Data Pribadi: Gejala psikologis Gejala fisiologis Gejala perilaku

48 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi:

Nama : Mohamad. Eki Nur Fauzy NIM : 21206132 Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 18 November 1988 Jenis Kelamin : Laki-Laki Agama : Islam Alamat : Jl. Muararajeun Lama No.28 RT.0208 Bandung 40122

2. Data Pendidikan:

1994-2000 : Sekolah Dasar SD Negeri Muararajeun II Bandung 2000-2003 : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP Negeri 48 Bandung 2003-2006 : Sekolah Menengah Atas SMA PGII II Bandung 2006-Sampai sekarang : Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia Jurusan Manajemen Program Strata-1 S1 i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, karena hanya dengan restu dan anugerah-Nya lah maka Skripsi yang merupakan salah satu syarat Program Strata I Jurusan Manajemen ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan kita ummatnya sampai akhir zaman. Skripsi ini berjudul ” ANALISIS STRES KERJA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. NOBEL INDUSTRIES BANDUNG ”. Kesempuranaan adalah suatu hal yang selalu ingin dicapai oleh seluruh umat manusia tidak akan terlepas dari sifat hilap dan lalai. Penulis sadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, pendapat dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Begitu banyak bimbingan, bantuan maupun dorongan yang penulis peroleh selama penyusunan skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : ii Kebesaran Mu Ya Allah dengan segala hidayahnya, penulis dapat lalui detik-detik yang begitu bernilai dalam hidup ini. Kedua Orang Tua yang amat menyayangiku, yang selalu memberikan do’a, semangat serta dorongan moril maupun materil sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini. 1. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia. 2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati. Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, sekaligus sebagai Dosen Wali. 3. Ibu Linna Ismawati,SE.M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. 4. Ibu Lita Wulantika,SE. M.Si., selaku Dosen Pembimbing penulis selama menyusun Skripsi Ini. Terima kasih atas bimbingan dan bantuannya. 5. Bapak Darmazakti nt, SE. MT dan Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si., selaku dosen penguji. Terima kasih atas semua bantuannya. 6. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia. 7. Pimpinan PT. Nobel Industries Bandung. F. Subarno selaku Manajer PT. Nobel Industries Bandung telah menerima penulis dengan tangan terbuka, yang telah memberikan bantuan dan pengarahan dalam proses awal pelaksanaan kuliah kerja praktek.. 8. Bapak Tumiran selaku pembimbing diperusahaan. Atas masukan-masukan yang tak ternilai. iii 9. Ibu Devi, Ibu Lilis dan seluruh staff di bagian keuangan, administrasi dan SDM yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 10. Kakak dan Adik-adikku, senantiasa mendukung setiap langkah kaki dan cita-citaku. 11. Nia, yang telah memberikan dukungan dan inspirasi, yang slalu singgah dihati dan yang selalu ku sayang. 12. Keluarga besar Chipow yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. 13. Teman-teman seperjuangan penulis Denny Iskandar, Indra Giri, Denny Firmansyah, Ihsan, serta anak-anak MN-1. Terima kasih atas dukungan, informasi, dan kebersamaannya. 14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung atau pun tidak langsung yang turut membantu penyelesaian Skripsi ini. Pada akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan pembaca. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Bandung, Febuary 2011 Penulis Mohamad. Eki Nur Fauzy 21206132

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan semakin pesatnya ilmu dan teknologi serta datangnya era bebas sekarang ini di dunia bisnis semakin dipengaruhi dengan persaingan yang cukup ketat dan banyak menimbulkan berbagai macam persoalan, salah satu persoalan yang dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana caranya meningkatkan kinerja yang baik dan memenuhi standar. Salah satu faktor yang tak boleh dilupakan oleh perusahaan adalah faktor Sumber Daya Manusia SDM. SDM didalam perusahaan merupakan sesuatu yang esensial untuk menjalankan roda perusahaan untuk mencapai tujuannya. Pada umumnya kehidupan di dalam perusahaan apapun bentuk dan sifatnya baik yang bergerak di bidang perdagangan maupun yang bergerak di bidang jasa, akan selalu berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. SDM merupakan sumber daya yang paling strategis dan penting diantara sumberdaya sumberdaya lainnya. Bagaimanapun melimpahnya sumber daya tanpa didukung sumber daya manusia yang berkualitas, akan mengganggu kelangsungan perusahaan. SDM yang berkualitas bisa dilihat dari hasil kerjanya. Dalam kerangka profesionalisme kinerja yang baik adalah sebagaimana seseorang karyawan mampu memperlihatkan perilaku kerja yang mengarah pada tercapainya maksud dan tujuan perusahaan, misalnya bagaimana mengelola SDM agar mengarah pada hasil kerja yang baik. Kinerja manusia bisa menjadi pusat persoalan bagi perusahaan ketika potensi mereka tidak dikembangkan secara optimal. Sebaliknya manusia bisa menjadi pusat keberhasilan bagi perusahaan manakala potensi mereka dikembangkan secara optimal. Mengingat keberadaan manusia dalam perusahaan sangat penting, maka setiap perusahaan banyak berlomba-lomba memberdayakan potensi karyawannya guna mencapai tingginya kinerja. Kinerja yang dicapai karyawan pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan. Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan perekonomian di Indonesia yang belum stabil akibat badai krisis yang berkepanjangan juga sangat potensial menimbulkan tekanan. Tekanan yang timbul dan berlangsung terus menerus berpotensi menimbulkan kecemasan. Dampak yang sangat merugikan dari adanya gangguan kecemasan yang sering dialami oleh masyarakat dan angkatan kerja pada khususnya disebut stres. Stres merupakan hasil reaksi emosi dan fisik akibat kegagalan individu beradaptasi pada lingkungan. Stres terhadap kinerja dapat berperan positif dan juga berperan merusak, seperti dijelaskan pada ”hukum Yerkes Podson 1904 yang menyatakan hubungan antara stress dengan kinerja seperti huruf U terbalik” Mas’ud, 2002:20. Selain stres kerja, Perusahaan harus memiliki kinerja. Kinerja yang baiktinggi dapat membantu perusahaan memperoleh keuntungan sebaliknya, bila kinerja turun dapat merugikan perusahaan. Oleh karenanya kinerja karyawan perlu memperoleh perhatian antara lain dengan jalan melaksanakan kajian berkaitan dengan variabel stres kerja. PT. Nobel Industries Bandung sebagai salah satu perusahaan permadanicarpet di Bandung dituntut untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan, salah satunya adalah dengan memperhatikan faktor tenaga kerja. Permasalahan yang dialami oleh tenaga kerja diantaranya stres kerja, dan penurunan kinerja. Di PT. Nobel Industries Bandung karyawan mengalami stres kerja sehinggga kinerja menurun. Penyebab terjadinya stres terhadap karyawan disebabkan adanya beban kerja yang diberikan cukup berat, sehingga karyawan mengalami stres kerja yang membuat karyawan menjadi kurang semangat dalam mengerjakan pekerjaannya, diakibatkan oleh upah atau pendapatan yang tidak sebanding dengan pekerjaannya sehingga kinerja karyawan sedikit menurun, adanya tingkat ketegangan dan kesalahan dalam berproduksi yang menuntut karyawan dalam bekerja perlu kehati-hatian agar kualitas produksi bisa dipertahankan, mengakibatkan karyawan merasa khawatir akan hasil pekerjaannya sehingga karyawan mengalami sedikit stres, dan gejala stres yang dirasakan oleh karyawan hal ini dapat dilihat juga dari adanya kebosanan terhadap pekerjaan terutama bagi karyawan yang memiliki masa kerja yang lama dikarenakan pekerjaan yang monotonitu-itu saja, serta karyawan PT. Nobel Industries Bandung mengalami stres kerja dalam usahanya untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Stres kerja di atas merupakan pembuktian bahwa keberadaan stress amat sangat merugikan dalam suatu perusahaan atau instansi, karena stress kerja dapat membuat karyawan tidak dapat melaksanakan program-program kerjanya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sehingga memperangaruhi kinerja karyawan menjadi menurun. Dapat diketahui pula di PT. Nobel Industries Bandung karyawan mengalami penurunan kinerja, dilihat dari absensi menurun yang diakibatkan oleh adanya beberapa karyawan yang menyuruh kepada sesama karyawan untuk saling mengabsenkan sehingga mengakibatkan kinerja pegawai menurun,dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis pada beberapa orang karyawan PT. Nobel Idustries Bandung yaitu Pak Dany Hardiansyah , bahwa stress kerja berdampak terhadap kinerja karyawan. Suasana kerja yang tidak nyaman seperti beban kerja yang berlebih secara psikologis akan menimbulkan stress dilingkungan kerja. Karyawan yang bekerja dalam suasana tertekan tidak akan bisa memberikan hasil kerja yang baik dan berprestasi. Hal tersebut secara tidak langsung akan menghilangkan peluang untuk mendapatkan promosi . Berawal dari latar belakang diatas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai stres kerja yang tertuang dalam bentuk penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan mengambil judul “ Analisis stres kerja dampaknya terhadap kinerja karyawan bagian produksi Pada PT. Nobel Industries Bandung”. 1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut : 1. Berupa beban kerja yang berlebihan, keterdesakan waktu, pekerjaan yang monoton, berulang-ulang dan tidak variatif. 2. Adanya kekurang menaati tata tertib, kehadiran yang kurang maksimal

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana stress kerja karyawan pada PT. Nobel Industries Bandung 2. Bagaimana kinerja karyawan pada pada PT. Nobel Industries Bandung 3. Seberapa besar pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Nobel Industries Bandung

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh data-data dan gambaran sebenarnya dilapangan mengenai : Pengaruh stress kerja dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan dan analisa pada penyusunan usulan penelitian. Tujuan yang hendak dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui stres kerja pada PT. Nobel Industries Bandung 2. Untuk mengetahui kinerja karyawan pada PT. Nobel Industries Bandung 3. Untuk menganalisis pengaruh antara stres kerja, terhadap kinerja karyawan pada PT. Nobel Industries Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan mempunyai 2 dua kegunaan utama, yaitu 1 Kegunaan oprasioanal dan 2 Kegunaan Pengembangan Ilmu. Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan :

1.4.1. Kegunaan Operasional 1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat menjadi masukan yang baik dalam pengambilan keputusan menyangkut stress kerja dan semangat kerja dampaknya terhadap kinerja karyawan. 2. Bagi Pihak terkait Diharapkan dapat memberikan informasi yang baik tentang pengaruh stress kerja dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan.

1.4.2. Kegunaan Pengembangan Ilmu

1. Bagi Penulis Dapat memperluas pengetahuan mengenai stress kerja dan semangat kerja dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. 2. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat menjadikan suatu bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian lebih lanjut menyangkut pengaruh stress kerja dan semangat kerja dampaknya terhadap kinerja karyawan.

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian Adapun lokasi untuk melaksanakan penelitian ini adalah di PT. Nobel Industries Bandung yang berlokasi di jl. Soekarno Hatta No.817 Bandung, Telp 022 7801111 Email : www. nobelcarpets.com. Waktu penelitian dilakukan bulan September 2010 sampai dengan Februari 2011. Waktu Penelitian Adapun Waktu penelitian dimulai pada bulan September 2010 sampai dengan bulan Februari 2011. Tabel 1.1 Waktu Penelitian NO. KETERANGAN SEP OKT NOV DES JAN FEB 1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Survey Awal 2. Pengajuan judul penelitian 3 Penelitian lapangan 4 Penyusunan dan bimbingan UP 5 Pelaksanaan sidang UP 6 Penyusunan dan bimbingan Skripsi 7 Pelaksanaan sidang skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Stres Kerja

2.1.1.1 Pengertian Stres Kerja Menurut Luthans Yulianti, 2000 mengemukakan bahwa :

“Stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang”. Menurut Baron Greenberg Margiati, 1999 berpendapat bahwa : “Stres adalah sebagai reaksi-reaksi emosional dan psikologis yang terjadi pada situasi dimana tujuan indivudi mendapat halangan dan tidak bisa mengatasinya”. Sedangkan menurut Aamodt Margiati, 1999:71 berpendapat bahwa : “Stres dipandang sebagai respon adaptif yang merupakan karakteristik individual dan konsekuensi dan tindakan eksternal, situasi atau peristiwa yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis”. Berdasarkan beberapa pengertian stres diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sejalan dengan meningkatnya stres, kinerja cenderung naik, karena stress membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja, adalah suatu rangsangan sehat yang mendorong para karyawan untuk menanggapi tantangan pekerjaan. Akhirnya stres mencapai titik stabil yang kira-kira sesuai dengan kemampuan prestasi karyawan. 2.1.1.2.Sumber-sumber Stres Kerja Banyak ahli mengemukakan mengenai penyebab stres kerja itu sendiri. Soewondo 1992 mengadakan penelitian dengan sampel 300 karyawan swasta di Jakarta, menemukan bahwa penyebab stres kerja terdiri atas 4 empat hal utama, yakni: 1. Kondisi dan situasi pekerjaan 2. Pekerjaannya 3. Job requirement seperti status pekerjaan dan karir yang tidak jelas 4. Hubungan interpersonal Luthans 1992 menyebutkan bahwa penyebab stres stressor terdiri atas empat hal utama, yakni: 1. Extra organizational stressors, yang terdiri dari perubahan sosialteknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, dan keadaan komunitastempat tinggal. 2. Organizational stressors, yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam organisasi. 3. Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup, kurangnya dukungan sosial, serta adanya konflik intraindividu, interpersonal, dan intergrup. 4. Individual stressors, yang terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan peran, serta disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A, kontrol personal, learned helplessness, self-efficacy, dan daya tahan psikologis. Sedangkan Cooper dan Davidson 1991 membagi penyebab stres dalam pekerjaan menjadi dua, yakni:  Group stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari situasi maupun keadaan di dalam perusahaan, misalnya kurangnya kerjasama antara karyawan, konflik antara individu dalam suatu kelompok, maupun kurangnya dukungan sosial dari sesama karyawan di dalam perusahaan.  Individual stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri individu, misalnya tipe kepribadian seseorang, kontrol personal dan tingkat kepasrahan seseorang, persepsi terhadap diri sendiri, tingkat ketabahan dalam menghadapi konflik peran serta ketidakjelasan peran.

2.1.1.3. Dampak Stres Kerja

Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya Rice, 1999. Konsekuensi pada karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan sebagainya. Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung adalah meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan secara psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan teralienasi, hingga turnover Greenberg Baron, 1993; Quick Quick, 1984; Robbins,1993. Terry Beehr dan John Newman dalam Rice, 1999 mengkaji ulang beberapa kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu:

1. Gejala psikologis

Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil penelitian mengenai stres pekerjaan :  Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung  Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam kebencian  Sensitif dan hyperreactivity  Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi  Komunikasi yang tidak efektif  Perasaan terkucil dan terasing  Kebosanan dan ketidakpuasan kerja  Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi  Kehilangan spontanitas dan kreativitas  Menurunnya rasa percaya diri

2. Gejala fisiologis

Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:  Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular  Meningkatnya sekresi dari hormon stres contoh: adrenalin dan noradrenalin  Gangguan gastrointestinal misalnya gangguan lambung  Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan  Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis chronic fatigue syndrome  Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada  Gangguan pada kulit  Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot  Gangguan tidur  Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena kanker

3. Gejala perilaku

Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:  Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan  Menurunnya prestasi performance dan produktivitas  Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan  Perilaku sabotase dalam pekerjaan  Perilaku makan yang tidak normal kebanyakan sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas  Perilaku makan yang tidak normal kekurangan sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi  Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi  Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas  Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman  Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri

2.1.1.4. Faktor yang Mempengaruhi stres kerja

Cooper dalam Rice, 1999 memberikan daftar lengkap stressor dari sumber pekerjaan yang tertera pada tabel berikut: Tabel 2.1 Daftar stressor Stressor Dari Stres Kerja Faktor Yang Mempengaruhi Hal-hal Yang Mungkin Terjadi Di Lapangan Konsekuensi Kondisi Yang Mungkin Muncul Kondisi pekerjaan  Beban kerja berlebihan secara kuantitatif  Beban kerja berlebihan secara kualitatif  Assembly-line hysteria  Keputusan yang dibuat oleh seseorang  Bahaya fisik  Jadwal bekerja  Technostress  Kelelahan mental danatau fisik  Kelelahan yang amat sangat dalam bekerja burnout  Meningkatnya kesensitivan dan ketegangan Stress karena peran  Ketidakjelasan peran  Adanya bias dalam membedakan gender dan stereotype peran gender  Pelecehan seksual  Meningkatnya kecemasan dan ketegangan  Menurunnya prestasi pekerjaan Faktor interpersonal  Hasil kerja dan sistem dukungan sosial yang buruk  Persaingan politik, kecemburuan dan kemarahan  Kurangnya perhatian manajemen terhadap karyawan  Meningkatnya ketegangan  Meningkatnya tekanan darah  Ketidakpuasan kerja Perkembangan karir  Promosi ke jabatan yang lebih rendah dari kemampuannya  Promosi ke jabatan yang lebih tinggi dari kemampuannya  Keamanan pekerjaannya  Ambisi yang berlebihan  Menurunnya produktivitas  Kehilangan rasa percaya diri  Meningkatkan kesensitifan dan sehingga mengakibatkan frustrasi ketegangan  Ketidakpuasan kerja Struktur organisasi  Struktur yang kaku dan tidak bersahabat  Pertempuran politik  Pengawasan dan pelatihan yang tidak seimbang  Ketidakterlibatan dalam membuat keputusan  Menurunnya motivasi dan produktivitas  Ketidakpuasan kerja Tampilan rumah- pekerjaan  Mencampurkan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi  Kurangnya dukungan dari pasangan hidup  Konflik pernikahan  Stres karena memiliki dua pekerjaan  Meningkatnya konflik dan kelelahan mental  Menurunnya motivasi dan produktivitas  Meningkatnya konflik pernikahan Sumber : Cooper dalam Rice, 1999 2.1.2. Kinerja Karyawan 2.1.2.1. Pengertian Kinerja Karyawan Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan cara kerja karyawan dalam suatu perusahaan selama periode tertentu. Suatu perusahaan yang memiliki karyawan yang kinerjanya baik maka besar kemungkinan kinerja perusahaan tersebut akan baik, sehingga terdapat hubungan yang sangat erat antara kinerja individu karyawan dengan kinerja perusahaan. Menurut Simamora 1995:327 menyatakan bahwa : “Kinerja karyawan employee performance adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan- persyaratan pekerjaan”. Menurut Prawirosentono 1999 menyatakan bahwa : “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral atau etika”. Sedangkan menurut Motowidlo dan van Scotter 1994, menyatakan bahwa : “Kinerja kerja mengacu pada hasil-hasil yang diperoleh dari tugas- tugas yang subtantit yang membedakan pekerjaan seseorang dengan pekerjaan yang lainnya serta meliputi aspek- aspek yang lebih teknis mengenai kinerja”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja karyawan adalah teori psikologis tentang proses tingkah laku kerja seseorang yang kemudian menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari pekerjaannya. Perbedaan karakterisik individu yang satu dengan yang lain dapat menyebabkan berbedanya performa kerja atau dalam hal ini kinerjanya jika dihadapkan dalam situasi yang berbeda. Di samping itu, orang yang sama dapat menghasilkan kinerja yang berbeda jika berada di dalam situasi kerja yang berbeda. Secara garis besar semua ini menerangkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua hal yaitu: faktor idividu dan faktor situasi.

2.1.2.2. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai apakah seseorang telah melaksanakan pekerjaan masing-masing secara keseluruhan. Penilaian kinerja merupakan upaya membandingkan prestasi aktual seseorang dengan prestasi yang diharapkan. Handoko 1993 menyatakan bahwa untuk dapat menilai kinerja seseorang digunakan dua buah konsepsi utama, yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dengan benar. Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi kerja adalah kegiatan penentuan sampai pada tingkat dimana seseorang melakukan tugasnya secara efektif.

2.1.2.3. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja juga dapat dilakukan melalui beberapa penilaian Flippo, 1986, antara lain: 1. Kualitas kerja, merupakan tingkat dimana hasil akhir yang dicapai mendekati sempurna dalam arti memenuhi tujuan yang diharapkan oleh perusahaanorganisasi. 2. Kuantitas kerja, merupakan jumlah yang dihasilkan yang dinyatakan dalam istilah sejumlah unit kerja ataupun merupakan jumlah siklus aktivitas yang dihasilkan 3. Ketepatan waktu, merupakan tingkat aktivitas di selesaikannya pekerjaan tersebut pada waktu awal yang di inginkan. 4. Sikap, merupakan hal-hal yang berkaitan dengan sikap yang menunjukkan seberapa jauh tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan, serta tingkat kemampuan seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. 5. Efektifitas, tingkat pengetahuan sumber daya organisasi dimana dengan maksud menaikkan keuangan Stress kerja pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan Robbins 2003 menyatakan tingkat stress yang mampu dikendalikan mampu membuat karyawan melakukan pekerjaanya dengan lebih baik, karena membuat mereka mampu meningkatkan intensitas kerja, kewaspadaan, dan kemampuan berkreasi, tetapi tingkat stress yang berlebihan membuat kinerja mereka akan mengalami penurunan.

2.1.3. Hubungan Stres Kerja dan Kinerja Karyawan

Higgins dalam Umar, 1998: 259 berpendapat bahwa terdapat hubungan langsung antara stress dan kinerja, sejumlah besar riset telah menyelidiki hubungan stres kerja dengan kinerja disajikan dalam model stres – kinerja hubungan U terbalik yakni hukum Yerkes Podson Mas’ud, 2002:20. Pola U terbalik tersebut menunjukkan hubungan tingkat stres rendah-tinggi dan kinerja rendah-tinggi. Bila tidak ada stres, tantangan kerja juga tidak ada dan kinerja cenderung menurun. Sejalan dengan meningkatnya stres, kinerja cenderung naik, karena stress membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja, adalah suatu rangsangan sehat yang mendorong para karyawan untuk menanggapi tantangan pekerjaan. Akhirnya stres mencapai titik stabil yang kira-kira sesuai dengan kemampuan prestasi karyawan. Selanjutnya, bila stress menjadi terlalu besar, kinerja akan mulai menurun karena stress mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Karyawan kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya. Akibat yang paling ekstrem adalah kinerja menjadi nol, karyawan, menjadi tidak kuat lagi bekerja, putus asa, keluar atau menolak bekerja untuk menghindari stres. 2.2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.2.1. Kerangka Pemikiran Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh para peneliti-peneliti terdahulu menghasilkan kesimpulan mengenai pengaruh stres dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan yaitu sebagai berikut: Tabel 2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, dan karyawan. Jelasnya MSDM mengatur tenaga kerja manusia sedemikian rupa sehingga terwujud tujuan perusahaan, serta kepuasan karyawan. Anwar Prabu Mangkunegara,2007:4 No. Nama Peneliti Tahun Judul Kesimpulan 1. M.LUTHFI FADHILAH 2002 Analisis Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Variabel stress kerja memberikan pengaruh yang buruk terhadap kepuasan kerja karyawan. Stress kerja yang tinggi dapat menurunkan kepuasan kerja karyawan dan begitupun sebaliknya.

2. Anggarya