PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AGROWISATA BALAI BENIH INDUK HORTIKULTURA KECAMATAN PEKALONGAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2014

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AGROWISATA BALAI BENIH
INDUK HORTIKULTURA KECAMATAN PEKALONGAN
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2014

(Skripsi)

Oleh
Dedeh Ismayanti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

ABSTRAK

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AGROWISATA BALAI BENIH
INDUK HORTIKULTURA KECAMATAN PEKALONGAN
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN 2014

Oleh
Dedeh Ismayanti

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi pengembangan objek wisata
yang ada pada kawasan agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH)
Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur. Penelitian menggunakan
metode survei. Objek penelitian adalah pengembangan objek wisata agrowisata
Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan, Kabupaten
Lampung Timur dan subjek penelitian yaitu agrowisata Balai Benih Induk
Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur.
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara terstruktur, dan
dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif,
dimana data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT.
Dari hasil penelitian tentang pengembangan objek wisata agrowisata BBIH
Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur tahun 2014, maka hal yang
dapat disimpulkan yaitu: (1) Terdapat empat jenis alternatif strategi
pengembangan agrowisata BBIH Pekalongan yang perlu dilakukan yaitu, strategi
SO (Strength and Opportunities), Strategi WO (Weakness and Oppotunities),

Strategi ST (Strength and Threats), dan Strategi WT (Weakness and Threaths).
(2) Keberhasilan pengembangan pariwisata ditentukan oleh 3 faktor yaitu,
tersedianya objek dan daya tarik wisata, adanya fasilitas accessibility yaitu sarana
dan prasarana, sehingga memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah
atau kawasan wisata, dan terjadinya fasilitas amenities yaitu sasaran
kepariwisataan yang dapat memberikan kenyamanan kepada masyarakat.

Kata Kunci: Agrowisata, BBIH, Pengembangan, Strategi.

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF BALAI BENIH INDUK HORTIKULTURA
AGRO TOURISM PEKALONGAN SUBDISTRICT
EAST LAMPUNG
YEAR 2014

By
Dedeh Ismayanti

This study is conducted to determine the development strategy of attractions that

exist in the area of Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Agro tourism
Pekalongan Subdistrict, East Lampung. It used survey method. The object of
research was the development of Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Agro
tourism Pekalongan Subdistrict, East Lampung and the subject of research was
Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Agro tourism Pekalongan Subdistrict,
East Lampung. Data was collected through observation, structured interviews, and
documentation. Techniques of data analysis were done by using qualitative
description, where the data obtained would be analyzed using SWOT analysis.
From the results of research on the development of agro-tourism attraction BBIH
Pekalongan District of East Lampung year in 2014, then it can be concluded that:
(1) There are four types of alternative agro-tourism development strategy BBIH
Pekalongan that needs to be done, namely, strategy SO (Strengths and
Opportunities), Strategy WO (Weakness and oppotunities), Strategy ST (Strength
and Threats), and Strategy WT (Weakness and Threaths). (2) The success of
tourism development is determined by three factors, namely, the availability of
objects and tourist attraction, their accessibility facilities are facilities and
infrastructure, allowing tourists to visit a local or a tourist area, and the suit is the
target of tourism facilities that can provide comfort to the community .

Keywords: Agro Tourism, BBIH, Development, Strategy.


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu, 19 Juli 1993. Penulis
merupakan anak ke tiga dari delapan bersaudara pasangan
Bapak Helmi A.M. dan Ibu Sri Sukaptinah.

Penulis telah menyelesaikan Pendidikan Taman KanakKanak di TK Aisyiah Bustanul Athfal Kalirejo pada tahun 1999, Pendidikan
Dasar di SD Negeri 1 Kalirejo pada tahun 2005, Pendidikan Menengah Pertama di
SMP Negeri 1 Kalirejo pada tahun 2008, dan Pendidikan Menengah Atas di SMA
Negeri 1 Kalirejo pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai
mahasiswa di Universitas Lampung, S1 Pendidikan Geografi melalui jalur
SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif di organisasi IMAHAGI
komisariat FKIP Universitas Lampung sebagai sekretaris bidang organisasi
periode 2013/2014 dan sebagai ketua bidang organisasi periode 2014/2015. Pada
tahun 2014 penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata Kependidikan
Terintegrasi (KKN-KT) di Pekon Way Empulau Ulu Kecamatan Balik Bukit dan
SMA Negeri 1 Liwa Kabupaten Lampung Barat pada bulan Juli sampai

September 2014.

MOTO

Hasil tidak akan pernah mengkhianati proses.
(Dedeh Ismayanti)

Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara
efektik menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi,
informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi.
( Robert k. Cooper )
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia,
tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang
menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.
( Mahatma Gandhi )

PERSEMBAHAN

Terucap syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku ini
sebagai tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada:


Ibuku tercinta (Sri Sukaptinah)
Yang telah tulus dan ihklas membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih
sayang. Memberikan pengorbanan, motivasi, nasehat serta do,a disetiap
sujutnya, dan tiada hentinya mengucurkan keringatnya untuk keberhasilan
putra-putrinya.
Kakak dan adikku tersayang (M. Noor Hariyadi Wijaya, Destia Helmi Susanti,
Teguh Imam Saputra, Nur Amalia Sholihah, Nur Aulia Rahmadani, Anida
Kansa Hafizah, Diya Jauza Hanin) yang telah menjadi penyemangatku
Para pendidik dan sahabat-sahabatku yang memberikan semangat untukku
serta almamaterku tercinta “Universitas Lampung”

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat
untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si., selaku
Pembimbing Akademik


Dosen

Pembimbing

I

serta

yang telah bersedia meluangkan waktu

selaku
untuk

membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan semangat kepada penulis demi
terselesaikannya skripsi ini. Ibu Rahma Kurnia SU, S.Si., M.Pd., selaku Dosen
Pembimbing II, dan Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Dosen Pembahas yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian,
motivasi dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:
1.


Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2.

Bapak. Dr. Abdurahman, M.S., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

3.

Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan
Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang

telah diberikan.
5. Bapak

Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6.

Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

7.

Seluruh pengelola, wisatawan, dan masyarakat sekitar Objek Wisata Kawasan
Agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan
Kabupaten Lampung Timur yang telah memberikan bantuan serta
kerjasamanya atas tersusunnya skripsi ini.


8.

Ibuku tercinta Sri Sukaptinah dan kakak-adikku M. Noor Hariyadi Wijaya,
Destia Helmi Susanti, Teguh Imam Saputra, Nur Amalia Sholihah, Nur Aulia
Rahmadani, Anida Kansa Hafizah, dan Diya Jauza Hanin yang tak henti
menyayangiku, memberikan do’a, dukungan, semangat serta menantikan
keberhasilanku.

9.

Airlangga, seseorang yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan
bantuan hingga terselesaikannya skripsi ini.

10. Sahabat-sahabatku Nyoman Lusiani, Selvindari Dwi, Eza Aziz Fitri, dan
Wayan Juana Riskawati yang telah memberikan motivasi dan semangat demi
terselesaikannya skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2011 di Program Studi S1 Pendidikan
Geografi, Universitas Lampung atas kebersamaannya menuntut ilmu dan
menggapai impian.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung,
Penulis,

Dedeh Ismayanti

Februari 2015

i

DAFTAR ISI

HALAMAN
DAFTAR ISI........................................................................................................

i

DAFTAR TABEL............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... vii
I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Fokus Penelitian............................................................................. 4
C. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
E. Kegunaan Penelitian....................................................................... 5
F. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 6

II.

Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pikir
A. Tinjauan Pustaka............................................................................ 7
1. Geografi Pariwisata.................................................................. 7
2. Pariwisata................................................................................. 8
3. Agrowisata.............................................................................. 12
4. Potensi Wisata......................................................................... 15
5. Aspek-Aspek Dalam Perencanaan Pariwisata........................ 20
6. Strategi Pengembangan Pariwisata......................................... 21
B. Kerangka Pikir.............................................................................. 23

ii

III.

Metode Penelitian
A. Metode Penelitian.......................................................................... 25
B. Objek Penelitian............................................................................ 26
C. Subjek penelitian........................................................................... 26
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel............... 27
1. Variabel Penelitian.................................................................. 27
2. Definisi Operasional Variabel................................................. 28
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 30
F. Teknik Analisis Data..................................................................... 31

IV.

Hasil dan Pembahasan
A. Keadaan Geografis Daerah Penelitian.......................................... 41
1. Sejarah Singkat Kawasan Agrowisata BBIH Pekalongan...... 41
2. Letak, Luas, dan Batasan Administratif.................................. 43
3. Kondisi Topografi................................................................... 49
4. Kondisi Iklim......................................................................... 50
5. Jenis Tanah.............................................................................. 53
6. Demografi............................................................................... 54
B. Hasil ............................................................................................. 59
1. Potensi yang Bersifat Panorama Alam................................... 60
2. Potensi yang Bersifat Sosial dan Budaya............................... 63
3. Potensi yang Bersifat Bisnis/Ekonomi................................... 63
4. Fasilitas................................................................................... 66
5. Aksesibilitas............................................................................ 72
6. Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Kawasan Agrowisata
BBIH Pekalongan................................................................... 75
7. Peran Masyarakat dan Pemerintah ........................................ 76
8. Analisis Strategi Pengembangan Potensi Wisata.................... 78
a. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal..... 78
b. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS)........................... 88
c. Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS)........................ 89
d. Matriks SWOT................................................................ 90
e. Penentuan Matriks Grand Strategi.................................. 90

iii

f. Tahap Pengambilan Keputusan....................................... 92
C. Pembahasan.................................................................................. 96
V.

Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan................................................................................. 100
B. Saran............................................................................................ 101

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL

HAL
Tabel 1. Penentuan bobot faktor-faktor kekuatan dan kelemahan...................... 33
Tabel 2. IFAS...................................................................................................... 35
Tabel 3. Penentuan bobot faktor-faktor peluang dan ancaman........................... 36
Tabel 4. EFAS..................................................................................................... 37
Tabel 5. Matrik SWOT....................................................................................... 38
Tabel 6. Jarak Desa Tulusrejo ke pusat pemerintahan....................................... 45
Tabel 7. Data Curah Hujan Bulanan di Kecamatan Pekalongan Kabupaten
Lampung Timur................................................................................... 51
Tabel 8. Zone/Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidht-Ferguson........... 52
Tabel 9. Jumlah Penduduk menurut umur di Desa Tulusrejo............................ 54
Tabel 10. Sebaran penduduk Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung
Timur berdasarkan desa-desanya......................................................... 55
Tabel 11. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin....................................... 56
Tabel 12. Data Perkembangan tingkat pendidikan di Desa Tulusrejo................. 57
Tabel 13. Sebaran sarana pendidikan di Desa Tulusrejo, Kecamatan
Pekalongan........................................................................................... 58
Tabel 14. Pohon Induk Buah-buahan di BBIH Pekalongan................................. 62
Tabel 15. Fasilitas Wisata yang terdapat di Agrowisata BBIH Pekalongan......... 67

v

DAFTAR GAMBAR

HAL
Gambar 1.

Model ideal pengembangan agrowisata.......................................... 14

Gambar 2.

Kerangka Pikir................................................................................. 24

Gambar 3.

Matriks Grand Strategi.................................................................... 39

Gambar 4.

Lokasi gerbang masuk kawasan BBIH Pekalongan........................ 42

Gambar 5.

Lokasi Pintu utama masuk kawasan BBIH Pekalongan................. 42

Gambar 6a. Peta adminstratif Kabupaten Lampung Timur Tahun 2014........... 44
Gambar 6b. Peta administratif Kecamatan Pekalongan Tahun 2014................. 46
Gambar 7.

Peta lahan kawasan Agrowisata BBIH Pekalongan........................ 48

Gambar 8.

Danau buatan yang cukup luas........................................................ 60

Gambar 9.

Kebun buah yang luas dan beragam............................................... 61

Gambar 10. Kantin yang ada di dalam agrowisata............................................. 64
Gambar 11. Masyarakat sekitar menjual bibit bunga......................................... 65
Gambar 12. Masyarakat sekitar menjual bibit buah........................................... 65
Gambar 13. Tempat pembibitan aneka buah-buahan dan tanaman hias............ 67
Gambar 14. Tempat pembibitan aneka buah-buahan dan tanaman hias............ 68
Gambar 15. WC Umum...................................................................................... 68
Gambar 16. Mushola (tempat ibadah) ................................................................ 68
Gambar 17. Aula................................................................................................ 69
Gambar 18. Danau buatan.................................................................................. 69
Gambar 19. Danau buatan.................................................................................. 69
Gambar 20. Shelter............................................................................................. 70
Gambar 21. Shelter.............................................................................................. 70
Gambar 22. Kebun buah..................................................................................... 70

vi

Gambar 23. Area parkir....................................................................................... 71
Gambar 24. Tempat pembelian karcis................................................................. 71
Gambar 25. Pos penjaga...................................................................................... 71
Gambar 26. Jalan masuk di dekat pasar Pekalongan.......................................... 73
Gambar 27. Jalan masuk pintu utama kawasan agrowisata BBIH...................... 73
Gambar 28. Jalan di depan pintu masuk kawasan agrowisata BBIH.................. 73
Gambar 29. Jalan menuju kantor........................................................................ 74
Gambar 30. Jalan menuju kebun buah................................................................ 74
Gambar 31. Jalan menuju tempat pembibitan..................................................... 74
Gambar 32. Matriks Grand Strategi.................................................................... 91
Gambar 33. Peta zonasi pengembangan agrowisata BBIH Pekalongan............. 99

vii

DAFTAR LAMPIRAN

HAL
Lampiran 1. Panduan Wawancara Untuk Pengelola....................................... 105
Lampiran 2. Panduan Wawancara Untuk Masyarakat Sekitar........................ 108
Lampiran 3. Panduan Wawancara Untuk Wisatawan...................................... 111
Lampiran 4. Panduan Wawancara Tingkat Kepuasan dan Kepentingan......... 115
Lampiran 5. Hasil Wawancara Untuk Pengelola............................................ 118
Lampiran 6. Hasil Wawancara Untuk Masyarakat Sekitar.............................. 119
Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Wawancara Masyarakat Sekitar.................... 120
Lampiran 8. Hasil Wawancara Untuk Wisatawan........................................... 121
Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Wawancara Untuk Wisatawan..................... 122
Lampiran 10. Hasil Wawancara Tingkat Kepuasan dan Kepentingan.............. 123
Lampiran 11. Hasil Observasi Di Agrowisata BBIH Pekalongan..................... 124
Lampiran 12. Penentuan bobot faktor-faktor kekuatan dan kelemahan............. 125
Lampiran 13. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS)........................................ 126
Lampiran 14. Penentuan bobot faktor-faktor kekuatan dan kelemahan............. 127
Lampiran 15. Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS)..................................... 128
Lampiran 16. Matrik SWOT.............................................................................. 129
Lampiran 17. Rencana Judul Skripsi................................................................. 130
Lampiran 18. Surat Kesedian Membimbing Skripsi.......................................... 131
Lampiran 19. Pengesahan Susunan Komisi Pembimbing.................................. 132
Lampiran 20. Surat Izin Penelitian Pendahuluan............................................... 133
Lampiran 21. Surat Izin Penelitian..................................................................... 134
Lampiran 22. Surat Balasan Izin Penelitian....................................................... 135

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia tidak terlepas dari kegiatan rutin di
tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat
menimbulkan suatu kejenuhan pada diri manusia. Untuk mengatasi rasa jenuh
tersebut, manusia berusaha melakukan kegiatan untuk menghibur diri dan
melupakan sejenak kegiatan rutinnya. Salah satu kegiatan yang dilakukan
sebagian orang untuk menghilangkan kejenuhan itu adalah rekreasi ataupun
berwisata. Kegiatan tersebut diharapkan memperoleh suatu kepuasan jiwa.

Melakukan kegiatan wisata, biasanya manusia ingin mencari kesenangan di alam
terbuka dengan menikmati udara segar, pemandangan indah, dan suasana alam
yang nyaman, serta menikmati bentang alam yang mempesona. Berwisata dapat
dilakukan baik di daerah pegunungan, pantai, maupun di lokasi perkebunan dan
persawahan. Tempat-tempat itu biasanya memiliki berbagai atraksi wisata yang
menarik yang disebut obyek wisata.

Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam untuk dikembangkan
menjadi obyek wisata yang menarik. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara
agraris yang memiliki wilayah sangat luas. Usaha di bidang pertanian dalam arti
luas mencakup berbagai usaha di bidang kehutanan, perkebunan, perikanan,

2

peternakan, dan hortikultura. Rangkaian kegiatan pertanian dari budi daya sampai
pascapanen dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi kegiatan agrowisata.

Penggabungan kegiatan pertanian dengan pariwisata menciptakan keharmonisan
antara manusia dengan alam lingkungannya. Aktivitas agrowisata diharapkan
dapat menampung hasrat para wisatawan membebaskan diri sementara dari
suasana yang menjemukan. Semula agrowisata merupakan salah satu bentuk
produk wisata yang tidak diperhitungkan dapat dijual kepada wisatawan. Namun,
sekarang negara agraris bersaing menawarkan agrowisata lewat tema back to
nature, termasuk Indonesia.

Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) adalah salah satu contoh agrowisata yang
terdapat di Propinsi Lampung, tepatnya di Kecamatan Pekalongan, Kabupaten
Lampung Timur. Agrowisata ini diresmikan oleh Menteri Pertanian pada tanggal
2 Januari 2006. Untuk menuju agrowisata Pekalongan, hanya dibutuhkan waktu
sekitar 1-1,5 jam dari Kota Bandar Lampung, jaraknya kurang lebih 60 km dari
pusat Kota Bandar Lampung. Agrowisata Pekalongan memiliki luas 114 hektar.
Namun hanya sekitar 64 hektar lahan yang sudah termanfaatkan. Persentase
pembagian lahan yang sudah termanfaatkan 50% untuk penangkaran dan 50%
lainnya sebagai lahan produksi.

Ketika memasuki gerbang agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH)
Pekalongan, para wisatawan disambut dengan taman yang ada di sisi jalan. Di
dalam taman ini terdapat tanaman hias dan juga air mancur. Terdapat berbagai
macam jenis tanaman yang dikembangkan di agrowisata Balai Benih Induk
Hortikultura (BBIH) Pekalongan ini, baik tanaman hias, maupun buah.

Di

3

antaranya yaitu durian, jambu air, jambu tokal, rambutan, jagung, mangga, duku,
belimbing dan masih banyak lagi yang lainnya. Jenis tumbuhan unggulannya
yaitu durian.

Tidak hanya berwisata agro, agrowisata Pekalongan pun dapat digunakan sebagai
objek wisata alam. Agrowisata Pekalongan memiliki sebuah danau yang dapat
dinikmati wisatawan untuk sedikit relaksasi sembari menikmati nuansa alam yang
asri. Danau ini pun dapat digunakan untuk memancing, serta wisata air.

Potensi yang dimiliki agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) sebagai
daerah tujuan objek wisata sebenarnya sudah cukup bagus. Agrowisata ini juga
sudah banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Sebagian besar wisatawan berasal
dari Kecamatan Pekalongan itu sendiri, tetapi tidak jarang juga terdapat
wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten Lampung Timur. Namun, menurut
pengakuan pihak pengelola saat ini belum ada data yang menunjukkan jumlah dan
asal para wisatawan yang berkunjung ke aerowisata BBIH ini.
Agrowisata ini ramai dikunjungi wisatawan hanya pada saat musim buah tiba,
tetapi pada saat tidak musim buah terlihat sepi. Artinya bahwa agrowisata Balai
Benih Induk Hortikultura (BBIH) Pekalongan ini merupakan suatu jenis objek
wisata musiman.

Hal ini dikarenakan, jenis tanaman yang dikembangkan di

agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Pekalongan merupakan jenis
tanaman yang memiliki buah musiman, serta beberapa potensi lain yang ada di
agrowisata Pekalongan maupun potensi yang sudah disebutkan seperti di atas
belum dimanfaatkan atau diberdayakan dan dikembangkan secara optimal sebagai
objek wisata dan daya tarik wisata, sehingga nampak masih alami tanpa

4

pengelolaan secara profesional.

Beberapa faktor penyebab agrowisata Balai

Benih Induk Hortikultura (BBIH) Pekalongan ini merupakan suatu jenis objek
wisata musiman, yaitu objek dan daya tarik wisata yang belum digali secara baik,
upaya pengelola objek wisata yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan
pariwisata masih sangat terbatas, penilaian potensi wisata secara keseluruhan
belum dilakukan secara mendetail. Oleh karena itu, pengembangan potensi wisata
di agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan,
Kabupaten Lampung Timur ini perlu dilakukan. Maka akan dilakukan penelitian
dengan judul “Pengembangan Objek Wisata Agrowisata Balai Benih Induk
Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur Tahun
2014”.

B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah melakukan pendataan tentang potensi wisata yang
terdapat di agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Kecamatan
Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur. Hasil dari pendataan tersebut kemudian
digunakan untuk analisis strategi pengembangan objek wisata agrowisata Balai
Benih Induk Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung
Timur.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana strategi pengembangan objek wisata agrowisata Balai Benih
Induk Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur?

5

D. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengkaji strategi pengembangan
objek wisata agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Kecamatan
Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur.

E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini antara lain:
1.

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2.

Untuk mengetahui potensi objek wisata pada agrowisata Balai Benih Induk
Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur.

3.

Sebagai sumber informasi bagi pihak pengelola dalam pengembangan
agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan,
Kabupaten Lampung Timur untuk mengembangkan potensi yang ada.

4.

Menambah pengetahuan dan bahan perkuliahan pada mata kuliah Geografi
Pariwisata di Program studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.

6

F. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
1.

Ruang lingkup objek penelitian adalah pengembangan objek wisata
agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan,
Kabupaten Lampung Timur.

2.

Ruang lingkup subjek penelitian adalah agrowisata Balai Benih Induk
Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur.

3.

Ruang lingkup tempat penelitian adalah agrowisata Balai Benih Induk
Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur.

4.

Ruang lingkup waktu penelitian: Tahun 2014.

5.

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Pariwisata. Yang
dimaksud geografi pariwisata adalah cabang dari pada bidang ilmu geografi
yang mengkaji berbagai hal yang terkait dengan aktivitas perjalanan wisata,
meliputi karakteristik destinasi (objek) wisata, aktivitas dan berbagai fasilitas
wisata serta aspek lain yang mendukung kegiatan pariwisata di suatu daerah
(wilayah).

7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1.

Geografi Pariwisata

Menurut pendapat Ramaini (1992:3) geografi pariwisata adalah ilmu yang
mempelajari antara geografi dan pariwisata. Segi-segi geografi umum yang perlu
diketahui wisatawan antara lain iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat-istiadat
budaya, perjalanan darat, laut dan udara, dan sebagainya.

Sedangkan peranan geografi pariwisata menurut pendapat James J Spillane (1997:
46-47) yaitu pertumbuhan yang berimbang bagi perekonomian itu dapat terjadi
sebagai akibat majunya pertumbuhan industri pariwisata yang dikembangkan
dengan baik.

Tidak hanya perusahaan-perusahaan yang dapat menyediakan

kamar untuk menginap (hotel), makanan dan minuman (bar dan restorant),
perencanaan perjalanan wisata (tour operator), agen perjalanan (travel agent),
industri kerajinan (handicraft), pramuwisata (guiding and english course), tenaga
terampil (tourism academy) yang diperlukan tetapi juga prasarana ekonomi seperti
jalan raya, jembatan, terminal, pelabuhan dan lapangan udara. Secara umum,
orang yang bergerak di bidang usaha perjalanan wisata sangat membutuhkan
pengetahuan geografi pariwisata.

8

2.

Pariwisata

Menurut Gamal Suswantoro (1997: 3) Pariwisata adalah suatu proses kepergian
sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya,
dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena
kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan, maupun
kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk
belajar.
Ketetapan MPRS No.I – II Tahun 1960 dalam H. Oka A. Yoeti (1996:118)
mendefinisikan:
Pariwisata dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk
memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani
setelah beberapa waktu bekerja sarta mempunyai modal untuk melihatlihat daerah lain (pariwisata dalam negeri) atau negara-negara lain
(pariwisata luar negeri).

Menurut E. Guyer Freuler dalam Nyoman S. Pendit (1994:38) Pariwisata dalam
artian modern adalah merupakan gejala zaman sekarang yang didasarkan atas
kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan
menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan, dan kenikmatan alam semesta
pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan
kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan
perniagaan, industri, dan perdagangan serta penyempurnaan daripada alat-alat
pengangkutan.

9

Menurut Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani (2007:13-15) batasan
pariwisata sangat luas dan sesuai dengan maksud berwisata atau kegiatan yang
dilakukan oleh wisatawan, maka pariwisata di kategorikan menjadi:
1. Wisata agro
Kegiatan pariwisata ini dikaitkan dengan kegiatan industri pertanian,
misalnya wisata durian pada saat musim buah durian, atau wisata tani,
yakni para wisatawan ikut turun aktif menanam padi dan memandikan
kerbau di sungai.
2. Wisata belanja
Kegiatan pariwisata yang dilakukan karena kekhasan barang yang
ditawarkan, misalnya Sidoarjo dengan pusat tas di Tanggulangin.
3. Wisata budaya
Wisatawan melakukannya dengan maksud mengadakan riset budaya,
mempelajari budaya setempat, mengunjungi situs bersejarah, dan
sebagainya.
4. Wisata iklim
Kunjungan ke suatu tempat berkaitan dengan maksud mencari perubahan
iklim setempat, misalnya bagi negara beriklim empat pada saat tertentu
benar-benar dimanfaatkan untuk melakukan perjalanan mengunjungi
tempat-tempat lain hanya untuk berburu panas sinar matahari, penduduk
pantai berwisata ke pegunungan, penduduk pedalaman berwisata ke pantai.
5. Wisata karya
Para wisatawan berkunjung dengan maksud dinas atau tugas lain, namun
dalam waktu senggang mereka melakukan kunjungan wisata.

10

6. Wisata kesehatan
Wisatawan mengunjungi suatu tempat karena keberadaan penyembuhan,
misalnya kunjungan ke Krakal di Kebumen dengan maksud berendam di
air belerang untuk penyembuhan sakit kulit, berkunjung ke Singapura
untuk berobat.
7. Wisata konvensi/seminar
Dengan sengaja memilih salah satu daerah tujuan wisata (DTW) sebagai
tempat penyelenggaraan seminar dikaitkan dengan upaya pengembangan
DTW yang bersangkutan.
8. Wisata niaga
Wisatawan datang karena ada urusan perniagaan di tempat tersebut,
namun pada waktu luang pada umumnya berwisata.
9. Wisata olahraga
Pariwisata ini dilakukan dengan mengunjungi peristiwa penting di dunia
olahraga, misalnya pertandingan perebutan kejuaraan, pekan olahraga
nasional, atau sekedar pertandingan persahabatan. Yang termasuk para
wisatawan yaitu para olahragawan, penonton, dan semua yang terlibat
dalam peristiwa olahraga.
10. Wisata rekreasi
Kegiatan ini dilakukan untuk berlibur, mencari suasana baru, memuaskan
rasa ingin tahu, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam,
yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran dan kebugaran jasmani
dan rohani setelah berwisata.
11. Wisata petualangan

11

Termasuk dalam jenis wisata petualangan adalah kegiatan pelatihan
(kepemimpinan) di alam terbuka dengan berbagai atraksi yang menantang
dan kadang-kadang mengandung resiko. Contohnya antara lain terbang
layang, arung jeram, panjat tebing, menyelam, susur gua.
12. Wisata ziarah
Jenis pariwisata ini dilakukan dengan cara mengunjungi tempat ibadah
atau tempat ziarah pada waktu tertentu, misalnya mengunjungi tempat
yang dianggap keramat, ziarah ke makam tokoh-tokoh masyarakat atau
pahlawan bangsa.
13. Darmawisata
Dilakukannya perjalanan beramai-ramai untuk bersenang-senang, atau
berkaitan dengan pelaksanaan darma di ruangan, atau melakukan
pengabdian kepada masyarakat di luar waktu kerja sehari-hari.
14. Widiawisata (pendidikan)
Jenis pariwisata ini dilakukan dalam rangka kunjungan studi, dilakukan
untuk mempelajari seni budaya rakyat, mengunjungi dan meneliti cagar
alam dan atau budaya.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa pariwisata terbagi menjadi empat belas
jenis yang berbeda satu dengan yang lainnya, wisatawan yang melakukan
pariwisata menyesuaikan dengan kebutuhan dan juga hobi pariwisatanya. Ada
orang yang hobinya melihat keindahan bawah laut maka dia akan melaksanakan
pariwisata olahraga sedangkan untuk orang yang senang mempelajari kebudayaan
suatu suku maka dia akan melaksanakan pariwisata budaya untuk melihat
kebudayaan, adat-istiadat dan juga kesenian dari suku tersebut.

12

3. Agrowisata

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) bersama Menteri Pariwisata, Pos, dan
Telekomunikasi

(Menparpostel)

dan

Menteri

Pertanian

No.

KM.

47/PW.DOW/MPPT-89 dan No. 204/KPTS/HK/050/4/1989 dalam Moh. Reza
Tirtawinata dan Lisdiana Fachruddin (1996:3) dijelaskan bahwa
Agrowisata sebagai bagian dari objek wisata diartikan sebagai suatu
bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata
dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan
hubungan usaha di bidang pertanian.
Agrowisata diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objek pertanian.
Agrowisata memiliki tuntutan akan pariwisata yang pro lingkungan, go green, dan
bertanggung jawab. Agrowisata mendidik masyarakat belajar tentang pertanian,
serta mendidik wisatawan untuk memahami kehidupan nyata tentang pertanian
dan memberikan pemahaman kepada wisatawan bahwa kehidupan manusia
lainnya sangat tergantung pada pertanian.

Moh. Reza Tirtawinata dan Lisdiana Fachruddin (1996:4) memaparkan bahwa
secara umum, ruang lingkup dan potensi agrowisata yang dapat dikembangkan
sebagai berikut:
1. Kebun raya
Objek wisata kebun raya memiliki kekayaan berupa tanaman yang berasal
dari berbagai spesies. Daya tarik yang dapat ditawarkan kepada
wisatawan mencakup kekayaan flora yang ada, keindahan pemandangan di
dalamnya, dan kesegaran udara yang memberikan rasa nyaman.
2. Perkebunan
Kegiatan usaha perkebunan meliputi perkebunan tanaman keras dan
tanaman lainnya yang dilakukan oleh perkebunan besar swasta nasional
ataupun asing, BUMN, dan perkebunan rakyat. Berbagai kegiatan objek
wisata perkebunan dapat berupa praproduksi (pembibitan), produksi, dan
pascaproduksi (pengolahan dan pemasaran).

13

3. Tanaman pangan dan hortikultura
Lingkup kegiatan wisata tanaman pangan yang meliputi usaha tanaman
padi dan palawija, serta hortikultura yakni bunga, buah, sayur, dan jamujamuan. Berbagai proses kegiatan mulai dari prapanen, pascapanen berupa
pengolahan hasil, sampai kegiatan pemasarannya dapat dijadikan objek
agrowisata.
4. Perikanan
Ruang lingkup kegiatan wisata perikanan dapat berupa kegiatan budidaya
perikanan sampai proses pascapanen. Daya tarik perikanan sebagai sumber
daya wisata diantaranya pola tradisional dalam perikanan serta kegiatan
lain, misalnya memancing ikan.
5. Peternakan
Daya tarik peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain pola
beternak, cara tradisional dalam peternakan, serta budidaya hewan ternak.

Dari yang telah disebutkan di atas sudah jelas bahwa agrowisata ini adalah suatu
jenis pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, atau
perkebunan sebagai daya tarik bagi wisatawan. Potensi agrowisata sangat besar di
Indonesia, dapat dikatakan bisa dijumpai hampir di Daerah Tujuan Wisata (DTW)
di seluruh Indonesia dan hampir semua pulau di Indonesia memiliki potensi
agrowisata tersebut.

Objek agrowisata harus mencerminkan pola pertanian Indonesia baik tradisional
ataupun modern guna memberikan daya tarik bagi pengunjung atau wisatawan.
Di lokasi ataupun sekitar lokasi dapat diadakan berbagai jenis atraksi atau
kegiatan pariwisata sesuai dengan potensi sumber daya pertanian dan kebudayaan
setempat. Berbagai objek agrowisata yang potensial relatif belum banyak menarik
pengunjung, antara lain karena terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia
serta kurangnya promosi dan pemasaran kepada masyarakat luas baik di dalam
maupun di luar negeri.

14

Berikut ini model ideal pengembangan agrowisata dengan konsep 4A+CI
(attraction, amenity, accessibelity, ancilary, community involment) yang
dimodifikasi dari Postma dalam I Gusti Bagus Rai Utama (2010:51)

Investor
(kualitas
profit)

Aksesibilitas
(transportasi) +
masyarakat lokal

Amenitas
(penginapan, hotel,
dsb) + masyarakat
lokal

Atraksi
(agrowisata)
+

Wisatawan
(kualitas
wisata)

Ansilari
(organisasi
pengatur wisata) +
masyarakat lokal

Masyarakat
lokal

Masyarakat
lokal
(kualitas
hidup)

Gambar 1. Model ideal pengembangan agrowisata

Dalam model ini, lingkaran dalam adalah agrowisata yang merupakan atraksi
yang akan ditawarkan. Sementara amenitas, ansilari, dan aksesibilitas adalah
pendukung dan pembentuk totalitas dari produk agrowisata. Ada tiga pihak yang
berkepentingan terhadap kualitas totalitas produk wisata tersebut, diantaranya:
masyarakat sepakat membangun agrowisata untuk meningkatkan kualitas
hidupnya, sementara wisatawan berhak mendapatkan kualitas wisata yang
diharapkannya, sementara investor (pemerintah maupun swasta) berkepentingan
mendapatkan profit yang berkualitas.

15

4. Potensi Wisata
Pengertian potensi wisata menurut Yoeti (1996:160-162) adalah segala sesuatu
yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang
mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Nyoman S. Pendit (1998:67), juga
mengungkapkan pengertian yang sama mengenai potensi wisata, sebagai segala
yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata dan berguna untuk mengembangkan
industri pariwisata di daerah tersebut.

Menurut Nyoman S. Pendit (1994:108) Potensi wisata merupakan segala hal dan
kejadian yang diatur dan disediakan sehingga dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan pariwisata baik berupa suasana, kejadian, benda, maupun jasa.

Potensi wisata juga dapat berupa sumberdaya alam yang beraneka ragam dari
aspek fisik dan hayati, serta kekayaan budaya manusia yang dapat dikembangakan
untuk pariwisata. Sedangkan sumberdaya pariwisata diartikan sebagai unsur-unsur
lingkungan alam atau yang telah diubah oleh manusia yang dapat memenuhi
keinginan wisatawan (Chafid Fandeli, 2001:48-57). Faktor-faktor lokasional yang
mempengaruhi pengembangan potensi objek wisata adalah kondisi fisis dan
aksesibilitas.

Maka dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan potensi wisata adalah segala
sesuatu yang terdapat di objek wisata dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung
perkembangan objek wisata tersebut sehingga dapat dinikmati oleh wisatawan yang
berkunjung, baik berupa pemandangan alam, sosial dan budaya masyarakat,
bisnis/ekonomis dan layanan atau jasa-jasa seperti fasilitas wisata dan aksesibilitas.

16

Dengan

demikian

potensi

pariwisata

merupakan

modal

dasar

dalam

pengembangan industri kepariwisataan. Menurut Asisten Dua Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (1990:11), potensi wisata dapat dibagi menjadi empat bagian
yaitu:

1. Potensi wisata bersifat panorama alam yang berhubungan dengan cagar al
am, suaka alam, termasuk flora dan fauna dengan pemandangan luar biasa
dan indah.
2. Potensi wisata bersifat hiburan, alamiah, sosial dan budaya yaitu
berhubungan dengan penikmatan nilai-nilai budaya tradisional atau
modern berupa tari-tarian, hasil kerajinan tangan dan produksi setempat
serta arsitektur budaya Indonesia.
3. Poteni wisata bersifat apounturir, yaitu berhubungan dengan perjalanan
menuju tempat-tempat dengan berbagai alat transportasi termasuk
perjalanan safari, pendaki gunung, olahraga dan slancar.
4. Potensi wisata bersifat bisnis/ekonomi, yaitu berhubungan dengan usaha
perdagangan, diplomatik dan lain-lainya.

Pendapat di atas menjelaskan bahwa potensi wisata dapat di bagi menjadi empat
macam yaitu potensi wisata yang bersifat panorama alam, potensi wisata yang
bersifat hiburan, alamiah, sosial dan budaya, potensi yang bersifat apounturir dan
potensi wisata yang bersifat bisnis/ekonomi.

Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan
pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan

17

pembangunan dan pengembangannya meliputi lima unsur, yaitu kondisi fisik,
daya tarik wisata, aksesibilitas, sarana dan prasarana serta masyarakat.

1. Kondisi fisis
Aspek fisis yang dimaksud merupakan suatu lingkungan yang terdiri
iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya
sepanjang ada pengaruh terhadap penggunaan lahan, termasuk di
dalamnya hasil kegiatan manusia di masa lalu dan sekarang seperti hasil
reklamasi laut, pembersihan vegetasi dan juga hasil yang merugikan
seperti tersalinasi (FAO dalam Arsyad, 1989).
2. Atraksi/daya tarik objek wisata
Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang
untuk mengunjungi suatu daerah tertentu, misal adalah tari-tarian, nyayian,
kesenian daerah, upacara adat dan lain-lain (Yoeti, 1996:172).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009,
daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki
keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
kunjungan wisatawan.
Dapat diambil kesimpulan bahwa daya tarik objek wisata adalah segala
sesuatu yang menarik, memiliki keunikan dan nilai tinggi yang menjadi
tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu. Daya tarik objek wisata
merupakan faktor utama yang harus ada di suatu objek wisata.

Pada

umumnya, daya tarik objek wisata harus mampu memberikan rasa senang,
nyaman, damai, dan kepuasan pada wisatawan yang berkunjung.

18

3. Aksesibilitas
Dalam mendukung upaya pengembangan kepariwisataan sehingga dapat
menimbulkan rasa senang dan puas bagi wisatawan salah satu usahanya adalah
dengan cara mempermudah pencapaian ke objek wisata tersebut. Aksesibilitas
adalah kemudahan bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu
wilayah, aksesibilitas ini ada kaitannya dengan jarak (Bintarto, 1982:117).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aksesibilitas atau tingkat
keterjangkauan merupakan kemampuan dan kemudahan untuk menjangkau
suatu tempat. Setiap wisatawan yang akan mengunjungi lokasi objek wisata
biasanya akan mempertimbangkan tingkat keterjangkauannya, karena objek
wisata yang mudah dijangkau akan mempermudah para wisatawan untuk
berkunjung ke lokasi objek wisata.
4. Sarana dan prasarana wisata
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan
pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung.
Prasarana kepariwisataan ini berupa prasarana perhubungan, komunikasi,
instalasi listrik, persediaan air minum, sistem irigasi, sistem perbankan dan
pelayananan kesehatan (Yoeti, 1996:181).
Sedangkan menurut James J. Spillane (1997:40), fasilitas merupakan sarana
yang menunjang dan menambah kenyamanan wisatawan dalam berekreasi,
seperti hotel, rumah makan, pondok wisata, toko souvenir, telepon umum, bank
dan tempat rekreasi.
Berdasarkan pendapat tersebut, fasilitas merupakan sarana penunjang objek
wisata. Fasilitas yang lengkap akan menjadi daya tarik wisatawan untuk

19

berkunjung ke lokasi objek wisata, karena wisatawan membutuhkan tempat
untuk beristirahat atau penginapan terutama wisatawan yang berasal dari luar
daerah seperti fasilitas hotel atau penginapan, warung makan, telepon umum
sebagai alat komunikasi, tempat ibadah, kantin, tempat parkir, auditorium
(tempat pertemuan), MCK serta toko souvenir yang menjual berbagai produk
sebagai ciri khas objek wisata yang dikunjunginya.
5. Masyarakat
Pemerintah melalui instansi-instansi terkait telah menyelenggarakan
penyuluhan kepada masyarakat dalam bentuk bina masyarakat sadar
wisata (Gamal Suwantoro, 1997:23).
Sujali (1989:11), mengemukakan bahwa potensi objek wisata terjadi
karena suatu proses, dapat disebabkan oleh proses alam maupun karena
disebabkan oleh budidaya manusia.

Suatu tempat dapat menjadi suatu objek wisata harus mempunyai suatu potensi
yang dapat menarik pengunjung. Potensi tersebut dapat berupa kenampakan alam
alami yang dimiliki oleh tempat tersebut ataupun suatu objek/kenampakan yang
dibuat oleh manusia, dalam hal ini stakeholder yang bertanggung jawab terhadap
objek wisata tersebut.
Dengan demikian perlu diketahui potensi wisata yang terdapat di agrowisata Balai
Benih Induk Hortikultura (BBIH) Pekalongan yang nantinya dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam rangka pengembangan objek wisata agrowisata Balai
Benih Induk Hortikultura (BBIH) Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung
Timur.

20

5.Aspek-Aspek Dalam Perencanaan Pariwisata
Adapun aspek-aspek yang perlu diketahui dalam perencanaan pariwisata
sebagaimana yang diungkapkan oleh Oka A. Yoeti (1997) adalah sebagai berikut:
a. Wisatawan (Tourist)
Terlebih dahulu harus tahu mengenai karakteristik wisatawan yang
diharapkan datang, misalnya dari mana saja mereka datang, anak muda atau
orang tua, pengusaha atau pekerja biasa, dan pada musim apa saja mereka
melakukan wisata.
b. Transportasi (Transportations)
Terlebih dahulu harus tahu bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia atau
yang akan dapat digunakan untuk membawa wisatawan dari daerah asal
menuju daerah tujuan wisata.
c. Atraksi/objek wisata (Attractions)
Apakah objek wisata yang akan dijual memenuhi tiga syarat utama
pariwisata, yaitu
a) Apa yang dapat dilihat (something to see)
b) Apa yang dapat dilakukan (something to do)
c) Apa yang dapat dibeli (something to buy)
d. Fasilitas pelayanan (Services Facilities)
Fasilitas apa saja yang tersedia di daerah tujuan wisata tersebut, bagaimana
akomodasi perhotelan yang ada, restoran, pelayanan umum di daerah tujuan
wisata yang akan dikunjungi wisatawan.

21

6. Strategi Pengembangan Pariwisata
Menurut Taggart dalam Effendi (1989:2) bahwa perkembangan pariwisata di
Indonesia agak lambat. Ada dua faktor yang menyebabkan kelambatan tersebut,
yaitu kurangnya fasilitas untuk mendukung kepariwisataan dan kurangnya
publikasi

dan

informasi

tentang

kepariwisataan.

Dalam

pengembangan

kepariwisataan, aktifitas permintaan (demand) dan persediaan (supply) perlu
diformulasikan bersama-sama dengan tujuan pengembangan kepariwisataan.
Selanjutnya akan menentukan identifikasi potensi daerah atau objek wisata yang
akan dikembangkan. Berdasarkan identifikasi tersebut, akan ditentukan rencana
jangka pendek dan jangka panjang program kepariwisataan.
Dalam

http://nizwan-wwwbloggercom.blogspot.com/2009/02/analisis-swot-

pengembangan-pariwisata.html dijelaskan bahwa menurut Freddy Rangkuti
(2002:3) sebagaimana mengutip pendapat Chandler, strategi merupakan suatu alat
untuk mencapai tujuan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program
tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.

Menurut Gamal Suwantoro (1997:56) ada beberapa langkah pokok dalam
melakukan strategi pengembangan pariwisata yaitu:
a. Dalam jangka pendek

dititikberatkan pada

optimasi, melalui

cara

meningkatkan mutu tenaga kerja, meningkatkan kemampuan pengelola, dan
memanfaatkan produk