Sistem Pemotongan Pajak Sistem Pemotongan Pajak antara lain : Pajak Penghasilan Pasal 23 Pajak Penghasilan Pasal 26

11 pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemotongan pajak melalui penyempurnaan peraturan perpajakan. 3.2 Fungsi Regularend Pengatur Artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi, serta mencapai tujuan- tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

4. Sistem Pemotongan Pajak Sistem Pemotongan Pajak antara lain :

a. Official Assesment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya:  Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.  Wajib Pajak bersifat pasif.  Utang pajak timbul setelah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus. Sistem ini digunakan dalam administrasi Pajak Bumi dan Bangunan. Universitas Sumatera Utara 12 b. Self Assesment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya:  Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri.  Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.  Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.  Sistem ini digunakan dalam administrasi Pajak Penghasilan Badan dan Orang Pribadi, serta Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. c. Withholding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang biasanya adalah pemberi penghasilan untuk memungut pajak terutang. Sistem ini dipakai dalam administrasi Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2, pasal 15, pasal 21, pasal 22, pasal 23, dan pasal 26. Universitas Sumatera Utara 13

4. Pajak Penghasilan Pasal 23

Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Penerima penghasilan pendapatan yang dipotong Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 umumnya adalah Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap.

5. Pajak Penghasilan Pasal 26

Pajak Penghasilan PPh Pasal 26 adalah penerapan dari azas sumber yang dianut dalam ketentuan Pajak Penghasilan di Indonesia. Berdasarkan azas sumber, penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang dinikmati oleh orang atau badan di luar Indonesia, bisa dikenakan pajak di Indonesia. Bentuk pemajakannya adalah dengan sistem witholding tax yang bersifat final. PPh Pasal 26 ayat 1 adalah PPh Pasal 26 pada umumnya yaitu pemotongan PPh terhadap Wajib Pajak luar negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia. Bentuk penghasilan yang dipotong pada umumnya sama dengan objek pemotongan PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 23. Bedanya, penerima penghasilan PPh Pasal 26 adalah Wajib Pajak luar negeri. Universitas Sumatera Utara 14

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM