Ancaman Threat Pembahasan Analisis Hirarki Kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir

3. Meningkatkan jumlah wisatawan. Pengelolaan pesisir terpadu akan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung hal ini akan dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. 4. Perkembangan perhatian dunia meningkat terhadap pengembangan kawasan pesisir Dengan meningkatnya perhatian dunia terhadap pengembangan kawasan pesisir hal ini akan menjadi peluang bagi daerah Serdang Bedagai untuk melakukan pengelolaan kawasan pesisir Serdang Bedagai secara terpadu.

b. Ancaman Threat

1. Pemanfaatan lahan pesisir yang berlebihan Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat akan mengelola kawasan pesisir maka akan menimbulkan ancaman pemanfaatan yang berlebihan. 2. Persaingan tidak sehat antar inverstor meningkat Dengan terpadunya pengelolaan pesisir maka meningkatkan jumlah investor yang ingin menanamkan investasi dikawasan pesisir Serdang Bedagai. Dengan meningkatnya jumlah investor maka akan timbul ancaman persaingan yang tidak sehat antar investor. 3. Perebutan lahan pesisir antar stakeholder Ancaman utama yang timbul akibat dari pengelolaan pesisir adalah konfilk yang terjadi antar masyarakat dan stakeholder terkait. Universitas Sumatera Utara 4. Meningkatkan alih fungsi lahan Dengan luasnya pesisir Serdang Bedagai dengan segala potensi maka akan meningkatkan ancaman alih fungsi lahan baik yang dilakukan masyarakat maupun pengusaha-pengusaha yang memiliki modal. Matriks SWOT Menurut Juhardi, dkk 2010, sebelum menyusun matrik SWOT perlu terlebih dahulu disusun matriks Faktor Strategi Eksternal EFAS eksternal strategic factors analysis summary dan matriks Faktor Strategi Internal IFAS Internal strategic factors analysis summary. EFAS adalah untuk merumuskan faktor-faktor strategi eksternal tersebut dalam kerangka Opportunity dan Threat dan IFAS adalah untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka strengh dan weakness. Setelah matriks IFAS dan EFAS selesai, selanjutnya unsur-unsur tersebut dihubungkan dalam matriks untuk memperoleh beberapa alternative strategi. Matriks ini menghubungkan empat kemungkinan strategi, yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada strategi S-O, mengunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi ancama yang dihadapai Strategi S-T, mendapatkan keuntungan dari peluang dengan mengatasi kelemahan Stategi W-O, meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Strategi W-T. Menurut Rangkuti 2003, Matriks SWOT didasarkan atas pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strenght dan Peluang Opportunities, Universitas Sumatera Utara namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats. Adapun matriks SWOT Strenght, Weaknes, Opportinity, Threat disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Matriks SWOT SW OT Strenght S 1. Keterkaitan Ekologis Mangrove, Pantai, Estuaria 2. Partisipasi Masyarakat Terlibat dalam Pengelolaan Pesisir 3. Luas Lahan Pesisir untuk dikelola 4. Pemahaman Masyarakat akan Kelestarian Lingkungan Pesisir 5. Adanya Sarana dan Prasarana Menuju Kawasan Pesisir Weaknes W 1. Belum adanya produk kebijakan yang dibuat pemerintah daerah dalam pengelolaan kawasan pesisir terpadu 2. Tidak jelasnya tugas dan wewenang antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan pesisir 3. Pengelolaan pesisir yang tidak optimal 4. Lemahnya taraf perekonomian masyarakat 5. Masyarakat pesisir yang tidak memiliki modal Opportunity O 1. Meningkatnya Investasi 2. Masuknya tenaga ahli dari berbagai bidang ilmu 3. Meningkatkan jumlah wisatawan 4. Perkembangan Perhatian dunia meningkat terhadap pengembangan kawasan pesisir Strategi S-O 1. Melakukan Pengelolaan yang Optimal dengan Memperhatikan Keterkaitan antar Lingkungan 2. Meningkatkan kegiatan pelatihan pengembangan kawasan pesisir kepada masyarakat Strategi W-O 1. Memperbaiki sistem kelembagaan dan kebijakan yang sesuai dengan perkembangan dunia 2. Memaksimalkan riset-riset pengembangan kawasan pesisir 3. Meningkatkan kerjasama antar masyarakat dengan para pemilik modal Threat T 1. Pemanfaatan lahan pesisir yang berlebihan 2. Persaingan tidak sehat antar Strategi S-T 1. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan Strategi W-T 1. Membuat kebijakan hukum yang jelas dan tidak tumpang Universitas Sumatera Utara investor meningkat 3. Perebutan lahan pesisir antar stakeholder 4. Meningkatnya alih fungsi lahan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pesisir tindih 2. Meningkatkan perekonomian masyarakat dan menciptakan persaingan yang sehat 1. Strategi S-O a. Melakukan Pengelolaan yang Optimal dengan memperhatikan keterkaitan antar lingkungan b. Meningkatkan kegiatan pelatihan pengembangan kawasan pesisir kepada masyarakat 2. Strategi W-O a. Memperbaiki sistem kelembagaan dan kebijakan yang sesuai dengan perkembangan dunia b. Memaksimalkan riset-riset pengembangan kawasan pesisir c. Meningkatkan kerjasama antar masyarakat dengan para pemilik modal 3. Strategi S-T a. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pesisir. 4. Strategi W-T a. Membuat kebijakan hukum yang jelas dan tidak tumpang tindih. b. Meningkatkan perekonomian masyarakat dan menciptakan persaingan yang sehat. Alternatif Strategi Setelah matriks SWOT telah selesai disusun sehingga didapatkan hasil strategi Strenght-Opportunity S-O, strategi Weaknes-Opportunity W-O, Universitas Sumatera Utara strategi Strenght-Threat S-T, dan strategi Weaknes-Threat W-T selanjutnya unsur-unsur tersebut disusun skala prioritas. Prioritas dari strategi yang dihasilkan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Adapun matriks IFAS, matrik EFAS dan alternatif strategi disajikan pada Tabel 12, Tabel 13 dan Tabel 14. Tabel.12 Matriks IFAS Faktor Penentu Faktor Internal Rating Bobot Skor Strenght Kekuatan S1 Keterkaitan ekologis Mangrove, Pantai, Estuaria. 3 0,09 0,27 S2 Partisipasi masyarakat terlibat dalam pengelolaan pesisir. 4 0,09 0,36 S3 Luas lahan pesisir untuk dikelola. 4 0,15 0,60 S4 Pemahaman masyarakat akan kelestarian lingkungan pesisir. 3 0,09 0,27 S5 Adanya sarana dan prasarana menuju kawasan pesisir 3 0,09 0,27 Weaknes Kelemahan W1 Belum adanya kebijakan yang dibuat pemerintah daerah dalam pengelolaan pesisir terpadu. 3 0,09 0,27 W2 Tidak jelas tugas dan wewenang antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan 3 0,09 0,27 Universitas Sumatera Utara pesisir. W3 Pengelolaan pesisir yang tidak optimal. 4 0,09 0,36 W4 Lemahnya perekonomian 3 0,09 0,27 masyarakat pesisir. W5 Masyarakat pesisir yang tidak memiliki modal. 4 0,13 0,52 Tabel 13. Matriks EFAS Faktor Penentu Faktor Eksternal Rating Bobot Skor Opportunity Peluang O1 Meningkatkan investasi. 4 0,11 0,44 O2 Masuknya tenaga ahli dari berbagai bidang ilmu. 4 0,15 0,60 O3 Meningkatkan jumlah wisatawan. 3 0,11 0,33 O4 Perkembangan perhatian dunia yang meningkat terhadap pengembangan kawasan pesisir. 4 0,19 0,76 Threat Ancaman T1 Pemanfaatan lahan pesisir yang berlebihan 4 0,11 0,44 T2 Persaingan tidak sehat antar investor meningkat 3 0,11 0,33 T3 Perebutan lahan pesisir antar stakeholder 3 0,11 0,33 T4 Meningkatknya alih fungsi lahan 4 0,11 0,44 Tabel 14. Alternatif Strategi No Alternatif Strategi Keterkaitan Aspek Total Skor Perioritas Universitas Sumatera Utara 1 Melakukan pengelolaan yang optimal dengan memperhatikan keterkaitan antar lingkungan S1,S3,O3,O1 1,91 III 2 Meningkatkan kegiatan pelatihan pengembangan kawasan pesisir terhadap masyarakat S2,S4,O2,O4 1,99 II 3 Memperbaiki sistem kelembagaan dan kebijakan yang sesuai perkembangan dunia W1,W2,O4 1,30 VI 4 Memaksimalkan riset-riset terkait pengembangan kawasan pesisir W3,O2 0,87 VIII 5 Meningkatkan kerjasama antar masyarakat dengan para pemilik modal W4,W5,O1,O3 1,56 IV 6 Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pesisir S2,S4,T4,T1 1,51 V 7 Membuat kebijakan hukum yang jelas dan tidak tumpang tindih W1,W2,W3, T1,T3,T4 2,00 I 8 Meningkatkan perekonomian masyarakat dan menciptakan persaingan yang sehat W4,W5,T2 1,12 VII Berdasarkan analisis yang mempertimbangkan kepentingan faktor-faktor eksternal dan internal serta keterkaitan antar faktor-faktornya analisis SWOT maka diperoleh alternatif strategi kegiatan pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu di Kabupaten Serdang Bedagai adalah Sebagai Berikut : 1. Membuat kebijakan hukum yang jelas dan tidak tumpang tindih 2. Meningkatkan kegiatan pelatihan pengembangan kawasan pesisir terhadap masyarakat 3. Melakukan pengelolaan yang optimal dan memperhatikan keterkaitan antar lingkungan 4. Meningkatkan kerjasama antar masyarakat dan pemilik modal 5. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan Universitas Sumatera Utara 6. Memperbaiki sistem kelembagaan dan kebijakan yang sesuai dengan perkembangan dunia 7. Meningkatkan perekonomian masyarakat dan menciptakan persaingan yang sehat. 8. Memaksimalkan riset-riset terkait pengembangan kawasan pesisir Arahan Prioritas Kebijakan Pengelolaan Pesisir Secara Terpadu Berdasarkan delapan alternatif strategi diperoleh tiga prioritas utama kegiatan untuk kebijakan pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu di Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun Strategi-strategi tersebut adalah : Pertama, membuat kebijakan hukum yang jelas dan tidak tumpang tindih. Pengelolaan pesisir terpadu harus didukung dengan produk hukum dan kelembagaan yang pasti. Dalam hal ini kepastian hukum dalam pengelolaan pesisir harus dilakukan agar ada aturan yang jelas dalam hal memanfaatkan ruang sumberdaya pesisir baik ruang untuk dieksplotasi maupun ruang untuk dikonservasi. Namun dengan adanya kebijakan dalam pemanfaatan ruang pesisir maka setiap masyarakat pesisir, pemilik modal dan stakeholder lainnya sudah terikat dengan suatu norma aturan yang jelas. Didalam suatu produk hukum juga harus mepertegas suatu tugas dan wewenang setiap lembaga dalam melaksanakan pengawasan agar dalam pengimplementasiannya tidak menimbulkan tumpang tindih suatu kebijakan. Menurut Wibowo 2009, untuk melihat keterhubungan antara hukum dan kelembagaan maka hukum haruslah dimaknai sebagai wewenang authority yang perumusannya dijumpai dalam berbagai peraturan perundangundangan, adapun lembaga institusi, dalam hal ini berfungsi untuk mewujudkan apa yang telah Universitas Sumatera Utara menjadi isi wewenang tersebut. Tegasnya, lembaga atau institusi memerlukan legitimasi wewenang, tanpa wewenang lembaga atau institusi tidak memiliki arti apa-apa. Maka dari itu dalam hal mewujudkan pengelolaan pesisir secara terpadu di Kabupaten Serdang Bedagai prioritas strategi utama yang harus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai adalah membuat suatu norma hukum yang berbentuk peraturan daerah yang berisi tentang aturan pemanfaatan ruang pesisir serdang bedagai. Hal ini perlu dilakukan agar menciptakan suasana pemanfaatan ruang pesisir Serdang Bedagai yang tidak tumpang tindih. Kedua, Meningkatkan kegiatan pelatihan pengembangan kawasan pesisir terhadap masyarakat. Untuk meningkatkan pelatihan dan pengembangan kawasan pesisir secara terpadu Maka diperlukannya tenaga-tenaga ahli yang datang langsung ke daerah pesisir Kabpaten Serdang Bedagai untuk melakukan kegiatan pelatihan pengembangan kawasan pesisir. hal ini dapat dilakukan apabila ada kerjasama antar pemerintah, masyarakat pesisir dan stakeholder lainnya. Menurut Mardjoeki 2012, pemberdayaan masyarakat pesisir tidak dapat dilakukan secara sendiri akan tetapi perlu adanya kerja sama yang simultan dan lintas sektoral, pendekatan yang paling sesuai dengan kondisi tersebut adalah dengan cara pendekatan partisipatif yaitu suatu pendekatan yang melibatkan kerja sama antara masyarakat setempat dan pemerintah dalam bentuk pengelolaan secara bersama-sama dimana masyarakat berpartisipasi aktif baik dalam perencanaan sampai pada pelaksanaan. Dalam hal ini Pemerintah daerah Serdang Bedagai melaksanakan prioritas strategi kedua yaitu meningkatkan pelatihan pengembangan kawasan pesisir Universitas Sumatera Utara terhadap masyarakat agar masyarakat terlibat langsung dalam pengelolaan pesisir secara terpadu di Kabupaten Serdang Bedagai. Ketiga, melakukan pengelolaan yang optimal dan memperhatikan keterkaitan antar lingkungan. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir maka harus mengoptimalkan segala potensi sumberdaya pesisir yang ada. Pengoptimalan sumberdaya pesisir ini harus memerhatikan aspek keterkaitan lingkungan agar pengelolaan pesisir berlangsung atas asas keberlanjutan. Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kabupaten Serdang Bedagai telah memiliki peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten, namun Kabupaten Serdang Bedagai belum memiliki peraturan daerah tentang pengelolaan wilayah pesisir berbasis zonasi seperti apa yang diamanatkan UU No. 1 Tahun 2014 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. 2. Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan di 4 Stasiun dapat dilihat setiap stasiun mengalami kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lahan pesisir yang tidak berwawasan lingkungan. Kerusakan yang terjadi antara lain kerusakan ekosistem mangrove, abrasi pantai, penyempitan kualamuara sungai, dan kenaikan muka air laut yang sampai menjorok ke daratan. 3. Kondisi perekonomian masyarakat pesisir masih rendah berkisar antara Rp. 500.000 Rp. 1000.000bulan. Dengan kondisi ekonomi yang rendah secara sosial masyarakat pesisir ingin terlibat langsung dalam pengelolaan wilayah pesisir untuk meningkatkan taraf ekonominya. 4. Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan didapatkan 3 arahan prioritas kebijakan pengelolaan pesisir antara lain pertama membuat kebijakan hukum yang jelas dan tidak tumpang tindih, kedua meningkatkan kegiatan pelatihan dan pengembangan kawasan pesisir kepada masyarakat dan yang ketiga melakukan pengelolaan yang optimal dan memperhatikan keterkaitan lingkungan. Universitas Sumatera Utara Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu yang berbasis zonasi sehingga diperoleh data pemanfaatan ruang pesisir yang lebih informatif lagi. Serta perlu melakukan kegiatan rehabilitasi pada kawasan pesisir yang mengalami kerusakan dan pemerintah daerah Kabupaten Serdang Bedagai mengeluarkan Peraturan Daerah yang mengatur secara terperinci tentang pengelolaan wilayah pesisir. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Abubakar. 2010. Strategi Pengembangan Pengelolaan Berkelanjutan Pada Kawasan Konservasi Laut Gili Sulat: Satu Pendekatan Stakeholder. Jurnal. Bumi Lestari Vol 10 No. 2 ISSN: 256-262. Adisasmita, R. 2006. Pembangunan Kelautan dan Kewilayahan. Graha Ilmu. Yogyakarta Amelia, L. 2009. Dampak Pengunjung Kawasan Wisata Terhadap Kelestarian Sumberdaya Pantai Ancol, Jakarta Utara. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. Asad, M., dan Ratnawati, E. 2012. Daya Dukung Lingkungan Tambak di Kecamatan Pulau Derawan dan Sambiliung, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal. Ilmiah Kelautan dan Perikanan Vol 4. No 2. Asti, A.F. 2009. Pendekatan Ekosistem Terpadu: Strategi dalam Pengelolaan Laut dan Pesisir. Jurnal. Wacana Indonesia Vol 1, No. 1. ISSN: 1858-0358. Bohari, R. 2009. Model Kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu dan Berkelanjutan di Pantai Makassar Sulawesi Selatan. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. IPB. Bogor. Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Pradnya Paramita. Jakarta. Dahuri, R., Jacub, R., Sapta P., dan M.J, Sitepu. 2010. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta. Djunaedi.,A, dan Basuki.,M. 2002. Perencanaan Pengembangan Kawasan Pesisir. Jurnal. Teknologi Lingkungan Vol 3, No. 3. Hidajat, K., Suharyanto., dan Buddin, A. 2012. Efektifitas Penanggulangan Abrasi Menggunakan Bangunan Pantai di Pesisir Kota Semarang. Prosiding Seminar Nasional. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Semarang. 11 September 2012. http:serdangbedagaikab.go.id 02 Oktober 2013. Indarti, dan Dwiyadi, S. W. 2013. Metode Pemberdayaan masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Kelembagaan di Wilayah Pesisir Kota Semarang. Jurnal. Manajemen dan Bisnis. Vol 17, No 1. Iswahyudi, dan Fitri, R. 2010. Evaluasi Kekritisan Lahan Hutan Mangrove di Kabupaten Aceh Timur. Jurnal. Hidrolitan 1:2:1-9 ISSN 2086-4825. Universitas Sumatera Utara Juhardi, U, Noersasongko.,E, dan Sidiq.,M. 2010. Penerapan Analisis SWOT Guna Penyusunan Rencana Induk E-Goverment Kabupaten Kaur. Jurnal. Teknologi Informasi Vol 6 No 1 ISSN 1414-9999. Laksana, I.W. 2011. Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir di Kecamatan Kronjo Kabupaten Tanggerang. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang. Lasabuda, R. 2013. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif Negara Kepuluan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah. Platax Vol. 1-2 ISSN : 2302-3589. Mardijono. 2008. Persepsi dan Partisipasi Nelayan Terhadap Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Kota Batam. Tesis. Universitas Diponogoro. Semarang. Mardjoeki. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Daerah Pantai Utara Cirebon. Jurnal. Ekonomi Vol 1. No 1 ISSN : 2302-7169. Nezon, E., K, Samudra., A, Tunggal Priyanto., Partini., Y, Dahlia Apritasari., A, Hermawan., dan D, Adhi Setyawan. 2011. Modul Bimbingan Teknis Penyusunan Perencanaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Edisi I. Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-pulau kecil Kementrian Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Peraturan Daerah [Perda] Kabupaten Serdang Bedagai No. 12 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Serdang Bedagai. Peraturan Daerah [Perda] Provinsi Sumatera Utara No 7 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara. Pramudiya, A. 2008. Kajian Pengelolaan Daratan Pesisir Berbasis Zonasi di Provinsi Jambi. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponogoro. Semarang. Purwoko, A. 2009. Analisis Perubahan Fungsi Lahan di Kawasan Pesisir dengan Menggunakan Citra Satelit Berbasis Sistem Informasi Geografis Studi Kasus di Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut. Jurnal. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Vol 4. No 3. Rahmawati, A. 2009. Studi Pengelolaam Kawasan Pesisir Untuk Kegiatan Wisata Pantai Kasus Pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Universitas Sumatera Utara Ridwan, M. 2012. Penguatan Ekonomi Masyarakat Berbasis Kelompok. Jurnal. Ekonomi Pembangunan Vol 13. No 2. Sari, D.S.P, 2010. Ekosisitem Pesisir. Jurnal. Saintech Vol 02. ISSN : 2086-9681. Stanis, S. 2005. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan laut Melalui Pemberdayaan Kearifan Lokal di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponogoro. Semarang. Subri, M. 2007. Ekonomi Kelautan. Raja Grafindo Prasada. Jakarta. Suparno, 2008. Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sebagai Salah Satu Dokumen Penting Untuk Disusun Oleh Pemerintah Daerah PropinsiKota. Jurnal. Mangrove dan Pesisir IX. ISSN: 1411-0679. Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Gramedia. Pustaka Utama. Jakarta. Syah, A.F. 2010. Penginderaan Jauh dan Aplikasinya di Wilayah Pesisir dan Lautan. Jurnal. Kelautan, Volume 3, No.1. ISSN : 1907-9931. Tajerin. 2009. Peran Ekonomi Politik Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu Dalam Mendorong Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal. Mangrove dan Pesisir IX. ISSN: 1411-0679. Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brilian Internasional. Surabaya. Undang-Undang [UU] Republik Indonesia No 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Undang-Undang [UU] Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Wasak, M. 2012. Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat Nelayan di Desa Kinabuhutan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara Sulawesi Utara. Jurnal. Pacific Vol 1. ISSN : 1907-9672. Wibowo, H.D.G. 2009. Aspek Hukum dan Kelembagaan dalam Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Wilayah Pesisir. Jurnal. Hukum No 1 Vol 16. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Tempat Lokasi Penelitian a. Stasiun 1 Desa Bagan Kuala b. Stasiun 2 Desa Sentang c.Stasiun 3 Desa Sei Nagalawan d. Stasiun 4 Desa Pantai Cermin Kiri Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Alat dan Bahan a.GPS Global Positioning System b.Kamera Digital c. Software Arcview Universitas Sumatera Utara Lampiran 3. Kegiatan Observasi Lapangan dan Wawancara a.Kegiatan Observasi Lapangan b Kegiatan Pengambilan titik observasi lapangan dengan GPS Universitas Sumatera Utara c.Wawancara dengan nelayan dan masyarakat pesisir Lampiran 4. Kuisioner untuk nelayan sekitar kawasan penelitian

A. Data Umum