75
3.9.2 Indikator ketercapaian nilai-nilai kewirausahaan
Nilai-nilai kewirausahaan dikatakan telah tertanam pada diri siswa apabila siswa
menjadi mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, kerja keras, mempunyai rasa ingin tau, dan memiliki disiplin dengan kategori baik. Kategori baik ini dapat
diperoleh dengan rumus yang dikemukan Sudjana 2001: 129 yang telah dimodifikasi peneliti, sebagai berikut.
Keterangan: P
= Persentase f
= Skor yang diperoleh N
= Skor total 100
= Bilangan tetap
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, apabila pada akhir siklus nilai-nilai kewirausahaan mencapai
≥ 72 kriteria ketuntasan minimal maka nilai-nilai kewirausahaan dinyatakan sudah tertanam dengan baik pada diri
peserta didik. Pemilihan prosentase ini didukung oleh pendapat Arikunto 2010: 18 sebagai
berikut. 1.
81 - 100 : sangat baik 2.
61 - 80 : baik 3.
41 - 60 : cukup 4.
21 - 40 : kurang 5.
0 - 20 : kurang sekali
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan : 1.
Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan VCT dapat mengoptimalkan nilai-nilai kewirausahaan, hal ini dapat dilihat dari deskripsi nilai-nilai
kewirausahaan dalam dengan menggunakan pendekatan VCT dari siklus 1 sampai siklus 3. karakter siswa seperti sikap mandiri, kreatif, berani
mengambil resiko, kerja keras, rasa ingin tau dan disiplin siswa selalu mengalami peningkatan dari siklus ke siklus.
2. Pendekatan VCT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran
kewirausahaan, hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai kelas sebelum menggunakan pembelajaran nilai-nilai kewirausahaan dengan dengan
pendekatan VCT sebesar 65. Kemudian setelah menggunakan pembelajaran dengan pendekatan VCT, maka nilai rata-rata kelas siklus 1 meningkat
menjadi 72,03 dengan jumlah siswa yang tidak mencapai KKM 17 siswa. Pada siklus 2 didapat nilai rata-rata kelas sebesar 76,05 dengan jumlah siswa
yang tidak mencapai KKM 11 siswa dan Pada siklus 3, peningkatan nilai rata- rata kelas telah memenuhi kriteria yang diharapkan yaitu sebesar 80,08 dengan
jumlah siswa yang belum mencapai KKM 2 siswa yaitu AI dan DWA. Faktor
156 yang menyebabkan siswa tersebut tidak tuntas dari siklus 1 sampai siklus 3
adalah karena adanya permasalahan dalam keluarga dan faktor ekonomi.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, dalam penelitian ini ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan dalam peningkatan hasil belajar kewirausahaan sebagai
berikut: 1.
Hendaknya guru mengenalkan dan melatih keterampilan proses, sebelum atau selama pembelajaran VCT, agar siswa mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri nilai-nilai kewirausahaan yang dituntut. 2.
Bagi guru perlu dilakukan kegiatan pembelajaran nilai-nilai kewirausahaan pada setiap pelajaran kewirausahaan dengan berbagai strategi dan metode,
guru juga harus melakukan pendekatan individu terhadap siswa yang mempunyai permasalahan dalam keluarga dan permasalahan ekonomi sebagai
upaya menciptakan suasana belajar yang kondusif dan berkarakter positif. 3.
Siswa hendaknya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran, sehingga didalam kelompok siswa dapat
mendiskusikan materi bagiannya dengan baik dan siswa mampu mengembangkan kalimat dan potensinya secara mandiri. Diharapkan
dikemudian hari siswa tidak hanya berkembang intelektualnya saja tapi mampu meningkatkan atau mengimpelementasikan nilai-nilai kewirausahaan
dan seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental yang dimiliki. 4.
Bagi siswa yang tidak tuntas karena permasalahan keluarga AI, hendaknya ada kerjasama antara fihak sekolah dengan orangtua. Fihak sekolah dalam hal
157 ini, guru bimbingan dan konseling mengadakan kunjungan rumah dan
membicarakan permasalahan ini dengan orang tua siswa untuk bersama-sama mencari solusi untuk meningkatkan motivasi belajar AI.
5. Bagi sekolah hendaknya mengupayakan pemberian beasiswa bagi siswa yang
tidak tuntas karena permasalahan ekonomi DWA. 6.
Bagi sekolah hendaknya memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran yang lebih baik sehimgga dapat meningkatkan nilai-nilai
kewirausahaan peserta didik secara maksimal.