14. Nama arus data : Data RS
Alias : RS
Aliran data : proses3-File PGB
Struktur data : kode_RS, nama_barang, jumlah,
tgl_RS, satuan, kondisi_barang
4.2.4 Perancangan Basis Data
Perancangan basisdata kurang lebih dapat diartikan yaitu menciptakan atau merancang kumpulan data yang terhubung dan disimpan secara
bersama-sama. Basisdata itu sendiri dapat diartikan dalam jumlah sudut pandang. Seperti dibawah ini:
1. Himpunan kelompok data yang saling berhubungan satu sama lain. 2. Kumpulan data yang disimpan secara bersama untuk memenuhi berbagai
kebutuhan. Tujuan perancangan basis data adalah untuk memberikan gambaran
perancangan basis data dari sistem yang berjalan dengan cara melakukan normalisasi pada tabel yang akan dirancang. Perancangan basis data ini
meliputi normalisasi, Relasi Tabel, ERD, struktur file dan kodifikasi.
4.2.4.1 Normalisasi
Normalisasi merupakan cara pendekatan untuk mendesain logic basis data relational yang secara tidak langsung berkaitan
dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal.
1. Bentuk unnormal
Pada tahap ini, semua data yang ada direkam tanpa format tertentu. Data bisa jadi mengalami duplikasi.
{No_SJS, jumlah, kode_supplier, nama_supplier, alamat_supplier, no_paket, kode_PL, nama_PL, kode_barang, nama_barang,
volume, satuan, nama_barang, stok_barang, satuan, jumlah, no_paket volume, kode_penerimaan, berat_bersih, berat_kotor,
tgl_penerimaan, No_SJS, jumlah, kode_supplier, nama_supplier, alamat_supplier, volume, nama_barang, stok_barang, satuan,
jumlah, no_paket, volume, kode_penerimaan, berat_bersih, berat_kotor,
tgl_penerimaan, kode_barang,
nama_barang, stok_barang, satuan, jumlah, tgl_pengeluaran, kode_barang,
nama_barang, stok_barang, satuan, jumlah, tgl_pengeluaran, kode_barang,
nama_barang, stok_barang,
satuan, jumlah,
tgl_pengeluaran, kode_barang,
jumlah, satuan,
tgl_pengeluaran, No_SJ_pengeluaran, kode_barang, nama_barang, stok_barang,
satuan, jumlah,
tgl_pengeluaran, kode_RS,
nama_barang, jumlah, tgl_RS, satuan, kondisi_barang, kode_RS, nama_barang, jumlah, tgl_RS, satuan, kondisi_barang, kode_RS,
nama_barang, jumlah,
tgl_RS, satuan,
kondisi_barang, kode_barang,
nama_barang, stok_barang,satuan,
jumlah, tgl_pengeluaran, kode_RS, nama_barang, jumlah, tgl_RS, satuan,
kondisi_barang}.
2. Bentuk Normal Pertama
Suatu relasi dikatakan mempunyai bentuk normal pertama bila semua domain adalah sederhana. Artinya setiap atribut
mempunyai domain tunggal.
No_SJS, jumlah, kode_supplier, nama_supplier, alamat_supplier, no_paket, kode_PL, nama_PL, kode_barang, nama_barang,
volume, satuan, nama_barang, stok_barang, satuan, jumlah, no_paket volume, kode_penerimaan, berat_bersih, berat_kotor,
tgl_penerimaan, No_SJS, jumlah, kode_supplier, nama_supplier, alamat_supplier, volume, nama_barang, stok_barang, satuan,
jumlah, no_paket, volume, kode_penerimaan, berat_bersih, berat_kotor,
tgl_penerimaan, kode_barang,
nama_barang, stok_barang, satuan, jumlah, tgl_pengeluaran, kode_barang,
nama_barang, stok_barang, satuan, jumlah, tgl_pengeluaran, kode_barang,
nama_barang, stok_barang,
satuan, jumlah,
tgl_pengeluaran, kode_barang,
jumlah, satuan,
tgl_pengeluaran, No_SJ_pengeluaran, kode_barang, nama_barang, stok_barang,
satuan, jumlah,
tgl_pengeluaran, kode_RS,
nama_barang, jumlah, tgl_RS, satuan, kondisi_barang, kode_RS, nama_barang, jumlah, tgl_RS, satuan, kondisi_barang, kode_RS,
nama_barang, jumlah,
tgl_RS, satuan,
kondisi_barang,
kode_barang, nama_barang,
stok_barang, satuan,
jumlah, tgl_pengeluaran, kode_RS, nama_barang, jumlah, tgl_RS, satuan,
kondisi_barang
{No_SJS, jumlah, kode_supplier, nama_supplier, alamat_supplier, no_paket, kode_PL, nama_PL, kode_barang, nama_barang,
volume, satuan, stok_barang, kode_penerimaan, berat_bersih, berat_kotor, tgl_penerimaan, tgl_pengeluaran, No_SJ_pengeluaran,
kondisi_barang, kode_RS, jumlah, tgl_RS}
3. Bentuk Normal kedua
Menentukan kunci dari normalisasi pertama yang digunakan sebagai primary key pada tabel, sebagai berikut :
T_Supplier = {Kode_supplier, nama_supplier, alamat} T_PL = {kode_PL, nama_PL}
T_Penerimaan = {kode_penerimaan, tgl_penerimaan, no_SJS} T_Pengeluaran = {kode_pengeluaran, tgl_pengeluaran, jumlah,
No_SJ_pengeluaran} T_RS = {kode_RS, tgl_RS,}
T_Barang = {kode_barang, nama_barang, stok_barang, satuan, volume, berat_bersih, berat_kotor}
4. Normalisasi tahap ketiga
Bentuk tahap ketiga terpenuhi jika pada sebuah tabel, semua atribut yang tidak termasuk pada primary key memiliki
ketergantungan fungsional primary key secara utuh, adapun perbedaan dari normalisasi kedua dan ketiga adalah pada
normalisasi kedua tidak terdapat field – field yang dijadikan kunci
tamu dan kunci primer tiap - tiap tabel sedangkan pada normalisasi ketiga sudah ditentukan field - field mana saja yang dijadikan kunci
tamu dan kunci primer pada tiap tabel sebagai relasipenghubung tabel satu ke tabel yang lain. Seperti terlihat dibawah ini :
T_Supplier = {kode_supplier, nama_supplier, alamat_supplier}
T_Penerimaan = {kode_penerimaan, tgl_penerimaan, kode_supplier, no_SJS}
T_Detail_Penerimaan ={kode_penerimaan, kode_PL, jumlah} T_PL = {kode_PL, nama_PL}
T_Detail_PL = {kode_PL, kode_barang, jumlah} T_Barang = {kode_barang, nama_barang, stok_barang,
satuan, volume, berat_bersih, berat_kotor} T_Pengeluaran = {kode_pengeluaran, tgl_pengeluaran,
No_SJ_Pengeluaran} T_Detail_Pengeluaran = {kode_pengeluaran, kode_barang,
jumlah}
T_RS = {kode_RS, tgl_RS, kode_pengeluaran} T_Detail_RS = {kode_RS, kode_barang, Jumlah}
Keterangan :
= simbol kunci primer = simbol kunci tamu
4.2.4.2 Relasi Tabel