Metode Penelitian METODE PENELITIAN

Risma Fitria Andriani, 2014 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning CTL Dalam Pembelajaran IPA Materi Proses Pembentukan Tanah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas PTK menurut Kemmis dalam Wiriaatmadja, 2008, hlm. 12 adalah sebagai berikut: Sebuah bentuk inquiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu termasuk pendidikan untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini. Wiriaatmadja 2008, hlm. 13 mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah: Sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Sedangkan menurut Taniredja dkk. 2012, hlm. 16, Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah: Penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional. Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa PTK adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan dalam proses berdaur cyclical melalui Risma Fitria Andriani, 2014 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning CTL Dalam Pembelajaran IPA Materi Proses Pembentukan Tanah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu refleksi diri yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru agar kualitas pembelajaran siswa menjadi meningkat. Ada berbagai macam desain model untuk PTK, yaitu model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc Taggart, dan model Elliot. Pada penelitian ini, peneliti menerapkan desain model PTK dari Kemmis dan Mc Taggart, karena desain PTK model ini dianggap lebih mudah dalam prosedur tahapannya. Berikut ini adalah bagan dari kegiatan PTK yang diadaptasi dari Kemmis dan Mc Taggart dalam Wahyuni, 2011: Bagan 3.1 Model PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Wahyuni, 2011 Perencanaan Pelaksanaan observasi dan evaluasi Refleksi II Refleksi III Kesimpulan Pelaksanaan observasi dan evaluasi Perencanaan observasi dan evaluasi Refleksi I Pelaksanaan Perencanaan Identifikasi masalah Risma Fitria Andriani, 2014 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning CTL Dalam Pembelajaran IPA Materi Proses Pembentukan Tanah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahapan-tahapan yang terdapat pada PTK model Kemmis dan Mc Taggart diantaranya: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Perencanaan planning Tahapan perencanaan ini berisi penjelasan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan peneliti yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. 2. Pelaksanaan acting Pelaksanaan merupakan kegiatan dalam menjalankan penelitian. Ada pun kegiatan yang dijalankan peneliti tersebut merupakan pengaplikasian dari RPP yang telah dibuat sebelumnya. 3. Observasi observing Observasi berlangsung bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan, yang melakukan observasi ini adalah pengamat yang dipercaya dapat mengamati peniliti selama proses penelitian berlangsung. Dalam mengobservasi ini pengamat mengumpulkan data-data yang dilakukan baik oleh siswa maupun oleh peneliti itu sendiri pada saat penelitian berlangsung. 4. Refleksi reflecting Refleksi merupakan tahapan untuk mengetahui kelemahan yang terjadi dari proses pelaksanaan. Setelah mengetahui kelemahan-kelemahannya maka peneliti dapat melakukan perbaikan untuk siklus selanjutnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian