Tugas Akhir Sistem Pemenuhan Air Baku Untuk Kota Tegal
Studi Pustaka II - 39
b = XiY
XiY ∑
∑
dimana : Y
= Jumlah penduduk pada tahun proyeksi ke-n a
= Jumlah penduduk pada awal tahun b
= Pertambahan penduduk tiap tahun n
= Jumlah tahun proyeksi dasar x
= Jumlah tahun proyeksi mendatang Xi
= Variable Coding
Yi = Data jumlah penduduk awal Proyeksi kebutuhan air bersih ditentukan dengan mempertahinkan
angka pertumbuhan penduduk untuk diproyeksikan terhadap kebutuhan air.
2.4.3 Faktor – Faktor Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Faktor – faktor yang mempengaruhi proyeksi kebutuhan air bersih : ¾
Jumlah penduduk yang berkembang setiap tahun ¾
Tingkat pelayanan ¾
Faktor kehilangan air
2.4.4 Fluktuasi Penggunaan Air Bersih
Fluktuasi penggunaan air bersih adalah penggunaan air oleh konsumen dari waktu ke waktu dalam skala jam, hari, minggu, bulan maupun dari tahun ke
tahun yang hampir secara terus menerus. Adakalanya penggunaan air lebih kecil dari kebutuhan rata – ratanya, adakalanya sama kebutuhan rata – ratanya atau
bahkan lebih besar rata- ratanya. Sesuai dengan keperluan perencanaan sistem penyediaan air bersih maka terdapat dua pengertian yang ada kaitannya dengan
fluktusi pelayanan air, yaitu :
Tugas Akhir Sistem Pemenuhan Air Baku Untuk Kota Tegal
Studi Pustaka II - 40
1. Faktor Hari Maksimum Maximum Day Factor
Faktor perbandingan antara penggunaan hari maksimum dengan penggunaan air rata – rata harian selama setahun, sehingga akan
diperoleh : Catatan ;
Q
hari maks
= kebutuhan air maksimum pada suatu hari literdetik Q
hari puncak
= kebutuhan air maksimum pada saat tertentu dalam sehari literdetik
2. Faktor Jam Puncak
Faktor perbandingan antara penggunaan air jam terbesar dengan penggunaan air rata – rata hari maksimum, sehingga akan diperoleh :
Q jam puncak : fjp Q hari maks Catatan :
Q
hari maks
: kebutuhan air maksimum pada suatu hari liter detik Q
hari puncak
: kebutuhan air maksimum pada saat tertentu dalam sehari liter detik
2.4.5 Neraca Air
Dari hasil perhitungan neraca air, kebutuhan pengambilan yang dihasilkannya untuk pola tanam yang dipakai akan dibandingkan dengan debit
andalan untuk tiap setengah bulan dan luas daerah yang bisa diairi, luas daerah irigasi, jatah debit air dan pola pengaturan rotasi. Apabila debit sungai melimpah,
maka luas daerah irigasi adalah tetap karena luas maksimum daerah layanan dan proyek yang akan direncanakan sesuai dengan pola tanam yang dipakai. Jika debit
sungai kurang maka terjadi kekurangan debit, maka ada tiga pilihan yang perlu
dipertimbangkan sebagai berikut :
Luas daerah irigasi dikurangi Melakukan modifikasi pola tanam
Rotasi teknisgolongan.
Tugas Akhir Sistem Pemenuhan Air Baku Untuk Kota Tegal
Studi Pustaka II - 41
2.5 Analisis Hidrolis