15
3 Setelah dihitung jumlah lidi merah tersebut tinggal 5 buah, maka dapat ditentukan bahwa hasil pengurangan 12-7 adalah 5.
D. Hasil Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Proses perubahan ini ada yang
terjadi karena direncanakan dan secara alamiah. Proses yang direncanakan disebut proses belajar. Perubahan perilaku ini merupakan prestasi belajar yang mencakup
tiga kawasan , yaitu 1kognitif, 2Afektif, dan 3psikomotor.Bloom,dalam Mohamad Surya, 2005:125
Menurut Sujana dalam Iskandar, 2008 : 128, prestasi belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes
yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Nasution menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan pada
individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk
16
kecapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari
mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Prestasi belajar dapat dilihat dari hasil ulangan harian tes formatif,
ulangan tengah semester sub tes sumatif, dan ulangan semester tes sumatif. Dalam penelitian tindakan ini yang dimaksud prestasi belajar adalah keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian yang diperoleh dari siswa dalam mata pelajaran matematika.
tujuan ulangan harian adalah untuk memperbaiki modul dalam program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi
peserta didik.
E. Aktivitas Belajar
Menurut tokoh ilmu jiwa lama John Lock, mengungkapkan bahwa murid ibarat kertas putih yang tidak bertulis. Dalam hal ini terserah kepada guru mau
dibawa kemana, mau diapakan murid itu. Guru adalah yang mengatur dan memberi isinya aktivitas guru dalam pembelajaran mendominasi kegiatan,
sementara murid bersifat pasif dan menerima begitu saja. Guru yang menentukan bahan dan metode sedang aktivitas murid terbatas pada mendengarkan, mencatat,
dan menjawab pertanyaan guru apabila bertanya. Para siswa bekerja dan berpikir karena atas perintah guru, sehingga proses pembelajaran tidak mendorong anak
didik untuk berpikir dan beraktivitas. Peaget dalam Ratna Wilis Dahar 1989:149 menjelaskan bahwa anak itu
berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak itu tidak berpikir, agar anak
17
berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Dalam hal ini berbuat berarti melakukan aktivitas, aktivitas belajar merupakan aktivitas yang
bersifat fisik jasmani dan mental rohani. Paul B. Diedrich dalam Oemar Hamalik 2001:172 membedakan
aktivitas siswa di sekolah menjadi : a. Visual aktivities aktivitas visual, yaitu kegiatan oleh indramata yang meliputi
membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi. b. Oral activities aktivitas mulut merupakan kegiatan fisik yang
memberdayakan indera mulut yang meliputi menyatakan, menanyakan, memberi saran, intercepsi, menyampaikan pendapat, melakukan wawancara.
c. Listening activities aktivitas pendengaran adalah kegiatan fisik dengan menggunakan indera pendengaran telinga, misalnya; mendengarkan
percakapan, menerima saran, berdiskusi. d. Writing activities aktivitas penulisan, yaitu kegiatan fisik yang berkaitan
dengan tulis menulis, misalnya; menulis laporan, mengerjakan tugas, menyalin catatan.
e. Drawing activities aktivitas gambaran, merupakan kegiatan fisik yang berkaitan dengan gambar, yaitu; membuat peta, menggambar, membuat grafik,
membuat diagram. f. Motor activities aktivitas motorik yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
gerakan badan meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain. g. Mental activities aktivitas mental yakni kegiatan yang berhubungan dengan
psikis nalar pikir misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, melihat hubungan dan menganalisis.
h. Emotional activities aktivitas perasaan yaitu kegiatan psikis yang ada kaitannya dengan sikap dan perasaan. Misalnya: menaruh miat, merasa bosan,
gembira, sedih, bersemangat, bergairah, tenang-tenang, sungguh-sungguh.
18
Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa di sekolah cukup komplek dan bervariasi antara siswa yang satu dengan yang lain.
Jika berbagai aktivitas tersebut diciptakan, maka sekolah akan dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang optimal, yang
pada gilirannya akan mampu memperlancar fungsi dan peranan sebagai pusat transformasi kebudayaan.
Menurut Slavin dalam Mey Suyanto 2006:5 pendekatan pembelajaran yang melibatkan secara aktif siswa dan menarik minat dalam kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membagi siswa dalam satu kelas menjadi kelompok-kelompok belajar yang jumlah anggotanya sedikit. Siswa akan
lebih memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya.
BAB III METODE PENELITIAN