a. Kelebihan 1 Selain ROA berguna sebagai alat kontrol, juga berguna untuk
keperluan perencanaan. 2 ROA dipergunakan sebagai alat mengukur profitabilitas dari
masing-masing poduk yang dihasilkan oleh perusahaan. 3 Kegunaan ROA yang berkaitan dengan efisiensi penggunaan
modal, efisiensi produksi, dan efisiensi penjualan. b. Kekurangan
1 Sulit membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain, karena perbedaan praktik akuntansi antar
perusahaan. 2 Analisis ROA saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan
antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.
3. Definisi Capital
Capital menurut Rivai, et.al 2012 berfungsi untuk memastikan kecukupan modal dan cadangan untuk memikul risiko yang mungkin
timbul. Modal merupakan benteng pertahanan bagi bank. Menurut Taswan 2008 capital atau modal terdiri dari :
a. Modal inti Definisi modal inti menurut Taswan 2008 adalah modal yang
disetor para pemilik bank dan modal yang berasal dari cadangan yang dibentuk ditambah dengan laba yang ditahan. Modal inti terdiri dari :
1 Modal disetor dapat berupa saham biasa atau saham preferen. Pada saham biasa, bank memiliki kewajiban untuk memberikan dividen
pada setiap akhir tahun berdasarkan rapat umum pemegang saham. Pada saham preferen, pembagian dividennya akan didahulukan
sebelum membayar dividen saham biasa. 2 Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari
sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual.
3 Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan dan mendapat persetujuan dari rapat umum pemegang
saham. 4 Cadangan tujuan, yaitu bagian laba yang dikurangi pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan dari rapat umum pemegang saham.
5 Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham diputuskan untuk tidak
dibagikan. 6 Laba tahun lalu, yaitu laba tahun-tahun lalu setelah dikurangi dengan
taksiran hutang pajak yang belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham.
7 Laba tahun berjalan setelah dikurangi dengan taksiran hutang pajak. Laba tahun berjalan ini hanya diperhitungkan sebagai modal inti
sebesar 50.
b. Modal pelengkap Menurut Taswan 2008 modal pelengkap terdiri dari cadangan-
cadangan yang dibentuk dan tidak berasal dari laba, modal pinjaman, dan pinjaman subordinasi. Modal pelengkap, secara rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut : 1 Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari
selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jendral Pajak.
2 Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk
menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari sebagian atau seluruh aktiva produktif yang tidak diterima kembali.
3 Modal pinjaman, yaitu hutang yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat-sifat seperti modal dan mempunyai ciri-
ciri tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, tidak dapat ditarik atau dilunasi atas inisiatif pemilik tanpa persetujuan BI, dan
pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.
4 Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang memenuhi persyaratan seperti terdapat perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi
pinjaman, jangka waktu pinjaman minimal 5 tahun, dan pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari BI.
Variabel Capital dapat diukur menggunakan Capital Adequacy Ratio. Menurut Rivai, et.al 2012, capital adequacy ratio adalah indikator
kemapuan bank dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank. Besar kecilnya CAR ditentukan oleh kemampuan
bank menghasilkan laba serta komposisi pengalokasian dana pada aktiva sesuai dengan tingkat risikonya. Definisi rasio kecukupan modal menurut
Gozali 2004 adalah angka rasio yang menunjukkan kecukupan modal suatu bank. Rasio ini membandingkan antara modal bank dengan aset
tertimbang bank yang dinilai menurut risiko. Semakin besar angka ini, semakin besar pula banknya. Idealnya, angka CAR lebih dari 8.
Menurut Rivai, et.al 2012 rasio CAR dapat dirumuskan sebagai berikut :
CAR = Modal sendiri
Aktiva tertimbang menurut risiko x 100
Menurut Rivai, et.al 2012 langkah-langkah perhitungan penyediaan modal minimum bank sebagai berikut :
a. ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal tiap-tiap aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko dari tiap-tiap
pos aktiva neraca tersebut. b. ATMR aktiva administrasi dihitung dengan cara mengalikan nilai
nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot risiko dari tiap-tiap pos rekening tersebut.
c. Total ATMR = ATMR aktiva neraca + ATMR administratif.
d. Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank modal inti + modal pelengkap dan total ATMR.
e. Hasil perhitungan rasio di atas kemudian dibandingkan dengan kewajiban penyediaan modal minimum, yakni sebesar 8.
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, dapat diketahui apakah bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR kecukupan
modal atau tidak. Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban penyediaan modal minimum sama dengan 100
atau lebih, modal bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR. Sebaliknya bila hasilnya kurang dari 100, modal bank
tersebut tidak memenuhi ketentuan CAR. 4. Definisi Liquidity
Liquidity menurut Kuncoro dan Suhardjono 2011 menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan masa yang akan
datang. Pengaturan likuiditas bank terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar.
Menurut Margaretha 2006 analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur variabel liquidity adalah :
a. Loan to Deposit Ratio LDR Menurut Dendawijaya 2009 rasio ini digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan
dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang telah diberikan sebagai sumber likuiditas. Semakin tinggi rasio tersebut
memberikan indikasi bahwa semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
Besarnya LDR mengikuti perkembangan kondisi ekonomi Indonesia. Adapun penilaian rasio LDR berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004, bank dianggap sehat apabila besarnya LDR antara 85 sampai dengan 110. Jika di atas
110 maka bank akan mengalami kesulitan likuiditas dan berdampak pada penurunan profitabilitas dan kinerja bank.
Menurut Rivai, et.al 2012, Loan to Deposit Ratio dapat dirumuskan :
LDR =
Kredit Dana Pihak Ketiga
x100 b. Dana Pihak Ketiga
Definisi dana pihak ketiga menurut Kuncoro dan Suhardjono 2011 adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan
maupun badan usaha yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Dana
pihak ketiga terdiri dari : 1 Giro
Definisi giro menurut Kuncoro dan Suhardjono 2011 adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saa dengan menggunakan cek, surat perintah
pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan. Pasar sasaran giro adalah seluruh lapisan masyarakat, baik perorangan
maupun badan usaha yang dalam profesinya membutuhkan jasa bank untuk menyelesaikan transaksi pembayaran.
2 Deposito Pengertian deposito menurut Kuncoro dan Suhardjono 2011
adalah simpanan berjangka yang dikeluarkan oleh Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan sebelumnya. Deposito dapat dibedakan menjadi dua, yaitu deposito berjangka
dan sertifikat deposito. Perbedannya adalah : Tabel 1. Perbedaan Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito
NO Perbedaan
Deposito Berjangka Sertifikat Deposito
1. Pembayaran
bunga Setiap tanggal jatuh tempo
bungapokok. Pada saat pembukaan
rekening discounted. 2.
Pemindahan hak
Tidak dapat dipindahtangankan.
Dapat dipindahtangankan
3. Kepemilikan
Atas nama. Atas unjuk.
4. Perhitungan
bunga Tidak discounted.
Discounted.
3 Tabungan Pengertian tabungan menurut Kuncoro dan Suhardjono 2011
adalah simpanan pihak ketiga yang dikeluarkan oleh bank yang
penyetorannya dan penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku di masing-masing bank.
5. Definisi Efficiency Menurut Arifin dan Syukri 2006 rasio efisiensi digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh pihak manajemen dalam mengelola usaha perbankan. Tujuan rasio efisiensi menurut Guinan
2009 adalah mengevaluasi struktur biaya operasional sebuah institusi keuangan. Rasio efisiensi mengukur bagaimana efektivitas operasional
bank dan seberapa menguntungkan bank tersebut. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional. Pengertian biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO
menurut Margaretha 2006 adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat
kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana misalnya dana masyarakat,
maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga.
Menurut Rivai, et.al 2012 BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatam operasional dalam mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Semakin kecil rasio biaya operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat menutup biaya beban operasionalnya dengan
pendapatan operasionalnya. BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut : BOPO =
Biaya Operasional Pendapatan Operasional
x 100 Keterangan :
Beban operasional diperoleh dengan menjumlahkan neraca laporan laba rugi pos nomor 2 beban bunga. Pendapatan operasional diperoleh
dengan menjumlahkan neraca laporan laba rugi pos nomor 1 pendapatan bunga.
6. Definisi Risk Ratio Menurut Arifin dan Syukri 2006 aktivitas usaha yang dijalankan oleh
pihak perbankan mengandung berbagai risiko seperti kredit macet, penurunan nilai surat berharga, gagal memenuhi kewajiban kepada
deposan, dan sebagainya. Rasio ini dapat dihitung menggunakan Credit Risk.
Pengertian credit risk menurut Rivai, et.al 2012 adalah rasio yang menunjukkan kemungkinan terjadinya risiko tidak tertagihnya piutang
terhadap sejumlah pinjaman yang diberikan. Arifin dan Syukri 2006 mendefiniskan credit risk sebagai rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar risiko kredit yang diberikan kepada nasabah mengalami kemacetan. Credit Risk dapat dirumuskan :
Credit Rrisk =
� � � � �
Kredit
x 100
B. Penelitian yang Relevan