b. Perpanjangan waktu penelitian
Perpanjangan waktu penelitian dilakukan peneliti untuk meningkatkan kredibilitas data karena data yang didapat sebelumnya dianggap masih
kurang, sehingga peneliti perlu melakukan observasi di salah satu warung internet kembali dan wawancara lagi terhadap informan
sebelumnya dan perpanjangan waktu yang dibutuhkan peneliti kurang lebih dua bulan.
2. Keteralihan transferability
Konsep ini menggantikan validitas eksternal dimana dalam konteks ini, penulis berperan untuk membantu pembaca memindahkan pengetahuan
khusus yang diperoleh dari temuan-temuan sebuah riset pada latarsituasi lain. Proses transferability yang dilakukan peneliti meliputi :
1. Penyusunan
proposal, tapatnya
ketika penulis
menguraikan karakteristik situasi yang menjadi pusat perhatian, gambaran lokasi,
serta menunjukkan bagaimana sampel akan dipilih. 2.
Melakukan riset untuk mengungkap masalah yang diteliti. 3.
Melakukan pengkajian hasil riset untuk menemukan jawaban dari masalah penelitian dan menentukan kesimpulan hasil penelitian.
3. Tingkat ketergantungan dependability Kredibilitas dan tingkat ketergantungan berhubungan erat. Kriteria tingkat
ketergantungan menggantikan gagasan tentang reliabilitas. Agar temuan riset dapat dikaitkan dengan yang lain, maka temuan tersebut harus konsisten
dan akurat. Konteks riset juga harus diuraikan secara detail. Salah satu cara
untuk memenuhi kriteria dependability adalah dengan menunjukkan audit keseluruhan proses aktifitas penelitian. Tahapan yang dilakukan peneliti
dalam proses audit yaitu : 1.
Tahap awal
mengadakan pertemuan
antara auditor
dosen pembimbing dengan auditi peneliti untuk menemukan kesepakatan
apakah penelitian diteruskan,diteruskan dengan perubahan atau dihentikan. Berdasarkan hasil kesepakatan setelah melakukan
pertemuan antara auditor dan auditi penelitian ini diteruskan dan proses auditing diadakan selama proses studi.
2. Tahap selanjutnya setelah ditemukan kesepakatan bahwa penelitian
diteruskan peneliti bertugas menyediakan data yang diperlukan dalam penelitian yang kemudian dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk
tulisan agar pembaca mudah memehami. Auditor bertugas mempelajari hasil bahasan peneliti dan meminta penjelasan seperlunya
dari peneliti. 3.
Menguji keabsahan data menggunakan metode yang sesuai dengan jenis penelitian.
4. Dapat di konfirmasikan confirmability Confirmability merupakan teknik keabsahan data untuk membuktikan
apakah hasil penelitian dapat diuji kepastianya. Teknik confirmability sekilas mirip dengan teknik dependability karena ini merupakan tahap ahir dari
proses auditing. Tahap ini mengaudit kepastian hasil penelitian apakah hasil tersebut benar-benar berasal dari data. Untuk mengkonfirmasi hasil
penelitian diperlukan auditor dengan menelusuri dari mana data tersebut berasal melalui catatan hasil wawancara, dokumentasi, dan fakta yang ada.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada pembahasan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
a. Penyebaran pornografi di kota Bandar Lampung di kalangan remaja
melalui media online, berawal dari beberapa remaja yang sengaja mendwoanload video porno dari warung internet atau handphone.
Kemudian menyebar dikalangan remaja dengan cara bertukar video antar teman saat mereka berkumpul.
b. Belum ada upaya dari pemerintah Kota Bandar Lampung untuk
menanggulangi penyebaran pornografi di kalangan remaja terutama penyebaran melalui media online. Karena hingga saat ini belum ada
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah kota Bandar Lampung untuk menagatasi masalah penyebaran pornografi.
c. Belum adanya kebijakan membuat penanggulangan pornografi nenemui
beberapa kendala yang menjadi faktor penghambat bagi pemerintah kota Bandar Lampung untuk menanggulangi penyebaran pornografi, yang
terdiri dari :
1 Faktor Internal
a. Belum ada peraturan daerah sebagai dasar tindakan
pencegahan dan acuan untuk mencegah penyebaran pornografi.
b. Belum terjalin kordinasi antar dinas-dinas yang
bertanggungjawab menaggulangi penyebaran pornografi. c.
Belum ada program penyuluhan mengenai bahaya pornografi dari pemerintah kepada masyarakat karena belum
ada kebijakan dan dana untuk membiayai program tersebut. d.
Sulitnya mengontrol penyebaran pornografi melalui media online melalui barang elektronik milik pribadi yang dapat
langsung terkoneksi dengan internet seperti handpone dan laptop atau komputer.
2 Faktor eksternal
a. Banyak warung internet di kota Bandar Lampung yang
menempel menghimbauan bagi para penggunanya untuk tidak mengakses situs porno karena berbagai alasan
diantaranya takut kehilangan pelanggan warung internet. b.
Pergaulan antar remaja yang mulai terbiasa dengan hal yang berbau porno dan mulai menganggap tayangan porno wajar
ditonton. Sekarang ini bagi para remaja melihat video porno adalah hal biasa dan mereka juga tidak merasa malu untuk
saling berbagi video porno antar teman melalui handphone atau laptop bahkan download langsung dari berbagai situs di
internet.
c. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak
mereka mengenai pengaruh penyebaran pornografi untuk anak mereka, hal ini terjadi karena sosialisasi pada orang tua
mengenai bahaya pornografi bagi remaja belum dilakukan oleh pemerintah.
B. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
a. Untuk mengatasi maslah penyebaran pornografi di kalangan remaja
melalui media online pemerintah harus segera menyusun pembentukan tim anti pornografi dan mengkordinasikan dinas-dinas terkait yang
bertanggung jawab dalam menanggulangi penyebaran pornografi. Setidaknya pemerintah harus membuat program khusus untuk
mensosialisasikan bahaya pornografi setiap tahunnya, terutama dalam program yang oleh BKKB dan Pemberdayaan Perempuan sebagi pihak
yang turut bertanggung jawab dalam memberdayakan perempuan dan anak. Karena dalam pornografi perempuan dan anak termasuk sering
dijadikan objeknya dan untuk anak termasuk remaja dengan adanya sosialisasi dapat dijadikan pegangan bahwa pornografi berbahaya bagi
perkembangan pisikologis mereka. b.
Untuk meminimalisir
hambatan penanggulangan
penyebaran pornografi pemerintah harus sigap merespon masalah pornografi
tersebut dengan melakukan berbagai terobosan antara lain : 1
Memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada para orang tua mengenai yang memiliki anak usia sekolah khususnya, untuk
tidak memanjakan anak mereka dengan memberikan berbagai fasilitas elektronik yang dirasa belum sesuai mereka gunakan.
Dan jika meraka menganggap memberikan handphone penting untuk anak mereka, para orang tua diharapkan mampu
mengawasi perkembangan anak-anak mereka. 2
Pemerintah harus lebih sering melakukan investigasi mendadak keberbagai warung internet di kota Bandar Lampung untuk
menekan penyebaran pornografi melaui warnet dan memberikan peringatan keras atau sangsi bagi pengusaha warung internet
yang tidak mem-blacklist situs-situs porno di warung internet mereka.