Prosedur Penelitian a.
Survei Lapangan
Kegiatan survei lapangan ini berupa peninjauan langsung ke Cagar Alam Dolok Sibual-buali dan desa-desa yang berdekatan dengan kawasan Cagar Alam
Dolok Sibual-buali untuk melihat keberadaan sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera Pongo abelii dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Selain itu,
pada kegiatan ini juga diambil data primer dan sekunder.
b. Pembuatan Kurva Spesies Area dan Analisis Vegetasi
Menurut Munthe 2013 Kurva Spesies Area berguna untuk menunjukkan sistem keterwakilan dari hutan terwakili sehingga analisis vegetasi yang dilakukan
dapat mewakili hutan yang diteliti. Langkah-langkah pembuatan Kurva Spesies Area adalah :
1. Pembuatan plot awal dimana plot ini terletak secara sengaja di daerah
penelitian yang menurut peneliti mewakili seluruh jenis yang ada. Menurut Wihyawari 2013, luas ukuran plot Kurva Spesies Area tergantung pada
peneliti, yang penting adalah konsistensi plot selanjutnya dibuat berukuran dua kali luas plot awal.
2. Dihitung jumlah spesies tumbuhan yang terdapat dalam plot 1,2,3,…dan
seterusnya. 3.
Dibuat Kurva Spesies Area dengan menghubungkan antara ukuran plot dengan jumlah spesies Gambar 2.
4. Dari Kurva Spesies Area tersebut dapat ditentukan luas plot minimal atau
minimal area yang digunakan. Bila dengan penambahan luas plot tidak lagi
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5 , maka ukuran petak yang digunakan adalah seluas tersebut.
Gambar 2. Kurva Spesies Area Wihyawari, 2013
Perhitungan analisis vegetasi ini dilakukan dengan metode jalur berpetak lanjut continuous plot sampling dengan setiap jalur berukuran 20 meter x 100
meter. Menurut Soerianegara dan Indrawan 1988 pengumpulan data primer kondisi dengan melakukan inventarisasi vegetasi dengan metode jalur berpetak
pada tiga formasi hutan yaitu hutan gambut, hutan peralihan ecoton dan hutan Dipterocarpaceae atas. Pada setiap formasi hutan dibuat jalur dengan luas 0,2 ha,
yaitu lebar 20 m dan panjang 100 m. Jumlah plot yang dibuat adalah lima plot untuk setiap jalur analisis vegetasi. Inventarisasi vegetasi dilakukan untuk
mengetahui struktur dan komposisi vegetasi habitat Orangutan Sumatera. Desain petak jalur tertera pada Gambar 3.
Juml ah Spesi
es
Luas Petak Ha
Ukuran Minimum Petak Pengamatan
Wilayah Penambahan 5
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Desain Metode Jalur Berpetak Lanjut Continuous Plot Sampling
Keterangan: A.
Semai berukuran 2 m x 2 m. Semai adalah anakan pohon mulai kecambah sampai setinggi 1,5 m.
B. Pancang berukuran 5 m x 5 m.
Pancang adalah anakan pohon yang tingginya ≥ 1,5 m sampai diameter
10 cm C.
Tiang berukuran 10 m x 10 m. Tiang adalah pohon muda yang diameternya mulai 10 cm sampai 20 cm.
D. Pohon berukuran 20 m x 20 m.
Pohon adalah pohon dewasa berdiameter ≥ 20 cm.
Menghitung Kerapatan Jenis a.
Kerapatan K K =
Jumlah individu Luas Petak Contoh
b. Kerapatan Relatif KR
KR =
Jumlah individu Luas Petak Contoh
x 100 c.
Frekuensi F F =
Jumlah petak ditemukan 1 individu Jumlah seluruh petak
D
C B
A 2 m
10
m
20 m
5 m
Universitas Sumatera Utara
d. Frekuensi Relatif FR
FR =
Jumlah petak ditemukan 1 individu Jumlah seluruh petak
x 100
e. Dominansi D
D =
LBDS satu spesies Luas petak contoh
f. Dominansi Relatif DR
DR =
Dominansi satu spesies Dominansi total
x 100
g. Indeks Nilai Penting INP
INP digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan ekologis suatu
jenis dalam komunitas Latifah, 2005. INP = KR + FR untuk tingkat semai dan pancang
INP = KR + FR + DR untuk tingkat tiang dan pohon h.
Indeks Shannon-Wiener Untuk menghitung dan mengetahui keanekaragaman vegetasi di areal habitat
H = - ∑ Pi ln Pi
s I=1
Keterangan: H = Indeks Shannon-Wiener
Pi = Kelimpahan Relatif dari species ke -1 Pi = NiNt
Ni = Jumlah individu spesies ke-1 Nt = Jumlah total untuk semua individu
Universitas Sumatera Utara
c. Pemetaan Sebaran Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera Pongo abelii