EFFECT OF LEADERSHIP AND MOTIVATION PERFORMANCE EDUCATION PERSONNEL FACULTY OF ENGINEERING UNIVERSITY OF LAMPUNG

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI
TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh :
IDA ROPAIDA I.S.

Setiap organisasi yang ingin maju harus mampu memanfaatkan Sumber Daya Manusia
(SDM), maka perlu adanya pengaturan, pengarahan dan pendayagunaan setiap karyawan
sebagai tenaga kerja dalam suatu organisasi yang dilaksanakan oleh pemimpin.
Pemimpin melalui kepemimpinannya dapat memberi motivasi terhadap bawahannya. Jika
kebutuhan karyawan terpenuhi maka karyawan akan bekerja secara maksimal yang akhirnya
akan menuju peningkatan kinerja. Tujuan dan sasaran kinerja disusun bersumber pada visi,
misi, dan rencena strategis suatu organisasi.

Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan permasalahan: Apakah kepemimpinan dan
motivasi secara bersama sama berpengaruh terhadap kinerja tenaga kependidikan Fakultas
Teknik Universitas Lampung, serta Kepemimpinan, motivasi juga berpengaruh terhadap
kinerja tenaga kependidikan di Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Adapun Hipotesis yang diajukan : Kepemimpinan dan motivasi berpengaruh positif terhadap

peningkatan kinerja tenaga kependidikan Fakultas Teknik Universitas Lampung, dan
Kepemimpinan, motivasi berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja tenaga
kependidikan Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Hasil Pengujian hipotesis Pengaruh Kepemimpinan terhadap kinerja tenaga kependidikan
Fakultas Teknik,

menunjukkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95 % dan derajat

kebebasan sebesar 77, nilai t-hitung 13,786 ternyata diperoleh nilai signifikansinya sebesar
0,000 di bawah alpha yang ditetapkan lima persen. Ini berarti secara statistik dapat dikatakan
bahwa kepempimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Tenaga kependidikan terutama
Pemimpin memberikan perhatian yang penuh atas pekerjaan yang didelegasikan, Pemimpin
mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap Fakultas yang dipimpinnya.
Selanjutnya Pengaruh motivasi terhadap kinerja tenaga kependidikan, hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan
sebesar 77, nilai t-hitung 2,677 ternyata diperoleh nilai signifikansinya di bawah alpha yang
ditetapkan lima persen. berarti ada pengaruh yang nyata antara motivasi terhadap kinerja
tenaga kependidikan. Ini berarti secara statistik dapat dikatakan bahwa semakin positif
motivasi (tambahan lain diluar gaji, rumah, penghargaan, hubungan kerja antar pegawai,

tempat kerja yang aman dan nyaman, Jabatan pekerjaan, dan pengembangan karir), maka
semakin positif kinerja tenaga kependidikan. Koefisien regresi motivasi sebesar 0,189, ini
berarti apabila tanggapan motivasi terhadap kinerja tenaga kependidikan naik sebesar satusatuan, maka kinerja tenaga kependidikan sebesar 0,728 satu-satuan dengan asumsi
tanggapan tenaga kependidikan pada variabel bebas lainnya tetap.

Saran penulis diharapkan Pemimpin dalam pendelegasian tugas terhadap bawahan berjalan
dengan baik, dan lebih banyak mendengarkan aspirasi dari bawah (button up), serta
diberikannya suatu motivasi yaitu peningkatan kesejahteraan dengan memperhatikan
kebutuhan responden sehingga dalam menyelesaikan tugas tidak menunda pekerjaan, agar
bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

ABSTRACT
EFFECT OF LEADERSHIP AND MOTIVATION
PERFORMANCE EDUCATION PERSONNEL
FACULTY OF ENGINEERING UNIVERSITY OF LAMPUNG
By
IDA ROPAIDA I.S.

Any organization that wants to be able to take advantage of advanced Human Resources
(HR), adjustments should be made, the direction and utilization of each employee as workers

in an organization that carried out by the leader.
Leaders through leadership can provide motivation to the subordinates. If the employee needs
are met the employee will work to its full potential which eventually will lead to improved
performance. Objectives and performance targets set rooted in the vision, mission and
strategic rencena an organization.

Based on the background of the formulated problem: Does the leadership and motivation
along the same effect on the performance of staff's Faculty of Engineering, University of
Lampung, as well as leadership, motivation also affects the performance of educational staff
in the Faculty of Engineering, University of Lampung.
The hypothesis is proposed: Leadership and motivation of a positive effect on performance
improvement staff's Faculty of Engineering, University of Lampung, and Leadership,
motivation, positive influence on performance improvement staff's Faculty of Engineering,
University of Lampung.

Hypothesis testing results influence the performance of staff's Leadership School of
Engineering, pointed out that with 95% confidence level and degrees of freedom of 77, tcalculated value 13.786 was obtained significance value of 0.000 under the specified alpha
five percent. This means that statistically we can say that met to regroup effect on educational
performance, especially Labour leader providing full attention for the work delegated, the
leader has a great sense of responsibility towards the Faculty of lead.

Subsequent effect on the performance of staff's motivation, the results of hypothesis testing
showed that with 95% confidence level and degrees of freedom of 77, t-value of 2.677 was
calculated significance values obtained under a set of five percent alpha. means no significant
effect of motivation on the performance of educational personnel. This means that
statistically we can say that the more positive motivation (other than the additional salary,
house, awards, work relationships between employees, the workplace is safe and
comfortable, Position of work, and career development), then the more positive the staff's
performance. Motivation for the regression coefficient 0.189, this means that if the response
to the performance of staff's motivation to rise by one-unit, then the performance of
educational personnel for single-unit 0.728 assuming the staff's response to the other
independent variables remain.

Leader of the suggestions the authors are expected to delegate to subordinates went well, and
more listening to the aspirations of the bottom (button up), and it provides a motivation that is
an increase in welfare by taking into account the needs of the respondent so do not delay in
completing work tasks, to work in accordance with the basic tasks and function.

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tesis dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja
Tenaga Kependidikan Fakultas Teknik Universitas Lampung” adalah karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya Penulis lain
dengan cara yang tidak sesuai dengan tata etika ilmiah yang berlaku di dalam
masyarakat akademik atau yang disebut Plagiatisme.
2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada Universitas
Lampung.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya Plagiatisme, saya bersedia menanggung
akibat dan sanksi yang diberikan kepada saya, dan bersedia dituntut sesuai hukum yang
berlaku.

Bandarlampung, 09 Febuari 2012
Pembuat Pernyataan,

Ida Ropaida I.S.S.E.
NPM. 1021011046

1

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Setiap organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuannya akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah alam, modal, tenaga kerja, keahlian
dan tingkat pendidik0an. Faktor yang paling penting adalah tenaga kerja atau
Sumber Daya Manusia (SDM), sebab melalui kegiatan yang dilakukan oleh
manusia, o0rganisasi dapat mencapai tujuannya. Pada dasarnya organisasi atau
perusahaan melibatkan beberapa orang dan saling beriteraksi. Interaksi tersusun
dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha mencapai tujuan
bersama,

dengan

demikian

perlu

adanya


pengaturan,

pengarahan

dan

pendayagunaan kepada setiap karyawan sebagai tenaga kerja dalam suatu
organisasi.

Upanya membangun Kompetensi Sumber Daya Manusia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung sebagai salah satu tujuan untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu bagi masyarakat maka perlu meningkatkan kinerja karyawan
dengan memberi pelayanan administrasi yang baik kepada mahasiswa, alumni,
dosen, dan karyawan. Peningkatan pelayanan publik sangat terkait dengan budaya
internal organisasi pemerintah daerah budaya birokrasi pemerintah daerah secara
umum selama ini kurang mendukung upaya peningkatan
publik.

kualitas pelayanan


2

Kepemimpinan yang mempunyai karakter dari dalam diri yang kuat, dengan visi
misi yang jelas, dan kemampuan atau kompetensi yang tinggi, sehingga hasil yang
kerja pemimpin dapat terukur, jelas dan terarah. Pimpinan dihadapkan pada
tantangan bagaimana menggerakkan para pegawainya agar dapat bekerja dengan
sendirinya dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Salah satu kegiatan
yang dilakukan Pimpinan adalah dengan memberi motivasi, dengan adanya
motivasi, pengawai diharapkan dapat bekerja lebih giat, sehingga dapat
meningkatkan kinerjanya.

Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan pengarahan kepada
pegawai apalagi saat-saat sekarang ini di mana semuanya serba terbuka, maka
kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang bisa memberdayakan
pegawainya. Kepemimpinan yang bisa membutuhkan yang bisa menumbuhkan
motivasi kerja pegawai adalah kebijakan yang berkaitan dengan upaya pencapaian
tujuan Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Kepemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri kepada pegawai dalam
menjalankan tugasnya masing-masing di lingkungan kerja Fakultas Teknik

Universitas Lampung juga akan mempengaruhi kinerja yang dilaksanakan oleh
pegawai, sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha pengembangan kinerja
pegawai. lingkungan kerja yang segar, nyaman, dan memenuhi standart kebutuhan
layak akan memberikan kontribusi terhadap kenyamanan pegawai dalam
melakukan tugasnya. Lingkungan kerja nonfisik yang meliputi keramahan sikap
para pegawai, sikap saling diwaktu perbedaan pendapat dan lain sebagainya

3

adalah syarat wajib untuk terus membina kualitas pemikiran pegawai yang
akhirnya bisa membina kinerja mereka secara terus-menerus.

Berdasarkan Keputusan Mempan No 25/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman
Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah adalah:
1.

Prosedur pelayanan yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;


2.

Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan

untuk

mendapatkan

pelayanan

sesuai

dengan

jenis

pelayanannya;
3.


Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung
jawabnya);

4.

Kedisiplinan petugas pelayanan ,yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan, terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
ketentuan yang berlaku;

5.

Tanggung jawab tugas pelayanan , yaitu kejelasan wewenang dan
tanggungjawab

petugas

dalam

penyelenggaraan

dan

penyelesaian

pelayanan;
6.

Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada
masyarakat;

7.

Kecepatan pelayanan ,yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

4

8.

Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;

9.

Kesopanan dan keramahan petugas ,yaitu sikap dan prilaku ppetugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta
saling menghargai dan menghormati;

10.

Kewajaran biaya pelayanan ,yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;

11.

Kepastian biaya pelayanan ,yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan;

12.

Kepastian jadwal pelayanan ,yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

13.

Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan
yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
kepada penerimaan pelayanan;

14.

Keamanan pelayanan, yaitu terjaminya tingkat keamanan lingkungan unit
penyelenggaran pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resikoresiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena
tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi,
bahkan untuk beradaptasi dengan perubahan yang sering terjadi didalam maupun
diluar organisasi. Setiap pemimpin dapat memberikan pengaruh terhadap
bawahannya, misalnya terhadap kepuasan kinerja, motivasi, kerja pada pegawai.

5

Disadari bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang terbaik yang berlaku
universal untuk segala situasi dan lingkungan ,maka pendekatan situasional atau
kontingensi dalam memilih model kepemimpinan yang efektif menjadi alternatif
jawaban

terbaik.

Pemimpin

transformational

cenderung

untuk

mengkomunikasikan visi dan tujuan organisasi secara lebih jelas sehingga
bawahan dapat mengidentifikasi dan cenderung menimbulkan pengaruh yang kuat
pada pengikut, memberikan motivasi pada bawahannya serta merangsang
kreativitas untuk berkinerja lebih baik dami tercapainya tujuan organisasi.
Kepemimpinan transaksional cenderung memberikan arahan kepada bawahan halhal terperinci, menjelaskan perilaku yang diharapkan ,serta memberikan imbalan
dan hukuman atas kinerja yang tidak baik. Dengan memberikan motivasi yang
cukup besar kepada para pegawai akan membantu meningkatkan semangat kerja
yang tinggi sehinga Fakultas Teknik Universitas Lampung mampu menciptakan
kualitas kerja pada lingkungan kerja yang baik.

Cara-cara dengan pola-pola tertentu yang diterapkan oleh pemimpin sehingga para
pegawai mampu menerima arahan. Bagi pegawai seorang pemimpin akan selalu
menjadi contoh dan teladan dalam bekerja , karena pemimpin memiliki tugas
sebagai fasilitator internal dengan menjalankan fungsi kontrolnya yang terarah
kepada setiap bawahannya karena sebenarnya hubungan manusia satu dan yang
lainnya bersifat simbiosis mutualisme yaitu hubungan yang saling membutuhkan
dikedua belah pihak. Pemimpin membutuhkan bawahan untuk dapat membantu
tugas-tugas dari pemimpin,begitu juga sebaliknya bawahan membutuhkan sosok
seorang yang dapat menjadi panutan di tempat kerja dan hanya intruksi dari
pemimpin para bawahan dapat melakukan kinerjanya.

6

Ciri-ciri kepimimpinan yang sukses dalam organisasi yakni mempunyai
kecerdasan, kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, motivasi diri dan
mendorong pegawai untuk berprestasi, serta mempunyai sikap hubungan
manusiawi yang terjaga (Davis, Keith, 2002: 246). Akan tetapi dalam dalam usaha
untuk

memperoleh

dukungan

para

pegawai

seorang

pemimpin

perlu

memperhatikan paling sedikit dua hal, yaitu loyalitas pegawai kepada pemimpin
yang bersangkutan mungkin diperoleh apabila pemimpin tersebut loyal juga
kepada pegawainya, dan pengembangan karirnya harus juga berakibat pada
pengembangan karir para pegawai tersebut. Sebuah perkantoran bisa memiliki
prespektif tersendiri dalam menghadapi realitas pekerjaan dan

mereka bisa

menentukan sikap dalam menghadapi masalahnya.

Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Adanya
motivasi karyawan dimaksudkan untuk mendukung terlaksananya tujuan
organisasi, hal tersebut dikarenakan dengan adanya motivasi karyawan yang
positif dan melekat pada setiap karyawan akan berpengaruh pada kinerja
karyawan. motivasi adalah suatu proses yang diawali oleh adanya kebutuhan, lalu
kebutuhan tersebut mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan yang
mengarah ketercapainya tujuan tertentu (Munandar 2001).

Menurut Hasibuan (2000;

150), setiap pegawai yang bekerja mempunyai

dorongan untuk bekerja, baik dorongan positif maupun dorongan negatif.
Dorongan atau motivasi yang positif merupakan harapan akan pemenuhan
kebutuhan atau kepuasan. Motivasi negatif yang berupa hukuman atau denda yang
menimbulkan rasa takut dalam diri pegawai.

Motivasi pegawai bekerja

7

dipengaruhi oleh dorongan dari dalam diri maupun dari luar diri pegawai
diharapkan pegawai dapat bekerja yang baik dan mempunyai harapan
terpenuhinya kebutuhan dan diperlukannya Sumber Daya Manusia yang
mempunyai etos kerja tinggi, terlatih dan terampil, sebuah organisasi dapat
melakukan pelatihan, pendidikan bagi sumber daya manusianya.

Hanya saja

untuk menghasilkan kinerja dan prestasi kerja yang tinggi seorang karyawan tidak
hanya perlu memiliki keinginan dan kegairahan untuk berprestasi tinggi karena
berkembang tidaknya suatu organisasi baik oganisasi pemerintahan maupun
swasta sangat ditentukan oleh anggota personil dari organisasi itu sendiri.

Suatu Organisasi yang ingin berkembang harus mampu memanfaatkan Sumber
Daya Manusia secara optimal, dikarenakan karyawan merupakan penggerak
organisasi sehingga setiap karyawan harus memiliki motivasi dalam bekerja untuk
mencapai suatu keberhasilan dan tujuan tertentu. Sumber daya manusia
memegang peranan penting dalam organisasi, oleh karena itu organisasi perlu
memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan serta tuntutan karyawannya, apabila
organisasi dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan tersebut, maka
dapat meningkatkan motivasi serta kemampuan yang dimiliki karyawan secara
optimal.

Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan
(Robbins 2001). Bila karyawan termotivasi, ia akan berusaha sekuat tenaga untuk
mewujudkan apa yang diinginkannya, motivasi akan memberikan inspirasi,
dorongan, semangat kerja bagi karyawan sehingga terjalin hubungan kerja yang

8

baik antara karyawan dan pimpinan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
secara maksimal. Motivasi

merupakan faktor penting dalam melakukan

pekerjaan, apabila karyawan memiliki motivasi yang tinggi maka ia akan bekerja
dengan maksimal dan penuh tanggung jawab. Karyawan yang memiliki motivasi
tinggi, umumnya ditunjukkan dengan semangat kerja serta ketahanan menghadapi
hambatan kerja, namun pada kenyataannya masih banyak karyawan yang
memiliki motivasi yang rendah. Motivasi kerja yang rendah akan berdampak
pada semangat kerja yang rendah sehingga pada akhirnya akan mengurangi
optimalisasi kinerja yang rendah. Pada dasarnya setiap instansi pemerintah
maupun swasta, bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan
terampil tetapi yang terpenting mau bekerja giat dan berkeinginan mencapai hasil
kerja yang optimal.

Menurut Barry Cushway (2002 : 1998), kinerja adalah menilai bagaimana
seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan.
Penilaian kinerja mempunyai tujuan untuk memotivasi para karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang dihasilkan dan bagaimana
seseorang diharapakan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang
dibebankan kepadanya.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja ,antara lain: motivasi,
kepemimpinan ,lingkungan kerja ,insentif ,budaya kerja, komunikasi, jabatan
,pemberian gizi pegawai pelatihan ,dan masih banyak yang lainnya. Bagi
organisasi yang memberikan pelayanan kepada publik, tentu saja kinerja pegawai

9

itu dapat dilihat dari bagaimana organisasi tersebut dalam memberikan layanan
terhadap publik sebagai suatu petunjuk atau direktif, yang memiliki suatu
prosedur pasti atau terstandarisasi, tanpa kehilangan keefektifannya. setiap sistem
manajemen yang mempunyai kualitas yang baik dapat digunakan untuk mengukur
kinerja Tenaga Kependidikan. Fakultas Teknik Universitas Lampung juga dapat
digunakan untuk menilai Fakultas Teknik Universitas Lampung di mata
masyarakat berupa: responsivitas; menggambarkan kemampuan organisasi publik
dalam mencapai tujuan, responsibilitas; kegiatan organisasi publik yang sesuai
prinsip adminmistrasi yang benar dan akuntabilitas kinerja; seberapa besar
kebijakan dan pelayanan kepada masyarakat.

Sejak berdiri Fakultas Teknik yang dituangkan dalam S.K. Mendikbud no
035/KPTS/0/1991, tanggal 6 Juni 1991. Telah dipimpin beberapa Dekan :

Tabel 1 : Nama-nama Pejabat Dekan Fakultas Teknik Unila 1990-sekarang
No
Dekan
Masa Jabatan
1 Prof. Dr. Margono Slamet
1990
2 Ir. Siti Sujalmi. M.T
1990 s.d 1994
3 Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc.
1994 s.d 1997
4 Ir. Kartini Sulistyo, M.T.
1997 s.d 2001
5 Ir.Ansyori Djausal, M.T.
2001 s.d. 2005
6 Ir. Maryanto, M.T.
2005 s.d. 2009
7 Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A.
5-12-2009 s.d. 2013
Sumber : Fakultas Teknik Unila
Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dipimpin oleh Dekan dan dibantu
oleh Pembantu Dekan, Ketua Jurusan, Kepala Laboratorium, dan Kepala Bagian
(Kabag), Sub-Bagian Keuangan dan Kepegawaian, Sub Bagian Kemahasiswaan,
Sub-Bagian Umum Perlengkapan, dan Sub Akademik.

Tabel 2 : Civitas Akademika Fakultas Teknik Unila 2011-2012

10

No
1
2

Civitas Akademika
Tenaga Pendidik
Tenaga Kependidikan

Jumlah
175
80

3

Mahasiswa

1638

Sumber : Buku Panduan Penyelengaraan Program Sarjana dan Diploma
Fakultas Teknik s.d. September 2011
Kegiatan di Fakultas Teknik Universitas Lampung merupakan proses kegiatan
akademik, Tenaga Kependidikan harus memberikan pelayanan yang baik kepada
mahasiswa dan Pendidik (civitas akademika), oleh sebab itu kinerja tenaga
kependidikan juga harus ditingkatkan agar penyelenggaraan mutu pendidikan
dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis mengambil judul penelitian ”Pengaruh
Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Fakultas
Teknik Universitas Lampung.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan permasalahan :
1. Apakah kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja tenaga kependidikan Fakultas Teknik Universitas Lampung?
2. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja tenaga kependidikan
Fakultas Teknik Universitas Lampung?
3. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja tenaga kependidikan Fakultas
Teknik Universitas Lampung?

11

1.3. Tujuan dan Penggunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja tenaga
kependidikan FakultasTeknik Universitas Lampung.
2. Mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pada tenaga
kependidikan Fakultas Teknik Universitas Lampung.
3. Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja tenaga kependidikan
Fakultas Teknik Universitas Lampung.

1.3.2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi :
A. Fakultas Teknik Universitas Lampung
Menjadi landasan untuk meningkatkan kiner ja
Fakultas Teknik dalam

tenaga

kependidikan

membantu Pimpinan Fakultas agar Fakultas

Teknik tercapai Visi dan Misi yaitu “Fakultas Teknik 10 terbaik Nasional
Berbasis Riset Terpadu tahun 2025”
B. Bagi masyarakat secara umum
Sumbangan pustaka ilmiah dalam bidang Kepemimpinan dan Kinerja
Karyawan referensi bagi peneliti yang ingin mengkaji permasalahan
Kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan dan sebagai
sarana belajar untuk memahami permasalahan yang sedang diteliti oleh
Penulis sehingga kinerja dapat lebih ditingkatkan

12

1.4. Kerangka Pemikiran
1.4.1 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja
Pimpinan suatu organisasi (manajer) biasanya selalu menginginkan agar setiap
anggota organisasi (pegawai) bersinergi untuk mencapai tujuan dan sasaran
organisasi yang telah ditetapkan, disisi lain setiap anggota organisasi (pegawai)
yang ada dalam organisasi tersebut juga memiliki tujuan dan sasaran pribadi
masing masing yang sering asimetris dengan tujuan dan sasaran organisasi. Dalam
upaya memadukan kedua hal tesebut diatas merupakan tugas seorang pimpinan
organisasi untuk menyelaraskannya.Pemimpin memberi motivasi kepada pegawai
dapat dilakukan dengan cara memberikan daya pengerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif,
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan kerja.
Fungsi pemimpin tidak hanya merencanakan langkah kerja bawahan dan target
yang harus dicapai, tetapi juga pengawasaan sebagai evaluasi terhadap hasilnya.
Pertama adalah evaluasi terhadap dirinya sendiri, yaitu mengukur hingga dimana
kemampuannya memimpin kelompok, kedua adalah menilai hingga dimana para
bawahannya secara sukarela mendukung kebijakannya.
Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja yaitu dalam hal kegiatan memotivasi
pegawai, melalui pemberian semangat, arahan, dan dukungan terhadap pegawai
dalam melaksanakan tugasnya, artinya bahwa faktor kepemimpinan berpengaruh
besar terhadap usaha perbaikan/peningkatan kenerja organisasi (individu dan
organisasi). Dari uraian diatas dapat ditarik dugaan bahwa peran kepemimpinan
dalam organisasi diduga mempunyai hubungan/berpengaruh positif terhadap
kinerja.

13

1.4.2. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Motivasi merupakan salah satu diantara berbagai macam faktor yang masuk ke
dalam kinerja seseorang. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah faktor
kemampuan, sumber sumber daya, dan kondisi/lingkungan kerja yang baik di
mana seorang bekerja. Motivasi merupakan sebuah alat dengan apa para
pemimpin dapat mengatur hubungan-hubungan perkerjaan di dalam organisasi.
Apabila para pemimpin memahami apa yang merangsang orang-orang bekerja
untuk mereka, maka mereka dapat menyesuaikan tugas-tugas pekerjaan dan
imbalan, sehingga orang orang tersebut bergairah untuk bekerja.
Salah satu teori kepuasan yang merupakan teori kebutuhan adalah teori Hierarki
dari Abraham Maslow, yang menyatakan kebutuhan individu akan termotivasi
melakukan suatu aktivitas apabil individu yang bersangkutan melihat bahwa
aktivitas tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.
Adapun kerangka berpikir yang ada dalam penulisan tesis ini dapat digambarkan :
Gaji, Intensif,
Tunjangan

Motivasi pegawai
• Memperhatikan harga diri
• kebutuhan rohani

Kinerja Pegawai

• Kebutuhan berpartisipasi
• Penempatan yang tepat
• Jaminan masa depan
• Perhatian lingkungan kerja

Gambar 1 : Hubungan Motivasi Pegawai dengan Kinerja Pegawai

14

1.4.3. Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja

Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam
kehidupan kelompok/organisasi masing masing yang mengisyaratkan bahwa
setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi sosial. Fungsi
kepemimpinan memiliki dua dimensi :
a. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction)
dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
b. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan
orang orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas pokok organisasi
(Rivai Veithzal, 2008)
Kewajiban bagi seorang pemimpin untuk memberi semangat atau kegairahan
kerja kepada karyawan agar berkerja disiplin, mempunyai inisiatif , kerja keras,
maka diperlukan pemenuhan kebutuhan berbentuk materi ataupun non materi,
serta kebutuhan fisik dan mental agar mereka termotivasi untuk bekerja dengan
sungguh sungguh. Selain itu motivasi kerja merupakan usaha yang sangat penting
dalam meningkatkan aktivitas keadaan lingkungan dan pengalaman yang
diperoleh dalam bekerja. Salah satu teori motivasi yang mempengaruhi kinerja
maupun semangat kerja yaitu teori kepuasan (The Content Theory) yang
menekankan arti pentingnya pemahaman faktor faktor yang ada dalam individu
yang menyebabkan mereka melakukan tingkah laku tertentu.
Maryoto S. (2007) mengatakan bahwa Penilaian Kinerja (Performance Appraisal)
merupakan salah satu faktor kunci dalam upaya mengembangkan suatu organisasi
secara efektif dan efesien karena melakukan penilaian kinerja berarti suatu

15

organisasi telah memenfaatkan dengan baik sumber daya manusia yang
dimilikinya. Penilaian kinerja yang dilaksanakan dengan baik, tertib dan benar
juga dapat meningkatkan motivasi kerja. Sistem penilaian kinerja yang obyektif
dan adil akan mampu menumbuhkan motivasi kerja pegawai. Jadi penilaian
kinerja yang obyektif dan adil akan mampu menumbuhkan motivasi kerja
pegawai karena akan merasa memperoleh parlakuan yang adil.

1.5. Hipotesis
Berdasarkan rumusan permasalahan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Kepemimpinan dan motivasi berpengaruh positif terhadap peningkatan
kinerja tenaga kependidikan Fakultas Teknik Universitas Lampung.
2. Motivasi berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja tenaga
kependidikan Fakultas Teknik Universitas Lampung.
3. Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja tenaga
kependidikan Fakultas Teknik Universitas Lampung.

16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. HAKIKAT KEPEMIMPINAN

Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan
sampai

dengan

pemerintahan

sering

kita

dengar

sebutan

pemimpin,

kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan
yang berkaitan satu dengan lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, diantaranya :
-

Menurut H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan
wewenang

kepemimpinannya

mengarahkan

bawahannya

untuk

mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
-

Menurut Fathoni Abdurrahmat (2006:37) Kepemimpinan (leadership)
merupakan titik berat kunci keberhasilan manajemen, kepemimpinan
adalah suatu usaha dari pemimpin untuk mempengaruhi tingkah laku
orang lain supaya mau mengikuti apa yang diinginkan pemimpin tersbut
dalam rangka mencapai tujuan bersama.

-

Menurut Cyriel O’Dennell kepemimpinan adalah mempengarhui orang
lain

agar

ikut

serta

dalam

(http://edushandsome.multiply.com).

mencapai

tujuan

umum

17

-

Sedangkan menurut george P. Terry kepemimpinan adalah kegiatan dalam
mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan
untuk tujuan kelompok (George P Terry dalam Thoha, Miftah, 2004:259).

-

Menurut

Robert

Tanembaum,

Pemimpin

adalah

mereka

yang

menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan,
mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian
pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
-

Menurut Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para
bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang
religius,

-

dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama
secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib
dan ide ketuhanan yang berlainan.

-

Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi
memerlukan pemimpinnya itu.

-

Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki
suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan
memimpin.

-

Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai
pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya.
Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila
adalah :

18

a. Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang –
orang yang dipimpinnya.
b. Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang
dibimbingnya.
c. Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang –
orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab.
(http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentangkepemimpinan/)

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak
lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their
willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to
accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,

19

kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki
keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan
yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu
fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
1. Fungsi administrasi, yakni

mengadakan formulasi kebijaksanakan

administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
2. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing,
staffing, directing, commanding, controling, dsb.

2.1.1 TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh
mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan.
Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori
tentang kepemimpinan antara lain :

20

Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory) Analisis ilmiah tentang
kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri.
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan
dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan
kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :
1. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada
umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pengikutnya.
2. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi
yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik
dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

21

3. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
4. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

2.1.2 Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecendrungan kearah 2 hal :
1. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan
bawahan.
2. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat ,
bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

22

2.1.3 Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang
lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia
untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

2.1.4 Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

2.1.5 Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya. Dari adanya berbagai teori
kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan
sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin
yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan
dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang
untuk melakukan sesuatu. Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi ,
kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa
gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana
perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau
reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya
kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada

23

hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif.
Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak
situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi. Selain gaya kepemimpinan di
atas

masih

terdapat

gaya

lainnya

(http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/) :

Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan
digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya
sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau
melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya
negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada
juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan
dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang
kompeten.

Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga
keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan
pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang
demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu
kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

24

Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi
bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa
dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik
dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang
diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi
pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan
bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi
merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang
berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil
dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk
berproduksi.

Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya
merupakan
pengecualian

pemimpinyan
dari

terbaik.fiedler

ketiga

gaya

telah

mengembakan

kepemimpinan

suatumodel

diatas,yakni

model

kepemimpinankontigennis.model ini nyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang
paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya
ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara
orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan
organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota
(Leader – member rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa posisi
pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan
atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua

25

mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan,
variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi
pemimpin.

Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3
macam peran pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :
Alighting : Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.
Aligning : Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga
setiap orang menuju ke arah yang sama.
Allowing : Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan
mengubah cara kerja mereka.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan
dari kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka
jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah
diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum
merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada
pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat,
merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri.
Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan
orang lain tanpa mengendalikan diri.

2.2 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan
adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari
konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang

26

ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam
kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang
sungguh – sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan
yang melayani.
Ada 3 karakter pemimpin yang melayani:
a. Hati Yang Melayani
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan
menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter.
Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar
untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan
integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat
yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku
wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali,
karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak
sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya. Paling tidak
menurut Ken Blanchard dan kawan – kawan, ada sejumlah ciri –ciri dan nilai
yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani,yaitu
tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang
dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun
golongan tapi justru kepentingan publik yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan
mereka

yang

dipimpinnya

sehingga

tumbuh

banyak

pemimpin

dalam

kelompoknya. Hal inisejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell
berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin

27

sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang – orang di
sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi
sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau
masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi
atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.

Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang
dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan,
kepentingan, impian da harapan dari mereka yang dipimpinnya. Seorang
pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas (accountable).
Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan.
Artinya seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan
kepada public atau kepada setiap anggota organisasinya. Pemimpin yang melayani
adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan,
impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah
pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi
kepentingan publik atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti
dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi
menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan
tidak mudah emosi.
b. Kepala Yang Melayani
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi
juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi
pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek
yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika

28

menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki
metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para Tidak banyak pemimpin
yang memiliki metode kepemimpinan ini. Kepemimpinan yang efektif dimulai
dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk
melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang
dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang – orang
yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates
change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat secara dahsyat
mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah
inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana
organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk
membawa orang – orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang
jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang
mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta
berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai
beberapa generasi. Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan
implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun
atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk
mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan
yang diperlukan untuk mencapai visi itu.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia
selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari
mereka yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi
dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi. Seorang pemimpin

29

yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang – orang yang
dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk
menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun
perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan
sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan
pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
c. Tangan Yang Melayani
Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas,
serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan
perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard
disebutka perilaku seorang pemimpin, yaitu :


Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin,
tapi sungguh – sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk
memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan
dengan firman



Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam
setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.



Pemimpin focus pada hal – hal spiritual dibandingkan dengan sekedar
kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah
untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang
dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani
sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang
penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan
kekuasaan semata.

30



Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam
berbagai aspek , baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb.
Setiap harinya senantiasa menyelaraskan (recalibrating ) dirinya
terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesame. Melalui
solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman
Tuhan ).

Kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang sangat relevan
dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Bahkan
menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual Intelligence: SQ the Ultimate
Intelligence, salah satu tolak ukur kecerdasan spiritual adalah kepemimpinan yang
melayani (servant leadership). Bahkan dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh
Gay Hendrick dan Kate Luderman, menunjukkan pemimpin – pemimpin yang
berhasil membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah
pemimpin yang memiliki SQ yang tinggi. Mer