48
Dari Gambaran 3 ini dapat dilihat bahwa kecenderungan umum pemberitaan
media mengenai masalah kesetaraan gender bertumpu pada jenis penulisan
berita langsung sebanyak 449 berita atau 66, disusul penulisan feature 128 berita
19 dan opini penulis luar sebanyak 92 tulisan 13. Yang paling sedikit tajuk
rencana dari media tersebut sebanyak 16 buah tulisan 2. Mengingat bahwa tajuk
rencana merupakan wadah untuk membahas isu yang dianggap penting oleh
redaksi media, angka 2 itu menunjukkan bahwa secara rata-rata isu terkait dengan
hak asasi perempuan belum dianggap krusial oleh media yang dikaji.
Sesuai dengan ciri khas masing- masing media, sekitar dua per tiga berita
di suratkabar nasional dan provinsi ditulis dalam bentuk berita langsung, padahal di
media televisi 90 berita yang dianalisis adalah berita langsung. Namun, kondisi
dalam televisi di sini bisa dimaknai sebagai perbandingan yang tidak setara
dengan dunia media cetak, mengingat media cetak mempunyai ruang relatif
lebih leluasa dibanding televisi, karena untuk media televisi ruang untuk
pemberitaan lebih kecil dibanding dengan ruang yang disediakan untuk tayangan
hiburan, talk show, reality show, dan program acara lainnya.
b. Lokus berita
Lokus berita menyangkut lokasi suatu peristiwa diberitakan, apakah itu
berskala nasional, nasional dan daerah, hanya daerah setempat provinsi tempat
jangkauan media tersebut diterbitkan, ataupun provinsi lain.
Tabel 6: Lokus berita yang terkait dengan isu hak asasi perempuan
49
Data soal lokus pemberitaan menunjukkan bahwa koran nasional
berkecenderungan untuk menulis berita tentang kejadian tingkat daerah
17+25=42 dari berita koran nasional, disusul dengan berita di tingkat nasional
38. Sementara itu, media provinsi memberi perhatian untuk berita atau
kejadian di provinsi setempat, jumlahnya mencapai 195 berita 56, sedangkan
berita nasional sekitar 30. Berita dari provinsi lain hanya 9.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa media lokal sudah menunjukkan
kecenderungan mengutamakan berita yang ada di sekitar mereka, dan tidak lagi
menganggap berita-berita yang berskala nasional sebagai hal yang paling utama
untuk ditampilkan. Ini merupakan suatu hal yang cukup menggembirakan karena
bagaimana pun media lokal yang ada mencoba melayani kepentingan
konsumen dalam wilayah terdekat mereka, dan untuk itu prinsip dalam
jurnalistik soal “proximity” kedekatan isu dengan pembaca menunjukkan
kebenarannya. Untuk media televisi, berita terkait
dengan isu hak perempuan lebih banyak disoroti di lokasi provinsi 68+8=76, baru
kemudian berita berlokus nasional 19. Fakta ini barangkali disebabkan oleh fokus
berita televisi pada kasus-kasus, sedangkan pemberitaan di suratkabar akan menyoroti
permasalahan hak perempuan dari beberapa perspektif, baik berdasarkan
kasus maupun berdasarkan lokus.
c. Asal berita
Asal berita bersangkutan dengan rancangan berita: apakah media massa
yang dikaji memberitakan atas inisiatif sendiri, atau lebih mengambil kutipan dari
sumber berita lainnya, seperti dari kantor berita luar seperti Kantor Berita
Antara, ataupun dari kantor berita internal seperti yang umumnya terjadi
dalam suratkabar yang tergabung dalam jaringan Jawa Pos Group yang memiliki
JPNN – Jawa Pos News Network.
Tabel 7: Asal berita