TINGKAT KECUKUPAN ENERGI & PROTEIN ANAK BALITA DI POSKO PENGUNGSIAN MESJID AMAL BHAKTI AKIBAT BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO TAHUN 2014.

(1)

TINGKAT KECUKUPAN ENERGI & PROTEIN ANAK BALITA DI

POSKO PENGUNGSIAN MESJID AMAL BHAKTI AKIBAT

BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG

KABUPATEN KARO TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan TataBoga

Oleh

TRY REZEKI ANA

5102142012

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

TRY REZEKI ANA. NIM 5102142012. Tingkat Kecukupan Gizi Energi & Protein Anak Balita Di Posko Pengungsian Mesjid Amal Bhakti Akibat Bencana Erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo Tahun 2014. Skripsi : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) makanan yang dikonsumsi anak balita selama di posko Mesjid Amal Bhakti Kabupaten Karo. (2) kecukupan gizi anak balita Di Posko Pengungsian Mesjid Amal Bhakti Kabupaten Karo. Sampel dalan penelitian ini adalah anak balita berusia 2-3 tahun yang berjumlah 10 orang. Makanan yang dikonsumsi anak balita Di Posko Sinabung yaitu makanan yang dimasak dengan makanan dewasa sama saja dengan makanan yang dimakan anak balita karena terbatasnya bahan bahan makanan yang ada diposko. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk melihat gambaran tentang tingkat kecukupan gizi anak balita di posko. Untuk mengetahui tingkat kecukupan gizi anak balita terpenuhi atau tidak digunakan dengan pengumpulan data food recall. Berdasarkan hasil data, maka diperoleh hasil penelitian tingkat kecukupan gizi anak balita di setiap minggunya, ada yang tercukupi gizinya dan ada yang tidak tercukupi gizinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak balita yang kecukupan energinya Baik dengan kecukupan protein Berlebih adalah 1 orang (10%), anak balita yang kecukupan energinya Sedang dengan kecukupan protein Berlebih adalah 5 orang (50%), anak balita yang kecukupan energinya Kurang dengan kecukupan protein Berlebih adalah 2 orang (20%), anak balita yang kecukupan energinya Defisit dengan kecukupan protein Berlebih adalah 1 orang (10%), dan anak balita yang kecukupan energinya Kurang dengan kecukupan protein Baik adalah 1 orang (10%).


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan hidayaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini dengan judul: ‘’ Tingkat Kecukupan Gizi Energi & Protein Anak Balita Di Posko Pengungsian Mesjid Amal Bhakti Akibat Bencana Erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo Tahun 2014’’.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun tutur bahasanya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna penyempurnaan skripsi ini, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti dengan segala ketulusan dan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Dra. Yuspa Hanum, M.S selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan waktu, nasehat, arahan kepada penulis dari awal hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K. M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik.

4. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik.

5. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga.

6. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.

7. Ibu Dr. Erli Mutiara, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Tata Boga.

8. Ibu Dra. Ana Rahmi, M.Pd. sebagai Pembimbing Akademik sekaligus sebagai dosen

penguji skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan serta arahan selama perkuliahan.

9. Ibu Dr. Esi Emilia, M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis.

10.Ibu Dra. Sulistiawikarsih, M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis.

11.Bapak/Ibu Staf Tata Usaha Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan yang memberikan bantuan.


(7)

iii

12.Teristimewa kepada Orang Tua penulis Ayahanda Bambang Nurmanto (Alm) dan Ibunda Erlina Wati Siregar (Alm) tercinta. Dan tidak lupa terima kasih kepada Nenek Penulis Hamzah Siregar yang memberi semangat dan doa kepada Penulis, Kepada uwak penulis Ummi Kalsum Siregar yang sangat senantiasa memberikan semangat dan doa untuk skripsi penulis, terima kasih kepada Tulang penulis Drs. Arifin Siregar, M.Pd yang banyak memberi motivasi dan semangat yang tiada hentinya untuk Penulis, dan terima kasih bujing penulis Eni Rita Siregar yang banyak member semangat tiada henti-hetinya kepada penulis, terima kasih kepada tulang penulis Parlaungan Siregar, abang dan kakak penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 13.Terima kasih kepada seluruh anak Boga regular stambuk 2010, Mahyuni Zuhra,

Febriana Gayatri, Rina agustiani, Sopiah, Ratna Zega, Indah Hayati, Pintan Ulina, Dian Ratna, Saprina, Ismi Ade, Heppy, Kak Eka. Untuk adik penulis Ipo Syafitri Siregar yang selalu memberikan kritikan semangat untuk mengerjakan skripsi. Terimakasih kepada semua anak kos kak Desi, seluruh teman PPLT SMP Bintang Bayu 2013 Mutek, Mak evi, Nita, Nisa, Leni, Eka, Fadhil, Boy, Bobi, Sani, yang memberikan kritikan kepada penulis.

14.Semua pihak Posko Mesjid Amal Bhakti untuk menjadi responden penelitian penulis. 15.Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis selama

penulisan skripsi ini, yang tidak dapat di ucapkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikkan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan yang telah diberikan baik moril maupun materil yang telah saya terima di berkahi oleh Allah SWT.

Medan, Maret 2015

Try Rezeki Ana 5102142012


(8)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 6

C.Pembatasan Masalah ... 6

D.Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 9

A.Deskripsi Teori... 9

1. Kecukupan Gizi Balita ... 9

2. Jenis Makanan Anak Balita ... 13

3. Pemantauan Anak Balita ... 14

4. Makanan Seimbang ... 15


(9)

v

6. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan ... 22

7. Food Recall ... 25

8. Posko Pengungsian ... 25

B.Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

C.Kerangka Berpikir ... 28

D.Pertanyaan Peneliti... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A.Desain Penelitian ... 30

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

B.Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

C.Populasi dan Sampel ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 31

D.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data……… 32

1. Food Recall ... 32

E. Teknik Analisis Data... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 37

A.Deskripsi Data Penelitian ... 37

1. Identitas Responden ... 37

2. Jenis Kelamin ... 38

B.Konsumsi Protein Pada Makanan Balita... 38

C.Kecukupan Energi Dan Protein Anak Balita ... 40

D.Konsumsi Energi Pada Makanan Anak Balita ... 62


(10)

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

A.Kesimpulan ... 88

B.Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(11)

vii

DAFTAR GAMBAR


(12)

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Angka Kecukupan Yang Dianjurkan ... 24

2. Tabel 2. Data Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung ... 31

3. Tabel 3. Data Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung ... 32

4. Tabel 4. Contoh Formulir Metode Recall 24 jam ... 33

5. Tabel 5. Distribusi Responden Anak Balita Di Posko Sinabung ... 37

6. Tabel 6. Jumlah Responden Anak Balita ... 38

7. Tabel 7. Tingkat Kecukupan Protein ... 39

8. Tabel 8. Samson Food Recall pertama ... 40

9. Tabel 9. Samson Food Recall Kedua ... 40

10. Tabel 10. Samson Food Recall Ketiga ... 41

11. Tabel 11. Steven Food Recall pertama ... 42

12. Tabel 12. Steven Food Recall Kedua ... 43

13. Tabel 13. StevenFood Recall Ketiga ... 43

14. Tabel 14. Eben Food Recall pertama ... 44

15. Tabel 15. Eben Food Recall Kedua ... 45

16. Tabel 16. Eben Food Recall Ketiga ... 45

17. Tabel 17. Hartanta Food Recall pertama ... 47

18. Tabel 18. Hartanta Food Recall Kedua ... 47

19. Tabel 19. Hartanta Food Recall Ketiga ... 48

20. Tabel 20. Alberto Food Recall pertama ... 49

21. Tabel 21. Alberto Food Recall Kedua ... 50

22. Tabel 22. Alberto Food Recall Ketiga ... 50

23. Tabel 23. Natasha Food Recall pertama ... 51

24. Tabel 24. Natasha Food Recall Kedua ... 52

25. Tabel 25. Natasha Food Recall Ketiga... 52

26. Tabel 26. Cristiani Food Recall pertama ... 53


(13)

ix

28. Tabel 28. Cristiani Food Recall Ketiga ... 55

29. Tabel 29. Abizar Food Recall pertama ... 56

30. Tabel 30. Abizar Food Recall Kedua ... 56

31. Tabel 31. Abizar Food Recall Ketiga... 57

32. Tabel 32 . Alberto Food Recall pertama ... 58

33. Tabel 33. Alberto Food Recall Kedua ... 59

34. Tabel 34. Alberto Food Recall Ketiga ... 59

35. Tabel 35. Zahra Food Recall pertama ... 60

36. Tabel 36. Zahra Food Recall Kedua ... 61

37. Tabel 37. Zahra Food Recall Ketiga ... 61

38. Tabel 38. Tingkat Kecukupan Energi ... 63

39. Tabel 39. Samson Food Recall pertama... 63

40. Tabel 40. Samson Food Recall Kedua ... 64

41. Tabel 41. Samson Food Recall Ketiga ... 65

42. Tabel 42. Steven Food Recall pertama ... 66

43. Tabel 43. Steven Food Recall Kedua ... 66

44. Tabel 44. StevenFood Recall Ketiga ... 67

45. Tabel 45. Eben Food Recall pertama ... 68

46. Tabel 46. Eben Food Recall Kedua ... 69

47. Tabel 47. Eben Food Recall Ketiga ... 69

48. Tabel 48. Hartanta Food Recall pertama ... 70

49. Tabel 49. Hartanta Food Recall Kedua ... 71

50. Tabel 50. Hartanta Food Recall Ketiga ... 71

51. Tabel 51. Alberto Food Recall pertama ... 72

52. Tabel 52. Alberto Food Recall Kedua ... 73

53. Tabel 53. Alberto Food Recall Ketiga ... 73

54. Tabel 54. Natasha Food Recall pertama ... 74

55. Tabel 55. Natasha Food Recall Kedua ... 75

56. Tabel 56. Natasha Food Recall Ketiga... 75

57. Tabel 57. Cristiani Food Recall pertama ... 76


(14)

x

59. Tabel 59. Cristiani Food Recall Ketiga ... 77

60. Tabel 60. Abizar Food Recall pertama ... 78

61. Tabel 61. Abizar Food Recall Kedua ... 79

62. Tabel 62. Abizar Food Recall Ketiga... 79

63. Tabel 63 . Alberto Food Recall pertama ... 81

64. Tabel 64. Alberto Food Recall Kedua ... 81

65. Tabel 65. Alberto Food Recall Ketiga ... 82

66. Tabel 66. Zahra Food Recall pertama ... 83

67. Tabel 67. Zahra Food Recall Kedua ... 83


(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Daftar Nama Responden Penelitian... 95

2. Lampiran 2 Cara Menghitung Nilai Gizi Energi ... 96

3. Lampiran 3 cara menghitung nilai gizi Protein ... 97

4. Lampiran 4 Tingkat Konsumsi Energi Balita ... 99

5. Lampiran 5 Tingkat Konsumsi Protein Balita ... 100

6. Lampiran 6 Kecukupan Energi Balita ... 101

7. Lampiran 7 Kecukupan Protein Blaita ... 102

8. Lampiran 8 Kecukupan Energi Dan Protein ... 103


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dari sejarah perkembangan ilmu gizi makin banyak bukti yang menunjukkan adanya hubungan antara apa yang di makan dengan kesehatan dan penyakit. Suatu pribahasa kuno yang mengatakan bahwa “ Kamu adalah apa yang kamu makan “ sering dikutip tetapi tidak direnungkan lebih dalam apa maksud pribahasa tersebut. Makanan meskipun enak dan mahal tidak selalu menjadikan tubuh selalu sehat dan produktif, bahkan sebaliknya menimbulkan penyakit misalnya apabila sering makan berlemak dan manis-manis yang menghasilkan energi tinggi tetatp tidak diimbangi dengan kegiatan fisik yang memadai, mendorong orang mudah menjadi gemuk. Apabila kegemukan ini berlanjut dapat berakibat pada berbagai penyakit seperti diabetes, jantung, hypertensi dan sebagainya. Sebaliknya makanan sederhana dan murah bukan berarti tidak bermutu. Banyak pendapat mengenai faktor determinan yang dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi pada bayi di antaranya menurut (Schroeder,2001), menyatakan bahwa kekurangan gizi dipengaruhi oleh konsumsi makan makanan yang kurang dan adanya penyakit infeksi sedangkan penyebab mendasar adalah makanan, perawatan (pola asuh) dan pelayanan kesehatan (Ayu, 2008).

Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal dibutuhkan zat-zatgizi yang adekuat melalui pemberian makanan yang sesuai dengantingkat kemampuan konsumsi anak, tepat jumlah (kuantitas) dan tepatmutu (kualitas), oleh karena kekurangan maupun kelebihan zat gizi, akanmenimbulkan gangguan kesehatan, status gizi maupun tumbuh kembang. Selain zat-zat gizi lain, protein sangat


(17)

2

penting padamasa pertumbuhan terutama pada bayi dan balita (1–5 tahun). Padamasa ini proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran (Marwanti, 2001).

Pengaruh asupan zat gizi terhadap ganguan perkembangan anakmenurut (Cott, 2003) melalui terlebih dahulu menurunnyastatus gizi. Status gizi yang kurang tersebut akan menimbulkankerusakan otak, letargi, sakit, dan penurunan

pertumbuhan fisik. Keempatkeadaan ini akan berpengaruh terhadap

perkembangan intelektual.Gangguan perkembangan yang tidak normal antara lain ditandai denganlambatnya kematangan sel-sel syaraf, lambatnya gerakan motorik,kurangnya kecerdasan dan lambatnya respon sosial (Marwanti, 2001).

Berdasarkan rencana Aksi Nasional Pangan Dan Gizi 2011-2015 proporsi jumlah penduduk dengan rata-rata asupan kalori >1.400 Kkal/orang/hari sebesar <14,47 % (Ronald dkk, 1999).Indonesia telah berhasil menurunkan angka kekurangan gizi pada anak balita dari 28% pada 2005 menjadi 17,9% pada 2010. Data BPS tahun 2009 mengungkapkan bahwa jumlah penduduk sangat rawan pangan, yaitu penduduk dengan asupan kalori kurang dari 1.400 kkl /orang/hari mencapai 14,47%. Angka itu meningkat dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 11,07% (Chandra, 2010).Prevalensi penyakit infeksi di Indonesia berdasarkan RISKESDAS 2007 ISPA menempati prevalensi tertinggi pada balita (>35%), prevalensi campak tertinggi pada anak balita (3,4%), prevalensi diare tertinggi terdeteksi pada balita (16,7%). Data tersebut menggambarkan bahwa semua prevalensi tertinggi diderita oleh balita. Dari data (Depkes R.I, 2002) pemantauan pertumbuhan balita dengan melakukan penimbangan, untuk Provinsi Sulawesi


(18)

3

Selatan terdapat 27,2% yang tidak melakuakn penimbangan 6 bulan terakhir dan pada tahun 2010 terdapat 34,8%. Di Kabupaten Jeneponto terdapat 27,0% yang tidak melakukan penimbangan 6 bulan terakhir.Pada tahun 2009 dari 30250 balita yang ada di Jeneponto, hanya 22081 balita yang ditimbang, sekitar 72,99%.

Banyak orang yang makanannya sederhana dan murah tetapi menyehatkan. Pengaruh makanan terhadap kesehatan dan penampilan seseorang paling mudah diamati pada wanita hamil, menyusui, bayi dan anak BALITA. Dengan prinsip dasar ilmu gizi dapat memilih bagaimana memilih dan menyusun makanan yang seimbang untuk kecukupan gizi balita (Sediaoetama, 1996).

Salah satu permasalahan yang dihadapi dengan masa balita, kecukupan gizi sangat penting bagi kesehatan balita, dimana seluruh pertumbuhan dan kesehatan balita erat kaitannya dengan masukan makanan yang memadai. Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada balita memerlukan makanan yang sesuai dengan balita yang sedang tumbuh. Seluruh kompenen bangsa, terutama orang tua, harus memperhatikan balita karena balita merupakan generasi penerus dan modal dasar untuk kelangsungan hidup bangsa. Masa balita disebut juga sebagai “golden period” atau masa keemasan, dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral (Sediaoetama, 1996).

Keadaan gizi anak waktu lahir sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi selain akan melahirkan anak yang gizinya yang tidak baik, juga kemungkinan dapat melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya, atau mungkin


(19)

4

anak akan lahir mati ataupun anak akan lahir belum cukup umur (Handrawan, 2003).

Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap Kg berat badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi (Sediaoetama, 1996).

Makanan anak balita dan makanan bayi terutama protein dan vitamin A, disamping kalori dengan jumlah yang cukup, perlulah mendapat perhatian. Sepertiga dari kebutuhan protein sedapat mungkin diambil dari makan yang berasal dari hewani. Anak-anak dalam usia ini sudah lebih banyak dikenalkan dengan makanan-makanan yang disajikan untuk anggota-anggota keluarga lainnya. Adapun hal yang sangat penting yaitu menanamkan kebiasaan memilih bahan makanan yang baik pada usia ini. Lazimnya anak-anak kurang menyukai sayuran dalam makanannya. Dalam hal ini ibu harus bertindak sedemikian rupa untuk mengajak memakan bahan-bahan yang berfaedah. Disamping itu ibu pun harus mengetahui bahwa jumlah bahan makanan yang diperlukan oleh seorang anak akan semakin bertambah dengan bertambahnya usia (Boediman, 2009).

Waktu makan sebaiknya disesuaikan dengan waktu keluarga dan anak diajak makan bersama keluarga. Dengan demikian anak dapat menghabiskan porsi makanan yang seharusnya dia habiskan. Waktu makan yang tidak teratur akan banyak sekali mempengaruhi nafsu makan anak-anak. Tidak ada salah jika kepada anak anak diberikan makanan selingan berupa kue-kue yang dibuat oleh ibunya


(20)

5

sendiri, asalkan makanan tidak membuat anak terlalu kenyang sehingga anak-anak tidak mau memakan nasi (Boediman, 2009).

Berdasarkan hasil observasi kenyataannya yang ada di posko pengungsian, dan hasil wawancara penulis pada bulan mei 2014 di Posko Pengungsian Mesjid Amal Bhakti Kabupaten Karo, ibu-ibu yang mempunyai balita menyatakan bahwa memberikan makanan pada anak balitanya sama dengan apa yang dimakan oleh orang dewasa. Makanan yang biasa dimakan pada anak balita dan orang dewasa yaitu nasi goreng, telur mata sapi, sambal ikan tongkol, sayur tauco, indomie, gulai sayur jipang, sayur sawi putih manis, goreng ikan asin, sambal ikan asin, sambal terong, tumis sayur kol, sambal ikan dencis, dan gulai ikan tongkol, daun ubi tumbuk. Tetapi untuk makanan sambal ikan dencis, gulai ikan tongkol dan telur goreng tidak bisa setiap hari, karena tergantung dengan donatur yang memberi ikan tersebut kapan datangnya keposko pengungsian mesjid amal bhakti. Alasan ibu memberikan makanan anak balita yang sama dengan makanan orang dewasa yaitu di karenakan keadaan dan ketersediaan bahan makanan yang ada di posko pengungsian terbatas. Adanya kesenjangan diatas mendorong semangat peneliti untuk mengadakan penelitian dengan mengambil satu judul yaitu “ Tingkat Kecukupan Energi & Protein Anak Balita Di Posko Pengungsian Mesjid Amal Bhakti Akibat Bencana Erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo Tahun 2014.


(21)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka permasalahan yang dapat di identifikasi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kecukupan energi dan protein anak balita di posko Mesjid

Amal Bhakti kabupaten karo?

2. Apakah susunan makanan kecukupan energi dan protein anak di posko Mesjid Amal Bhakti kabupaten karo telah terpenuhi ?

3. Bagaimana perubahan tingkat kesukaan makan anak balita di posko Mesjid Amal Bhakti kabupaten karo ?

4. Apakah ketersediaan makanan selingan dan makanan pokok di posko Mesjid Amal Bhakti Kabupaten Karo untuk anak balita terpenuhi? C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah sangat diperlukan yakni untuk mempermudah dan menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penafsiran judul dan mengingat adanya keterbatasan sarana, prasarana, tenaga, waktu, dan biaya, maka masalah-masalah ini dibatasi pada :

1. Kecukupan gizi anak balita adalah jumlah makan yang dikonsumsi anak balita yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumunya di posko pengungsian Mesjid Amal Bhakti kabupaten karo. 2. Protein adalah makanan hewani dan nabati yang dikonsumsi anak balita di


(22)

7

3. Energi adalahmakanan tinggi kalori yang mengandung karbohidrat, lemak,

dan protein, dari bahan makanan pokok, lauk pauk, dan sayuran. 4. Anak balita adalah anak yang berusia 2 – 3 tahun.

5. Posko pengungsian adalah tempat perkumpulan masyarakat yang

mengungsi akibat terkena bencana Erupsi Gunung Sinabung. D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang harus diteliti, yaitu :

1. Bagaimana makanan anak balita di Posko Pengungsian Mesjid Amal

Bhakti Kabupaten Karo ?

2. Bagaimana kecukupan energi dan protein anak balita di posko

Pengungsian Mesjid Amal Bhakti Kabupaten Karo ?

3. Menganalisis kecukupan energi dan protein balita di posko Pengungsian Mesjid Amal Bhakti Kabupaten Karo ?

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian mempunyai tujuan sebagai arah dan sasaran yang ingin dicapai, adapun tujuannya ialah :

1. Untuk mengetahui makanan yang di konsumsi anak balita selama di posko

Mesjid Amal Bhakti Kabupaten Karo.

2. Untuk mengetahui kecukupan energi dan protein anak balita di posko Pengungsian Mesjid Amal Bhakti Kabupaten Karo.


(23)

8

3. Untuk mengetahui kecukupan energi dan protein anak balita di posko Pengungsian Mesjid Amal Bhakti Kabupaten Karo ?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

1. Bahan masukan dan sekaligus pemikiran bagi ibu dari anak balita di posko Pengungsian Mesjid Amal Bhakti kabupaten karo.

2. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dalam meneliti masalah yang sama pada lokasi yang berbeda.

3. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan berfikir


(24)

88 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn yang telah diperoleh beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Kecukupan energi dan protein anak balita di posko sinabung yang berjumlah sepuluh anak balita, 3 anak balita perempuan dan 7 anak balita laki – laki untuk kecukupan energi dan protein anak balita tersebut baik dan mencukupi tetapi ada beberapa anak balita yang tidak mencukupi dikarenakan anak tersbut tidak suka makan lebih cenderung bermain main dengan teman sebayanya.untuk kecukupan protein yaitu anak balita sebesar 90% kelebihan, 10% baik. Sedangkan untuk tingkat kecukupan energi pada anak balita di posko 10% anak balita kelebihan, 10% anak balita baik, 50% sedang, 20% anak balita kurang dan defisit 10%.

2. Konsumsi makanan yang mengandung energi dan protein di makanan

anak balita tergantung apa yang dimasak diposko, menu makanan untuk satu hari sama, dari pagi sampai malam, dan menu makanan orang dewasa dan anak balita menunya tetap sama. Tetapi stok susu dan roti untuk anak balita selalu ada di posko.

3. Hasil kecukupan energi dan protein anak balita diketahui yang kecukupan energinya Baik dengan tingkat kecukupan Protein yang


(25)

89

Berlebih 1 orang (10%). Anak balita yang kecukupan energinya Sedang dengan tingkat kecukupan Protein yang Berlebih 5 orang (50%).Anak balita yang kecukupan energinya Kurang dengan tingkat kecukupan Protein yang Baik 1 orang (10%). Anak balita yang kecukupan energinya Kurang dengan tingkat kecukupan Protein yang Berlebih 2 orang (20%) dan anak balita yang kecukupan energinya Defisit dengan tingkat kecukupan Protein yang Berlebih 1 orang (10%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk di posko perlu diadakan penyuluhan kepada orang tua anak balita yang tinggal di posko bahwasanya untuk memenuhi tingkat kecukupan gizi pada anak balita sangatlah penting bagi perkembangan tubuh anak. Dan apabila tingkat kecukupan gizi pada anak tercukupi, maka untuk perkembangan tubuh anak sangat baik.

2. Melihat sumbangan yang dikonsumsi jajanan anak balita dapat membantu

memenuhi kecukupan gizi anak balita, maka disarankan kepada para orang tua untuk memenuhi jajanan yang cukup protein dan energi untuk anak balita mereka.


(26)

90

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2012. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi “. Jakarta. Gramedia Pustaka

Umum.

Anonim, 2008.Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2007 :Makassar, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Edisi Revisi. Bandung: Rineka Cipta.

Ayu. Diah. 2008. Perbedaan Tentang Asupan Energi Protein Dan Status Gizi

Pada Remaja Panti Asuhan Dan Pondok Pesanttren. Semarang.

Chandra. 2010. Ilmu Filsafat. Bandung. Cipta Pustaka.

Boediman,Dradjat, dr Spa (K). 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta: CV Sagung Seto.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2013. Gizi danKesehatan

Masyarakat. Jakarta. Rajawali Pers.

Depkes R.I. 2013. Buku Penuntun Gizi. Direktorat Gizi, I,II,III,IV. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Depkes R.I. 2002. GBPP. Kurikulum Pendidikan D.III Kebidanan Tahun 2002. Departemen Kesehatan R.I. Jakarta. 2002.

Depkes R.I. 1996. Gangguan akibat kekurangan yodium dan garam beryodium. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Hardinsyah. 2010. Kecukupan Energi, Protein, Lemak Dan Karbohidrat. SKRIPSI.

Harsono.2005.Kecukupan Gizi.

(http://my.blogspot.com/2005/makalah-kecukupan-gizi.html)08.10 WIB.

Hen, Core. 1992. Positive Deviance & Heath,Suatu Pendekatan Perubahan

Prilaku & Pos Gizi. Diterjemahkan Oleh PCI – Indonesia. Jakarta : 2004

http://id.wikipedia.org/wiki/kecukupangizi 08.10 WIB.


(27)

91

Intan Agria R, Rurry Narulita sari, Icrham. 2011. Gizi Reproduksi. Yogyakarta:Fitramaya

Lubis, Z. 2003. Gizi Ibu Hamil dan Bayinya, Pengantar Falsafah Sains : Bogor : Program Pascasarjana / S3 Institut Pertanian.

Marwanti. 2001. Ilmu Gizi Masyarakat. Bandung. Cipta Pustaka.

Maryunani,Anik . 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Moehji. S. 2012. Ilmu Gizi I. Bratara Karya Aksara. Jakarta.

Nazir, M.Ph.D. 1983. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Putra. 2013. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Kecukupan Energi (Kalori) Dan

Protein Pada Balita (Usia 3-5 tahun) Di Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. SKRIPSI

Proverawati, Kusumawati. 2003. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Ronald, dkk. 1999. Pedoman Perawatan Kesehatan Ibu Dan Janin Selama

Kehamilan. Bandung : Pionir Jaya.

Schroder. 2011. Pengertian Bayi. Diakses Tanggal 14 Agustus 2014.

Saimin, Juminten. Manoe, Murah, 2006. Hubungan Antara Berat Badan Lahir

Dengan Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas,

Makassar : Bagian Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Santoso, Soegeng. 2004. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.

Santoso, Umar. 1999. Hand Out Teknologi Pengolahan Buah-buahan Dan

Sayuran. TPHP UGM. Yogyakarta

Satriono. 2002. Dasar-dasar penilaian gizi, Diktat Ilmu Gizi. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin : Makassar.

Sediaotama, A.D., Ilmu Gizi,jilid 1 dan 2. 1996.

Shinta. 2010. Kecukupan Energi Dan Protein Serta Sumbangan Energi Dan

Protein Makanan Jajanan Pada Anak SD Negeri NO.060822 Kecamatan Medan Area Tahun 2010. SKRIPSI


(28)

92

Simamora, Bilson. 2004. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sjahmien Moehji, B.Sc. 2009. Ilmu Gizi Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Sunita Almatsier, 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono, 2011. Statistik Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.

Supariasa, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi. Medan: Bina Aksara.

[WNPG] Widyakarya Pangan dan Gizi VIII. (2004). Ketahanan pangan dan gizi di era otonomi daerah dan globalisasi. Jakarta.


(1)

3. Untuk mengetahui kecukupan energi dan protein anak balita di posko Pengungsian Mesjid Amal Bhakti Kabupaten Karo ?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

1. Bahan masukan dan sekaligus pemikiran bagi ibu dari anak balita di posko Pengungsian Mesjid Amal Bhakti kabupaten karo.

2. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dalam meneliti masalah yang sama pada lokasi yang berbeda.

3. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan berfikir peneliti khususnya dalam bidang penelitian.


(2)

88 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn yang telah diperoleh beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Kecukupan energi dan protein anak balita di posko sinabung yang berjumlah sepuluh anak balita, 3 anak balita perempuan dan 7 anak balita laki – laki untuk kecukupan energi dan protein anak balita tersebut baik dan mencukupi tetapi ada beberapa anak balita yang tidak mencukupi dikarenakan anak tersbut tidak suka makan lebih cenderung bermain main dengan teman sebayanya.untuk kecukupan protein yaitu anak balita sebesar 90% kelebihan, 10% baik. Sedangkan untuk tingkat kecukupan energi pada anak balita di posko 10% anak balita kelebihan, 10% anak balita baik, 50% sedang, 20% anak balita kurang dan defisit 10%.

2. Konsumsi makanan yang mengandung energi dan protein di makanan anak balita tergantung apa yang dimasak diposko, menu makanan untuk satu hari sama, dari pagi sampai malam, dan menu makanan orang dewasa dan anak balita menunya tetap sama. Tetapi stok susu dan roti untuk anak balita selalu ada di posko.

3. Hasil kecukupan energi dan protein anak balita diketahui yang kecukupan energinya Baik dengan tingkat kecukupan Protein yang


(3)

Berlebih 1 orang (10%). Anak balita yang kecukupan energinya Sedang dengan tingkat kecukupan Protein yang Berlebih 5 orang (50%).Anak balita yang kecukupan energinya Kurang dengan tingkat kecukupan Protein yang Baik 1 orang (10%). Anak balita yang kecukupan energinya Kurang dengan tingkat kecukupan Protein yang Berlebih 2 orang (20%) dan anak balita yang kecukupan energinya Defisit dengan tingkat kecukupan Protein yang Berlebih 1 orang (10%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk di posko perlu diadakan penyuluhan kepada orang tua anak balita yang tinggal di posko bahwasanya untuk memenuhi tingkat kecukupan gizi pada anak balita sangatlah penting bagi perkembangan tubuh anak. Dan apabila tingkat kecukupan gizi pada anak tercukupi, maka untuk perkembangan tubuh anak sangat baik.

2. Melihat sumbangan yang dikonsumsi jajanan anak balita dapat membantu memenuhi kecukupan gizi anak balita, maka disarankan kepada para orang tua untuk memenuhi jajanan yang cukup protein dan energi untuk anak balita mereka.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2012. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi “. Jakarta. Gramedia Pustaka Umum.

Anonim, 2008.Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2007 :Makassar, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Edisi Revisi. Bandung: Rineka Cipta.

Ayu. Diah. 2008. Perbedaan Tentang Asupan Energi Protein Dan Status Gizi Pada Remaja Panti Asuhan Dan Pondok Pesanttren. Semarang.

Chandra. 2010. Ilmu Filsafat. Bandung. Cipta Pustaka.

Boediman,Dradjat, dr Spa (K). 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta: CV Sagung Seto.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2013. Gizi danKesehatan Masyarakat. Jakarta. Rajawali Pers.

Depkes R.I. 2013. Buku Penuntun Gizi. Direktorat Gizi, I,II,III,IV. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Depkes R.I. 2002. GBPP. Kurikulum Pendidikan D.III Kebidanan Tahun 2002. Departemen Kesehatan R.I. Jakarta. 2002.

Depkes R.I. 1996. Gangguan akibat kekurangan yodium dan garam beryodium. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Hardinsyah. 2010. Kecukupan Energi, Protein, Lemak Dan Karbohidrat. SKRIPSI.

Harsono.2005.Kecukupan Gizi. (http://my.blogspot.com/2005/makalah-kecukupan-gizi.html)08.10 WIB.

Hen, Core. 1992. Positive Deviance & Heath,Suatu Pendekatan Perubahan Prilaku & Pos Gizi. Diterjemahkan Oleh PCI – Indonesia. Jakarta : 2004

http://id.wikipedia.org/wiki/kecukupangizi 08.10 WIB.


(5)

Intan Agria R, Rurry Narulita sari, Icrham. 2011. Gizi Reproduksi. Yogyakarta:Fitramaya Lubis, Z. 2003. Gizi Ibu Hamil dan Bayinya, Pengantar Falsafah Sains

: Bogor : Program Pascasarjana / S3 Institut Pertanian. Marwanti. 2001. Ilmu Gizi Masyarakat. Bandung. Cipta Pustaka.

Maryunani,Anik . 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Moehji. S. 2012. Ilmu Gizi I. Bratara Karya Aksara. Jakarta.

Nazir, M.Ph.D. 1983. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Putra. 2013. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Kecukupan Energi (Kalori) Dan

Protein Pada Balita (Usia 3-5 tahun) Di Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. SKRIPSI

Proverawati, Kusumawati. 2003. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Ronald, dkk. 1999. Pedoman Perawatan Kesehatan Ibu Dan Janin Selama Kehamilan. Bandung : Pionir Jaya.

Schroder. 2011. Pengertian Bayi. Diakses Tanggal 14 Agustus 2014.

Saimin, Juminten. Manoe, Murah, 2006. Hubungan Antara Berat Badan Lahir Dengan Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas, Makassar : Bagian Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Santoso, Soegeng. 2004. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.

Santoso, Umar. 1999. Hand Out Teknologi Pengolahan Buah-buahan Dan Sayuran. TPHP UGM. Yogyakarta

Satriono. 2002. Dasar-dasar penilaian gizi, Diktat Ilmu Gizi. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin : Makassar.

Sediaotama, A.D., Ilmu Gizi,jilid 1 dan 2. 1996.

Shinta. 2010. Kecukupan Energi Dan Protein Serta Sumbangan Energi Dan Protein Makanan Jajanan Pada Anak SD Negeri NO.060822 Kecamatan Medan Area Tahun 2010. SKRIPSI


(6)

Simamora, Bilson. 2004. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sjahmien Moehji, B.Sc. 2009. Ilmu Gizi Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Sunita Almatsier, 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono, 2011. Statistik Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.

Supariasa, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi. Medan: Bina Aksara.

[WNPG] Widyakarya Pangan dan Gizi VIII. (2004). Ketahanan pangan dan gizi di era otonomi daerah dan globalisasi. Jakarta.