan Asin Kering 25

100

-

-

-

- --

Dari tabel 20 terlihat hampir semua responden (96%) tidak mengkonsumsi ikan laut segar setiap hari, melainkan 1-3 kali dalam sebulan. Sebaliknya ikan asin kering dikonsumsi oleh seluruh responden setiap hari.

Frekwensi dan Jenis Konsumsi BAhan Makanan Bersifat Goitrogenik

Tabel 21. Distribusi Frekwensi Makanan Responden berdasarkan Jenis Bahan Makanan Bersifat Goitrogenik di Desa Kuta Dame Tahun 2002

Jenis Makanan
Ubi Kayu Daun Singkong Kol Sawi Putih Kacang Kedele Selada air Jengkol Asam

1-3x/hari N% 25 100 1 4,0 -------

Frekwensi

1-3x/minggu 4-5 x/minggu

N%N%

----

- - 24 96,0

2 8,0 -

-

1 4,0 -

-

----

----

10 40,0

-

-

- - 17 68,0

1-3 x/bulan N% --24 96,0 24 96,0 -3 12,0 3 12,0 5 20,0

Dari Tabel 21 diketahui bahwa responden mengkonsumsi ubi kayu (singkong) setiap hari dan daun singkong sering dikonsumsi 4-5 kali per minggu oleh 24 responden (96%) . Konsumsi kacang kedele melalui hasil olahan yaitu tahu dan tempe adalah 1-3 kali perbulan oleh 24 responden (96%).

PEMBAHASAN
Pola Makan Berdasarkan Susunan Makanan Dari hasil wawancara dengan menggunakan alat bantu daftar susunan
makanan ternyata seluruh pelajar mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok utama 3 kali sehari dan ubi kayu 3 kalii sehari. Konsumsi ubi kayu ini merupakan kebiasaan pada pelajar yang dilakukan sebelum makan nasi atau sebagai makanan selingan pada siang atau sore hari.
Jagung, loti, dan mie dikelompokkan pada frekuensi konsumsi yang jarang walaupun jagung merupakan salah satu hasil pertanian masyarakat, tetapi jagung ini

© 2004 Digitized by USU digital library

14

dijual pada saat jagung sudah tua dan bukan untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan pokok sewaktu masih muda, Roti dan mie dikonsumsi pada waktu-waktu tertentu saja yaitu pada saat hari pekan (pasar) yang diadakan sekali seminggu ataupun pada saat diadakannya pesta di desa tersebut. Konsumsi loti dalam bentuk roti kering (biskuit atau crackers) dan berbagai jenis kue-kue basah.Konsumsi mie yaitu mie instant yang direbus atau digoreng.
Konsumsi bahan makanan sumber protein hewani masih belum bervariasi baik dari segi jenis dan frekuensinya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa sumber protein hewani yang dikonsumsi setiap hari adalah ikan asin yang diperoleh dengan cara membeli 1 kali dalam seminggu di pasar dalam jumlah yang diperkirakan cukup untuk kebutuhan anggota keluarga selama satu minggu. Hal ini disebabkan karena jarak antara desa dengan pasar lebih kurang 10 km sehingga jika membeli setiap hari akan mengganggu waktu bekerja di ladang.
Ikan laut segar yang diharapkan sebagai sumber iodium rata-rata dikonsumsi pelajar 1-3 kali dalam sebulan, disebabkan ikan laut segar ini hanya dijumpai pada hari pekan saja yaitu hari Sabtu. Ikan laut segar didatangkan dari Belawan dan Tanjung Balai sehingga harganya relatif lebih mahal daripada ikan asin. Selain masalah tersebut ikan laut segar ini tidak tahan disimpan lebih dari satu hari saja hanya dibeli secukupnya untuk kebutuhan satu hari saja.
Konsumsi ikan air tawar segar seperti ikan mas dan lele frekuensinya juga jarang yaitu 1-3 kali dalam sebulan. Ikan mas dan ikan lele banyak dipelihara di daerah sekitar desa Kuta Dame, tetapi hasilnya lebih sering dijual daripada dikonsumsi.
Telur, daging, dan ayam dikategorikan kepada frekuensi konsumsi yang sangat jarang. 3 bulan terakhir pada saat penelitian telur, daging, dan ayam ini tidak pernah dikonsumsi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa konsumsi daging ataupun ayam hanya pada saat diadakanny acara keluarga ataupun pesta di desa tersebut.
Bahan makanan sumber protein nabati seperti tempe dan tahu dikonsumsi dengan frekuensi 1-3 kali per bulan, karena harus diperoleh di pasar yang jaraknya 10 km dari desa.Disamping itu tempe dan tahu ini belum diminati disukai oleh masyarakat karena mayoritas pelajar tidak biasa menggunakan bahan makanan ini dalam menu makanan keluarga.
Sayuran yang paling sering dikonsumsi adalah daun singkong dimana hampir semua pelajar (96%) mengkonsumsinya 4-5 kali dalam seminggu. Sayuran ini dimasak satu kali yaitu ada pagi hari sebelum ibunya bekerja di ladang dan disediakan untuk konsumsi siang dan malam hari dengan masakan daun ubi tumbuk atau gulai daun ubi. Seringnya pelajar mengkonsumsi sayuran ini disebabkan ketersediaanya yang banyak, mudah didapatkan, dan tidak dibeli. Rata-rata keluarga di desa tersebut menanam singkong di halaman rumah ataupun di ladangnya"
Sayuran labu jipang, kol, bayam, sawi puti, dan selada air dikonsumsi 1-3 kali seminggu ataupun 1-3 kali sebulan pada waktu hari pekan ataupun panen sayuran tertentu seperti jipang dan kol. Hal ini disebabkan sebagian orangtua pelajar adalah petani.
Konsumsi buah dilakukan 1-3 kali dalam sebulan. Jenis buah yang dikonsumsi adalah pepaya dan pisang yang diperoleh dari hasil kebun sendiri ataupun dibeli pada hari pekan.
Dari berbagai jenis bahan makanan yang dikonsumsi oleh pelajar berdasarkan bahan makanan tinggi kandungan iodium dan bahan makanan mengandung zat goitrogenik, diketahui bahwa konsumsi ikan laut segar sangat jarang sehingga intake iodium dari makanan laut sangat rendah. Keadaan ini juga diperberat dengan kondisi geografi dan topografi daerah yang berada di dataran tinggi dimana secara alami kandungan iodium pada lingkungan baik lingkungan air maupun lingkungan tanah sangat rendah.

© 2004 Digitized by USU digital library

15

Hal ini juga dipengaruhi dengan seringnya masyarakat mengkonsumsi makanan yang diduga mengandung zat goitrogenik seperti singkong, daun singkong, dan kol. Dari beberapa hasil penelitian pada kelinci percobaan diketahui bahwa famili kubis (kol) dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok setelah diberi pada kelinci selama 60 hari.
Konsumsi jengkol dan asam juga relatif sering melalui jenis masakan khas daerah yaitu arsik yang benyak menggunakan asam sedangkan jengkol dan asam juga diketahui kandung goitrogenik.
Zat goitrogenik dalam proses pembentukan hormon tiroid menghambat pengambilan ioudium oleh kelenjar tiroid atau menghalangi pembentukan ikatan organik antara iodium dan irosin untuk menjadi hormon tiroid.
Desa Kuta Dame pada survey nasional GAKI tahun 1998 mempunyai TGR 36,0%,Apabila keadaan ini tidak cepat ditanggulangi dapat merupakan masalah yang berat. Sesuai dengan hasil seminar GAKI di New Delhi tahun 1967 mengatakan bahwa bila ada 30% diantara penduduk yang menderita GAKI maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah permasalahan yang lebih berat.
Status Gizi Penentuan status gizi berdasarkan NCHS dengan indikator berat badan
menurut umur diketahui bahwa pelajar yang mempunyai status gizi baik hanya 2 orang (8%), status gizi sedang 17 orang (68%),dan status gizi buruk 6 orang (24%), 17 orang pelajar yang mempunyai status gizi sedang berada pada batas rawan untuk menjadi status gizi buruk karena rata-rata berat badannya berada pada garis batas status gizi sedang dan status gizi buruk. Hal ini menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan pada pelajar tersebut kurang baik dalam arti jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi kurang. Rata-rata tinggi badan pelajar juga termasuk kategori pendek yaitu 127,9 cm. Sumber protein sebagai zat pembangun tubuh lebih banyak diperoleh dari ikan asin kering dan tidak pemah mengkonsumsi susu. Telur, daging, dan ikan laut frekuensinya sangat jarang.
Bila melihat salah satu dampak GAKI adalah menghambat pertumbuhan maka dari survey konsurnsi pangan yang menemukan dikonsumsinya ubi kayu yang mengandung goitrogenik setiap hari maka pertumbuhan pelajar tersebut kemungkinan terhambat dengan banyaknya yang mempunyai status gizi sedang dan buruk.
Berdasarkan uji statistik antara konsumsi pangan dengan status gizi menunjukkan hubungan yang nyata (p