kerajinan selama ini paling memungkinkan untuk diajarkan mengingat latar belakang pendidikan guru yang didominasi oleh jurusan teknik
informatika dan teknik komputer. Selain itu sistem penilaian yang diterapkan dalam kurikulum 2013
yang sangat banyak aspeknya serta membutuhkan instrumen yang cukup banyak pula perlu adanya penyederhanaan mengingat jumlah jam
mengajar guru yang tidak sedikit sehingga lebih relistis untuk dilaksanakan oleh guru secara authentic.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Tingkat kesesuaian latar belakang pendidikan guru rendah. Hal ini
dikarenakan latar belakang pendidikan guru kurang sesuai dengan bidang
tugasnya yaitu untuk mengajar mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan.
2. Kompetensi guru prakarya dan kewirausahaan SMA di Sleman dalam merancang RPP termasuk dalam kategori sedang.
3. Kompetensi guru prakarya dan kewirausahaan SMA di Sleman dalam mengimplementasikan RPP termasuk dalam kategori sedang.
4. Kompetensi guru prakarya dan kewirausahaan SMA di Sleman dalam merancang penilaian termasuk dalam kategori sedang.
5. Kompetensi guru prakarya dan kewirausahaan SMA di Sleman dalam mengimplementasikan rancangan penilaian termasuk dalam kategori
sedang. 6. Faktor-faktor yang menghambat guru dalam implementasi pembelajaran
prakarya dan kewirausahaan SMA di Sleman antara lain: a. Latar belakang pendidikan guru yang kurang relevan untuk
mengampu mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu prakarya dan kewirausahaan. b. Guru kesulitan menguasai bidang-bidang dalam prakarya yang
meliputi kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan yang terlalu luas untuk dipelajari guru.
c. Guru kesulitan memperoleh buku yang sesuai dengan kurikulum 2013, sementara buku dari pemerintah materinya masih sangat
terbatas.