Prinsip Kafaah dalam Pernikahan Syarat dan Rukun Nikah

B B u u k k u u G G u r r u u K K K e e l a a a s s X X X I I 82

4. Prinsip Kafaah dalam Pernikahan

a. Pengertian Kafaah

Kafaah atau kufu artinya kesamaan, kecocokan dan kesetaraan. Dalam konteks pernikahan berarti adanya kesamaan atau kesetaraan antara calon suami dan calon isteri dari segi keturunan , status sosial jabatan, pangkat agama akhlak dan harta kekayaan.

b. Hukum Kafaah

Kafaah adalah hak perempuan dari walinya. Jika seseorang perempuan rela menikah dengan seorang laki-laki yang tidak sekufu, tetapi walinya tidak rela maka walinya berhak mengajukan gugatan fasakh batal . Demikian pula sebaliknya, apabila gadis shalihah dinikahkan oleh walinya dengan laki-laki yang tidak sekufu dengannya, ia berhak mengajukan gugatan fasakh. Kafaah adalah hak bagi seseorang. Karena itu jika yang berhak rela tanpa adanya kafaah, pernikahan dapat diteruskan. Beberapa pendapat tentang hal-hal yang dapat diperhitungkan dalam kafaah, yaitu: Sebagian ulama mengutamakan bahwa kafaah itu diukur dengan nasab keturunan , kemerdekaan, ketataan, agama, pangkat pekerjaanprofesi dan kekayaan. Pendapat lain mengatakan bahwa kafaah itu diukur dengan ketataan menjalankan agama. Laki-laki yang tidak patuh menjalankan agama tidak sekufu dengan perempuan yang patuh menjalankan agamanya. Laki-laki yang akhlaknya buruk tidak sekufu dengan perempuan yang akhlaknya mulia. a. Kufu ditinjau dari segi agama. Yang menjadi standar disini adalah keimanan. Ketika seorang yang beriman menikah dengan orang yang tidak beriman, maka pernikahan keduanya tidak dianggap sekufu. b. Kufu dilihat dari segi iffah Maksud dari iffah adalah terpelihara dari segala sesuatu yang diharamkan dalam pergaulan. Maka, tidak dianggap sekufu ketika orang yang baik dan mulia menikah dengan seorang pelacur, walaupun mereka berdua seagama. FI K KI H H H H K K u r ri k k ku u lu u m m 2 20 1 3 3 83

5. Syarat dan Rukun Nikah

a. Pengertian

Rukun nikah adalah unsur pokok yang harus dipenuhi, hingga pernikahan menjadi sah.

b. Syarat dan Rukun Nikah

Adapun syarat dan rukun nikah ada . Berikut penjelasan singkatnya: Calon suami, syaratnya : a . Beragama slam b . a benar-benar seorang laki-laki c . Menikah bukan karena dasar paksaan d . Tidak beristri empat. Jika seorang laki-laki mencerai salah satu dari keempat istrinya, selama istri yang tercerai masih dalam masa iddah, maka ia masih dianggap istrinya. Dalam keadaan semisal ini, laki-laki tersebut tidak boleh menikah dengan wanita lain. e . Mengetahui bahwa calon istri bukanlah wanita yang haram ia nikahi f . Calon istri bukanlah wanita yang haram dimadu dengan istrinya, seperti menikahi saudara perempuan kandung istrinya ini berlaku bagi seorang laki-laki yang akan melakukan poligami g . Tidak sedang berihram haji atau umrah Calon isteri, syaratnya : a . Beragama slam b . Benar-benar seorang perempuan c . Mendapat izin menikah dari walinya d . Bukan sebagai istri orang lain e . Bukan sebagai mu taddah wanita yang sedang dalam masa iddah e . Tidak memiliki hubungan mahram dengan calon suaminya f . Bukan sebagai wanita yang pernah dili an calon suaminya dilaknat suaminya karena tertuduh zina g . Atas kemauan sendiri h . Tidak sedang ihram haji atau umrah Wali, syaratnya : a . Laki-laki b . Beragama slam c . Baligh dewasa B B u u k k u u G G u r r u u K K K e e l a a a s s X X X I I 84 d . Berakal e . Merdeka bukan berstatus sebagai hamba sahaya f . Adil g . Tidak sedang ihram haji atu umrah Dua orang saksi, syaratnya : a . Dua orang laki-laki b . Beragama islam c . Dewasabaligh, berakal, merdeka dan adil d . Melihat dan mendengar e . Memahami bahasa yang digunkan dalam akad f . Tidak sedang mengerjakan ihram haji atau umrah g . adir dalam ijab qabul jab qabul, syaratnya : a . Menggunakan kata yang bermakna menikah ُح َ¢ِّنلا atau mengawinkan ُ ¹ْºِوْA لا , baik bahasa Arab, bahasa ndonesia, atau bahasa daerah sang pengantin. b . Lafadz ijab qabul diucapkan pelaku akad nikah pengantin laki-laki dan wali pengantin perempuan . c . Antara ijab dan qaul harus bersambung tidak boleh diselingi perkataan atau perbuatan lain. d . Pelaksanaan ijab dan qabul harus berada pada satu tempat tidak dikaitkan dengan suatu persyaratan apapun e . Tidak dibatasi dengan waktu tertentu.

6. Wali dan Saksi