Pengaruh Liquidity Ratio (Quick Ratio), Profitability Ratio (ROA dan ROE) Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
1
SKRIPSI
PENGARUH LIQUIDITY RATIO (QUICK RATIO), PROFITABILITY
RATIO (ROA DAN ROE) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO
PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011
OLEH
DEVI TRI ALDILA 090503293
PROGRAM STUDI STRATA – 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
2 PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Liquidity Ratio, Profitability Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga lainnya. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, April 2013 Yang membuat pernyataan,
Devi Tri Aldila NIM: 090503293
(3)
3 ABSTRAK
PENGARUH LIQUIDITY RATIO ( QUICK RATIO ), PROFITABILITY RATIO ( ROA DAN ROE) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh quick ratio, return on asset dan return on equity terhadap dividend payout ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap dividend payout ratio.
Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website Indonesia Capital Market Directory ( ICMD ). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini adalah quick ratio variabel X1, return on asset variabel X2, return on equity variabel X3 serta dividend payout ratio sebagai Y dengan total sampel per tahun sebanyak 12 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah ketiga variabel independen yaitu quick ratio, return on asset dan return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio baik secara simultan maupun parsial.
Kata Kunci: Quick Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Dividend Payout Ratio.
(4)
4 ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LIQUIDITY RATIO ( QUICK RATIO ), PROFITABILITY RATIO ( ROA AND ROE) TO DIVIDEND PAYOUT RATIO OF BANKING COORPORATION LISTING ON INDONESIAN
STOCK EXCHANGE
This study analyzed the influence quick ratio, return on asset and return on equity to dividend payout ratio of the banking corporation listing on Indonesian Stock Exchange since 2009 up to 2011. This study was also intended to know which performance meansures have the most significant effect to dividend payout ratio.
Data that used in this research is financial statements from each company,
publized through website
ICMD ). Analysis method that used in this research is kuantatif method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variable that used in this research are quick ratio as X1, return on asset as X2 and return on equity as X3 and dividend payout ratio as Y variable consist of the 12 firms.
This research concludes that all of independent variables not have significant influnce toward dividend payout ratio in simultan and in parsial.
Keyword: Quick Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Dividend Payout Ratio.
(5)
5 KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga karya tulis yang berbentuk skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Liquidity Ratio (Quick Ratio), Profitability Ratio (ROA dan ROE) Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penyusunan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Dalam proses penelitian ini, telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Khususnya kedua orang tua, Ayahanda Surianto dan Ibunda Rusliani. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof.Drs.Azhar Maksum, MEC, Ac., selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Salbiah, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari awal hingga selesainya skripsi ini dan Bapak, Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak., selaku dosen pembaca yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Tika Novianti, Amd selaku kakak yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan serta bimbingan yang tak terbatas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ridho Fahlevy selaku teman terbaik saya dan teman-teman di Fakultas Ekonomi angkatan 2009 serta seluruh staf pengajar, staf departemen akuntansi, dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
(6)
6 Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Juni 2013
Penulis
Devi Tri Aldila NIM : 090503293
(7)
7 DAFTAR ISI
ABSTRAK ………. i
ABSTRACT ………... ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
DAFTAR ISI ………. v
DAFTAR TABEL ……….. vii
DAFTAR GAMBAR ……… viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah ………. 1
1.2.Perumusan masalah ………... 7
1.3.Tujuan penelitian ………... 7
1.4.Manfaat penelitian ………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ……….. 10
2.1.1. Definisi Rasio Likuiditas……… 10
1. Pengertian Quick Ratio ………. 10
2.1.2. Definisi Profitabilitas ……… 11
1. Return On Assets ………. 12
2. Return On Equity ………. 13
2.1.3. Definisi Dividend Payout Ratio ………... 14
2.1.4. Teori Dividen ………... 15
2.1.4.1. Residual Dividend Theory ……… 15
2.1.4.2. Clientele Effect Theory ………. 16
2.1.4.3. Bird-in-the-hand Theory ……… 17
2.1.5. Bentuk Dividen Yang Dibayarkan ……… 18
2.1.6. Prosedur Pembayaran Dividen ………. 19
2.1.7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ….. 20
2.2. Signaling Theory………... 21
2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu ………. 22
2.4. Kerangka Konseptual ………. 26
2.5. Hipotesis ……….. 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ……… 28
3.2. Batasan Operasional ……… 28
3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….. 29
3.3.1. Rasio Likuiditas ……… 29
3.3.2. Rasio Profitabilitas ………... 29
3.4. Skala pengukuran Variabel ………. 31
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 32
3.6. Jenis Data dan Sumber data………. 36
(8)
8
3.8. Teknik Analisis Data ……….. 37
3.8.1. Pengujian Asumsi Klasik ………. 37
3.8.1.1. Uji Normalitas Data ……….. 37
a. Uji Grafik ………... 38
b. Uji Statistik ……… 39
3.8.1.2. Pengujian Asumsi Klasik ……….. 39
3.8.1.3. Uji Heteroskedastisitas ………. 40
a. Melihat Grafik Scatterplot ………. 40
b. Uji Glejser ……….. 41
3.8.1.4. Uji Autokolerasi ……… 41
3.8.2. Pengujian Hipotesis Penelitian ………. 42
3.8.2.1. Metode Regresi Linear berganda ……….. 42
3.8.2.1.1. Uji Koefisien Determinasi ………. 42
3.8.2.2. Uji Signifikan Simultan ( Uji-F ) ……….. 43
3.8.2.3. Uji t ( uji secara parsial ) ………... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ……… 45
4.2. Analisis Data Penelitian ……….. 49
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ………. 49
4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik ………. 51
4.2.2.1. Uji Normalitas Data ……….. 51
4.2.2.2. Uji Multikolonearitas ……… 54
4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ………. 58
4.2.2.4. Uji Autokorelasi ……… 60
4.2.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ……… 61
4.2.3.1. Metode Regresi Linear Berganda ………. 61
4.2.3.1.1. Uji Koefisien Determinasi ………. 62
4.2.3.2. Uji Signifikan Simultan ……… 64
4.2.3.3. Uji Signifikan Parsial ( uji t ) ……… 65
4.3. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ……… 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ………. 70
5.2. Keterbatasan Penelitian ……….. 71
5.3. Saran ……… 71 DAFTAR PUSTAKA
(9)
9 DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ……… 23
3.1 Definisi Operasional & Pengukuran Variabel …….. 31
3.2 Populasi Penelitian ……… 34
3.3 Sampel Penelitian ………. 35
4.1 Dividend Payout Ratio/DPR ( Y )………. 45
4.2 Quick Ratio ( X1)……….. 46
4.3 Return On Asset ( X2 )……….………. 47
4.4 Return On Equity ( X3 )……….... 48
4.5 Hasil Deskriptive Statistic………... 50
4.6 Hasil Uji Normalitas……….. 53
4.7 Hasil Uji Multikolonearritas……….. 54
4.8 Koefisien Kolerasi………. 56
4.9 Hasil Uji Glejser……… 59
4.10 Hasil Uji Autokolerasi……….. 61
4.11 Hasil Regresi Linier Berganda………. 62
4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi ………. 63
4.13 Hasil Uji F………. 65
(10)
10 DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual………... 26
4.1 Hasil Normalitas Grafik Histogram… 52
4.2 Normal P-P Plot………. 52
(11)
3 ABSTRAK
PENGARUH LIQUIDITY RATIO ( QUICK RATIO ), PROFITABILITY RATIO ( ROA DAN ROE) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh quick ratio, return on asset dan return on equity terhadap dividend payout ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap dividend payout ratio.
Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website Indonesia Capital Market Directory ( ICMD ). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini adalah quick ratio variabel X1, return on asset variabel X2, return on equity variabel X3 serta dividend payout ratio sebagai Y dengan total sampel per tahun sebanyak 12 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah ketiga variabel independen yaitu quick ratio, return on asset dan return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio baik secara simultan maupun parsial.
Kata Kunci: Quick Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Dividend Payout Ratio.
(12)
4 ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LIQUIDITY RATIO ( QUICK RATIO ), PROFITABILITY RATIO ( ROA AND ROE) TO DIVIDEND PAYOUT RATIO OF BANKING COORPORATION LISTING ON INDONESIAN
STOCK EXCHANGE
This study analyzed the influence quick ratio, return on asset and return on equity to dividend payout ratio of the banking corporation listing on Indonesian Stock Exchange since 2009 up to 2011. This study was also intended to know which performance meansures have the most significant effect to dividend payout ratio.
Data that used in this research is financial statements from each company,
publized through website
ICMD ). Analysis method that used in this research is kuantatif method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variable that used in this research are quick ratio as X1, return on asset as X2 and return on equity as X3 and dividend payout ratio as Y variable consist of the 12 firms.
This research concludes that all of independent variables not have significant influnce toward dividend payout ratio in simultan and in parsial.
Keyword: Quick Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Dividend Payout Ratio.
(13)
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yaitu biaya dan dana di perusahaan perbankan. Dana tersebut bisa diperoleh dari modal sendiri seperti dalam penggunaannya yang dapat dialokasikan sebagai suatu investasi dan juga bisa dari pinjaman di bank. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana atau sumber daya lainnya pada saat ini dengan harapan dapat memperoleh keuntungaan dimasa yang akan datang. Perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan bersangkutan disatu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para investor di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan. Dikatakan bertentangan karena semakin tinggi Dividend Payout Ratio (DPR) yang ditetapkan oleh suatu perusahaan maka semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan.
Husnan (1989) menyatakan bahwa perusahaan lebih suka menahan keuntungan daripada membagikan dalam bentuk dividen, sedangkan investor lebih menyukai pembayaran dividen saat ini daripada menundanya untuk direalisir dalam bentuk Capital Gain. Dividen yang dibayarkan tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan, kebijakan tersebut merupakan kebijakan deviden yang melibatkan dua pihak yang berkepentingan, dan keduanya saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham dengan devidennya dan kepentingan perusahaan
(14)
12 dengan laba ditahannya. Indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan deviden adalah rasio pembayaran deviden (Dividend Payout Ratio/DPR) yang merupakan keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada pemegang saham.
Deviden menurut ilmu perpajakan merupakan bagian laba yang diperoleh pemegang saham atau pemegang polis asuransi atau pembagian sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh anggota koperasi. Kebijakan deviden atau keputusan deviden pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Sedangkan Dividen Payout Ratio merupakan persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen tunai (Riyanto, 1995). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain sebagai berikut, Riyanto (1995):
1. Posisi likuiditas perusahaan, merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. 2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang, apabila perusahaan menetapkan
bahwa pelunasan hutangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang dapat dibayarkan sebagai dividen.
(15)
13 3. Tingkat pertumbuhan perusahaan, makin cepat tingkat pertumbuhan
perusahaan, makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan dan bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, hal ini berarti makin rendah Dividen Payout Rationya. 4. Pengawasan terhadap perusahaan, bila ekspansi dibiayai dengan dana
yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan control atau pengawasan dari kelompok dominan di dalam perusahaan.
Dalam kebijakan dan pembayaran dividen dapat memaksimumkan nilai perusahaan dan nilai para pemegang sahamnya. Nilai perusahaan ditentukan oleh nilai modal sendiri dan nilai hutang. Namun apabila dikaitkan dengan pergerakan harga saham ditunjukkan bahwa pembayaran dividen yang semakin besar cenderung akan meningkatkan harga saham. Kebijakan dividen merupakan paduan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah uang yang akan dibayarkan sebagai dividen kepada investor.
Beberapa peneliti telah menguji pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan deviden, antara lain adalah Tarigan (2008), Fira (2009), dan Ditya (2012), menyatakan dalam penelitiannya yaitu bahwa indicator profitabilitas yaitu ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), tetapi menurut Difah (2011) menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap DPR.
Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Menurut Gitman (2003) faktor-faktor yang
(16)
14 mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah debt covenant, likuiditas, posisi kas, prospek pertumbuhan perusahaan, dan kuasa kendali para pemegang saham yang memiliki mayoritas saham perusahaan.
Pembayaran dividen khususnya cash dividend kepada para pemegang saham sangat tergantung pada posisi kas yang tersedia, hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh sutrisno (2001) yang menyatakan bahwa di antara beberapa factor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio, hanya faktor kas (cash position) dan Debt to Equity Ratio yang berpengaruh signifikan.
Likuiditas suatu perusahaan perbankan menunjukkan bahwa suatu perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan alat-alat likuid yang dimiliki oleh perusahaan. Likuiditas perusahaan perbankan dalam penelitian ini diproksikan pada Quick Ratio. Apabila sebuah bank dinyatakan kurang likuid berarti nilai Quick Rationya kecil. Profitabilitas perbankan memberikan informasi kepada investor tentang seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba baik dengan menggunakan aset yang ada maupun menghasilkan laba bagi para pemegang saham. Profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang mampu dihasilkan oleh perusahaan perbankan dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas perbankan dalam penelitian ini diproksikan oleh Return on Assets dan Return on Equity.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Juventus (2008), Michell Suharli dan Megawati Oktoria (2005), Sri Sudarsi (2002), dan Yuniningsih (2002). Menurut Juventus (2008) Return On Equity, Debt To Equity Ratio dan Debt To Asset
(17)
15 Ratio secara simultan memiliki pengaruh positif terhadap harga saham, Return On Equity dan Debt To AssetRatio secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham dan Debt To Asset Ratio memiliki hubungan positif terhadap harga saham tetapi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Kemudian hasil penelitian terdahulu menurut Michell Suharli dan Megawati Oktoria (2005) yang dalam penelitiannya memprediksikan tingkat pengembalian investasi pada Equity Securities melalui rasio profitabilitas, likuiditas, dan hutang pada perusahaan public di Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik Analisa Regresi Linier Berganda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan di Indonesia yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil analisis menunjukkan bahwa tiga variabel yaitu profitabilitas, likuiditas dan hutang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden.
Sri Sudarsi (2002) berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa potensi pertumbuhan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, tetapi secara teori hubungan antara potensi pertumbuhan dengan Dividend Payout Ratio dapat diterima. Dan kemudian menurut Yuniningsih (2002) berdasarkan hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa variabel investasi memiliki koefisien negatif dan berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, variabel financial leverage memiliki koefisien negative tetapi tidak berpengaruh signifikan dengan Dividend Payout Ratio, variabel likuiditas (liquidity), profitabilitas (profitability), dan resiko perusahaan mempunyai koefisien positif tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan menurut
(18)
16 Parthington (1989) bahwa variabel yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu: (1) profitabilitas, (2) stabilitas dividen dan earning, (3) likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5) pembiayaan.
Dari sejumlah besar suatu perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, penulis memilih melakukan penelitian pada perusahaan perbankan dengan kriteria sampel tertentu. Pemilihan kelompok perusahaan yang tergabung dalamperusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia adalah dengan pertimbangan bahwa diantara berbagai saham yang ditawarkan di Bursa Efek Indonesia, sektor masa yang akan datang, karena saat ini kegiatan masyarakat Indonesia sehari-hari tidak lepas dari jasa perbankan dan perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap pendapatan Negara.
Histori lain yang mendasari dunia perbankan di Indonesia adalah seperti diketahui bahwa pada tahun 1997 kodisi-kondisi perbankan sangat memperihatinkan, ini ditandai dengan likuiditasnya 16 bank. Kondisi tersebut mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap industry saham perbankan. Krisis pada tahun 1997 telah berlalu, kini perbankan Indonesia dihadapkan kembali dengan krisis yang lebih dahsyat yaitu krisis keuangan global yang berawal dari resesi ekonomi AS pada tahun 2008 sehingga fenomena-fenomena tersebut diatas menjadi pertimbangan menarik bagi penulis menuangkan penelitian ini dalam sebuah skripsi yang berjudul: “Pengaruh Likuidity dan Profitability Terhadap Dividen Payout Ratio
(19)
17 pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apakah Liquidity (Quick Ratio) berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
b. Apakah Profitability (Return On Assets) berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
c. Apakah Profitability (Return On Equity) secara parsial berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
d. Apakah Liquidity (Quick Ratio), Profitability (Return On Assets dan Return On Equity) berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio secara simultan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disajikan,maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
(20)
18 1. Untuk mengetahui pengaruh Liquidity Ratio (Quick Ratio) terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Profitability Ratio (Return On Assets) terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh Profitability (Return On Equity) terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh Liquidity (Quick Ratio), Profitability(Return On Assets dan Return On Equity) secara simultan terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, sebagai pengaplikasian ilmu yang telah peneliti peroleh di bangku kuliah dan untuk menambah wawasan peneliti tentang pengaruh liquidity ratio, profitability ratio terhadap dividen payout ratio perusahaan perbankan.
2. Bagi pihak investor (kreditor dan pihak lain), hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan dalam pengambilan kebijakan untuk
(21)
19 membuat keputusan dan memberikan masukan mengenai pengaruh liquidity ratio, profitability ratio terdahap dividen payout ratio.
3. Bagi peneliti selanjutnya yaitu dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian – penelitian yang akan datang tentang pengaruh liquidity ratio, profitability ratio terhadap dividen payout ratio.
(22)
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Pustaka2.1.1. Definisi Liqudity Ratio / Rasio Likuiditas
Liquidity / likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Pengertian likuiditas yang lain adalah menunjukkan kemampuan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban lancarnya pada saat diperlukan, (Moekijat, 2000). Sedangkan menurut Surisno (2000) likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Menurut Kasmir (2008:79) rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Likuiditas perbankan dalam penelitian ini diproksikan pada Quick Ratio, apabila suatu bank dinyatakan kurang likuid berarti nilai quick rationya kecil. Formula untuk menghitung likuiditas perusahaan yaitu:
Likuiditas = current assets total liabilities
Dalam penelitiaan ini rasio likuiditas yang digunakan: 1. Quick Ratio
Quick Ratio adalah membandingkan antara total aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Persediaan terdiri dari
(23)
21 alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Quick Ratio atau rasio cepat digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada para deposannya dengan aset tunai yang dimilikinya. Suatu bank yang mempunyai kerendahan di nilai quick rationya maka perusahaan perbankan tersebut mengalami kesulitan kas. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. Formula untuk menghitung quick ratio:
����������= ���ℎ������ ������������ 2.1.2. Definisi Profitability Ratio / Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Menurut Brigham dan Houston (2001:197) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Sartono (2001:1190) berpendapat bahwa profitabilitas adalah kemampuan
(24)
22 perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Menurut Gibson (2001:303), profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan, profitabilitas ini diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti aktiva perusahaan, penjualan, dan investasi, sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan. Sedangkan menurut Haryanto dan Toto (2003:142) profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Rasio profitabilitas yang menjadi focus penelitian ini yaitu:
1. Return On Asset / ROA
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering di sebut juga sebagai Return on Investment (ROI) (Hanafi dan Halim, 2000:84). Horne dan Wachowicz (1997:147) mengatakan rasio ini adalah rasio keuntungan yang menghubungkan laba dengan investasi. Menurut Ang (1997:32), profitabilitas mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
(25)
23 dimilikinya. Rasio pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva.
���= Net Income after tax total assets 2. Return On Equity/ROE
Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham. ROE sangat menarik bagi pemengang saham ataupun calon pemegang saham, dan juga manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indicator penting dari shareholder value creation. Artinya semakin tinggi rasio ROE, semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Sedangkan kalau di perusahaan perbankan rasio ROE digunakan untuk mengukur kinerja manajemen baik dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak.
Semakin besar ROE, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Pemilik bank lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan bank memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Alasannya adalah
(26)
24 rasio ROE ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan.
ROE =laba bersih pemegang saham ekuitas saham biasa 2.1.3. Definisi Dividen Payout Ratio (DPR)
Pengertian dividen menurut William (1938) dalam Cooper (1997) adalah reward untuk shareholder atas supply capital pada perusahaan. Tanpa pembayaran dividen, saham tidak akan bernilai, hanya janji dividen dimasa yang akan datang yang memberikan nilai kepada saham.
Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang saling berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya, disamping itu juga kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi besarnya dividen kas yang dibayarkan. Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang serius dari manajemen perusahaan. Weston and Copeland (1995) mendefinisikan kebijakan dividen sebagai: Keputusan untuk menentukan besarnya bagian pendapatan (earing) yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan bagian yang akan ditahan perusahaan.
(27)
25 2.1.4. Teori Dividen
2.1.4.1. Residual Dividend Theory
Dalam pandangan bahwa pembagian dividen itu tidak mempengaruhi nilai dari perusahaan, terdapat teori yang bernama residual dividend theory. Selama terdapat peluang investasi dengan tingkat pengembalian yang melebihi atau sama dengan tingkat yang diekspektasi, perusahaan akan memakai laba ditahan serta surat berharga untuk meningkatkan basis modal yang dapat mendukung pendanaannya. Jika perusahaan masih memiliki laba ditahan setelah mendanai semua peluang investasi yang menguntungkan, laba ini akan di distribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas. Dengan metode seperti ini, jumlah dividen kas akan terus berfluktuasi, sejalan dengan peluang investasi yang dimiliki setiap periodenya, disatu sisi perusahaan mungkin tidak akan membagikan dividen sama sekali, jika seluruh persediaan modalinternal terpakai, di sisi lain, perusahaan mungkin akan membagikan seratus persen labanya, bila tidak memiliki peluang investasi yang menguntungkan sama sekali ( Van horne, 2002).
Keown (2005) juga menjelaskan tentang teori ini bahwa perusahaan akan cenderung memakai pendanaan internal, karena pendanaan eksternal memakan biaya tambahan. Dengan begitu, kebijakan dividen perusahaan menjadi sebagai berikut:
(28)
26 • Pertahankan rasio utang optimum dalam mendanai
investasi di masa akan dating.
• Menerima investasi jika memiliki NPV (Net Present Value) yang positif.
• Mendanai proporsi ekuitas dari pendanaan investasi baru dengan dana internal. Hanya bila dana internal sudah terpakai seluruhnya, perusahaan akan menerbitkan saham baru.
• Jika sumber pendanaan internal memiliki sisa setelah membuat semua investasi, bayarkan dividen kepada investor. Namun, jika seluruh dana investor diperlukan untuk mendanai proporsi ekuitas dari pendanaan suatu investasi, jangan bayarkan dividen.
Lebih lanjut Keown menyimpulkan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi oleh peluang investasi perusahaan, campuran struktur modal, dan ketersediaan dana internal.
2.1.4.2. Clientele Effect Theory
Jika investor tidak menganggap dividen yang ia terima pada waktu tertentu tidak cukup atau dibawah ekspektasinya, ia dapat menjual sebagian dari kepemilikannya untuk “menciptakan dividen”. Kemudian, jika dividen yang diterima lebih besar dari pada yang
(29)
27 diekspektasi, ia dapat membeli tambahan saham dengan kelebihan dana yang didapat dari dividen.
Lanjut Keown (2005) menjelaskan bahwa investor cenderung untuk tidak memilih saham yang mengharuskannya untuk “menciptakan dividen”. Sebaliknya, para investor memiliki preferensi, apakah itu dividen, atau capital gain. Tentunya mereka lebih cenderung memilih saham yang memenuhi preferensi mereka. Investor yang lebih cenderung untuk memiliki pendapatan dalam jangka pendek akan memilih saham-saham perusahaan yang rasio pembagian dividennya relative tinggi. Investor lain yang memiliki dana besar, lebih cenderung untuk menghindari pajak dengan memilih perusahaan yang pembagian dividennya rendah, tetapi dapat menghasilkan capital gain yang besar diwaktu yang akan dating. Dengan begitu teori ini mendukung pandangan bahwa dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.1.4.3. Bird-in-the-hand Theory
Pendapat yang mengatakan bahwa dividen tidak perpengaruh terhadap nilai perusahaan secara implicit menganggap bahwa investor memakai required rate of return yang sama, baik untuk pendapatan dari capital gain maupun dari dividen. Namun teori ini berkata bahwa dividen dapat diprediksi ketimbang kepastian di dalam menerima capital gain tertentu. Perbedaan risiko ini menciptakan required rate
(30)
28 of return yang lebih tinggi di dalam mendiskonto nilai capital gain. Dengan kata lain, nilai sekarang (present value) dari dividen lebih besar dari pada nilai sekarang dari capital gain (Keown, 2005).
Berdasarkan teori diatas, menurut Damodaran (2001), satu alasan mengapa investor lebih menginginkan dividen daripada capital gain adalah karena dividen jumlahnya sudah pasti, sedangkan capital gain tidak pasti. Hal ini tepat untuk investor yang risk-averse, namun argumentasi ini di bantah. Hal yang paling sederhana adalah argumentasi lain yang menyatakan bahwa pilihannya bukan terletak antara dividen yang pasti di hari ini, dengan capital gain yang tidak pasti dalam suatu waktu di masa depan, tetapi antara dividen hari ini dengan kenaikan harga saham sampai pada hari ini.
2.1.5. Bentuk Dividen Yang Dibayarkan
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), bentuk dividen yang dibayarkan dapat dibedakan atas:
1. Dividen tunai (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pengumuman dividen tunai adalah sewaktu kewajiban dan pembayaran yang pada umumnya dilakukan secara sengaja, maka biasanya merupakan kewajiban lancar.
2. Dividen saham (stock dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Pembagian dividen saham dianggap besar, jika perbandingan saham baru yang dibagikan dengan
(31)
29 saham yang sudah ada (outstanding share) lebih besar 25% sebaliknya jika perbandingan tersebut lebih kecil dari 25% maka dianggap kecil. 3. Dividen properti (property dividend) adalah merupakan pembagian
laba kepada pemegang saham atau investor dalam bentuk barang yang dapat berupa barang dagangan, real estate atau investasi yang di rancang dewan direksi.
4. Dividen likuidasi (liquiditing dividend) adalah dividen yang diberikan kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahaan. Dividen yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi asset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya.
2.1.6. Prosedur Pembayaran Dividen
Dividen biasanya dibagikan setiap triwulan, jika situasi mendukung maka dividen dapat dinaikkan sekali setiap tahun. Prosedur pembagian dividen yang sebenarnya adalah sebagai berikut:
1. Tanggal Pengumuman. Tanggal pada saat direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen. 2. TanggalPencatatan Pemegang Saham (holder of record date). Jika
perusahaan mencatat seorang pemegang saham tersebut berhak menerima dividen.
3. Tanggal ex-dividen. Tanggal pada saat hak dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, biasanya jangka
(32)
30 waktunya adalah empat hari kerja sebelum pencatatan pemegang saham.
4. Tanggal Pembayaran (ex-dividend date). Tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen.
Kebijakan dividen dapat diubah, namun dapat menimbulkan masalah karena dapat mengganggu pemegang saham perusahaan, mengirimkan isyarat yang tak diinginkan, dan menyampaikan kesan ketidakstabilan dividen, yang semuanya dapat mempunyai implikasi negatif pada harga saham. Namun, situasi ekonomi memang selalu berubah, dan kadang-kadang perubahan tersebut mengharuskan perusahaan mengubah kebijakan dividennya.
2.1.7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi keputusan dividen. Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan menjadi empat kategori besar yaitu:
• Kendala atas pembagian dividen, yang terdiri dari:
Kontrak utang
Pembatasan saham peferen
Ketidak cukupan laba
Ketersediaan kas
Denda pajak atas penahanan laba yang tidak wajar • Peluang investasi, yang terdiri dari:
(33)
31 Letak dari daftar IOS. Apabila daftar IOS yang khas dari
suatu perusahaan. Pada gambar lebih mengarah ke kanan, hal ini akan cenderung menghasilkan target rasio pembayaran dividen yang rendah, dan sebaliknya jika IOS mengarah ke kiri.
Kemungkinan untuk mempercepat atau menunda proyek. Kemampuan untuk mempercepat atau menangguhkan proyek akan memungkinkan perusahaan untuk lebih konsisten dengan kebijakan dividen yang stabil.
• Ketersediaan dan biaya dari sumber moral alternagtif, yang terdiri dari:
Biaya penjualan saham baru
Kemampuan untuk mensubstitusi ekuitas dengan uang
Pengendalian 2.2. Signalling Theory
Teori ini dipilih karena teori signaling dapat menjelaskan alasan perusahaan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal yang terkait dengan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak luar manajemen, dimana pihak manajemen perusahaan memiliki lebih banyak informasi serta mengetahui prospek perusahaan dimasa yang akan datang. salah satu faktor yang menjadi dasar investor menanamkan saham adalah dengan melihat
(34)
32 jumlah dividend payout ratio yang diberikan oleh emitan. Bila emiten memberikan dividend payout ratio tinggi, maka investor akan merasa senang untuk menanamkan investasinya.
Lukas (2008), pengumuman dividen diyakini mempunyai informasi dan membawa sinyal tentang laba bersih saat ini dan potensi perusahaan di masa mendatang. Nmodel signaling dividen mulai berkembang pada akhir tahun 1970-an di Amerika. Ide dasar dalam model ini adalah bahwa perusahaan melakukan penyesuaian dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan. Terdapat bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen daripada capital gains.
2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Menurut Dian Septi (2012) bahwa semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Semakin tinggi quick ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan membayar dividen yang dijanjikan. Dian Septi (2012) menemukan bahwa quick ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Namun Asril (2009) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio.
(35)
33 Penelitian Michell Suharli (2007), yang menemukan bahwa profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan variabel ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.
ROA dapat berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, dengan asumsi bahwa investor dan kreditor semakin tertarik untuk menanamkan dananya kedalam perusahaan dan aktivitas investasi kedalam proyek-proyek yang memberikan tingkat keuntungan optimal. Namun ROA juga dapat berpengaruh terhadap dividend payout ratio dengan asumsi bahwa meningkatnya dividen yang dibagi kepada pemegang saham akan menurunkan laba ditahan yang digunakan untuk aktivitas investasi dan cadangan kas (Junus, 2005). Tetapi hasil penelitian yang dilakukan oleh Asyik dan Sulistyo (2000) bahwa hubungan ROA terhadap dividend payout ratio berpengaruh signifikan negatif.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Kesimpulan Penelitian
Junus (2005) Analisis pengaruh ILK
rasio-rasio keuangan terhadap dividen payout ratio.
Variabel independen: Profitabilitas, likuiditas, dan laeverage.
Variabel dependen: Dividen payout ratio
ROA dapat berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, dengan asumsi bahwa investor dan kreditor semakin tertarik untuk menanamkan
(36)
34 dananya kedalam perusahaan dan aktivitas investasi kedalam proyek-proyek yang memberikan tingkat keuntungan optimal. Namun ROA juga dapat berpengaruh terhadap dividend payout ratio dengan asumsi bahwa meningkatnya dividen yang dibagi kepada pemegang saham akan menurunkan laba ditahan yang digunakan untuk aktivitas investasi dan cadangan kas. Michell Suharli (2007) Pengaruh profitability dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai. Variabel independen: profitability dan investment opportunity.
Variabel dependen: Dividend payout ratio
Bahwa profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan variabel ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout
(37)
35 ratio.
Asril (2009) Pengauh free cash
flow, profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap kebijakan dividen
Variabel independen: Pengaruh free cash flow, profitabilitas, likuiditas Variabel dependen: Kebijakan dividen (DPR)
bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio
Dian Septi (2012) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.
Variabel independen : analisis faktor-faktor Variabel dependen: kebijakan dividen menemukan bahwa quick ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Sumber: www.gudangkuliah.com
Terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian terdahulu dimana penelitian ini mencoba menguji quick ratio, return on assets, dan return on equity terhadap dividend payout ratio yang tidak dilakukan oleh penelitian terdahulu.
(38)
36 2.4. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah disampaikan di atas, dan juga berdasarkan uraian teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independen penelitian ini adalah quick ratio (X1), return on
assets (X2), return on equity (X3) dan variabel dependennya adalah dividend payout
ratio (Y). Hubungan antara quick ratio, return on assets, return on equity terhadap dividend payout ratio tergambar dalam kerangka berikut ini:
H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 diatas menggambarkan rasio likuiditas (quick ratio) dan rasio profitabilitas (return on assets dan return on equity) dalam mempengaruhi dividend payout rasio.
Dividend Payout Ratio (X1)
Quick Ratio (X1)
Return On Assets (X2)
(39)
37 2.5. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat proporsisi atau dalil serta masih dibuktikan kebenarannya, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 :Quick ratio berpengaruh secara parsial terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
H2 :Return On asset berpengaruh secara parsial terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia.
H3 :Return on equity berpengaruh secara parsial terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H4 :Quick ratio, return on asset, dan return on equity berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(40)
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel likuiditas dan profitabilitas sebagai variable bebas terhadap variable terikat yaitu dividend payout ratio. Peneliti menggunakan data yang berasal dari data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Umar, 2001: 69). Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendownload melalui situs
3.2. Batasan Operasional
Batasan penelitian ini perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok penelitian yang diteliti tidak terlalu melebar dari apa yang sudah ditentukan. Peneliti dalam hal ini membatasi penelitian sebagai berikut :
1. Periode penelitian adalah periode tahun 2009 – 2011,
2. Variabelyang diteliti dalam penelitian ini adalah quick ratio, return on asset.dan return on equity, dan
3. Periode dan penelitian mencakup data tahun 2009, 2010, 2011, yang dipandang cukup untuk analisis yang membutuhkan pengamatan yang bersifat time series dancross section mewakili kondisi di BEI.
(41)
39 3.3. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.3.1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas adalah rasio yang muncul jika suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai, meskipun pihak tersebut memiliki asset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tetapi ketika asset tersebut tidak bias dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka pihak tersebut dikatakan likuid.
3.3.2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya.
a. Variabel independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003: 50). Variabel independen yang digunakan penelitian ini adalah:
1. Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Quick ratio dapat dihitung dengan rumus:
(42)
40 ����������= ���ℎ�����
total deposits 2. Return on asset
Return on asset (ROA) merupakan suatu bntuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva dan biaya-biaya modal (biaya-biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. Return on asset dapat dilihat dengan rumus:
���= laba bersih sebelum pajak total asset
3. Return on equity
Return on equity (ROE) adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan. Return on equity dilihat dengan rumus:
��� =laba bersih perusahaan ekuitas
b. Variabel dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang di jelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003: 50). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah:
(43)
41 1. Dividend payout ratio
Dividend payout ratio adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi tingkat dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Dividend payout ratio dilihat dengan rumus:
���= dividen yang dibayarkan net income
3.4. Skala Pengukuran Variabel
Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang definisi operasional dan skala pengukuran variabel yang diteliti:
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
Independen (quick ratio)
.Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
���������� = ���ℎ����� total deposits
(44)
42 Independen
(ROA)
Return on asset (ROA)
merupakan suatu bntuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva dan biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.
���
= laba bersih sebelum pajak total asset
Rasio
Independen (ROE)
Return on equity (ROE) adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan.
��� =laba bersih perusahaan ekuitas
Rasio
Dependen (DPR)
Dividend payout ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi tingkat dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena
memperkecil laba ditahan.
��� =
dividen yang dibayarkan net income
Rasio
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2013) 3.5. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004).
(45)
43 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia januari 2009 sampai Desember 2011,yaitu sebanyak 31 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina,2007), penarikan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakn teknik sampling yaitu non probability sampling dengan menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu (Sugiyono,2004).
Kriteria (pertimbangan) pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang terdaftar pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian, yaitu 2009 s/d 2011. 2. Perusahaan yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan
selama periode pengamatan.
3. Laporan keuangan 2009 s/d 2011 perusahaan tersebut telah diaudit oleh auditor independen.
(46)
44 Tabel 3.2
Daftar Populasi
NO NAMA PERUSAHAN KODE
KRITERIA
SAMPEL
1 2 3 1 PT Bank Argo Niaga,Tbk AGRO x 2 PT Bank Artha Graha
Internasional,Tbk
INPC X x
3 PT Bank Bukopin,Tbk BBKP 1
4 PT Bank Bumi Artha,Tbk BNBA 2
5 PT Bank ICB Bumiputera,Tbk BABP 3
6 PT Bank Capital Indonesia,Tbk
BACA x
7 PT Bank Central Asia,Tbk BBCA 4
8 PT Bank Century,Tbk BCIC X
9 PT Bank Danamon Indonesia,Tbk
BDMN 5
10 PT Bank Ekonomi Raharja,Tbk
BAEK x
11 PT Bank Himpunan Saudara 1906,Tbk
SDRA 6
12 PT Bank Internasional Indonesia,Tbk
BNII x X x
13 PT Bank Kesawan,Tbk BKSW x
(47)
45 15 PT Bank Mayapada
Internasional,Tbk
MAYA x
16 PT Bank Mega,Tbk MEGA X x
17 PT Bank Negara Indonesia,Tbk
BBNI 8
18 PT Bank Niaga,Tbk BNGA x
19 PT Bank Nusantara Parahyangan,Tbk
BBNP X
20 PT Bank OCBC NISP,Tbk NISP x X x 21 PT Bank Pan Indonesia,Tbk PNBN x X
22 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk
BJBR 9
23 PT Bank Permata,Tbk BNLI X
24 PT Bank Pundi Indonesia,Tbk BEKS x x 25 PT Bank Rakyat
Indonesia,Tbk
BBRI 10
26 PT Bank Sinar Mas,Tbk BSIM X
27 PT Bank Swadesi,Tbk BSWD 11
28 PT Bank Tabungan Negara,Tbk
BBTN 12
29 PT Bank Tabungan Pensiun Nasional,Tbk
BTPN x
30 PT Bank Victoria Internasional,Tbk
(48)
46 31 PT Bank Windu Kentjana
Internasional,Tbk
MCOR x
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
1 Bank Bukopin, Tbk BBKP
2 Bank Bumi Artha Indonesia, Tbk BNBA
3 Bank Central Asia, Tbk BBCA
4 Bank Danamon Indonesia, Tbk BDMN
5 Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk SDRA
6 Bank ICB Bumiputera, Tbk BABP
7 Bank Mandiri (PERSERO), Tbk BMRI
8 Bank Negara Indonesia, Tbk BBNI
9 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten, Tbk
BJBR
10 Bank Rakyat Indonesia, Tbk BBRI
11 Bank Swadesi, Tbk BSWD
12 Bank Tabungan Negara, Tbk BBTN
Sumber : http : www.idx.co.id
Berdasarkan jumlah populasi sebanyak 31 perusahaan, diperoleh sebanyak 12 perusahaan yang telah diseleksi berdasarkan kriteria penarikan sampel.
(49)
47 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti laporan keuangan tahunan. Menurut Umar (2003: 60), data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.Data Penelitian ini diambil di Bursa Efek Indonesia melalui situs resmi dengan menggunakan situs www.idx.co.id.
Sumber data sekunder untuk penelitian ini yang berupa laporan keuangan yang telah dipublikasikan diperoleh dari database Bursa Efek Indonesia dengan mengunduh data melalui website resmi Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id,selama tahun 2009 sampai 2011. Data yang diperoleh adalah data time series (runtut waktu) dan data cross section. Data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, dan tahunan. Data cross section adalah data dari suatu data yang menunjukkan titik waktu tertentu dari beberapa elemen yang berbeda.
3.7. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan studi pustaka dengan mempelajari literatur – literatur maupun sumber – sumber lain yang erat kaitannya dengan pembahasan masalah sehingga diperoleh teori – teori yang dibutuhkan oleh penulis untuk menunjang penelitian. Cara lain untuk melakukan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan dokumenter. Data dokumenter dapat diambil dari Bursa Efek Indonesia.
(50)
48 3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Pengujian Asumsi Klasik
Keseluruhan data yang telah dikumpul dianalisis untuk dapat memberikan jawabandari masalah yang dibahas dalam penelitian ini..Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program Software SPSS versi 19.0. peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, Uji Heterokeditas, dan Uji Autokolerasi.
3.8.1.1. Uji Normalitas Data
Menurut Erlina ( 2007:103 ) “ Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distibusi normal.
Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik manjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk melakukan uji, penulis mendasarkan pada uji grafik dan uji statistik.
A.Uji Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residu adalah dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
(51)
49 Namun demikain hanya melihat dengan meilhat histrogram hal ini dapat menyebabkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat norma probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan data ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Pada sumbu diagonal atau grafik atau dengan melihat histrogram residulanya. Dasar pengambilan keputusan:
• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
• Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya tidak menunjukan pola distibusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
(52)
50 Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametik. Kolomogrov-Smirnov. Jika nilai Asymp.sig > nilai signifikansi (0,05) maka data berdistribusi normal.
3.8.1.2. Pengujian Asumsi Klasik
Uji ini betujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen karena akan mengurangi keyakinan dalam pengujian signifikan.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolonearitas didalam model regresi ini dengan melihat nilai Variance Inflation Factor ( VIF ), nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonearitas adalah nilai VIF > 10. Apabila nilai VIF < 10 berarti tidak terjadi multikolonearitas ( Ghozhali, 2005:92 ).
(53)
51 Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik plot dan uji Glejser.
A. Melihat Grafik Scatterplot
Dasar analisis heteroskedasitas adalah sebagai berikut:
• Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. • Jika tidak ada pola yang jelas atau titik-titk menyebar diatas
dan dibawah angka nol pola sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas atau terjadi homoskedastitas.
B. Uji Glejser
Glejser mengusulkan untuk mengres nilai absolute residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi:
│Ut│= α +βXt + vt
Jika varaiabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen ( sig < 0,05 ), maka ada indikasi heteroskedastisitas.
(54)
52 3.8.1.4. Uji Autokolerasi
Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah suatu model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi menurut Santoso ( 2002:218 ) dengan cara melihat besaran Durbin-Waston ( D-W ) sebagai berikut:
• Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokolerasi positif.
• Angka D-W diantara -2 sampai +2 berati tidak ada autokolerasi.
• Angka D-W diatas +2, berarti ada autokolerasi negatif
3.8.2. Pengujian Hipotesis Penelitian
3.8.2.1. Model Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda ditujukan untuk menemukan hubungan linear antar beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1,X2,X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y (Situmorang, 2008:109). Model persamaannya adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan:
(55)
53
α = konstanta X1 = Quick Ratio X2 = Return On Asset X3 = Return On Equity
β1, β2, β3 = Koefisien Regresi
e = error ( pengganggu ) 3.8.2.1.1. Uji Koefisien Determinasi
Didalam model regresi linear berganda, uji koefisien determinasi ini digunakan untuk seberapa besar pengaruh semua variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel bebas dari variabel terkaitnya. Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan adjusted R square, hasil dari analisa data SPSS. Persamaan untuk koefisien determinasi yaitu:
Koefisen Determinasi = R2 3.8.2.2. Uji Signifikan Simultan ( Uji- F )
Menurut Ghozali (2005:84) uji statistik F dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Uji F digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel
(56)
54 independen yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersam-sama terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujian Simultan adalah Ho: bi = b2 = ... = bk = 0, artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dan Ha: b1 ≠ b2 ≠ ... ≠ b3 = 0, artinya semua variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain semua variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan Jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak Serta membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ha diterima dan sebaliknya.
3.8.2.3. Uji t ( uji signifikan parsial )
Uji secara parsial adalah untuk menguji apakah setiap variabel bebas atau independen memilki pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan siginifikansi t hitung dengan ketentuan
(57)
55 Jika Signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan Jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak serta dengan membandingkan nilai statistik t dengan t tabel, apabila nilai statistik t > t tabel maka Ha diterima sedangkan nilai statistik t < t tabel maka Ha ditolak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis stastik yang menggunakan persamaan regresi linear berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diperoleh dari ICMD ( Indonesian Capital Market Directory) dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 12 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini dan diamati selama periode 2009-2011.
(58)
56 Setelah melakukan pengelolaan terhadap data laporan keuangan perusahaan maufaktur pada periode 2009-2012 yang terkumpul dengan menggunakan Microsoft Excel di dapat data untuk setiap variabel sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Dividend Payout Ratio/DPR ( Y )
No. NAMA PERUSAHAAN 2009 2010 2011
1 Bank Bukopin, Tbk 0,307 0,376 0,295
2 Bank Bumi Arta Indonesia, Tbk
0,25 0,25 0,253
3 Bank Central Asia, Tbk 0,407 0,329 0,160 4 Bank Danamon Indonesia,
Tbk
0,499 0,265 0,246
5 Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk
0,208 0,345 0,255
6 Bank ICB Bumiputera, Tbk 0,450 0,225 0,044
7 Bank Mandiri (PERSERO), Tbk
0,293 0,274 0,196
8 Bank Negara Indonesia, Tbk 0,432 0,299 0,194 9 Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk
0,74 0,271 0,616
10 Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk
0,300 0,100 0,197
(59)
57 12 Bank Tabungan Negara, Tbk 0,451 0,143 0,218 Sumbe
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009 Dividend Payout Ratio tertinggi terdapat pada perusahaan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk sebesar 0,740 (0,74), nilai Dividend Payout Ratio terendah adalah perusahaan Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk sebesar 0,208. Untuk tahun 2010, nilai Dividend Payou Ratio tertinggi dimiliki oleh perusahaan Bank Swadesi, Tbk sebesar 0,600 (0,6) dan nilai Dividend Payout Ratio terendah adalah perusahaan Bank Rakyat Indonesia, Tbk sebesar 0,100 (0,1) dan jika kita melihat pada tahun 2011, nilai Dividend Payout Ratio tertinggi terdapat pada perusahaan Bank Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk sebesar 0,616 dan nilai Dividend Payout Ratio terendah adalah perusahaan Bank ICB Bumiputera, Tbk sebesar 0,044.
Tabel 4.2 Quick Ratio
NO NAMA PERUSAHAAN 2009 2010 2011
1 Bank Bukopin, Tbk 1,073 1,064 1,085
2 Bank Bumi Arta Indonesia, Tbk
1,208 1,195 1,191
3 Bank Central Asia, Tbk 1,109 1,119 1,126 4 Bank Danamon Indonesia,
Tbk
1,192 1,186 1,222
5 Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk
1,117 1,137 1,102
6 Bank ICB Bumiputera, Tbk 1,167 1,181 0,936
7 Bank Mandiri (PERSERO), Tbk
(60)
58 8 Bank Negara Indonesia, Tbk 0,031 0,025 0,019
9 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk
0,048 0,036 0,036
10 Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk
0,078 0,079 0,027
11 Bank Swadesi, Tbk 0,011 0,011 0,011
12 Bank Tabungan Negara, Tbk
0,033 0,034 0,035
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009 Quick Ratio tertinggi terdapat pada perusahaan Bank Mandiri (PERSERO), Tbk sebesar 1,543 dan nilai Quick Ratio terendah adalah perusahaan Bank Swadesi, Tbk sebesar 0,011. Untuk tahun 2010 nilai Quick Ratio tertinggi dimiliki oleh perusahaan Bank Mandiri (PERSERO), Tbk sebesar 5,348 dan nilai Quick Ratio terendah adalah perusahaan Bank Swadesi, Tbk sebesar 0,011 dan jika kita melihat pada tahun 2011, nilai Quick Ratio tertinggi terdapat pada perusahaan Bank Mandiri (PERSERO), Tbk sebesar 4,422 dan nilai Return On Asset terendah adalah perusahaan Bank Swadesi, Tbk sebesar 0,011.
Tabel 4.3 Return On Asset
No. NAMA PERUSAHAAN 2009 2010 2011
1 Bank Bukopin, Tbk 0,013 0,014 0,016
2 Bank Bumi Arta Indonesia, Tbk 0,017 0,013 0,019 3 Bank Central Asia, Tbk 0,031 0,032 0,035 4 Bank Danamon Indonesia, Tbk 0,040 0,033 0,032 5 Bank Himpunan Saudara 1906,
Tbk
(61)
59 6 Bank ICB Bumiputera, Tbk 0,001 0,002 0,017 7 Bank Mandiri (PERSERO), Tbk 0,027 0,031 0,029 8 Bank Negara Indonesia, Tbk 0,005 0,010 0,010 9 Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk
0,030 0,028 0,024
10 Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk
0,031 0,036 0,039
11 Bank Swadesi, Tbk 0,032 0,030 0,031
12 Bank Tabungan Negara, Tbk 0,012 0,018 0,017
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009 Return On Asset tertinggi terdapat pada perusahaan Bank Danamon Indonesia, Tbk sebesar 0,040 dan nilai Return On Asset terendah adalah perusahaan Bank ICB Bumiputera, Tbk sebesar 0,001. Untuk tahun 2010 nilai Return On Asset tertinggi dimiliki oleh perusahaan Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk sebesar 0,036 dan nilai Return On Asset terendah adalah perusahaan Bank ICB Bumiputera, Tbk sebesar 0,002 dan jika kita melihat pada tahun 2011, nilai Return On Asset tertinggi terdapat pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk sebesar 0,039 dan nilai Return On Asset terendah adalah perusahaan Bank Negara Indonesia, Tbk sebesar 0,010.
Tabel 4.4 Return On Equity
No. NAMA PERUSAHAAN 2009 2010 2011
1 Bank Bukopin, Tbk 0,142 0,170 0,169
2 Bank Bumi Arta Indonesia, Tbk
0,068 0,062 0,089
(62)
60 4 Bank Danamon Indonesia,
Tbk
0,127 0,160 0,133
5 Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk
0,140 1,522 0,190
6 Bank ICB Bumiputera, Tbk 0,009 0,017 0,152 7 Bank Mandiri (PERSERO), Tbk 0,205 0,225 0,202 8 Bank Negara Indonesia, Tbk 0,005 0,087 0,084 9 Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk
0,229 0,178 0,178
10 Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk
0,268 0,312 0,302
11 Bank Swadesi, Tbk 0,122 0,110 0,138
12 Bank Tabungan Negara, Tbk 0,093 0,142 0,152
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009 Return On Equity tertinggi terdapat pada perusahaanBank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk sebesar 0,268 dan nilai Return On Equity terendah adalah perusahaan Bank Negara Indonesia, Tbk sebesar 0,005. Untuk tahun 2010 nilai Return On Equity tertinggi dimiliki oleh perusahaan Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk sebesar 1,522 dan nilai Return On Equity terendah adalah perusahaan Bank ICB Bumiputera, Tbk sebesar 0,017 dan jika kita melihat pada tahun 2011, nilai Return On Equity tertinggi terdapat pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk sebesar 0,302 dan nilai Return On Equity terendah adalah perusahaan Bank Negara Indonesia, Tbk sebesar 0,084.
4.2. Analisis Data Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Santoso ( 2003: 11 ) statistik deskriptif adalah proses pengumpulan dan peringkasan data, serta upaya untuk menggambarkan
(63)
61 berbagai karakteristik yang pada data yang telah terorganisasi tersebut. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi ( Sugiyono, 2005: 142 ). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata ( mean ), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness. Peneliti menggunakan statistik deskriptif apabila hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.
Tabel 4.5 Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Quick Ratio 36 .01 5.35 .8955 1.13285
Return On Asset 36 .00 .04 .0229 .01046
Return On Equity 36 .00 1.52 .1920 .24038
Dividend Payout Ratio 36 .04 .74 .3197 .15146
(64)
62 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui:
1. Jumlah sampel ( N ) sebanyak 36.
2. Dividend Payout Ratio terendah 0,04, Dividend Payout Ratio tertinggi 0,74 dengan rata-rata 0,3197 serta standard deviasi 0,15146.
3. Quick Ratio terendah adalah 0,01 Quick Ratio tertinggi adalah 5,35 dengan rata-rata 0,8955 serta standard deviasi 1,13285.
4. Return On Asset terendah adalah 0, Return On Asset tertinggi adalah 0,04 dengan rata-rata 0,0229 serta standard deviasi 0,01046.
5. Return On Equity terendah adalah 0, Return On Equity tertinggi adalah 1,52 dengan rata-rata 0,1920 serta standard deviasi 0,24038.
4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki disrtibusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak condong ke kiri atau condong ke kanan.
(65)
63 Setelah melakukan uji normalitas dengan menggunakan software SPSS diketahui bahwa model regresi penelitian ini berdistribusi secara normal hal ini dapat disimpulkan melalui:
1. Analisis Grafik:
Gambar 4.1 Hasil Normalitas Grafik Histogram
(66)
64 Berdasarkan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini berdistribusi secara normal hal ini tergambar pada grafik histogram, dimana grafik tidak menceng kekiri atau kekanan (grafik seimbang antara kiri dan kanan) dan pada grafik normal plot tampak bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal danmengikuti arah garis diagonal.
2. Analisis Statistik
Berdasarkan output SPSS di bawah ini terlihat bahwa nilai asymp sig (2-tailed) adalah 0,963 dan di atas nilai signifikan 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 32
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .32691431
(67)
65
Positive .089
Negative -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .501
Asymp. Sig. (2-tailed) .963
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
4.2.2.2. Uji Multikolonearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). Model regersi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolersi antara sesama variabel
independen sama dengan nol. Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolonearritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
(68)
66
Coefficientsa
Model
Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 LN Quick Ratio -.370 -.340 -.333 .940 1.064
LN Return On Asset -.047 .059 .055 .349 2.864
LN Return On Equity -.155 -.117 -.108 .344 2.911
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -1.226 .368 -3.330 .002
LN Quick Ratio -.060 .032 -.344 -1.914 .066
LN Return On Asset .039 .126 .092 .313 .756
LN Return On Equity -.063 .102 -.185 -.623 .539
(69)
67
Coefficientsa
Model
Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 LN Quick Ratio -.370 -.340 -.333 .940 1.064
LN Return On Asset -.047 .059 .055 .349 2.864
LN Return On Equity -.155 -.117 -.108 .344 2.911
a. Dependent Variable: LN Dividend Payout Ratio
Tabel 4.8 Koefisien Kolerasi
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dim ensi on
Variance Proportions
Eigenvalue Condition Index (Constant) LN Quick Ratio
1 1 3.236 1.000 .00 .03
2 .652 2.228 .00 .91
3 .104 5.587 .10 .00
4 .009 19.165 .90 .06
(70)
68 Melihat hasil besaran kolerasi antar variabel dependen tampak bahwa hanya variabel Dividend Payout Ratio yang mempunyai kolerasi cukup tinggi dengan variabel Quick Ratio dengan tingkat kolerasi 0,03 atau sekitar 3%, ROA dengan tingkat kolerasi 0, dan ROE dengan tingkat kolerasi 0,01 atau sekitar 1 %. Oleh karena kolerasi ini masih dibawah 95 % ,maka dapat dikatakan tidak terjadinya multikolinearitas.
Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukan variabel independen yang memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti ada kolerasi antara variabel independen yang nilainya lebih besar dari
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi on
Variance Proportions
LN Return On Asset
LN Return On Equity
1 1 .00 .01
2 .00 .00
3 .00 .38
4 .99 .61
(71)
69 95 %. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor ( VIF ) juga menunjukan hal yang sama ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat dilihat bahwa ada multikolinearitas diantara variabel dalam penelitian ini.
4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamantan yang lain. Jika variance dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitass atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
1). Grafik Scatterplot
Grafik Scatterplot menunjukan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
(72)
70 Gambar 4.3 Hasil Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot
2). Uji Glejser
Tabel 4.9 Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -1.226 .368 -3.330 .002
LN Quick Ratio -.060 .032 -.344 -1.914 .066
LN Return On Asset .039 .126 .092 .313 .756
LN Return On Equity -.063 .102 -.185 -.623 .539
(73)
71 Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, hal ini terlihat dari nilai signifikansinya diatas 5 %, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas.
4.2.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 ( sebelumnya ). Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada problem autokolerasi. Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.Masalah ini timbul karena residual ( kesalahan pengganggu ) tidak bebas dari satu observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada runtut dari satu observasi lainnya.
Hal ini sering ditemukan pada runtut waktu 9 ( time series ) karena “ gangguan “ pada seseorang individu/ kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokolerasi.
Berdasarkan output SPSS dibawah ini diketahui bahwa nilai Durbin Waston sebesar 2,549 sehingga dapat dikatakn tidak terjadi autokolerasi hal ini berdasarkan pengambilan keputusan ada tidaknya
(74)
72 autokolerasi menurut Santoso ( 2002: 218 ) dengan cara melihat besaran Durbin waston ( D – W ) sebagai berikut:
• Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokolerasi positif.
• Angka D-W diantara -2 sampai +2 berati tidak ada autokolerasi. • Angka D-W diatas +2, berarti ada autokolerasi negatif.
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokolerasi
4.2.3. Pengujian Hipotesis Penelitian
4.2.3.1. Model Regresi Linear Berganda
Regresi liniear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar bebrapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y ( Situmorang, 2008 : 109).
Model
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson
1 .151 1.665 3 28 .197 2.549
a. Predictors: (Constant), LN Return On Equity, LN Quick Ratio, LN Return On Asset
(1)
94
Lampiran viii
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -1.226 .368 -3.330 .002
LN Quick Ratio -.060 .032 -.344 -1.914 .066
LN Return On Asset .039 .126 .092 .313 .756
LN Return On Equity -.063 .102 -.185 -.623 .539
(2)
95
Lampiran ix
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dim ensi on
Variance Proportions Eigenvalue Condition Index (Constant) LN Quick Ratio
1 1 3.236 1.000 .00 .03
2 .652 2.228 .00 .91
3 .104 5.587 .10 .00
4 .009 19.165 .90 .06
a. Dependent Variable: LN Dividend Payout Ratio Coefficientsa
Model
Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 LN Quick Ratio -.370 -.340 -.333 .940 1.064
LN Return On Asset -.047 .059 .055 .349 2.864
(3)
96
Lampiran x
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension
Variance Proportions Eigenvalue Condition Index (Constant) LN Quick Ratio
1 1 3.236 1.000 .00 .03
2 .652 2.228 .00 .91
3 .104 5.587 .10 .00
4 .009 19.165 .90 .06
(4)
97
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -1.226 .368 -3.330 .002
LN Quick Ratio -.060 .032 -.344 -1.914 .066
LN Return On Asset .039 .126 .092 .313 .756
LN Return On Equity -.063 .102 -.185 -.623 .539
(5)
98
Lampiran xii
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .389a .151 .060 .34398
a. Predictors: (Constant), LN Return On Equity, LN Quick Ratio, LN Return On Asset
b. Dependent Variable: LN Dividend Payout Ratio Model
Change Statistics R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson
1 .151 1.665 3 28 .197 2.549
a. Predictors: (Constant), LN Return On Equity, LN Quick Ratio, LN Return On Asset b. Dependent Variable: LN Dividend Payout Ratio
(6)
99
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .591 3 .197 1.665 .197a
Residual 3.313 28 .118
Total 3.904 31
a. Predictors: (Constant), LN Return On Equity, LN Quick Ratio, LN Return On Asset b. Dependent Variable: LN Dividend Payout Ratio
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -1.226 .368 -3.330 .002
LN Quick Ratio -.060 .032 -.344 -1.914 .066
LN Return On Asset .039 .126 .092 .313 .756
LN Return On Equity -.063 .102 -.185 -.623 .539