alat pengepres B memiliki dua buah silinder bergerigi pada permukaanya. Untuk lebih jelasnyaalat pengepres tipe A dan Bdapat dilihat pada Gambar 6 dan
perbedaanpermukaan alat pengepres tipeA dan B dapat dilihat pada Gambar 7. Tabel 1. Satuan percobaan pada alat pengepres tipe A
Perlakuan Ulangan
1 2
3 1x pengepresan
A1U1 A1U2
A1U3 3x pengepresan
A2U1 A2U2
A2U3 5x pengepresan
A3U1 A3U2
A3U3 Tabel 2. Satuan percobaan pada alat pengepres tipe B
Perlakuan Ulangan
1 2
3 1x pengepresan
B1U1 B1U2
B1U3 3x pengepresan
B2U1 B2U2
B2U3 5x pengepresan
B3U1 B3U2
B3U3
A B
Gambar 2. Alat pengepres tipe A dan B
A B
Gambar 3. Permukaan alat pengepres tipe A dan B 3.3.3
Pengeringan Pada penelitian ini proses pengeringan memanfaatkan energi suryadengan
menggunakan alat pengering tipe ERK.Ruang pengering terbuat dari besi siku, berbentuk balok dengan ukuran dimensi 170 cm x 70 cm x 120 cm. Pada bagian
dindingnya dilapisi dengan plastik Polyethylen film yang tembus cahaya dengan ketebalan ± 2 mm. Penggunaan alat ERK diharapkan dapat mempercepat proses
pengeringn sehingga efisiensi pengolahan sheet dapat menguntungkan bagi petani karet.Alat pengering yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 4. Alat pengering tipe efek rumah kaca ERK
3.4 Parameter Pengukuran
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah:
3.4.1 Suhu Suhu diamati pada ruang pengering,dan suhu lingkungan sebelum pengeringan
dan saat pengeringan.Pengukuran suhu dilakukan 1 jam sekalidengan menggunakan termometer dimulai dari pukul 08.00-17.00 WIB.
3.4.2 Kelembaban RH
Pengukuran kelembaban udara pada ruang pengering dilakukan sebelum
pengeringan agar dapat mengetahui perbedaan kelembaban udara sebelum dimasukkan bahan pada ruang pengeringan. Pengukuran RH dilakukan selama 1
jam sekali dengan menggunakan RH meter, Pengukuran RH dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kandungan air pada udara yang ada dalam ruang
pengering. RH dapat mempengaruhi laju pengeringan.Udara yang memiliki tingkat kelembaban tinggi akan megahambat proses pengeringan.
3.4.3 Iradiasi matahari
Pengukuran iradiasi matahari diukur agar dapat mengetahui seberapa besar tingkat
radiasi cahaya matahari yang masuk ke ruang pengering. Pengukuran iradiasi matahari dengan menggunakan lux meter selama 1 jam sekali selama
pengeringan. 3.4.4
Bobot Pengukuran bobot pada penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu:
a Penimbangan bobot sheet sebelum pengepresan, penimbangan bertujuan
untuk mengetahui bobot awal sheet sebelum dilakukannya pengepresan. Hasil bobot penimbangan dalam satuan kg menggunakan timbangan analog.
Hasil dari penimbangan awal akan di bandingkan dengan bobot setelah pengepresan dan bobot bahan setelah proses pengeringan.
b Penimbangan bobot sheet setelah pengepresan, penimbangan bertujuan untuk
mengetahui bobot bahan setelah dilakukannya pengepresan. Satuan bobot penimbangan dalam kg penimbangan dengan timbangan analog. Hasil dari
penimbangan akan di bandingkan dengan bobot awal, pada saat pengeringan setiap jamnya, dan bobot ahir dari proses pengeringan.
c Penimbangan bobot sheet saat pengeringan, bertujuan untuk mengetahui
penurunan bobot sheet setiap jamnya. d
Penimbangan bobot sheet setelah pengeringan, bertujuan untuk mengetahui bobot ahir sheet yang telah dikeringkan.
3.4.5 Kadar airsheetkaret
Beberapa tahapan pengukuran kadar air selama penelitian adalah: a
Pengukuran kadar air sheet sebelum proses pengepresan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kandungan air yang terdapat dalam bahan dalam
satuan . Hasil pengukuran kadar air akan digunakan sebagai pembanding dengan kadar air bahan setelah pengepresan dan setelah proses pengeringan.
b Pengukuran kadar air setelah pengepresan bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar penurunan kadar air dalam bahan setelah dilakukannya pengepresan.
c Pengukuran kadar air setelah proses pengeringan dilakukan dengan cara
mengambil sampel pada bagian atas, bawah, dan tengan kemudian sampel ditimbang dan selanjutnya dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105°C
dengan diamati setiap jamnya hingga tidak ada penurunan bobot bahan.
3.5 Pengukuran parameter pengeringan
Pengukuran parameter pengeringan meliputi pengukuran, kadar air laju pengeringan dan lama waktu pengeringan.
3.5.1 Penurunan kadar air a
Kadar air basis basah bb Kadar air basis basah adalah banyak massa air dalam bahan dibandingkan dengan
massa bahan dinyatakan dalam . Kadar air basis basah dapat dihitung dengan menggunakan rumus 2.
.................... ……………………………………2
Ket : Mbb
: Kadar air basis basah Wo
: Berat bahan awal Kg Wbk
: Berat bahan akhir Kg b
Kadar air basis kering bk Kadar air basis kering dilakukan untuk mengetahui berapa banyak massa air yang
dikeluarkandibandingkan dengan massa bahan kering.Hal ini untuk mengetahui kadar kering karet KKK setelah proses pengeringan dalam persen dengan
menggunakan rumus 3.
...........................................................................3 Ket :
Mbk : Kadar air basis kering
Wo : Berat bahan kering awal setelah pengeringan Kg
Wbk : Berat bahan kering akhir setelah dioven Kg
3.5.2 Laju pengeringan Laju pengeringan diukur untuk mengetahui seberapa besar massa air menguap
selama waktu t tertentu. Laju pengeringan dihitung dengan persamaan berikut.
.......................................................................4 Ket :
Mo = Kadar air awal
Mt = Kadar air ahir
t
t
= Lama waktu pada t tertentu to
= Waktu awal pengeringan