Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

(1)

(2)

Lampiran 2. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Dalig Raya KUISIONER

I. Lokasi

a. Kabupaten : Simalungun

b. Kecamatan : Raya

c. Desa : Dalig Raya

d. Dusun : Tumbukan Dalig

II. Identitas Responden

a. Nama : Ir. Jarismen Purba

b. Umur : 67 tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Pekerjaan : Pensiunan PNS

e. Pendidikan Terakhir : Sarjana f. Kegiatan lain diluar usaha tani : -

g. Luas Lahan : 2 Ha

h. Ketinggian Tempat : ± 900 mdpl

i. Umur Tanaman : 11 tahun

III. Pertanyaan

1. Berapa luas lahan tanaman jeruk yang Bapak/Ibu usahakan sekarang? 2 Ha dengan populasi 340 tanaman

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menekuni usahatani Jeruk? 11 tahun

3. Berapa rata-rata pendapatan Bapak/Ibu dari usahatani Jeruk? Rp 10.000.000/bulan


(3)

4. Darimana asal usul tanaman Jeruk di Kabupaten Simalungun? Dari wilayah Berastagi Kabupaten Karo

5. Jenis varietas yang Bapak/Ibu tanam? Jeruk Madu

6. Sudah berapa lama varietas tersebut Bapak/Ibu tanam? 11 tahun

7. Bagaimana cara perbanyakan tanaman yang dilakukan? Tidak melakukan perbanyakan sendiri, membeli bibit ke penangkar langsung 8. Darimana genetis (asal-usul) tanaman jeruk yang Bapak/Ibu peroleh?

• Benih unggul dari pusat penelitian • Benih biasa

• Bibit Unggul • Bibit biasa • Anakan

9. Hasil Panen Jeruk?

• Konsumsi sendiri / dagang sendiri secara eceren • Tengkulak / pedagang

10. Coba jelaskan persiapan lahan yang Bapak/Ibu lakukan untuk pertanaman Jeruk!

Dibersihkan dulu kebun dari sisa-sisa tanaman hasil pertanaman sebelumnya. Pada awal pertanaman, bibit jeruk ditumpangsarikan dengan tanaman padi, jagung, cabe dan kacang-kacangan sampai tanaman berumur 3 tahun.

11. Apakah ada perlakuan khusus pada bibit jeruk sebelum ditanam? Tidak ada

12. Sebutkan pemeliharaan yang telah dilakukan selama ini?

Dilakukan pemangkasan, penyemprotan, penyiangan dan pemupukan sekali tiga bulan untuk pupuk anorganik dan sekali enam bulan untuk pupuk organik.


(4)

13. Proses panen dan pasca panen yang dilakukan?

Panen dilakukan tergantung buah yang telah matang, biasanya dilakukan dua kali panen dalam setahun (bulan Maret dan bulan Oktober) untuk panen besar dan empat kali panen kecil.


(5)

Lampiran 3. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Pematang Purba KUISIONER

I. Lokasi

a. Kabupaten : Simalungun

b. Kecamatan : Purba

c. Desa : Pematang Purba

d. Dusun : Parbalokan

II. Identitas Responden

a. Nama : Roseli Sane

b. Umur : 36 tahun

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Pekerjaan : Petani

e. Pendidikan Terakhir : SMA f. Kegiatan lain diluar usaha tani : -

g. Luas Lahan : 18 rante

h. Ketinggian Tempat : ± 751 - 1400 mdpl

i. Umur Tanaman : 5 tahun

III. Pertanyaan

1. Berapa luas lahan tanaman jeruk yang Bapak/Ibu usahakan sekarang? 18 rante dengan populasi 200 tanaman.

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menekuni usahatani Jeruk? 5 tahun

3. Berapa rata-rata pendapatan Bapak/Ibu dari usahatani Jeruk? Belum panen besar, tapi dijual kepada tengkulak Rp 4.000 – Rp


(6)

4. Darimana asal usul tanaman Jeruk di Kabupaten Simalungun? Dari desa Bagot Raya, Simalungun dimana penangkarnya berasal dari

Kabanjahe

5. Jenis varietas yang Bapak/Ibu tanam? Jeruk Madu

6. Sudah berapa lama varietas tersebut Bapak/Ibu tanam? 5 tahun

7. Bagaimana cara perbanyakan tanaman yang dilakukan? Tidak melakukan perbanyakan sendiri, membeli bibit ke penangkar langsung 8. Darimana genetis (asal-usul) tanaman jeruk yang Bapak/Ibu peroleh?

• Benih unggul dari pusat penelitian • Benih biasa

• Bibit Unggul • Bibit biasa • Anakan

9. Hasil Panen Jeruk?

• Konsumsi sendiri / dagang sendiri secara eceren • Tengkulak / pedagang

10. Coba jelaskan persiapan lahan yang Bapak/Ibu lakukan untuk pertanaman Jeruk!

Dibersihkan dulu kebun dari sisa-sisa tanaman hasil pertanaman sebelumnya. Tanaman sebelum yang ditanam adalah tanaman kopi. Tanaman jeruk di tumpangsarikan dengan berbagai tanaman hortikultura sampai sekarang.

11. Apakah ada perlakuan khusus pada bibit jeruk sebelum ditanam?

Bibit ditempatkan di tempat yang teduh, lalu disemprot dengan fungisida saat umur bibit 3 MST


(7)

Dilakukan pemupukan satu kali sebulan dengan menggunakan pupuk urea, RJ, dan SS.

13. Proses panen dan pasca panen yang dilakukan?

Panen dilakukan tergantung buah yang telah matang, biasanya dilakukan dua kali panen dalam setahun (bulan Juni dan bulan Agustus atau September) untuk panen besar. Dalam sekali panen biasanya di dapat 5 ton tanaman jeruk


(8)

Lampiran 4. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Simpang Bage KUISIONER

I. Lokasi

a. Kabupaten : Simalungun

b. Kecamatan : Silimakuta

c. Desa : Simpang Bage

d. Dusun : -

II. Identitas Responden

a. Nama : Ganefo Girsang

b. Umur : 43 tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Pekerjaan : Petani

e. Pendidikan Terakhir : SLTA

f. Kegiatan lain diluar usaha tani : Peternak ikan

g. Luas Lahan : 8000 m2

h. Ketinggian Tempat : ± 1400 mdpl

i. Umur Tanaman : 3 tahun

III. Pertanyaan

1. Berapa luas lahan tanaman jeruk yang Bapak/Ibu usahakan sekarang? 8000 m2 dengan populasi 230 tanaman.

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menekuni usahatani Jeruk? 3 tahun

3. Berapa rata-rata pendapatan Bapak/Ibu dari usahatani Jeruk? Belum panen besar


(9)

4. Darimana asal usul tanaman Jeruk di Kabupaten Simalungun? Dari daerah Karo

5. Jenis varietas yang Bapak/Ibu tanam? Jeruk Siam

6. Sudah berapa lama varietas tersebut Bapak/Ibu tanam? 3 tahun

7. Bagaimana cara perbanyakan tanaman yang dilakukan? Tidak melakukan perbanyakan sendiri, membeli bibit ke penangkar langsung 8. Darimana genetis (asal-usul) tanaman jeruk yang Bapak/Ibu peroleh?

• Benih unggul dari pusat penelitian • Benih biasa

• Bibit Unggul • Bibit biasa • Anakan

9. Hasil Panen Jeruk?

• Konsumsi sendiri / dagang sendiri secara eceren • Tengkulak / pedagang

10. Coba jelaskan persiapan lahan yang Bapak/Ibu lakukan untuk pertanaman Jeruk!

Dibersihkan dulu kebun dari sisa-sisa tanaman hasil pertanaman sebelumnya.

11. Apakah ada perlakuan khusus pada bibit jeruk sebelum ditanam? Tidak ada

12. Sebutkan pemeliharaan yang telah dilakukan selama ini?

Dilakukan pemupukan satu kali dalam dua bulan dengan menggunakan pupuk kompos dan penyemprotan satu kali dalam sepuluh hari karena terlalu banyak hama lalat buah

13. Proses panen dan pasca panen yang dilakukan? Belum dilakukan karena masih mau panen pertama


(10)

Lampiran 5. Panduan Identifikasi Karakter Tanaman

Parameter deskripsi varietas tanaman jeruk menurut The International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI) adalah sebagai berikut :

a) Karakter Pohon

(1) Tinggi Pohon : (2) Lingkaran Batang :

(3) Bentuk Tajuk (a) Menjulang (b) Bulat

(c) Bulat Membujur

(4) Warna Batang : b) Karakter Daun

(1) Bentuk Helaian Daun (a) Jorong (b) Bulat telur

(c) Bulat telur tebalik (d) Bangun lanset (e) Bulat atau bundar

(f) Bentuk hati dengan ujung runcing di dasar

(2) Panjang Helaian Daun (mm) (3) Lebar Helaian Daun (mm)

(4) Intensitas warna hijau (a) Hijau Muda (b) Hijau Sedang (c) Hijau Tua (5) Garis Tepi Daun (a) Beringgit

(b) Bergigi (c) Bertepi rata (d) Bergelombang


(11)

(e) Lainnya c) Karakter Bunga

(1) Warna Mahkota Bunga (a) Putih

(b) KuningMuda

(c) Kuning (d) Ungu (e) Lainnya (2) Kedudukan Bunga

(3) Jumlah Tangkai Sari

(4) Panjang Mahkota Bunga (mm) (5) Lebar Mahkota Bunga (mm) d) Karakter Buah

(1) Diameter Buah (mm) (2) Berat Buah (gr) (3) Warna Kulit Buah

(4) Bentuk Buah (a) Bulat

(b) Jorong (c) Bentuk Pear (d) Asimetris (Miring) (e) Obloid

(f) BujurTelur (g) Lainnya

(5) Rasa Daging Buah (a) Manis Sekali (b) Manis (c) Manis Asam (d) Manis Hambar (e) Asam

(6) Tebal Kulit Buah (mm) (7) Jumlah Juring

e) Karakter Biji

(1) Jumlah Biji per Buah


(12)

(b) Ujung membesar (c) Runcing

(d) Bujur Telur (e) Setengah Segitiga (f) Bulat

(g) Setengah Bulat (h) Lainnya

(3) Permukaan Biji (a) Lembut

(b) Keriput (c) Berambut (d) Lainnya

(4) Warna Biji (a) Putih

(b) Krem (c) Kekuningan (d) Hijau (e) Coklat (f) Lainnya


(13)

Lampiran 6. Karakter-karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Dalig Raya Karakter-karakter morfologis batang

Sampel Pengamatan Parameter

Tinggi tanaman (m) Lingkaran Batang (cm) Bentuk Tajuk Warna Batang

A1 6,42 59 Bulat Membujur Cokelat

A2 2,69 30,5 Bulat Membujur Cokelat

A3 3,45 55,5 Bulat Membujur Cokelat

A4 2,18 40,5 Bulat Membujur Cokelat

A5 2,79 44 Bulat Membujur Cokelat

A6 3,96 66,4 Bulat Membujur Cokelat

A7 3,56 55 Bulat Membujur Cokelat

A8 3,52 60 Bulat Membujur Cokelat

A9 4,32 62 Bulat Membujur Cokelat

A10 4,04 56 Bulat Membujur Cokelat

A11 2,53 64 Bulat Membujur Cokelat

A12 A13 3,42 2,04 53,5 50,5 Bulat Membujur Bulat Membujur Cokelat Cokelat Karakter-karakter morfologis daun

Sampel

Pengamatan Parameter

Bentuk Daun Ukuran Daun (cm) Warna Daun Tepi Daun A1 Jorong 7,0 x 3,8 Hijau Tua Bergerigi

A2 Jorong 6,2 x 3,3 Hijau Tua Bergerigi

A3 Jorong 6,6 x 3,3 Hijau Tua Bergerigi

A4 Jorong 6,1 x 2,9 Hijau Tua Bergerigi

A5 Jorong 8,1 x 3,6 Hijau Tua Bergerigi

A6 Jorong 5,7 x 3,1 Hijau Tua Bergerigi

A7 Jorong 7,4 x 3,6 Hijau Tua Bergerigi

A8 Jorong 6,8 x 3,4 Hijau Tua Bergerigi

A9 Jorong 5,3 x 2,6 Hijau Tua Bergerigi

A10 Jorong 6,2 x 2,9 Hijau Tua Bergerigi

A11 Jorong 6,3 x 3,3 Hijau Tua Bergerigi

A12

A13

Jorong Jorong

5,8 x 2,9 6,7 x 3,2

Hijau Tua Hijau Tua

Bergerigi Bergerigi Karakter-karakter morfologis bunga

Sampel

Pengamatan Parameter Warna Bunga Kedudukan Bunga Jumlah

Tangkai Sari

Ukuran Mahkota Bunga (mm)

A1 Putih Ketiak Daun 20 10,99 x 4,71

A2 Putih Ketiak Daun 18 11,10 x 4,32

A3 Putih Ketiak Daun 21 11,03 x 4,93

A4 Putih Ketiak Daun 19 11,84 x 5,46

A5 Putih Ketiak Daun 18 12,07 x 5,23

A6 Putih Ketiak Daun 20 12,21 x 4,71

A7 Putih Ketiak Daun 18 11,58 x 5,42

A8 Putih Ketiak Daun 20 12,12 x 5.55

A9 Putih Ketiak Daun 20 12,25 x 5,25

A10 Putih Ketiak Daun 20 11,31 x 4,86

A11 Putih Ketiak Daun 21 11,60 x 4,74

A12 A13 Putih Putih Ketiak Daun Ketiak Daun 20 20

10,65 x 5,15 11,45 x 5,43

Karakter-karakter morfologis buah


(14)

Diameter buah (mm) Berat buah (gram) Warna KulitBuah Bentuk Buah Rasa Daging Buah Tebal Kulit Buah (mm) Jumlah Juring

A1 63,43 113,4

Kuning

Kehijauan Obloid

Manis

Asam 2,16 10 A2 71,24 160,6

Kuning

Kehijauan Obloid Manis 4,04 9 A3 68,45 130,8

Kuning

Kehijauan Obloid Asam 2,27 13 A4 63,89 115,0

Kuning

Kehijauan Obloid

Manis

Asam 2,95 11 A5 69,17 151,5

Kuning

Kehijauan Obloid Manis 2,23 11 A6 62,15 110,8

Kuning

Kehijauan Obloid Manis 2,42 11 A7 67,21 142,0

Kuning

Kehijauan Obloid

Manis

Asam 2,00 13 A8 68,07 141,5

Kuning

Kehijauan Obloid Manis 3,55 12 A9 67,10 133,3

Kuning

Kehijauan Obloid Manis 2,24 11 A10 69,33 132,8

Kuning

Kehijauan Obloid

Manis

Asam 3,01 13 A11 69,33 142,4

Kuning

Kehijauan Obloid

Manis

Asam 2,10 12 A12

64,13 108,8 Kuning

Kehijauan Obloid

Manis Asam

1,90 13 A13 61,90 100,1

Kuning

Kehijauan Obloid Manis 3,46 12 Karakter-karakter morfologis biji

Sampel Pengamatan Parameter

Jumlah Biji Bentuk Biji Permukaan Biji Warna Biji

A1 13 Bulat Lembut Krem

A2 12 Bulat Lembut Krem

A3 21 Bulat Lembut Krem

A4 16 Bulat Lembut Krem

A5 14 Bulat Lembut Krem

A6 17 Bulat Lembut Krem

A7 13 Bulat Lembut Krem

A8 17 Bulat Lembut Krem

A9 17 Bulat Lembut Krem

A10 18 Bulat Lembut Krem

A11 20 Bulat Lembut Krem

A12 12 Bulat Lembut Krem


(15)

Lampiran 7. Karakter-karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Pematang Purba

Karakter-karakter morfologis batang Sampel

Pengamatan Parameter Tinggi tanaman (m) Lingkaran Batang

(cm) Bentuk Tajuk Warna Batang

B1 1,81 22 Bulat Cokelat

B2 1,73 35,5 Bulat Membujur Cokelat

B3 2,24 32 Bulat Membujur Cokelat

B4 1,76 33,5 Bulat Membujur Cokelat

B5 2,16 24,9 Bulat Cokelat

B6 2,39 25 Bulat Cokelat

B7 2,36 31,5 Menjulang Cokelat

B8 2,45 27 Bulat Cokelat

B9 2,05 25 Bulat Cokelat

B10 2,30 27 Bulat Cokelat

B11 2,36 24 Bulat Cokelat

B12 2,06 25 Bulat Cokelat

Karakter-karakter morfologis daun Sampel

Pengamatan Parameter Bentuk Daun Ukuran Daun

(cm)

Warna Daun

Tepi Daun B1 Jorong 8,4 x 4,1 Hijau Tua Bergerigi

B2 Jorong 7,8 x 3,4 Hijau Tua Bergerigi

B3 Jorong 8,6 x 3,8 Hijau Tua Bergerigi

B4 Jorong 7,9 x 3,9 Hijau Tua Bergerigi

B5 Jorong 7,6 x 3,6 Hijau Tua Bergerigi

B6 Jorong 7,9 x 4,0 Hijau Tua Bergerigi

B7 Jorong 7,8 x 3,4 Hijau Tua Bergerigi

B8 Jorong 7,8 x 4,1 Hijau Tua Bergerigi

B9 Jorong 7,7 x 4,4 Hijau Tua Bergerigi

B10 Jorong 8,1 x 4,2 Hijau Tua Bergerigi

B11 Jorong 5,6 x 2,8 Hijau Tua Bergerigi


(16)

Karakter-karakter morfologis buah Sampel Pengamatan Parameter Diameter buah (mm) Berat buah (gram) Warna Kulit Buah Bentuk Buah Rasa Daging Buah Tebal Kulit Buah (mm) Jumlah Juring

B1 64,21 117,9

Kuning

Kehijauan Obloid

Asam

Sekali 2,56 11 B2 59,93 89,2

Kuning

Kehijauan Obloid Asam 3,87 10 B3 61,08 99,3

Kuning

Kehijauan Obloid

Manis

Asam 2,67 11

B4 - - - -

B5 60,25 81,7

Kuning

Kehijauan Obloid Asam 3,08 13 B6 65,94 114,7

Kuning

Kehijauan Obloid

Manis

Asam 2,71 13 B7 60,86 96,6

Kuning

Kehijauan Obloid

Manis

Asam 2,51 10 B8 54,90 79,4

Kuning

Kehijauan Obloid

Manis

Asam 3,36 11 B9 61,80 97,7

Kuning

Kehijauan Obloid Asam 2,53 12 B10 60,02 96,2

Kuning

Kehijauan Obloid Manis 3,16 12 B11 62,89 105,5

Kuning

Kehijauan Obloid

Manis

Asam 2,17 11 B12 64,29 106,8

Kuning

Kehijauan Obloid Asam 2,78 10 Karakter-karakter morfologis biji

Sampel Pengamatan Parameter

Jumlah Biji Bentuk Biji Permukaan Biji Warna Biji

B1 15 Bulat Lembut Krem

B2 10 Bulat Lembut Krem

B3 11 Bulat Lembut Krem

B4 - - - -

B5 10 Bulat Lembut Krem

B6 11 Bulat Lembut Krem

B7 17 Bulat Lembut Krem

B8 12 Bulat Lembut Krem

B9 11 Bulat Lembut Krem

B10 11 Bulat Lembut Krem

B11 10 Bulat Lembut Krem


(17)

Lampiran 8. Karakter-karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Simpang Bage Karakter-karakter morfologis batang

Sampel

Pengamatan Parameter Tinggi tanaman (m) Lingkaran Batang

(cm) Bentuk Tajuk Warna Batang

C1 1,87 20 Bulat Membujur Cokelat

C2 1,67 18 Bulat Cokelat

C3 1,85 18,5 Menjulang Cokelat

C4 2,28 21 Bulat Cokelat

C5 1,74 21,5 Menjulang Cokelat

C6 1,66 24 Bulat Cokelat

C7 1,82 20,5 Menjulang Cokelat

C8 2,00 23,5 Bulat Cokelat

C9 1,70 20 Menjulang Cokelat

C10 1,74 16,5 Bulat Cokelat

C11 2,30 20,5 Bulat Cokelat

C12 1,80 18 Bulat Cokelat

Karakter-karakter morfologis daun Sampel

Pengamatan Parameter Bentuk Daun Ukuran Daun

(cm)

Warna Daun

Tepi Daun C1 Jorong 7,3 x 3,4 Hijau Tua Bergerigi

C2 Jorong 8,2 x 3,5 Hijau Tua Bergerigi

C3 Jorong 8,6 x 4,5 Hijau Tua Bergerigi

C4 Jorong 6,0 x 2,9 Hijau Tua Bergerigi

C5 Jorong 7,8 x 3,4 Hijau Tua Bergerigi

C6 Jorong 7,0 x 3,5 Hijau Tua Bergerigi

C7 Jorong 7,6 x 3,5 Hijau Tua Bergerigi

C8 Jorong 8,4 x 3,5 Hijau Tua Bergerigi

C9 Jorong 7,9 x 3,6 Hijau Tua Bergerigi

C10 Jorong 7,7 x 3,9 Hijau Tua Bergerigi

C11 Jorong 6,5 x 3,0 Hijau Tua Bergerigi


(18)

Karakter-karakter morfologis buah Sampel Pengamatan Parameter Diameter buah (mm) Berat buah (gram) Warna Kulit Buah Bentuk Buah Rasa Daging Buah Tebal Kulit Buah (mm) Jumlah Juring

C1 56,36 77,1

Kuning

Kehijauan Obloid

Asam

Sekali 2,57 13 C2 57,01 79,7

Kuning

Kehijauan Obloid Asam 2,07 14 C3 58,46 79,8

Kuning

Kehijauan Obloid

Asam

3,55 12 C4 59,90 90,7

Kuning

Kehijauan Obloid Manis 2,57 12 C5 60,28 92,3

Kuning

Kehijauan Obloid Asam 3,09 13 C6 57,26 81,8

Kuning

Kehijauan Obloid Asam 3,06 13 C7 58,95 73,7

Kuning

Kehijauan Obloid Asam 2,73 15 C8 58,18 75,8

Kuning

Kehijauan Obloid Asam 1,91 12 C9 58,16 81,0

Kuning

Kehijauan Obloid Asam 2,64 13 C10 52,89 62,9

Kuning

Kehijauan Obloid

Asam

Sekali 2,71 12 C11 52,62 65,7

Kuning

Kehijauan Obloid Manis 2,20 13 C12 67,39 119,9

Kuning

Kehijauan Obloid

Manis

Asam 2,82 13 Karakter-karakter morfologis biji

Sampel Pengamatan Parameter

Jumlah Biji Bentuk Biji Permukaan Biji Warna Biji

C1 12 Bujur Telur Lembut Krem

C2 12 Bujur Telur Lembut Krem

C3 8 Bujur Telur Lembut Krem

C4 10 Bujur Telur Lembut Krem

C5 11 Bujur Telur Lembut Krem

C6 13 Bujur Telur Lembut Krem

C7 10 Bujur Telur Lembut Krem

C8 8 Bujur Telur Lembut Krem

C9 12 Bujur Telur Lembut Krem

C10 12 Bujur Telur Lembut Krem

C11 3 Bujur Telur Lembut Krem


(19)

Lampiran 9. Uji Skoring Rasa

Skoring Penilaian Rasa Buah di Tiga Desa Kabupaten Simalungun

Desa Dalig Raya (A)

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 x

1 2 4 3 3 4 4 1 4 3 2 4 3 4 3,15

2 2 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 2 5 3,31

3 3 4 1 3 4 5 1 4 3 2 4 4 4 3,23

4 2 3 2 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3,46

5 4 4 3 4 5 4 2 4 3 3 4 3 4 3,62

6 2 3 1 3 4 5 4 4 4 4 2 2 4 3,23

7 3 5 3 3 4 5 2 4 4 3 1 3 4 3,38

8 4 5 3 3 4 5 3 4 4 3 2 3 4 3,62

9 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3,62

10 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3,69

Desa Pematang Purba (B)

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 x

1 1 2 2 - 3 3 3 4 2 4 3 3 2,73

2 1 1 2 - 1 3 4 4 2 4 3 3 2,55

3 1 2 4 - 3 4 5 4 3 4 3 4 3,36

4 1 1 4 - 3 4 4 4 2 4 4 3 3,09

5 1 2 4 - 3 3 3 4 2 4 4 3 3,00

6 1 3 2 - 2 3 4 4 1 4 4 3 2,82

7 1 1 3 - 1 3 2 2 1 3 2 1 1,82

8 1 1 3 - 1 3 1 2 1 2 2 1 1,64

9 1 1 4 - 1 3 1 2 1 4 2 1 1,91

10 1 1 3 - 1 3 2 2 1 3 3 1 1,91

Desa Simpang Bage

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 x

1 1 2 3 4 3 2 1 2 2 1 4 3 2,33

2 1 1 3 4 2 2 2 2 2 1 4 3 2,25

3 1 2 4 4 4 2 3 3 2 1 5 4 2,92

4 1 2 3 4 3 2 2 2 1 1 4 3 2,33

5 1 2 2 4 3 2 2 2 2 1 4 4 2,42

6 1 2 2 4 2 2 2 2 2 1 4 4 2,33

7 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 3 2 1,67

8 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 3 2 1,50

9 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 4 2 1,50

10 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 2 2 1,50

Keterangan: Manis Sekali = 5

Manis = 4

Manis Asam = 3 Manis Hambar = 2


(20)

Asam = 1

Peringkat dalam Skoring Rasa Buah di Tiga Desa Kabupaten Simalungun Desa Dalig

Raya Peringkat

Desa Pematang Purba Peringkat Desa Simpang Bage Peringkat

3,2 21 2,7 15 2,3 10,5

3,3 22 2,5 14 2,3 10,5

3,2 21 3,4 23,5 2,9 17

3,5 25 3,1 19 2,3 10,5

3,6 27 3,0 18 2,4 13

3,2 21 2,8 16 2,3 10,5

3,4 23,5 1,8 6 1,7 5

3,6 27 1,6 4 1,5 2

3,6 27 1,9 7,5 1,5 2

3,7 29 1,9 7,5 1,5 2

ni = 10 R1 = 243,5 ni = 10 R2 = 130,5 ni = 10 R3 = 83

H = 12 � (�+1)∑

��2

�� −3 (�+ 1) = 12

30 (31)� 243,52

10 + 130,52

10 + 832

10� ∑ −3 (30 + 1)

= 12

930� 83.211,5

10 � −93

= 12

930(8.321,5)−93

= 14,37

H (= 14,37) > x2 (=5,99)

Jika H > x2, maka tolak Ho dan terima H1

Ho : µ1 = µ2 = µ3

H1 : Tidak seluruh mean populasi sama

Berdasarkan uji Kruskal-Wallis, H > x2, maka sampel yang diamati signifikan dimana populasi yang diamati memiliki mean yang tidak sama.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, E., N., 2012. Penggunaan Penanda Molekuler Untuk Mempercepat danMempermudah Perbaikan Kualitas Tanaman Teh (Camellia sinensis(L.) O. Kuntze). Makalah Seminar. Program Studi Pemuliaan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura. 2014. Standar Operasional Prosedur Budidaya Jeruk Siam Banjar Kalimantan Tengah. Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Dinas Pertanian dan Peternakan.

BPS, 2014. Simalungun dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. Katalog BPS: 1102001.1209.

____, 2014. Kecamatan Raya dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. Katalog BPS: 1403.12.09.100

____, 2014. Kecamatan Purba dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. Katalog BPS: 1403.12.09.100

____, 2014. Kecamatan Silimakuta dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. Katalog BPS: 1403.12.09.100

Dinas Pertanian. 2013. Pertanian dalam Angka Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Dinas Pertanian, Medan.

Fatimah, S., 2013. Analisis Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Sebelas Jenis Tanaman Salak (Salacca Zalacca (Gertner) Voss) Bangkalan. Jurnal Agrovigor. 6(1):1-15.

Hardiyanto, C.Martasari, dan D. Agisimanto. 2007. Kekerabatan Genetik Beberapa Spesies Jeruk Berdasarkan Taksonometri. Jurnal Hortikultura. 17(3):203-216

Herwati, A., Purwati, R. D.,dan Anggraeni, T. D. A., 2011. Penampilan Karakter Kualitatif PadaPlasma Nutfah Tanaman Bunga-Matahari. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Perkebunan. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat.

tanggal 18 April 2015

Husni, A. 2010. Fusi Protoplas Interspesies antara Jeruk Siam Simadu dengan Jeruk Mandarin Satsuma. Disertasi. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.


(22)

Indrayasa, A., 2011. Induksi Keragaman Genetik dengan Sinar Gamma pada Jeruk Siam Pontianak (Citrus nobilisvar. microcarpa) secara in vitro. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Karsinah, F., Silalahi, H., dan Manshur, A., 2007. Eksplorasi dan Karakterisasi

Plasma NutfahTanaman Markisa. Jurnal Hortikultura.17(4):297-306.

Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Penyusunan Deskripsi Varietas Hortikultura. Direktorat Perbenihan Hortikultura dan Direktorat Jenderal Hortikultura.

Ladaniya, M., 2008. Citrus Fruit: Biology, Technology, and Evaluation. Elsevier Inc. USA.

Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius, Yogyakarta.

Mansyah, E., Baihaki, A., Setiamiharja, R., Darsa, J. S., Sobir, dan Poerwanto, R., 2003. Variabilitas Fenotipik Manggis pada Beberapa Sentra Produksi di Pulau Jawa. Jurnal Hortikultura. 13(3):147-156.

Martasari, C. dan Mulyanto H., 2008. Teknik Identifikasi Varietas Jeruk. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.

Martasari, C., Supriyanto, A., Agisimanto, D., Hardiyanto, dan Mulyanto,H. 2004. Keragaman Jeruk Siam Di Indonesia. Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional: Surabaya.

Martasari, C., Agisimanto, D., dan Yusuf, H.M., 2004. Pemuliaan mutasi tanaman jeruk keprok. Prosiding Seminar Nasional Jeruk. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta.

Naharsari, N. D., 2007. Bercocok Tanam Jeruk. Azka Press, Bekasi.

Prihatman, K., 2000. Jeruk (Citrus sp). Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta. Diakses dari http://www.ristek.go.id. pada tanggal 08 Mei 2015. Purwanto, E., Yuniastuti, E., Walujo, D. 1998. Keragaman Plasma Nutfah Jeruk

Besar (Citrus maximaMerr.) Berdasarkan Karakter Morfologi. Jurnal Fakultas Pertanian UNS, Surakarta.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor Bekerjasama dengan Lembaga Sumberdaya Informasi- IPB.


(23)

Qosim, W., A., Rostini, N., Mustikasari, A., 2011. Variabilitas Fenotipik dan Kekerabatan Tanaman Manggis di Lima Desa Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Itegratif Pangan, Kesehatan dan Lingkungan: Bandung.

Roy, R. S. And Goldschmidt, E., 1996. Biology of Citrus. Cambridge University Press.

Rismunandar, 1986. Mengenal Tanaman Buah-Buahan. Sinar Baru, Bandung. Silitonga, Y. A. T., 2014. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Volume Impor

Komoditas Jeruk di Indonesia. Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Simatupang, S., 2009. Karakterisasi dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Jeruk In Situ olehMasyarakat Lokal Sumatera Utara. Buletin Plasma Nutfah Vol.15 No.2 Sitanggang, M., 2002. Pengaruh Panjang Mata Tempel dan Lamanya Diikat

Terhadap Keberhasilan Okulasi dan Pertumbuhan Tempelan Jeruk (Citrus nobilis L.). Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Soelarso, R. B., 2007. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Kanisius, Yogyakarta. Sudarka, W., 2009. Pemuliaan Tanaman. Program Studi Agronomi Jurusan

Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Sulistiawati, N. P. A., Rai, I. N., Santosa I. G. N., dan Astarini I. A., 2014. Phenophyology Studiesin Efforts Produced Off Season Citrus (Citrus nobilis var, microcarpa). Interrnational Journal on Advanced Science Engineering Information Technology. 4(6):56-61.

Steel R.G.D dan J.H Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika, Terjemahan Bambang Sumantri. PT Gramedia, Jakarta.

Sulkani. 2013. Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan. Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar - Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Jakarta

.

Tim Mekarsari. 2010. Ensiklopedia Buah Jeruk. Grasindo, Jakarta.

Tobing, D. M. A., 2013. Identifikasi Karakter Morfologi dalam Penyusunan Deskripsi Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Daerah Kabupaten Karo. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Walpole, R. E dan Myers R. H., 1993. Probability and Statistics for Engineers and Scientists. Prentice-Hall, Inc, New Jersey.


(24)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan WaktuPenelitian

Penelitianini akan dilakukan di sentra-sentra penanaman jeruk pada Kecamatan Raya, Kecamatan Purba dan Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun pada bulan Juli sampai September 2015. Penentuan lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan data produksi jeruk tertinggi yang berada di setiap daerah.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah beberapa tanaman jeruk dengan mengambil sampel tanaman dari Kecamatan Raya, Purba dan Silimakuta sebagai bahan penelitian.

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera untuk mendokumentasikan hasil penelitian, meteran, jangka sorong dan timbangan untuk mengukur karakter kuantitatif tanaman, label untuk menandai sampel, buku data dan alat tulis untuk mencatat data yang diperoleh serta alat pendukung lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan metode survei di sentra-sentra produksi Jeruk. Metode survei yang diterapkan dengan teknik wawancara dan observasi langsung di lokasi sentra pertanaman Jeruk. Teknik pengambilansampel menggunakan purposive samplingyaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki. Bahan tanaman yang digunakan adalah tanaman Jeruk milik petani. Data yang


(25)

diperoleh akan digunakan sebagai data awal untuk identifikasi dan karakteristik. Setiap data yang diperoleh akan dianalisis berdasarkan jenisnya.

Analisis data fenotipe pada karakter kuantitatif dilakukan untuk melihat keragaman yang ada pada populasi. Analisis perbandingan keragaman juga dilakukan dengan melihat perbandingan keragaman fenotipe dengan standar deviasi keragaman fenotipe.

Nilai keragaman fenotipe dihitung menurut Steel and Torrie (1995) sebagai berikut:

�2� =�∑ ��2�−�(∑ ��)2/�� �−1

�2 = keragaman fenotipe

xi = nilai rata-rata populasi ke-i n = jumlah populasi yang diuji

Selanjutnya standar deviasi keragaman fenotipe dihitung berdasarkan rumus :

���2� = ��2�

(�−1)

���2 = standar deviasi keragaman fenotipe

Kriteria penilaian terhadap luas dan sempitnya keragaman dihitung berdasarkan Darajat (1987) dalam Mansyah dkk. (2003) sebagai berikut :

• Apabila�2�> 2 ���2� berarti bahwa keragaman luas • Apabila�2�< 2 ���2� berarti bahwa keragaman sempit

Data kualitatif dan kuantitatif yang telah terstandarisasi diolah menggunakan program SPSS dengan analisis gerombol (cluster) untuk mengetahui tingkat kekerabatan antar aksesi dari setiap sampel masing-masing jeruk di tiga kecamatan di kabupaten Simalungun. Analisis cluster digunakan untuk memvisualisasikan data yang multivarians (dari parameter yang diukur)


(26)

hasil survei. Analisis cluster menghasilkan dendogram yang digunakan untuk menilai pola keragaman dari data survei (Sutanto, 2009).

Untuk menganalisis nilai (skoring) data kualitatif digunakan dengan cara tes organoleptic atau penilaian dengan menggunakan organ (pancaindra) manusia dengan bantuan beberapa orang peserta sebagai tim penilai data kualitatif seperti rasa daging buah, tekstur daging buah dan sebagainya. Penilaian dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut :

1. Penentuan beberapa orang sebagai tim penilai.

2. Mengambil sampel secara acak tanpa di ketahui tim penilai 3. Sampel diberikan kepada tim penilai untuk penilaian.

4. Skoring dari sampel diberikan tim penilai sesuai dengan hasil panca indra masing-masing.

5. Nilai diberikan sesuai dengan pilihan skoring data pengisian deskripsi Rasa daging buah:

Manis Sekali : 5

Manis : 4

Manis Asam : 3 Manis Hambar : 2

Asam : 1

6. Langkah diatas diulang beberapa kali sampai mewakili semua sampel yang diuji untuk setiap peserta penilai (tes organoleptic).

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat rasa buah jeruk dari tiga desa tersebut maka hasil skoring dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis yaitu uji anova one-way dengan menggunakan Ranking. Hipotesis uji ini adalah jika Ho diterima, maka sampel berasal dari populasi yang memiliki mean yang sama, dihitung berdasarkan:

H = 12 � (�+1)∑

��2

�� −3 (�+ 1) Dimana:

Ri = Jumlah peringkat dalam sampel

N = Jumlah total pengamatan di seluruh sampel ni = Ukuran sampel ke-i


(27)

PELAKSANAAN PENELITIAN Penentuan Lokasi

Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan survei yang telah dilakukan terlebih dahulu di Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, kemudian setelah didapat informasi tersebut, survei dilakukan di Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun. Penentuan lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan data produksi jeruk tertinggi yang berada di setiap daerah. Berdasarkan hasil survei yang diperoleh maka lokasi yang dipilih untuk melakukan pengamatan berada di kecamatan Raya, Silimakuta dan Purba Kabupaten Simalungun.

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampeldengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011 jumlah tanaman yang diamati pada tanaman Jeruk adalah 10 + (1% x jumlahtanaman dalam populasi).

Wawancara Langsung

Dilakukan wawancara langsung kepada petani dengan mengetahui luas lahan masing-masing kebun petani, cara pemeliharaannya, berapa jumlah populasi tanaman, asal tanaman, cara perbanyakan, serta jumlah produksi. Kemudian dilakukan kegiatan eksplorasi tanaman untuk mendapatkan data paspor serta data informasi umum.


(28)

Pengamatan Parameter Morfologi Batang Tinggi Tanaman (m)

Tinggi tanaman jeruk diukur dari leher akar sampai ujung daun terpanjang dengan menggunakan meteran dan pada umur berapa jeruk yang diamati tersebut.

Lingkaran Batang (cm)

Lingkaran batang diukur mulai dari atas lingkaran yang dijadikan batang bawah (kaki gajah) pada tanaman hasil okulasi.

Bentuk Tajuk

Pengamatan bentuk tajuk dilakukan dengan cara visual bentuk tajuk tanaman jeruk yang diamati tersebut.

Warna Batang

Pengamatan warna batang dilakukan dengan cara visual warna batang tanaman jeruk yang diamati.

Morfologi Daun Bentuk Daun

Bentuk daun diamati dengan mengamati karakteristik daun tersebut sesuai dengan kriteria bentuk daun.

Ukuran Daun (cm)

Ukuran daun diukur pada bagian tengah helaian daun yang terlebar dengan menggunakan alat ukur penggaris/meteran.

Warna Daun

Warna daun diamati dengan cara visual yaitu mengetahui warna bagian atas dan bagian bawah daun.


(29)

Tepi Daun

Tepi daun diamati dengan cara visual yakni melihat bentuk dari tepi daun tanaman tersebut.

Morfologi Bunga Warna Bunga

Pengamatan bunga pada tanaman diamati dengan mengetahui bentuk dan jenis bunga pada tanaman jeruk yang diamati tersebut.

Kedudukan Bunga

Pengamatan pada kedudukan bunga jeruk dilakukan dengan mengamati secara visual dengan melihat letak atau posisi bunga yang terdapatpadaketiak pelepah pada tanaman jeruk tersebut.

Jumlah Tangkai Sari

Pengamatan pada jumlah tangkai sari dilakukan secara langsung dengan menghitung jumlah tangkai sari pada bunga.

Ukuran Mahkota Bunga (mm)

Pengamatan pada ukuran mahkota bunga diukur pada bagian terpanjang dan terlebar masing-masing mahkota bunga, lalu diambil nilai rata-rata dari keseluruhan mahkota bunga.

Morfologi Buah Diameter Buah (mm)

Diameter buah diukur dengan menggunakan alat pengukur jangka sorong dari masing-masing sampel buah.

Berat Buah (gram)


(30)

Warna Kulit Buah

Warna kulit buah jeruk diamati secara visual sesuai dengan warna kulit jeruk.

Bentuk Buah

Bentuk buah jeruk diamati secara visual dan dilihat karakter-karakter bentuk jeruk berdasarkan karakter IPGRI.

Rasa Daging Buah

Rasa buah jeruk dengan mengambil beberapa sampel pada masing-masing jenis jeruk, kemudian dilakukan survei dengan meminta beberapa panelis untuk mencicipi rasa buah tersebut.

Tebal Kulit Buah (mm)

Pengamatan tebal kulit buah dilakukan dengan mengukur tebal kulit buah dengan menggunakan jangka sorong.

Jumlah Juring

Pengamatan jumlah juring dilakukan dengan menghitung tiap segmen (juring) pada buah yang telah dikupas kulitnya.

Morfologi Biji Jumlah Biji

Pengamatan jumlah biji dilakukan dengan menghitung jumlah biji per sampel buah yang diamati.

Bentuk Biji

Pengamatan bentuk biji diamati secara visual dan dilihat karakter-karakter bentuk biji jeruk berdasarkan karakter IPGRI.


(31)

Permukaan Biji

Pengamatan permukaan biji diamati dengan cara visual dengan menyentuh permukaan biji tanaman tersebut.

Warna Biji

Pengamatan warna biji diamati secara visual sesuai dengan warna biji jeruk.


(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Karakter-Karakter Morfologis Jeruk Siam (Citrus nobilis)

Dari hasil survei yang dilakukan di tiga kecamatan, masing-masing kecamatan dipilih satu desa dan tiap desa merupakan daerah yang umum ditanami jeruk oleh masyarakat.

Dari setiap desa dilakukan analisis data umum terhadap pemilik lahan dan karakteristik lahannya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis data umum kuesioner pemilik lahan dan karakter lahan Uraian Desa Dalig Raya

Kecamatan Raya

Desa Pematang Purba Kecamatan Purba

Desa Simpang Bage Kecamatan Silimakuta

Luas Lahan 2 Ha 18 Rante 8000 m

Umur Tanaman 11 Tahun 5 Tahun 3 Tahun

Ketinggian

Tempat ± 900 mdpl ± 751 - 1400 mdpl ± 1400 mdpl

Jumlah Tanaman 340 200 230

Nama Varietas Jeruk Siam Madu Jeruk Siam Madu Jeruk Siam Madu Cara Perbanyakan Vegetative Vegetative Vegetative Asal Tanaman Bibit hasil okulasi Bibit hasil okulasi Bibit hasil okulasi Hasil Panen Dagang sendiri

dan Dijual ke Tengkulak

Dijual ke Tengkulak

Dijual ke Tengkulak

Dari Tabel 1 diketahui bahwa karakter lahan dengan ketinggian tertinggi yaitu pada Desa Simpang Bage yaitu ± 1400 mdpl, sedangkan lahan dengan ketinggian terendah pada Desa Dalig Raya yaitu ± 900 mdpl. Umur tanaman jeruk yang diteliti pada jeruk Desa Dalig Raya yaitu berumur ± 11 tahun, pada jeruk Desa Pematang Purba ± 5 tahun dan pada jeruk Desa Simpang Bage ± 3 tahun. Tanaman jeruk pada masing-masing desa diperoleh dari hasil okulasi.


(33)

1. Jeruk Desa Dalig Raya

Dari hasil pengamatan parameter pada karakter morfologi batang, daun, bunga, buah dan biji jeruk Desa Dalig Raya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Karakter-karakter morfologis tanaman jeruk di Desa Dalig Raya Sampel Pengamatan Parameter Tinggi tanaman (m) Lingkaran Batang (cm) Ukuran Daun (cm) Jumlah Tangkai Sari Ukuran Mahkota Bunga (mm) Diameter Buah (mm) Berat Buah (gram) Tebal Kulit Buah (mm) Jumlah Juring Jumlah Biji A1 6,42 59 7,0 x 3,8 20 10,99 x 4,71 63,43 113,4 2,16 10 13

A2 2,69 30,5 6,2 x 3,3 18 11,10 x 4,32 71,24 160,6 4,04 9 12

A3 3,45 55,5 6,6 x 3,3 21 11,03 x 4,93 68,45 130,8 2,27 13 21

A4 2,18 40,5 6,1 x 2,9 19 11,84 x 5,46 63,89 115,0 2,95 11 16

A5 2,79 44 8,1 x 3,6 18 12,07 x 5,23 69,17 151,5 2,23 11 14

A6 3,96 66,4 5,7 x 3,1 20 12,21 x 4,71 62,15 110,8 2,42 11 17

A7 3,56 55 7,4 x 3,6 18 11,58 x 5,42 67,21 142,0 2,00 13 13

A8 3,52 60 6,8 x 3,4 20 12,12 x 5.55 68,07 141,5 3,55 12 17

A9 4,32 62 5,3 x 2,6 20 12,25 x 5,25 67,10 133,3 2,24 11 17

A10 4,04 56 6,2 x 2,9 20 11,31 x 4,86 69,33 132,8 3,01 13 18

A11 2,53 64 6,3 x 3,3 21 11,60 x 4,74 69,33 142,4 2,10 12 20

A12 A13 3,42 2,04 53,5 50,5

5,8 x 2,9 6,7 x 3,2

20 20

10,65 x 5,15 11,45 x 5,43

64,13 61,90 108,8 100,1 1,90 3,46 13 12 12 7

Rata-rata 3,46 53,61 6,48 x 3,22 19,62 11,55 x 5,06 66,57 129,5 2,64 11,62 15,15 Standar

Deviasi 1,14 10,13 0,75 x 0,34 1,04 0,52 x 0,38 3,09 18,39 0,69 1,26 3,80 Pada tabel 2 menunjukkan bahwa hasil penelitian jeruk di Desa Dalig

Raya pada karakter morfologis batang diketahui bahwa parameter tinggi tanaman yang tertinggi yaitu pada sampel A1yaitu sebesar 6,42 meter, sedangkan tinggi

tanaman terendah yaitu pada sampel A13yaitusebesar 2,04 meter. Pada karakter

morfologis lingkar batang diketahui bahwa parameter lingkar batang yang tertinggi yaitu pada sampel A6 yaitu sebesar 66,4 cm, sedangkan lingkar batang

terendah yaitu pada sampel A2 yaitusebesar 30,5 cm.Parameter ukuran daun yang

terluas yaitu pada sampel A5 yaitu sebesar 8,1 cm x 3,6 cm, sedangkan ukuran

daun yang paling sempit yaitu pada sampel A12 yaitusebesar 5,8 cm x 2,9 cm.

parameter ukuran mahkota bunga yang terbesar yaitu pada sampel A8 yaitu

sebesar 12,12 cm x 5,55 cm, sedangkan ukuran mahkota bunga yang terkecil yaitu pada sampel A2 yaitusebesar 11,10 cm x 4,32 cm. Pada karakter morfologis


(34)

jumlah tangkai sari diketahui bahwa jumlah tangkai sari yang terbanyak yaitu pada sampel A3 dan A11 yaitu sebanyak 21 tangkai, sedangkan jumlah tangkai sari

yang paling sedikit yaitu pada sampel A2, A5 dan A7 yaitusebanyak 18 tangkai.

Parameter diameter buah yang terbesar yaitu pada sampel A2 yaitu sebesar 71,24

mm, sedangkan diameter buah yang terkecil yaitu pada sampel A13 yaitusebesar

61,90 mm. Pada karakter morfologis berat buah diketahui bahwa berat buah tertinggi yaitu pada sampel A2 yaitu sebesar 160,6 gram, sedangkan berat buah

terendah yaitu pada sampel A13 yaitusebesar 100,1 gram. Pada karakter

morfologis tebal kulit buah diketahui bahwa tebal kulit buah terbesar yaitu pada sampel A2 yaitu sebesar 4,04 mm, sedangkan tebal kulit buah terendah yaitu pada

sampel A12 yaitusebesar 1,90 mm. Pada karakter morfologis jumlah juring

diketahui bahwa jumlah juring terbanyak yaitu pada sampel A3, A7, A10, A12 yaitu

sebanyak 13 juring, sedangkan jumlah juring paling sedikit yaitu pada sampel A2yaitusebanyak 9 juring.Parameter jumlah biji yang terbanyak yaitu pada sampel

A3 yaitu sebanyak 21 biji, sedangkan jumlah biji yang paling sedikit yaitu pada


(35)

Gambar beberapa karakter morfologis batang jeruk yang terdapat di Desa Dalig Raya dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut.

(a)

(b)

Gambar 1. Karakter morfologis batang jeruk di Desa Dalig Raya (a) Tajuk pohon jeruk berbentuk bulat membujur


(36)

Gambar karakter morfologis daun jeruk yang terdapat di Desa Dalig Raya dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut.

Gambar 2. Karakter morfologis daun jeruk berbentuk jorong di Desa Dalig Raya

Gambar karakter morfologis bunga jeruk yang terdapat di Desa Dalig Raya dapat dilihat pada gambar 3 sebagai berikut.


(37)

Gambar beberapa karakter morfologis buah jeruk yang terdapat di Desa Dalig Raya dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4. Karakter morfologis buah jeruk di Desa Dalig Raya a. Warna daging buah

b. Penampang buah jeruk secara melintang c. Warna kulit buah


(38)

Gambar karakter morfologis biji jeruk yang terdapat di Desa Dalig Raya dapat dilihat pada gambar 5 sebagai berikut.

Gambar 5. Karakter Morfologis biji jeruk di Desa Dalig Raya

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jeruk Desa Dalig Raya memiliki karakteristik tinggi tanaman 2,04 - 6,42 m, lingkaran batang 30,5 - 66,4 cm, bentuk tajuk bulat membujur, warna batang coklat, bentuk daun jorong, panjang daun 5,3 - 8,1 cm, lebar daun 2,6 - 3,8 cm, warna daun hijau tua, tepi daun bergerigi, warna bunga putih, kedudukan bunga berada di ketiak daun, jumlah tangkai sari 18 - 21, panjang mahkota bunga 10,65-12,12 mm, lebar mahkota bunga 4,32 - 5,55 mm, diameter buah 61,90 - 71,24 mm, berat buah 100,1 – 160,6 gram, warna kulit buah kuning kehijauan, tebal kulit buah 2,00-4,04 mm, jumlah juring 9-13, bentuk buah obloid, jumlah biji antara 7-21 biji per buah, bentuk biji bulat, permukaan biji lembut dan warna biji krem.


(39)

2. Jeruk Desa Pematang Purba

Dari hasil pengamatan parameter pada karakter morfologi batang, daun, buah dan biji jeruk Desa Pematang Purba dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Karakter-karakter morfologis tanaman jeruk di Desa Pematang Purba

Sampel Pengamatan Parameter Tinggi tanaman (m) Lingkaran Batang (cm) Ukuran Daun (cm) Diameter Buah (mm) Berat Buah (gram) Tebal Kulit Buah (mm) Jumlah Juring Jumlah Biji B1 1,81 22 8,4 x 4,1 64,21 117,9 2,56 11 15

B2 1,73 35,5 7,8 x 3,4 59,93 89,2 3,87 10 10

B3 2,24 32 8,6 x 3,8 61,08 99,3 2,67 11 11

B4 1,76 33,5 7,9 x 3,9 - - - - -

B5 2,16 24,9 7,6 x 3,6 60,25 81,7 3,08 13 10

B6 2,39 25 7,9 x 4,0 65,94 114,7 2,71 13 11

B7 2,36 31,5 7,8 x 3,4 60,86 96,6 2,51 10 17

B8 2,45 27 7,8 x 4,1 54,90 79,4 3,36 11 12

B9 2,05 25 7,7 x 4,4 61,80 97,7 2,53 12 11

B10 2,30 27 8,1 x 4,2 60,02 96,2 3,16 12 11

B11 2,36 24 5,6 x 2,8 62,89 105,5 2,17 11 10

B12 2,06 25 7,4 x 4,2 64,29 106,8 2,78 10 12

Rata-rata 2,14 27,70 7,72 x 0.74 61,47 98,64 2,85 11,27 11,82 Standar

Deviasi 0,26 4,31 3,83 x 0,45 2,95 12,25 0,48 1,10 2,23 Pada tabel 3 menunjukkan bahwa hasil penelitian jeruk di Desa Pematang Purba pada karakter morfologis batang diketahui bahwa parameter tinggi tanaman yang tertinggi yaitu pada sampel B8 yaitu sebesar 2,45 meter, sedangkan tinggi

tanaman terendah yaitu pada sampel B2 yaitusebesar 1,73 meter. Pada karakter

morfologis lingkar batang diketahui bahwa parameter lingkar batang yang tertinggi yaitu pada sampel B2 yaitu sebesar 35,5 cm, sedangkan lingkar batang

terendah yaitu pada sampel B1 yaitusebesar 22 cm.Parameter ukuran daun yang

terluas yaitu pada sampel B1 yaitu sebesar 8,4 cm x 4,1 cm, sedangkan ukuran

daun yang paling sempit yaitu pada sampel B11 yaitusebesar 5,6 cm x 2,8 cm.

Parameter diameter buah yang terbesar yaitu pada sampel B6 yaitu sebesar 65,94

mm, sedangkan diameter buah yang terkecil yaitu pada sampel B8 yaitusebesar

54,90 mm. Pada karakter morfologis berat buah diketahui bahwa berat buah tertinggi yaitu pada sampel B1 yaitu sebesar 117,9 gram, sedangkan berat buah


(40)

terendah yaitu pada sampel B8 yaitusebesar 79,4 gram. Pada karakter morfologis

tebal kulit buah diketahui bahwa tebal kulit buah terbesar yaitu pada sampel B2

yaitu sebesar 3,87 mm, sedangkan tebal kulit buah terendah yaitu pada sampel B11

yaitusebesar 2,17 mm. Pada karakter morfologis jumlah juring diketahui bahwa jumlah juring terbanyak yaitu pada sampel B5 dan B6 yaitu sebanyak 13 juring,

sedangkan jumlah juring paling sedikit yaitu pada sampel B2,B7 dan B12

yaitusebanyak 10 juring. Parameter jumlah biji yang terbanyak yaitu pada sampel B7 yaitu sebanyak 17 biji, sedangkan jumlah biji yang paling sedikit yaitu pada

sampel B2, B5, B11yaitusebanyak 10 biji.

Gambar beberapa karakter morfologis batang jeruk yang terdapat di Desa Pematang Purba dapat dilihat pada gambar 6 sebagai berikut.

(a) (b)

Gambar 6. Karakter morfologis batang jeruk di Desa Pematang Purba (a) Tajuk pohon jeruk berbentuk bulat


(41)

Gambar karakter morfologis daun jeruk yamg terdapat di Desa Pematang Purba dapat dilihat pada gambar 7 sebagai berikut.

Gambar 7. Karakter morfologis daun jeruk berbentuk jorong di Desa Pematang Purba

Gambar beberapa karakter morfologis buah jeruk yang terdapat di Desa Pematang Purba dapat dilihat pada gambar 8 sebagai berikut.

(a) (b)

(c) (d) Gambar 8. Karakter morfologis buah jeruk di Desa Pematang Purba a. Warna daging buah

b. Penampang buah jeruk secara melintang c. Warna kulit buah


(42)

Gambar karakter morfologis biji jeruk yang terdapat di Desa Pematang Purba dapat dilihat pada gambar 9 sebagai berikut.

Gambar 9. Karakter morfologis biji jeruk di Desa Pematang Purba

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jeruk Desa Pematang Purba memiliki karakteristik tinggi tanaman 1,73-2,45 m, lingkaran batang 22-35,5 cm, bentuk tajuk bulat, bulat membujur dan menjulang, warna batang coklat, bentuk daun jorong, panjang daun 5,6 - 8,4 cm, lebar daun 2,8–4,1 cm, warna daun hijau

tua, tepi daun bergerigi, diameter buah 54,90 –65,94 mm, berat buah 79,4 – 117,9 gram, warna kulit buah Kuning kehijauan, tebal kulit buah 2,17-3,87

mm, jumlah juring 10-13, bentuk buah obloid, jumlah biji antara 10-17 biji per buah, bentuk biji bulat, permukaan biji lembut dan warna biji krem.

3. Jeruk Desa Simpang Bage

Dari hasil pengamatan parameter pada karakter morfologi batang, daun, buah dan biji jeruk Desa Simpang Bage dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Karakter-karakter morfologis tanaman jeruk di Desa Simpang Bage

Sampel Pengamatan Parameter Tinggi tanaman (m) Lingkaran Batang (cm) Ukuran Daun (cm) Diameter Buah (mm) Berat Buah (gram) Tebal Kulit Buah (mm) Jumlah Juring Jumlah Biji

C1 1,87 20 7,3 x 3,4 56,36 77,1 2,57 13 12

C2 1,67 18 8,2 x 3,5 57,01 79,7 2,07 14 12

C3 1,85 18,5 8,6 x 4,5 58,46 79,8 3,55 12 8

C4 2,28 21 6,0 x 2,9 59,90 90,7 2,57 12 10

C5 1,74 21,5 7,8 x 3,4 60,28 92,3 3,09 13 11

C6 1,66 24 7,0 x 3,5 57,26 81,8 3,06 13 13

C7 1,82 20,5 7,6 x 3,5 58,95 73,7 2,73 15 10

C8 2,00 23,5 8,4 x 3,5 58,18 75,8 1,91 12 8

C9 1,70 20 7,9 x 3,6 58,16 81,0 2,64 13 12

C10 1,74 16,5 7,7 x 3,9 52,89 62,9 2,71 12 12

C11 2,30 20,5 6,5 x 3,0 52,62 65,7 2,20 13 3

C12 1,80 18 7,8 x 3,6 67,39 119,9 2,82 13 15

Rata-rata 1,87 20,17 7,57 x 3,53 58,12 81,7 2,66 12,92 10,5

Standar


(43)

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa hasil penelitian jeruk di Desa Simpang Bage pada karakter morfologis batang diketahui bahwa parameter tinggi tanaman yang tertinggi yaitu pada sampel C11 yaitu sebesar 2,30 meter, sedangkan tinggi

tanaman terendah yaitu pada sampel C6 yaitusebesar 1,66 meter. Pada karakter

morfologis lingkar batang diketahui bahwa parameter lingkar batang yang tertinggi yaitu pada sampel C5 yaitu sebesar 21,5 cm, sedangkan lingkar batang

terendah yaitu pada sampel C10 yaitusebesar 16,5 cm.Parameter ukuran daun yang

terluas yaitu pada sampel C3 yaitu sebesar 8,6 cm x 4,5 cm, sedangkan ukuran

daun yang paling sempit yaitu pada sampel C4yaitusebesar 6,0 cm x 2,9 cm.

Parameter diameter buah yang terbesar yaitu pada sampel C12 yaitu sebesar 67,39

mm, sedangkan diameter buah yang terkecil yaitu pada sampel C11 yaitusebesar

52,62 mm. Pada karakter morfologis berat buah diketahui bahwa berat buah tertinggi yaitu pada sampel C12 yaitu sebesar 119,9 gram, sedangkan berat buah

terendah yaitu pada sampel C10 yaitusebesar 62,9 gram. Pada karakter morfologis

tebal kulit buah diketahui bahwa tebal kulit buah terbesar yaitu pada sampel C3

yaitu sebesar 3,55 mm, sedangkan tebal kulit buah terendah yaitu pada sampel C8

yaitusebesar 1,91 mm. Pada karakter morfologis jumlah juring diketahui bahwa jumlah juring terbanyak yaitu pada sampel C7 yaitu sebanyak 15 juring,

sedangkan jumlah juring paling sedikit yaitu pada sampel C3,C4, C8 dan

C10yaitusebanyak 12 juring. Parameter jumlah biji yang terbanyak yaitu pada

sampel C12 yaitu sebanyak 15 biji, sedangkan jumlah biji yang paling sedikit yaitu


(44)

Gambar beberapa karakter morfologis batang jeruk yang terdapat di Desa Simpang Bage dapat dilihat pada gambar 10 sebagai berikut.

(a) (b)

Gambar 10. Karakter morfologis batang jeruk di Desa Simpang Bage (a) Tajuk pohon jeruk berbentuk bulat membujur

(b) Keadaan batang jeruk menunjukkan cabang banyak

Gambar karakter morfologis daun jeruk yang terdapat di Desa Simpang Bage dapat dilihat pada gambar 11 sebagai berikut.

Gambar 11. Karakter morfologis daun jeruk berbentuk joromg di Desa Simpang Bage


(45)

Gambar karakter morfologis buah jeruk yang terdapat di Desa Simpang Bage dapat dilihat pada gambar 12 sebagai berikut.

(a) (b)

(b) (d)

Gambar 12. Karakter morfologis buah jeruk di Desa Simpang Bage a. Warna daging buah

b. Penampang buah jeruk secara melintang c. Warna kulit buah

d. Buah jeruk berbentuk obloid

Gambar karakter morfologis biji jeruk yang terdapat di Desa Pematang Purba dapat dilihat pada gambar 9 sebagai berikut.


(46)

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jeruk Desa Simpang Bage memiliki karakteristik tinggi tanaman 1,66-2,30 m, lingkaran batang 16,5-21,5 cm, bentuk tajuk bulat dan menjulang, warna batang coklat, bentuk daun jorong, panjang daun 6,0 - 8,6 cm, lebar daun 2,9–4,5 cm, warna daun hijau tua, tepi daun bergerigi, diameter buah52,62–67,39 mm, berat buah 62,9 – 119,9 gram, warna kulit buah Kuning Kehijauan, tebal kulit buah 1,91-3,55 mm, jumlah juring 10-13, bentuk buah obloid, jumlah biji antara 12-15 biji per buah, bentuk biji bujur telur, permukaan biji lembut dan warna biji krem.


(47)

Hasil analisis karakter fenotipe yang diukur secara kuantitatif yang dianalisis dengan perbandingan nilai keragaman dengan standar deviasi disajikan pada Tabel 5. Untuk mengetahui adanya keragaman dari suatu populasi harus dilakukan pengukuran berbagai karakter yang spesifik pada populasi dan selanjutnya dianalisis menurut kaidah statistika.

Tabel 5. Keragaman Kuantitatif Jeruk di Desa Dalig Raya

Karakter

Lokasi Penelitian

Dalig Raya Pematang Purba Simpang Bage Rataan ± Sd ��� Kriteria Rataan ±

Sd ��� Kriteria

Rataan ±

Sd ��� Kriteria

Tinggi Tanaman (m)

3,46 ± 1,14 1,305 Luas 2,14±0,26 0,066 Luas 1,87±0,22 0,048 Luas Lingkaran

Batang (cm)

53,61±10,13 102,584 Luas 27,70±4,31 18,571 Luas 20,17±2,22 4,924 Luas Panjang

Daun (cm)

6,48 ± 0,75 0,559 Luas 7,72±0,74 0,552 Luas 7,57±0,76 0,581 Luas Lebar

Daun (cm)

3,22 ± 0,34 0,115 Luas 3,83±0,45 0,206 Luas 3,53±0,4 0,164 Luas Jumlah

Tangkai Sari

19,62 ± 1,04 1,090 Luas - - - -

Panjang Mahkota Bunga (mm)

11,55 ± 0,52 0,273 Luas - - - -

Lebar Mahkota Bunga (mm)

5,06 ± 0,38 0,141 Luas - - - -

Diameter Buah (mm)

66,57 ± 3,09 9,552 Luas 61,47±2,94 8,722 Luas 58,12±3,78 14,295 Luas Berat

Buah (gram)

129,46±18,39 338,073 Luas 98,64±12,25 150,021 Luas 81,7±14,74 217,284 Luas Tebal

Kulit Buah (mm)

2,64 ± 0,69 0,474 Luas 2,85±0,48 0,227 Luas 2,66±0,46 0,210 Luas Jumlah

Juring 11,62 ± 1,26 1,590 Luas 11,27±1,10 1,218 Luas 12,92±0,90 0,811 Luas Jumlah

Biji 15,15±3,80 14,474 Luas 11,82±2,23 4,964 Luas 10,5±3,09 9,545 Luas Dari hasil analisis keseragaman dengan perbandingan keragaman standar deviasi, terdapat kriteria variabilitas fenotipe yang disajikan pada tabel 5, yaitu terdapat variabilitas fenotipik yang luas pada karakter tinggi tanaman, lingkaran


(48)

batang, ukuran daun, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah, berat buah, tebal kulit buah, jumlah juring dan jumlah biji.

Uji Skoring Rasa

Berdasarkan uji Kruskal-Wallis, sampel yang diamati signifikan dimana populasi yang diamati memiliki mean yang sama. Desa Dalig Raya merupakan peringkat teratas dengan buah jeruk yang memiliki rasa manis, disusul dengan peringkat kedua oleh jeruk di Desa Pematang Purba, lalu desa Simpang Bage pada


(49)

Hubungan Kekerabatan

Berdasarkan karakter morfologis jeruk di tiga desa diperoleh nilai hubungan kekerabatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6. Hubungan kekerabatan jeruk di tiga desa Kabupaten Simalungun dilihat dari Proximity matrix (dissimilarity matrix)

No Nilai koefisien Hubungan Kekerabatan

1 0.702 C5 B5

2 0.810 C9 C1

3 1.192 C6 C1

4 1.341 C9 C5

5 1.534 C9 B5

6 1.678 C6 C5

7 1.738 C6 C9

8 1.772 C6 B5

9 1.901 B10 B9

10 2.129 C4 B11

11 2.251 A11 A3

12 2.301 C1 C5

13 2.306 C1 B5

14 2.647 C12 B6

15 2.921 B12 B1

16 3.021 C7 C2

17 3.491 A9 A6

18 3.521 B3 B9

19 3.721 C10 B8

20 3.736 A10 A8

21 4.065 C8 C9

22 4.573 C3 B8

23 4.597 A7 A5

24 4.951 B10 B1

25 5.106 C2 C5

26 5.983 C10 C2

27 6.257 A4 B11

28 6.330 B12 B6

29 6.460 A12 A6

30 6.523 B2 A13

31 7.563 A8 A3

32 7.570 B9 C8

33 7.926 A13 C4

34 8.365 A9 A11

35 9.923 B7 C12

36 14.725 A10 A5

37 14.941 A4 B6

38 19.146 A2 A5

39 20.369 A10 C4

40 21.971 C11 B10


(50)

Dari tabel 6, berdasarkan nilai jarak koefisien diperoleh kesimpulan bahwa semakin kecil nilai koefisien antara variabel satu dengan variable lainnya maka semakin mirip hubungan kekerabatan pada kedua variabel tersebut. Sehingga diketahui bahwa tingkat kemiripan (kesamaan) tertinggi yang memiliki hubungan kekerabatan yaitu pada sampel C5 dan B5 sebesar 0,702 sedangkan tingkat kemiripan (kesamaan) terendah yang memiliki hubungan kekerabatan yaitu pada sampel A3 dan A1 sebesar 22,103.

Dari hasil penelitian jeruk di tiga desa di Kabupaten Simalungun diperoleh dendogram hubungan kekerabtan jeruk di tiga desa pada masing-masing sampel dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 14. Dendogram Hubungan Kekerabatan Jeruk di Desa Dalig Raya, Desa Pematang Purba, dan Desa Simpang Bage


(51)

Hubungan Kekerabatan Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

Berdasarkan hasil dendogram hubungan kekerabatan jeruk yang dilakukan di tiga desa di Kabupaten Simalungun (lihat gambar 14.) menunjukkan bahwa jeruk di Kabupaten Simalungun terbagi dalam 2 kelompok utama yaitu kelompok 1 terdiri dari 35 sampel yaitu B5, C5, C1, C9, C6, C2, C7, C8, B8, C10, C3, B6, C12, B1, B12, B9, B10, B3, B7, B11, C4, A4, A13, B2, C11, A5, A7, A3, A11, A8, A10, A6, A9, A12 dan A1. Kelompok 2 hanya terdiri dari 1 sampel yaitu A2. Kelompok 1 memisah dengan kelompok 2 karena adanya perbedaan karakter morfologis buah (diameter buah, berat buah, tebal kulit buah dan jumlah juring

buah) yang mencolok dibanding karakter morfologis buah sampel pada kelompok 1. Karakter-karakter tersebut yang membedakan secara nyata antara

jeruk yang terdapat pada masing-masing desa, sehingga ketiga desa ini dapat dibedakan kedalam taksa yang berbeda.

Pada kelompok 1 membentuk 2 sub kelompok besar yaitu kelompok 1a yang terdiri dari 25 sampel yaitu B5, C5, C1, C9, C6, C2, C7, C8, B8, C10, C3, B6, C12, B1, B12, B9, B10, B3, B7, B11, C5, A4, A13, B2 dan C11, sedangkan kelompok 1b terdiri dari 10 sampel yaitu A5, A7, A3, A11, A8, A10, A6, A9, A12 dan A1. Ini disebabkan karena adanya perbedaan yang jelas pada karakter seperti tinggi tanaman, lingkaran batang, ukuran daun, lebar daun, diameter bauh, berat buah, tebal kulit buah, jumlah juring dan jumlah biji, sehingga dapat menyebabkan keragaman antar tanaman dalam satu daerah yang berbeda.

Pada kelompok 1a membentuk 2 sub kelompok besar yaitu kelompok 1aa yang terdiri dari 24 sampel yaitu B5, C5, C1, C9, C6, C2, C7, C8, B8, C10, C3,


(52)

B6, C12, B1, B12, B9, B10, B3, B7, B11, C4, A4, A13 dan B2, pada kelompok ini terdapat sampel (C5 dan B5) yang memiliki nilai koefisien jarak terendah atau dengan kata lain memiliki banyak persamaan karakter diantara keduanya, persamaan tersebut antara lain warna batang, bentuk daun, warna daun, tepi daun, warna kulit buah, bentuk buah, berat buah, rasa buah, jumlah juring, permukaan biji dan warna biji, sedangkan kelompok 1ab terdiri dari 1 sampel yaitu C11.

Hubungan kekerabatan 37 sampel tanaman jeruk di tiga desa Kabupaten Simalungun dari 19 karakter morfologi berbeda yang diamati dan diukur menunjukkan bahwa dari analisis dendogram tersebut dari 37 sampel tanaman jeruk tidak membentuk satu kelompok berdasarkan daerah yang diteliti, tetapi berdasarkan atas perbedaan karakter morfologis tanaman jeruk. Perbedaan karakter morfologis tanaman jeruk dapat diakibatkan karena asal-usul bibit tanaman jeruk tersebut belum diketahui pasti darimana asalnya. Dari data kuisioner atau wawancara langsung dengan para petani jeruk di beberapa desa Kabupaten Simalungun diketahui bahwa sumber bibit tanaman jeruk berasal dari wilayah berastagi Kabupaten Karo, kecuali sumber bibit di Desa Pematang Purba memperoleh bibit dari tempat penangkaran tidak bersertifikat di Desa Bagot Raya dimana penangkarnya berasal dari daerah kabanjahe dan sumber bibitnya juga berasal dari Kabupaten Karo.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan jenis jeruk yang diidentifikasi merupakan daerah sentra produksi terbesar untuk pertanaman tanaman jeruk di Kabupaten Simalungun. Dari karakteristik morfologis jenis-jenis jeruk di tiga desa tersebut dapat dilakukan pengamatan secara visual. Pada


(53)

masing-masing pengamatan di setiap desa untuk parameter warna batang, warna daun, tepi daun, warna kulit buah, bentuk buah, permukaan biji dan warna biji terdapat persamaan karakteristik morfologi.

Pada pengamatan parameter tinggi tanaman jeruk di Desa Dalig Raya berkisar 2,04 - 6,42 m dengan lingkar batang 30,5 - 66,4 cm, Desa Pematang Purba berkisar 1,73 - 2,45 m dengan lingkar batang 22 - 35,5 cm dan Desa Simpang Bage berkisar 1,66 - 2,30 dengan lingkar batang 16,5 - 21,5 cm. Tinggi tanaman tidak berpengaruh terhadap umur tanaman, namun semakin tua tanaman, batang tanaman akan semakin membesar. Tanaman jeruk ini berbatang rendah dan memiliki percabangan yang banyak. Hal ini sesuai dengan penelitian Tobing (2013) yang menyatakan bahwa percabangan tanaman jeruk relative kecil dan menyebar ke segala arah dengan tidak beraturan tetapi cenderung menghadap ke atas namun mempunyai jumlah cabang-cabang yang cukup banyak.

Ukuran daun tanaman jeruk di Desa Dalig Raya memiliki panjang daun berkisar 5,3 – 8,1 cm dan lebar daun berkisar 2,6 – 3,8 cm, Desa Pematang Purba memiliki panjang daun berkisar 5,6 – 8,4 cm dan lebar daun berkisar 2,8 – 4,1 cm dan Desa Simpang Bage memiliki panjang daun berkisar 6,0 – 8,6 cm dengan lebar daun berkisar 2,9 – 4,5 cm. Hasil identifikasi jenis jeruk di Desa Dalig Raya, Desa Pematang Purba, Desa Simpang Bage menunjukkan bahwa pada karakter bentuk daun, warna daun dan tepi daun memiliki persamaan karakter yaitu berbentuk jorong, berwarna hijau tua dan tepi daun bergerigi. Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat variabilitas fenotipik yang luas untuk karakter panjang dan lebar daun sedangkan karakter keragaan daun tidak memperlihatkan variablitas yang luas (Tabel 5). Menurut penelitian Martasari, dkk (2004) hasil


(54)

karakterisasi secara morfologi tanaman memperlihatkan bahwa jeruk siam yang ada di Indonesia memiliki banyak kemiripan terutama pada karakter kualitatif walau nama dan asal daerahnya berbeda. Perbedaan hanya terdapat pada panjang dan lebar daun tanaman.

Dari hasil penelitian jeruk yang diadakan dari bulan Juli sampai dengan September, hanya di Desa Dalig Raya pada bulan Juli tanaman sedang berbunga. Bunga tanaman jeruk di daerah tersebut berwarna putih, kedudukan bunga berada di ketiak daun, memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga, jumlah tangkai sari berkisar 18-21 buah, panjang mahkota bunga berkisar 10,65 – 12,12 mm dan lebar mahkota bunga berkisar 4,32 – 5,55 mm. Saat bunga mekar, aroma yang dipancarkan cukup harum. Hal ini sesuai dengan literatur Rismunandar (1986) yang menyatakan bahwa bunga tanaman jeruk kebanyakan berbentuk majemuk dalam satu tangkai dan mempunyai aroma yang harum. Bunga-bunga tersebut muncul dari ketiak daun atau pucuk ranting yang masih muda. Setelah pucuk daun tumbuh, beberapa hari kemudian akan muncul bunga.

Dari hasil pengamatan umur tanaman, tanaman jeruk yang terdapat di Kabupaten Simalungun cukup beragam. Umur tanaman yang diamati di Desa Dalig Raya sekitar 11 tahun, di Desa Pematang Purba sekitar 5 tahun dan di Desa Simpang Bage berkisar 3 tahun. Perbedaan umur tanaman ini akan mengakibatkan bulan berbunga tanaman akan berbeda. Menurut penelitian Qosim, dkk (2011), akan terjadi perbedaan laju pertumbuhan di antara jenis-jenis tanaman yang berkompetisi dalam suatu ekosistem, dalam hal ini akan terjadi juga perbedaan produktifitas pada perbedaan umur tumbuhan dari satu spesies yang sama. Berdasarkan hasil penelitian Sulistiawati, dkk (2014), pembungaan pada tanaman


(55)

jeruk di Indonesia terjadi pada musim kemarau karena adanya stress air dan munculnya bunga terjadi pada awal musim hujan. Proses pembentukan bunga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (eksogen) dan endogen tanaman. Menurut penelitian Sitanggang (2002), curah hujan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman jeruk siam. Curah hujan optimal yang dibutuhkan sekitar 1500 mm/tahun. Sedangkan berdasarkan data BPS (2014), curah hujan rata-rata Kabupaten Simalungun 314 mm/tahun, dengan curah hujan minimum 115 mm/tahun dan curah hujan maksimum 560 mm/tahun.

Dari hasil penelitian jeruk di Desa Dalig Raya, Pematang Purba dan Simpang Bage diketahui bahwa warna kulit buah kuning kehijauan, bentuk buah

obloid, jumlah juring sekitar 9 – 15 juring dan tebal kulit buah sekitar

1,90 – 4,04 mm. Menurut Keputusan Menteri Pertanian No 466/kpts/PO.210/9/2003 dalam Indrayasa (2011), jeruk siam Pontianak

memiliki kulit buah berwarna hijau kekuningan, bentuk buah bulat dengan ujung buah tumpul datar, jumlah juring 10 – 12 juring dan tebal kulit buah sekitar 1 – 1,5 mm. Menurut Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura (2014), jeruk siam Banjar memiliki kulit berwarna orange kehijauan, bentuk buah bulat agak gepeng, jumlah juring 10 – 13 juring dan tebal kulit buah 1,3 – 1,7 mm. Dalam penelitian Tobing (2013), jeruk siam di wilayah Karo memiliki warna kuning dan kuning kehijauan. Menurut Martasari, dkk (2004), spesies jeruk mempunyai heterozigositas yang tinggi, kebanyakan sifatnya adalah poligenik yaitu dikontrol oleh banyak gen. Sifat poligenik jauh lebih reaktif terhadap lingkungan, sehingga kondisi lingkungan sangat berkontribusi terhadap fenotip dari individu tersebut.


(56)

Dari hasil penelitian jeruk di Kabupaten Simalungun, buah di Desa Dalig Raya memiliki jumlah biji antara 7 – 21, buah di Desa Pematang Raya memiliki jumlah biji antara 10 – 17, buah di Desa Simpang Bage memiliki jumlah biji antara 3 – 15. Menurut Husni (2010), jeruk siam masih mempunyai biji yang relatif banyak (14-24 biji per buah) dan mempunyai warna kulit yang belum begitu menarik sehingga kalah bersaing dengan jeruk yang diproduksi negara lain. Kebutuhan pasar dunia terhadap buah jeruk yang dikonsumsi segar saat ini perlu memenuhi kategori buah yang tidak berbiji (seedless), mudah dikupas (easy peeling), dan mempunyai tipe mandarin dengan warna yang menarik (pigmented)

Hasil analisis keseragaman dengan perbandingan keragaman standar deviasi menunjukkan bahwa terdapat variabilitas fenotipik yang luas pada karakter tinggi tanaman, lingkaran batang, ukuran daun, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah, berat buah, tebal kulit buah dan jumlah juring (Tabel 5.). Hal ini ditunjukkan dengan nilai varians fenotipnya yang lebih besar dari dua kali nilai standar deviasi varians fenotipnya. Variasi ini terjadi karena adanya faktor internal seperti kontrol gen dan faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan. Hal ini sesuai dengan literatur Mangendidjojo (2003) yang menyatakan bahwa terjadinya atau timbulnya variasi disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan dan faktor keturunan atau genetik, dimana perbedaan kondisi lingkungan memberikan kemungkinan munculnya variasi yang akan menentukan penampilan akhir dari tanaman tersebut. Bila ada variasi yang timbul atau tampak pada populasi tanaman yang ditanam pada kondisi lingkungan yang sama maka variasi tersebut merupakan variasi atau perbedaan yang berasal dari genotipe individu anggota populasi.


(57)

Variabilitas luas memiliki keragaman yang tinggi atau dengan kata lain tanaman dalam populasi tersebut tidak seragam. Hal ini diakibatkan karena sumber bibit yang digunakan petani tidak berasal dari bibit yang bersertifikasi. Menurut Martasari, dkk (2004), dalam kegiatan agribisnis pertanian, benih atau bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan peningkatan produksi. Benih atau bibit yang bersertifikat akan menjamin asal usul dan varietas yang digunakan. Menurut Sulkani (2013), tujuan sertifikasi benih adalah menjaga kemurnian varietas melalui pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan asal usul bibit, memelihara mutu benih melalui pemeriksaan kesehatan benih, memberikan jaminan kepada pengguna benih tentang kepastian mutu bibit dan varietas yang akan digunakan, memberikan legalitas kepada produsen benih, bahwa benih yang dihasilkan terjamin kemurnian dan mutunya.

Dari hasil kesimpulan uji Kruskal-Wallis, terdapat perbedaan tingkat rasa buah jeruk dari tiga desa yang diamati. Desa Dalig Raya merupakan peringkat teratas dengan buah jeruk yang memiliki rasa manis, disusul dengan peringkat kedua oleh jeruk di Desa Pematang Purba, lalu desa Simpang Bage pada peringkat terakhir. Perbedaan rasa buah dapat dikarenakan karena faktor umur tanaman dan ketinggian tempat penanaman jeruk tersebut.

Dari hubungan kekerabatan jeruk di tiga desa Kabupaten Simalungun dilihat dari dissimilarity matrix (Tabel 6) terdapat sampel C5 dan B5 yang memiliki nilai koefisien jarak terendah yaitu 0,702 dengan nilai similaritas sebesar 99,298 atau dengan kata lain memiliki banyak persamaan karakter diantara keduanya, persamaan tersebut antara lain warna batang, bentuk daun, warna daun, tepi daun, warna kulit buah, bentuk buah, berat buah, rasa buah, jumlah juring,


(58)

permukaan biji dan warna biji sedangkan sampel A3 danA1 memiliki niai koefisien jarak tertimggi yaitu 22,103 dengan nilai similaritas sebesar 77,897 atau dengan kata lain memiliki sedikit persamaan karakter. Berdasarkan hubungan kekerabatan jeruk di Kabupaten Simalungun, kelompok 2 yaitu sampel A2 memisahkan diri dari kelompok 1 karena memiliki banyak perbedaan karakter antara lain diameter buah, berat buah, tebal kulit buahdan jumlah juring buah. Hal ini sesuai dengan literatur Sokal dan Sneath (1963) dalam Fatimah (2013) yang menyatakan bahwa semakin banyak persamaan karakter yang dimiliki maka semakin besar nilai similaritasnya berarti semakin dekat hubungan kekerabatannya diantara kelompok yang diperbandingkan. Sebaliknya semakin banyak perbedaan karakter yang dimiliki maka semakin kecil nilai similaritasnya berarti semakin jauh hubungan kekerabatannya diantara kelompok yang diperbandingkan.


(59)

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

1. Hasil dari identifikasi karakter morfologis jeruk Desa Dalig Raya, Desa Pematang Purba dan Desa Simpang Bage pada 37 sampel jeruk memiliki persamaan karakter morfologis pada karakter kualitatif antara lain warna batang, bentuk daun, warna daun, tepi daun, warna kulit buah, bentuk buah dan warna biji.

2. Hasil dari identifikasi karakter morfologis jeruk menunjukkan bahwa tanaman jeruk di tiga desa Kabupaten Simalungun memiliki variabilitas fenotipik yang luas untuk karakter kuantitatif antara lain tinggi tanaman, lingkaran batang, ukuran daun, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah, berat buah, tebal kulit buah dan jumlah juring.

3. Hubungan kekerabatan terdekat terdapat pada sampel C5 dan B5 dengan nilai koefisien jarak sebesar 0,702 (nilai similaritas sebesar 99,298) sedangkan hubungan kekerabatan terjauh terdapat pada sampel A3 dan A1 dengan nilai koefisien sebesar 22,103 (nilai similaritas terendah, sebesar 77,897).

4. Dari hasil dendogram terbentuk ke dalam dua kelompok utama yaitu kelompok 1 terdiri dari 35 sampel, kelompok 2 terdiri dari 1 sampel. Kelompok 1 membentuk dua sub kelompok besar yaitu: kelompok 1a terdiri dari 25 sampel dan kelompok 1b terdiri dari 10 sampel. Kelompok 1a membentuk dua sub kelompok yang lebih kecil lagi yaitu 1aa terdiri dari 24 sampel dan 1ab hanya terdiri dari 1 sampel saja.


(60)

5. Hasil analisis keseragaman dengan perbandingan keragaman standar deviasi memiliki variabilitas yang tinggi yang menunjukkan tanaman dalam populasi tidak seragam.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh data tentang karakter-karakter morfologis jeruk di beberapa daerah lainnya.


(61)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Sistematika jeruk menurut Naharsari (2007) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas :

Dicotyledonae, Ordo : Rutales, Famili : Rutaceae, Genus : Citrus, Spesies : Citrus sp.

Tanaman jeruk mempunyai akar tunggang panjang dan akar serabut (bercabang pendek kecil) serta akar-akar rambut. Bila akar tunggang mencapai tanah yang keras atau tanah yang terendam air, maka pertumbuhannya akan berhenti. Tetapi bila tanahnya gembur, panjang akar tunggang bisa mencapai 4 meter. Akar cabang yan mendatar bisa mencapai 6-7 meter. Perakaran jeruk tergantung pada banyaknya unsur hara di dalam tanah dan umumnya di kedalaman 0,15-0,50 meter (Soelarso, 2007).

Setiap spesies jeruk memiliki bentuk daun yang bervariasi. Bentuk daun obovate terlihat pada jenis C. reticulata Blanco (keprok Batu) danC. maxima Merr (besar Sri Nyonya), ovalis obovate terlihat padaC. sinensis Osbeck, C. reticulata Blanco (keprok Pulung), dan C. maxima Merr (Nambangan dan Sambas). Bentuk daun ovalorbicular hanya terlihat pada C. sinensis Osbeck (Cinakonde). Pada C. sinensis Osbeck, ujung daun meruncing, panjang helaian daun C. maxima Merr memiliki rentangan 9,6-17,3 cm, C. sinensis Osbeck 8,2-17,5 cm, dan C. reticulata Blanco 7,8-9,8 cm. Rasio panjang dan lebar daun 1,5:1 terlihat pada C. maxima Merr dan C. sinensis Osbeck (manis Kupang), rasio 1,5-2:1 pada C. reticulata Blanco (keprok Cinakonde dan keprok Batu) dan C. sinensis Osbeck


(62)

(manis Pacitan), rasio 2-2,5:1 pada keprok Pulung dan manis Punten(Hardiyanto, dkk., 2007).

Bunga tanaman jeruk kebanyakan berbentuk majemuk dalam satu tangkai dan mempunyai aroma yang harum. Bunga-bunga tersebut muncul dari ketiak daun atau pucuk ranting yang masih muda. Setelah pucuk daun tumbuh, beberapa hari kemudian akan muncul bunga (Rismunandar, 1986). Menurut Hardiyanto, dkk. (2007) , letak bunga pada ketiga spesies jeruk (Citrus sp.) terdapat pada terminal dan merupakan perbungaan dengan bentuk tandan. Jumlah bunga pada perbungaannya bervariasi yaitu 2-10 pada C. maxima Merr, 1-8 pada C. reticulata Blanco dan C. sinensis Osbeck.Jumlah perhiasan bunga (kelopak dan mahkota) adalah 4 kecuali pada jeruk besar Nambangan (C. maxima Merr) dan jeruk manis Punten (C. sinensis Osbeck) jumlah perhiasan bunganya 5.

Morfologi buah pada C. sinensis berukuran sedang, sukar dikupas, juring sukar dilepas, dasar buah terkadang memiliki navel dengan biji besar, monoembrioni dengan kotiledon penuh. Pada C. reticulata buah berukuran sedang,mudah dikupas, juring mudah dilepas, ujung buah terkadang memiliki konde dan memiliki biji kecil, polyembrioni dan kotiledon berwarna hijau. Pada C. maxima buah berukuran sangat besar dengan diameter 11-17 cm, pulp-vesichel besar dan mudah dilepas. Ukuran biji juga besar, datar, dan cenderung berwarna kuning, kasar dan cenderung monoembryoni (Martasari dan Mulyanto, 2008).

Tanaman jeruk memiliki duri tergantung dari varietas jeruk tersebut. Pada batang 3 spesies jeruk, yaitu C. sinensis Osbeck, C. maxima Merr, danC. reticulata Blanco (varietas keprok Batu dan keprok Pulung) terlihat adanya duri. Sedangkan batang C. reticulata Blanco varietas Cinakonde tidak ditemukan


(63)

adanya duri. Panjang duri pada setiap spesies memiliki variasi. Duri padaC. reticulata Blanco dan C. sinensis Osbeck panjang durinya antara 1-4 cm sedangkan pada C. maxima Merr 0,4-1 cm (Hardiyanto, dkk., 2007).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman jeruk dapat tumbuh di daerah berjenis apa saja, baik daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun, semua jenis tanaman jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Suhu atau temperatur optimal antara 200C-300C, namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada suhu 380C. Untuk jenis jeruk keprok, memerlukan suhu 200C (Naharsari, 2007).

Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah(musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buahagar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan airyang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahanangin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80% (Prihatman, 2000).

Tanah

Jeruk dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dan lahan, mulai dari lahan kering, sawah sampai lahan tergenang. Terdapat beberapa syarat dalam penentuan jenis tanah yang akan digunakan untuk menanam jeruk. Jenis tanah andosol dan latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk. Tanah yang baik adalah tanah dengan tekstur gembur berpasir hingga lempung berliat dengan fraksi liat 7-27%, debu


(64)

25-50% dan pasir kurang dari 50%, cukup humus, tata air dan udara baik (Naharsari, 2007).

Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5 dengan pH optimum 6.Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaantanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanamanjeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringansekitar 300 (Prihatman, 2000).

Karakteristik Jeruk dan Penyebarannya

Sumbangan utama dari buah jeruk untuk gizi manusia adalah persediaan vitamin, khususnya asam askorbat (vitamin C). Asupan 5 mg vitamin C per hari dapat mencegah gejala kudisan pada orang dewasa. Asupan 30-60 mg vitamin C diperlukan untuk pertumbuhan orang dewasa, dan sebuah jeruk per hari dapat memenuhi keperluan ini dan memastikan kesehatan yang baik. Kandungan vitamin C yang terkandung pada tiap varietas jeruk berbeda-beda. Umumnya, jeruk mengandung 40-70 mg vitamin C/100 ml, sedangkan jeruk besar, jeruk keprok dan jeruk limun mengandung 20-50 mg/100 g (Ladaniya, 2008).

Jeruk memiliki wangi yang khas. Daun dan kulit jeruk mempunyai kelenjar minyak yang mengandung suatu senyawa yang bernama citral. Citral inilah yang menghasilkan aroma khas jeruk. Bulir jeruk mengandung asam sitrat yang memberikan rasa khas jeruk yang menyengat. Dalam bulir jeruk

mengandung air, pati, gula, kristal asam oksalat dan vitamin (Tim Mekarsari, 2010).


(65)

Pigmen utama yang memberikan warna pada buah jeruk adalah klorofil (hijau), karotenoid (kuning, oranye dan oranye gelap), antosianin (merah darah) dan likopen (merah muda atau merah). Selama pertumbuhan dan pematangan, khususnya pada tingkat belum matang, klorofil menonjol pada kulit buah jeruk. Karena adanya klorofil, buah yang belum matang mampu berfotosintesis tetapi tidak dapat berkontribusi khusus dalam menghasilkan nutrisi sendiri. Klorofil pada jeruk terdiri dari dua utama pigmen, yaitu: klorofil-a (C55 H72 O5 N4 Mg) dan

klorofil-b (C55 H70 O6 N4 Mg) dengan perbandingan 2:1 (Ladaniya, 2008).

Jeruk termasuk ke dalam famili Rutaceae, subfamili Aurantioideae. Rutaceae merupakan salah satu dari empat famili Rutales, divisi Lignosae dari subfilum Dicotyledoneae. Rutaceae meliputi banyak genera, terdiri dari 150 genera dan 1600 spesies. Aurantioideae merupakan salah satu dari tujuh subfamili Rutaceae terdiri dari 33 genera dan 203 spesies (Roy and Goldschmidt, 1996).

Menurut Naharsari (2007), di dunia terdapat 130 genus tanaman jeruk, namun hanya 6 genus saja yang merupakan jeruk sesungguhnya. Keenam jeruk tersebut yaitu: Citrus, Microcitrus, Fortunella, Poncirus, Cymenia, Eremocitrus. Genus Citrus merupakan genus yang paling banyak dikenal. Genus yang beranggotakan 16 spesies ini terbagi lagi ke dalam 2 subbab, yaitu eucitrus (10 spesies) dan papeda (16 spesies). Tujuh dari 10 spesies subbab eucitrus telah banyak dibudidayakan dan sampai saat ini masih menjadi jeruk komersial. Ketujuh spesies tersebut antara lain :

1. Citrus sinensis (Jeruk Manis) 2. Citrus reticulata(Jeruk Keprok) 3. Citrus maxima(Jeruk Besar)


(66)

4. Citrus limon(Jeruk Lemon) 5. Citrus aurantifolia(Jeruk Nipis) 6. Citrus medica(Sitrun)

7. Citrus paradisi(Grape Fruit)

Menurut Hardiyanto, dkk.,(2007), penyebaran beberapa spesies jeruk, khususnya di Indonesia, sangat cepat dan luas. Bahkan banyak bermunculan varietas-varietas jeruk lokal komersial dari beberapa spesies seperti jeruk keprok Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu 55 (Jawa Timur), Pulung 204(Ponorogo), Madura (Pulau Madura), Tejakula (Bali), keprok SoE (NTT), siem Pontianak (Kalbar), siam Madu (Sumut), dan siam Banjar (Kalsel). Sedangkan untuk jeruk manis antara lain manis Pacitan (Baby) dan Punten (Jawa Timur), Waturejo (Jawa Tengah) termasuk jeruk pamelo seperti Nambangan, Sri Nyonya, dan Bali. Kehadiran jeruk varietas lokal ini kemungkinan sebagai variasi dalam populasi dari berbagai daerah atau adanya perbedaan dalam pengklasifikasian jeruk. Oleh karena itu masih diperlukan penelitian untuk meninjau kembali keanekaragaman jeruk dalam upaya membenahi dan melakukan perbaikan terhadap klasifikasi yang sudah ada, terutama kedudukan tingkat takson.

Kabupaten Simalungun menyebar varietas jeruk siam dan jeruk besar. Tanaman menghasilkan jeruk siam sebanyak 464.338 pohon dengan panen 1.160,8 ha. Produksi yang dihasilkan 52.932,2 ton. Tanaman menghasilkan jeruk besar sebanyak 2.171 pohom dengan panen 13,9 ha. Produksi yang dihasilkan 704,3 ton (Dinas Pertanian, 2013).


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul ”Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jeruk (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun”, yang merupakan salah satu syarat untuk untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih sebesar-besarnya kepada orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materil. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Ir. Mbue Kata Bangun selaku ketua komisi pembimbing dan ibu Eva Sartini Bayu, MP, selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Disamping itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada petani-petani sekitar yang tidak dapat disebutkan namanya dan juga kepada seluruh teman-teman mahasiswa Agroteknologi 2011 yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian serta teman-teman penulis yang lainnya yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang memerlukan.


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Percobaan ... 3

Kegunaan Penulisan ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 5

Syarat Tumbuh ... 7

Iklim ... 7

Tanah ... 7

Karakteristik Jeruk dan Penyebarannya ... 8

Penyusunan Deskripsi ... 11

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

Bahan dan Alat ... 14

Metode Penelitian... 14

Pelaksanaan Penelitian ... 17

Penetuan Lokasi ... 17

Pengambilan Sampel ... 17

Wawancara Langsung ... 17

Pengamatan Parameter ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 22


(3)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 52 Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA


(4)

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Analisis Data Umum Kuesioner Pemilik Lahan dan Karakter Lahan ... 22

2. Karakter-Karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Dalig Raya ... 23

3. Karakter-Karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Pematang Purba ... 29

4. Karakter-Karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Simpang Bage ... 32

5. Keragaman Kuantitatif Jeruk di Desa Dalig Raya ... 37

6. Hubungan Kekerabatan Jeruk di Tiga Desa Kabupaten Simalungun dilihat dari Proximity matrix (dissimilarity matrix) ... 39


(5)

DAFTAR GAMBAR

No Hal

1. Karakter Morfologis Batang Jeruk di Desa Dalig Raya... 25

2. Karakter Morfologis Daun Jeruk Berbentuk Jorong di Desa Dalig Raya... 26

3. Karakter Morfologis Bunga Jeruk di Desa Dalig Raya ... 26

4. Karakter Morfologis Buah Jeruk di Desa Dalig Raya ... 27

5. Karakter Morfologis Biji Jeruk di Desa Dalig Raya ... …28

6. Karakter Morfologis Batang Jeruk di Desa Pematang Purba ... 30

7. Karakter Morfologis Daun Jeruk Berbentuk Jorong di Desa Pematang Purba ... 31

8. Karakter Morfologis Buah Jeruk di Desa Pematang Purba ... 31

9. Karakter Morfologis Biji Jeruk di Desa Pematang Purba ... …32

10. Karakter Morfologis Batang Jeruk di Desa Simpang Bage ... 34

11. Karakter Morfologis Daun Jeruk Berbentuk Jorong di Desa Simpang Bage... 34

12. Karakter Morfologis Buah Jeruk di Desa Simpang Bage ... 35

13. Karakter Morfologis Biji Jeruk di Desa Simpang Bage... …35

14. Dendogram Hubungan Kekerabatan Jeruk di Desa Dalig Raya, Desa Pematang Purba dan Desa Simpang Bage ... 40


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun ... 54

2. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Dalig Raya ... 55

3. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Pematang Purba ... 58

4. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Simpang Bage ... 61

5. Panduan Identifikasi Karakter Tanaman ... 64

6. Karakter-karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Dalig Raya ... 67

7. Karakter-karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Pematang Purba . 69 8. Karakter-karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Simpang Bage .... 71


Dokumen yang terkait

Analisis Finansial Usahatani Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Studi Kasus Desa Marjanji, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai

30 171 70

Kelayakan dan Analisis Usahatani Jeruk Siam (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk)(Studi Kasus : Desa Kubu Simbelang, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

11 180 194

Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

3 116 85

Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

0 0 12

Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

0 0 2

Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

0 0 4

Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

0 0 9

Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

0 0 3

Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

1 1 20

Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

0 0 22