Studi Kegiatan Pertambangan PT. Sorikmas Mining di Kawasan Hutan Taman Nasional Batang Gadis, Kec. Nagajuang, Kab. Mandailing Natal

1
STUDI KEGIATAN PERTAMBANGAN PT. SORIKMAS MINING DIKAWASAN HUTAN TAMAN NASIONAL BATANG GADIS, KECAMATAN NAGAJUANG, KABUPATEN MANDAILING NATAL
SKRIPSI Peronika Pardede 071201005/Manajemen Hutan
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
1
Universitas Sumatera Utara

2

Judul penelitian
Nama NIM Program Studi

LEMBAR PENGESAHAN
: Studi Kegiatan Pertambangan PT. Sorikmas Mining di
Kawasan Hutan Taman Nasional Batang Gadis, Kec. Nagajuang, Kab. Mandailing Natal : Peronika Pardede : 071201005 : Manajemen Hutan

Disetujui oleh: Komisi Pembimbing

Pindi Patana, S.Hut, M.Sc Ketua


Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si Anggota

Mengetahui
Siti Latifah, S.Hut, M.Si, Ph.D Ketua Program Studi Kehutanan

2
Universitas Sumatera Utara

3
ABSTRACT
PERONIKA PARDEDE Mining Activities Study PT. Sorikmas Mining in Forest Areas Batang Gadis National Park, District. Nagajuang, Kab. Mandailing Natal. Guided by PINDI Patana and AGUS Purwoko.
TNBG has the function of keeping the regional water system, as a water catchment and water resources, due to the continuity of the water system with Mandina neighboring locations, such as South Tapanuli, Pasaman in the province of West Sumatra, and Rokan Ulu in Riau Province, depending on the conditions of cover TNBG forest, it is very important for the existence TNBG preserved. Exploration and exploitation of the mining activities. Sorikmas TNBG Mining in forest areas, do not deserve the contract works and operates, as the geographical area of exploration PT. Mining Sorikmas mostly located in forest areas TNBG, the impact of which is difficult to clean water for drinking water purposes, irrigation area of 34,500 hectares and 43,000 hectares of rice fields and coffee plantations, rubber and cinnamon, as long as the public water supply systems are of the mountains where the PT. Sorikmas Mining exploration. While the impact on the TNBG protection against soil loss of function due to the lack of canopy closure, thus causing loss of species biodiversity, and degradation of the watershed, land form changes, increased erosion in the natural forests and the release of heavy metals that enter to the aquatic environment in the forest TNBG. Keywords: Function TNBG region, the mining activity. Sorikmas Mining and Mining Impact PT. Sorikmas TNBG Mining in forest areas.
i3
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

4

PERONIKA PARDEDE Studi Kegiatan Pertambangan PT. Sorikmas Mining di

Kawasan Hutan Taman Nasional Batang Gadis, Kec. Nagajuang, Kab. Mandailing Natal. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan AGUS PURWOKO.
TNBG memiliki fungsi menjaga tata air regional, sebagai daerah tangkapan air dan sumber mata air, karena kesinambungan tata air lokasi yang bertetangga dengan Mandina, seperti Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Pasaman di Provinsi Sumatera Barat, dan Rokan Ulu di Propinsi Riau, tergantung dari kondisi tutupan hutan TNBG, maka keberadaan TNBG sangat penting untuk dijaga kelestariannya.
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi kegiatan pertambangan PT. Sorikmas Mining di kawasan hutan TNBG, tidak layak mendapatkan kontrak karya dan beroperasi, karena secara geografis wilayah ekplorasi PT. Sorikmas Mining sebagian besar berada di kawasan hutan TNBG, dampak yang diakibatkan terhadap masyarakat yaitu kesulitan air bersih untuk keperluan air minum, pengairan seluas 34.500 hektar dan persawahan 43.000 hektar, serta perkebunan kopi, karet dan kayu manis, karena selama ini sarana air bersih masyarakat berasal dari pegunungan dimana kawasan PT. Sorikmas Mining melakukan eksplorasi. Sedangkan dampak terhadap TNBG yaitu hilangnya fungsi proteksi terhadap tanah akibat tidak adanya penutupan tajuk, sehingga menyebabkan hilangnya jenis-jenis keanekaragaman hayati, serta degradasi pada daerah aliran sungai, perubahan bentuk lahan, peningkatan erosi di dalam hutan alam dan terlepasnya logam-logam berat yang masuk ke lingkungan perairan di kawasan hutan TNBG.
Kata Kunci: Fungsi kawasan TNBG, Kegiatan pertambangan PT. Sorikmas Mining, dan Dampak kegiatan Pertambangan PT. Sorikmas Mining di kawasan hutan TNBG.

i4I
Universitas Sumatera Utara

5
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Purbatua, pada tanggal 28 November 1989 dari ayah Lomo Hatorangan Pardede dan ibu Domina Hutahean. Penulis merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara.
Penulis memulai pendidikan di SD Impres 144443 Purbatua dan lulus tahun 2001 kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Sayurmatinggi dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan pendidikan di SMA HKBP Padangsidimpuan dan pada tahun yang sama diterima masuk di Program Studi Manajemen hutan, Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara (USU) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMDK).
Selama perkuliahaan penulis tergabung dalam organisai Himpunan Mahasiswa Sylva USU. Pada tahun 2008 penulis mengikuti kegiatan Praktik Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) di Pulau Sembilan, Kabupaten Langkat. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Perum Perhutani unit III di KPH Cianjur, Jawa Barat pada bulan Juni-Juli 2011. Selanjutnya penulis melaksanakan penelitian di Desa Humbang I, Desa Tambiski, dan Desa Tarutung Panjang, Kecamatan Nagajuang, Kabupaten Mandailing Natal.
iii 5
Universitas Sumatera Utara

6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkah dan rahmat-Nyalah kita masih diberikan kesehatan serta
kehidupan sampai pada saat ini, sehingga draft skripsi yang berjudul ‘Studi

Kegiatan Pertambangan PT. Sorikmas Mining di Kawasan Hutan Taman Nasional Batang Gadis, Kec. Nagajuang, Kab. Mandailing Natal’ ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ketua dosen pembimbing yaitu Bapak Pindi Patana, S.Hut, M.Sc dan anggota dosen pembimbing yaitu Bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si dan kepada masyarakat Humbang I, Desa Tambiski, dan Desa Tarutung Panjang, Kecamatan Nagajuang, Kabupaten Mandailing Natal yang telah membantu dalam pelaksanaan draft skripsi ini dan secara khusus kepada Orang Tua beserta keluarga serta seluruh pihak lain yang telah mendukung penulis mulai dari awal persiapan sampai pada akhirnya selesai menyusun draft skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa draft skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, demi penyempurnaan draft skripsi ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Medan, Juli 2013
Penulis
iv 6
Universitas Sumatera Utara

7
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI. .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL. ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN. .............................................................................. v
PENDAHULUAN
Latar Belakang. ................................................................................. 1 Perumusan Masalah........................................................................... 4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 Manfaat Penelitian............................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum TNBG................................................................... 5 Sejarah Pembentukan TNBG............................................................. 6 Fungsi Kawasan TNBG..................................................................... 7 Tantangan Masa Depan .................................................................... 8 Gambaran Umum PT. Sorikmas Mining. ........................................... 9 Keberadaan PT. Sorikmas Mining di TNBG...................................... 9
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu ............................................................................ 11 Alat dan Bahan.................................................................................. 11 Metode Pengumpulan Data................................................................ 11 Metode Pengambilan Data................................................................. 11 Teknik Pengambilan Sampel ............................................................. 12 Responden......................................................................................... 13 Metode Analisis Data ........................................................................ 13 Indikator Penelitian. .......................................................................... 14 Analisis Data..................................................................................... 15 Analisis Strategi Pengembangan........................................................ 16 Pendekatan kuantitatif analisis SWOT ............................................... 17
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan TNBG Perlindungan Satwa di TNBG..................................................... 21 Ancaman Konservasi Kawasan TNBG........................................ 23 Tumpang Tindih Kawasan TNBG dengan PT SMM ................... 23 Peranan Ekonomi dan Jasa Lingkungan TNBG........................... 24 Kegiatan Pertambangan PT. SMM dan Kemungkinan Dampak.. ....... 25 Dampak Terhadap Lingkungan.......................................................... 31

7v
Universitas Sumatera Utara

8
Dampak Terhadap Sosial Budaya Masyarakat ................................... 32 Dampak Terhadap Pemerintah dan Masyarakat. ................................ 33 Kontribusi PT. SMM Terhadap Pendapatan Masyarakat.................... 33 Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat ......................................... 34
Umur Responden ........................................................................ 34 Tingkat Pendidikan..................................................................... 36 Tingkat Pendapatan .................................................................... 37 Tingkat Matapencaharian............................................................ 39 Lamanya Bermukim. .................................................................. 40 Analisis SWOT ................................................................................. 44 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal. ......................................... 44 Pendekatan Kualitatif Matrik Analisis SWOT.................................... 45 Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT ............................................. 50 Analisa PT. Sorikmas Mining............................................................ 54 Aspek Hukum............................................................................. 54 Aspek Lingkungan...................................................................... 55 Strategi Merestorasi Lahan Bekas Tambang di TNBG ....................... 56 Rekontruksi Lahan...................................................................... 56 Perbaikan Kondisi Tanah ............................................................ 57 Strategi Merestorasi .................................................................... 58 Merestorasi Lahan Bekas Tambang............................................. 58 Penutupan Tambang. .................................................................. 59 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ....................................................................................... 60 Saran ................................................................................................ 61 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 62 LAMPIRAN ............................................................................................... 64
8vi
Universitas Sumatera Utara

9
DAFTAR TABEL
No Halaman 1. Identifikasi Faktor Internal ...................................................................... 16 2. Identifikasi Faktor Eksternal ................................................................... 16 3. Matrik Analisis SWOT............................................................................ 17 4. Skoring dan Pembobotan Faktor Internal................................................. 18 5. Skoring dan Pembobotan Faktor Eksternal .............................................. 18 6. Dampak Survey Pertambangan PT. SMM di TNBG................................ 26 7. Dampak Eksplorasi Pertambangan PT. SMM di TNBG........................... 27 8. Dampak Pembukaan Lahan Pertambangan PT. SMM di TNBG….. ........ 28 9. Dampak Pembukaan Jalan Pertambangan PT. SMM di TNBG ................ 29 10. Kemungkinan Dampak Ekploitasi Pertambangan PT. SMM di TNBG .... 30 11. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ................................................ 35 12. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan........................................ 36 13. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan ....................................... 37 14. Distribusi Responden Berdasarkan Mata Pencaharian ............................. 38 15. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bermukim ............................... 40 16. Respon masyarakat terhadap PT. SMM di Kawasan Hutan TNBG. ........ 41 17. Identifikasi Faktor Internal TNBG........................................................... 44 18. Identifikasi Faktor Eksternal TNBG ........................................................ 45 19. Matriks Analisis SWOT .......................................................................... 49 20. Skoring dan Pembobotan Faktor Internal................................................. 50 21. Skoring dan Pembobotan Faktor Eksternal .............................................. 52
9vii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

10

No Halaman 1. Peta kawasan pertambangan PT. Sorikmas Mining di Kawasan TNBG. .... 10 2. Kriteria Interpretasi Skor........................................................................... 15 3. Kuadran Analisis SWOT........................................................................... 19 4. Kuadran Analisis SWOT........................................................................... 53


v1i0ii
Universitas Sumatera Utara

11
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman 1. Status Kelangkaan, Perlindungan dan Peranan Jenis Mamalia di Hutan
TNBG 64. ................................................................................................ 64 2. Status Sebaran, Kelangkaan dan Perlindungan Jenis Brung di TNBG. ...... 65 3. Status Keterancaman Jenis Dipterocarpaceae di TNBG. ........................... 66 4. Keputusan Menhut Republik Indonesia Nomor:SK.121/Menhut-II/2012...67 5. Peta Kawasan Hutan Kab. Mandailing Natal. ........................................... 68 6. Kuisioner Penelitian. ................................................................................ 69
i1x1
Universitas Sumatera Utara

3
ABSTRACT
PERONIKA PARDEDE Mining Activities Study PT. Sorikmas Mining in Forest Areas Batang Gadis National Park, District. Nagajuang, Kab. Mandailing Natal. Guided by PINDI Patana and AGUS Purwoko.
TNBG has the function of keeping the regional water system, as a water catchment and water resources, due to the continuity of the water system with Mandina neighboring locations, such as South Tapanuli, Pasaman in the province of West Sumatra, and Rokan Ulu in Riau Province, depending on the conditions of cover TNBG forest, it is very important for the existence TNBG preserved. Exploration and exploitation of the mining activities. Sorikmas TNBG Mining in forest areas, do not deserve the contract works and operates, as the geographical area of exploration PT. Mining Sorikmas mostly located in forest areas TNBG, the impact of which is difficult to clean water for drinking water purposes, irrigation area of 34,500 hectares and 43,000 hectares of rice fields and coffee plantations, rubber and cinnamon, as long as the public water supply systems are of the mountains where the PT. Sorikmas Mining exploration. While the impact on the TNBG protection against soil loss of function due to the lack of canopy closure, thus causing loss of species biodiversity, and degradation of the watershed, land form changes, increased erosion in the natural forests and the release of heavy metals that enter to the aquatic environment in the forest TNBG. Keywords: Function TNBG region, the mining activity. Sorikmas Mining and Mining Impact PT. Sorikmas TNBG Mining in forest areas.
i3
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK


4

PERONIKA PARDEDE Studi Kegiatan Pertambangan PT. Sorikmas Mining di
Kawasan Hutan Taman Nasional Batang Gadis, Kec. Nagajuang, Kab. Mandailing Natal. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan AGUS PURWOKO.
TNBG memiliki fungsi menjaga tata air regional, sebagai daerah tangkapan air dan sumber mata air, karena kesinambungan tata air lokasi yang bertetangga dengan Mandina, seperti Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Pasaman di Provinsi Sumatera Barat, dan Rokan Ulu di Propinsi Riau, tergantung dari kondisi tutupan hutan TNBG, maka keberadaan TNBG sangat penting untuk dijaga kelestariannya.
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi kegiatan pertambangan PT. Sorikmas Mining di kawasan hutan TNBG, tidak layak mendapatkan kontrak karya dan beroperasi, karena secara geografis wilayah ekplorasi PT. Sorikmas Mining sebagian besar berada di kawasan hutan TNBG, dampak yang diakibatkan terhadap masyarakat yaitu kesulitan air bersih untuk keperluan air minum, pengairan seluas 34.500 hektar dan persawahan 43.000 hektar, serta perkebunan kopi, karet dan kayu manis, karena selama ini sarana air bersih masyarakat berasal dari pegunungan dimana kawasan PT. Sorikmas Mining melakukan eksplorasi. Sedangkan dampak terhadap TNBG yaitu hilangnya fungsi proteksi terhadap tanah akibat tidak adanya penutupan tajuk, sehingga menyebabkan hilangnya jenis-jenis keanekaragaman hayati, serta degradasi pada daerah aliran sungai, perubahan bentuk lahan, peningkatan erosi di dalam hutan alam dan terlepasnya logam-logam berat yang masuk ke lingkungan perairan di kawasan hutan TNBG.
Kata Kunci: Fungsi kawasan TNBG, Kegiatan pertambangan PT. Sorikmas Mining, dan Dampak kegiatan Pertambangan PT. Sorikmas Mining di kawasan hutan TNBG.

i4I
Universitas Sumatera Utara

112
PENDAHULUAN
Latar Belakang Sudah sejak lama masyarakat Mandailing Natal menjalankan kearifan
lokal yang masih bertahan sampai saat ini. Secara tradisional masyarakat telah melindungi hutan alam dan sumber air serta memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana. Penunjukan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) diprakarsai oleh Pemerintah Daerah Mandailing Natal (Madina). Prakarsa ini tidak terlepas dari inisiatif, keinginan, dorongan, dan dukungan dari masyarakat setempat. Tokoh-tokoh masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan hidup, tujuannya tak lain untuk menyelamatkan “harta dan kekayaan” Madina yaitu tutupan hutan alam yang masih tersisa dan relatif utuh di Provinsi Sumatera Utara, sehingga mendatangkan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat dan Pemerintah daerah (Balai TNBG, 2007).
Keinginan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara disambut Departemen Kehutanan, dengan dikeluarkannya surat penunjukan Menteri Kehutanan sebagai kawasan pelestarian alam yang meliputi seluas 108.000 hektar berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 126/Menhut-II/2004 tanggal 29 April 2004. Selain itu Gubernur Provinsi Sumatera Utara telah menyatakan secara resmi komitmennya untuk membentuk TNBG di Nusa Dua Bali pada tanggal 8 Desember 2003. Dukungan pembentukan TNBG semakin kuat setelah DPRD Kabupaten Mandina memberikan persetujuan melalui Surat No. 170/1145/2003 tertanggal 20 November 2003 dan berbagai unsur masyarakat menyatakan deklarasi pembentukan TNBG pada tanggal 31 Desember 2003 (Dephut, 2011).
12
Universitas Sumatera Utara

13 2

Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) seluas 108.000 hektar ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.126/Menhut-II/2004 tentang perubahan fungsi dan penunjukan Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi Tetap di Kabupaten Madina, Provinsi Sumatera Utara Seluas 108.000 hektar sebagai kawasan pelestarian alam dengan fungsi taman nasional (Damanik, 2004 ).
Upaya konservasi TNBG pada masa depan dihadapkan pada tantangan yang tidak kecil, yaitu mempertahankan integritas ekologis dan kekayaan serta keunikan hayati kawasan taman nasional, sehingga eksistensi jasa ekologis dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kelangsungan hidup masyarakat dan pembangunan daerah. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan TNBG, perlu dilakukan usaha memperkuat pengelolaannya, antara lain melalui peningkatan kapasitas pengelola dan pelibatan para pihak yang berkepentingan secara bersama-sama dan setara.
Menciptakan kondisi kontrol yang sama besar diantara para pihak berkepentingan terhadap kawasan TNBG, disamping itu menghindari pendayagunaan sumberdaya kawasan TNBG secara terbuka (open access) oleh para pihak dengan cara memanfaatkan secara berlebihan dan merusaknya.
Tantangan utama yang dihadapi TNBG adalah operasional pertambangan di bawah PT. Sorikmas Mining, dimana putusan Mahkamah Agung (MA) bernomor 29 P/HUM/2004 memenangkan permohonan uji materil yang diajukan oleh PT. Sorikmas Mining atas status TNBG. Dalam isi putusan tersebut dimana Menteri Kehutanan diperintahkan segera mencabut SK126/MENHUT-II/2004 tentang perubahan fungsi dan penunjukan Hutan Lindung,
13
Universitas Sumatera Utara

14 3 Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi Tetap di Kabupaten Mandina seluas 108.000 hektar sebagai kawasan pelestarian alam dengan fungsi TNBG. Selain itu tantangan lain berasal dari penyusutan luasan hutan alam dan keanekaragaman hayati di TNBG. Diantaranya akibat penebangan kayu liar, perluasan ekspansi perkebunan rakyat yang diikuti pemukiman penduduk, perkembangan enklave, perburuan satwa liar, pembalakan kayu oleh pemegang IUPHHK yang kurang berkelanjutan di sekitar TNBG, dan kebijakan-kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang belum diselaraskan dengan tujuan-tujuan pelestarian TNBG (Suparno, 2006).
14
Universitas Sumatera Utara

15 4
Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana studi kegiatan pertambangan PT. Sorikmas Mining di TNBG? 2. Bagaimana sikap dan harapan masyarakat terhadap fungsi kawasan TNBG? 3. Bagaimana strategi pengembangan kawasan TNBG?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menilai kegiatan pertambangan PT. Sorikmas Mining di kawasan hutan TNBG.
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan kegiatan pertambangan PT. Sorikmas Mining terhadap TNBG dan masyarakat.
3. Menganalisis strategi pengembangan kawasan TNBG.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang studi kegiatan pertambangan PT. Sorikmas Mining di kawasan hutan TNBG.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi dan pihak terkait agar lebih memperhatikan kelestarian kawasan hutan.
3. Memberikan gambaran informasi tentang strategi pengembangan kawasan hutan TNBG.
15
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

516

Gambaran Umum Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Taman Nasional Batang Gadis secara administrasi berada di Kabupaten
Mandina, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis terletak diantara 99° 12' 45" sampai dengan 99° 47' 10" Bujur Timur dan 0° 27' 15" sampai dengan 1° 01' 57" Lintang Utara. TNBG memiliki luas 108.000 hektar atau 16 % dari total luas Kabupaten Mandina dan terletak pada kisaran ketinggian 300 sampai 2.145 meter diatas permukaan laut dengan titik tertingginya di puncak Gunung Sorik Merapi.
Keadaan topografi kawasan hutan TNBG berupa perbukitan sampai pegunungan yang memiliki ketinggian bervariasi dengan kemiringan rata–rata lebih dari 40 %. Kombinasi curah hujan yang tinggi, dominasi kemiringan lereng > 50 %, kondisi topografi yang umumnya perbukitan dan pegunungan, terletak di daerah vulkanis aktif, sehingga membawa kondisi geologis yang labil. Disamping itu dengan topografi yang memiliki elevasi yang tinggi mengakibatkan tingkat rawan erosi tanah sangat tinggi, dengan kata lain tanah akan rawan tererosi, sehingga keadaan ini menyebabkan di Mandina relatif rawan bencana alam dan penurunan kualitas tanah (Balai TNBG, 2007).
Kawasan hutan TNBG yang terdapat di Sumatera Utara merupakan hamparan hutan hujan tropis antara dataran hingga pegunungan dengan hari hujan rata–rata bulanan adalah 12-13 hari/bulan, presipitasi rata–rata tahunan > 1.717,5 mm/tahun. Temperatur rata-rata bulanan adalah 23–25,4°C (valensi rata–rata bulannya tidak begitu besar, hal ini dipengaruhi oleh ketinggian). Dari hasil rata

16
Universitas Sumatera Utara

17 6
rata tersebut, menurut klasifikasi iklim Scmith-Ferguson TNBG termasuk dalam tipe A ( Conservation International Indonesia, 2004a).
Kawasan TNBG ditunjuk sebagai kawasan pelestarian alam karena memiliki salah satu fungsi sebagai pengendali siklus hidrologi, pengatur tata air dimana merupakan bagian dari perlindungan sistem penyangga kehidupan. TNBG yang terdiri dari beberapa bentang alam yang berupa pegunungan menyimpan fungsi sebagai daerah tangkapan air dan sumber mata air bagi beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang antara lain: DAS Batang Gadis, DAS Batang Natal, DAS Batang Batahan, dan DAS Batang Parlampungan yang mempunyai luas kurang lebih 386.445 hektar atau 58,37 % dari luas daratan Kabupaten Madina (Dephut, 2012).

Sejarah Taman Nasional Batang Gadis Pembentukan TNBG secara formal diajukan kepada Menteri Kehutanan
melalui Surat Bupati Madina No. 522/982/Dishut/2003 tertanggal 8 April 2003 dan kepada Gubernur Provinsi Sumatera Utara No. 522/1837/Dishut/2003 tertanggal 16 September 2003 dan No. 522/2036/Dishut/2003 tanggal 29 Oktober 2003. Usulan pembentukan ini mendapat dukungan positif baik dari pemerintah pusat maupun pemerintahan provinsi. Pada bulan Juli 2003, pemerintah pusat menugaskan tim pengkajian terpadu yang terdiri dari Departemen Kehutanan, Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia, dan Conservation International Indonesia untuk mengkaji kelayakan usulan Pemerintahan Kabupaten Mandina (Dephut, 2012).
17
Universitas Sumatera Utara

178
TNBG terbentuk dari kawasan-kawasan Hutan Lindung, Hutan Produksi terbatas dan Hutan Produksi tetap. Hutan Lindung yang dialih fungsikan menjadi fungsi taman nasional dangan nama TNBG seluas 108.000 hektar, yaitu Hutan Lindung Register 4 Batang Gadis I, kelompok I, II dan III , Hutan Lindung Register 5 Batang Gadis II, kelompok I dan II, Hutan Lindung Register 27 Batang Natal I, Hutan Lindung Register 28 Batang Natal II, Hutan Lindung Register 29 Batahan Hulu dan Hutan Lindung Register 36 Batang Parlampungan I. Kawasan hutan produksi yang dialih fungsikan menjadi taman nasional meliputi areal eks HPH PT.Gunung Raya Utama Timber (Gruti) seluas ± 5.500 hektar dan PT. Aek Gadis Timber seluas ±1000 hektar (Perbatakusuma dan Rahayuningsih, 2004).
Fungsi Kawasan Taman Nasional Batang Gadis Kabupaten Mandina secara geologis berada di daerah yang dikategorikan
sebagai daerah rawan bencana. Kurang lebih 36% dari luas wilayahnya merupakan daerah pegunungan sampai ketinggian 2.145 meter dpl (diatas permukaan laut). Kabupaten Madina dilalui Daerah Patahan Besar Sumatera (Great Sumatran Fault Zone), khususnya Sub Patahan : Batang Gadis, Batang Angkola, Batang Toru. Dengan kondisi geologis yang demikian, maka bila terjadi pembukaan terhadap tutupan hutan alam di kawasan hutan TNBG resiko dan dampak dari bencana tersebut akan semakin tinggi (Lubis, 2004).
Keberadaan TNBG menjadi amat penting mengingat kawasan ini mempunyai manfaat tidak langsung sebagai sistim penyangga kehidupan khususnya untuk memelihara tata air, pencegah erosi dan banjir, menjaga kualitas dan kelancaran pasokan air untuk keperluan air minum dan pengairan seluas
18
Universitas Sumatera Utara

819
34.500 hektar persawahan dan 43.000 hektar perkebunan kopi, karet dan kayu manis. Selain itu TNBG juga berfungsi menjaga tata air regional, karena kesinambungan tata air lokasi lain yang bertetangga dengan Mandina, seperti Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Pasaman di Provinsi Sumatera Barat, dan Rokan Ulu di Propinsi Riau, tergantung dari kondisi tutupan hutan TNBG. Dengan kondisi hutan yang lestari dan terjaga baik fungsi ekologis seperti : pengatur iklim, penjaga kesuburan tanah, pengendali tata air, dan fungsi keanekaragaman hayati maupun fungsi ekonominya, maka TNBG secara maksimal dapat dimanfaatkan sebagai modal alam tanpa bayar (unchanged natural capital) bagi serangkaian aktivitas perekonomian lokal secara jangka panjang seperti : Pertanian, Perkebunan dan Pariwisata (Ikhsan dkk, 2008).
Tantangan Masa Depan Ada tiga hal penting yang menjadi tantangan kedepan dalam konservasi
TNBG yaitu: 1. Mempersiapkan dan melaksanakan penataan ruang dan pengurusan kawasan taman nasional secara efisien dan efektif melalui pengelolaan kolaborasi. 2. Mempersiapkan dan mengembangkan pilihan-pilihan kegiatan ekonomi lokal yang berkelanjutan dan kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang terintegrasi dan lebih sesuai dengan tujuan pelestarian TNBG. 3. Mempersiapkan dan mengembangkan mekanisme alternatif pendanaan jangka panjang untuk pengembangan taman nasional secara berkesinambungan ( Puslitbang, 2008 ).
19
Universitas Sumatera Utara


20 9
Gambaran Umum PT. Sorikmas Mining Perusahaan PT. Sorikmas Mining berlokasi di Jln. Merdeka Gunungtua
Lumban Pasir, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandina. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004-an. Pemegang saham PT. Sorikmas Mining adalah Aberfoyle Pungkut Investment Pt. Ltd. (75%) dan PT. Aneka Tambang (25%). Wilayah kontrak karya terletak di Kabupaten Mandina (Pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan ), Propinsi Sumatra Utara ( Waddi, 2012 ).
Keberadaan PT. Sorikmas Mining di Taman Nasional Batang Gadis Berdirinya PT. Sorikmas Mining setelah Mahkamah Agung mencabut
Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK-126-MENHUT-II/2004 tanggal 29 April 2004 tentang perubahan fungsi dan penunjukan Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas, dan Hutan Produksi Tetap di Kabupaten Madina, seluas ± 108.000 (seratus delapan ribu) hektar menjadi seluas ± 72.150 (tujuh puluh dua ribu seratus lima puluh) hektar. Kawasan hutan seluas ± 36.162 hektar (tiga puluh enam ribu seratus enam puluh dua) hektar dikeluarkan dari TNBG, seluas ± 15.700 (lima belas ribu tujuh ratus) hektar berfungsi sebagai Hutan Lindung dan seluas ± 20.462 (dua puluh ribu empat ratus enam puluh dua) hektar berfungsi sebagai Hutan Produksi terbatas (Kepmen, 2012).
Wilayah kontrak karya PT. Sorikmas Mining yang tumpang tindih dengan kawasan Taman Nasional Batang Gadis seluas ± 36.162 (tiga puluh enam ribu seratus enam puluh dua) hektar yang terdiri dari dua blok, Blok I seluas ± 32.834 (tiga puluh dua ribu delapan ratus tiga puluh empat) hektar dan Blok II seluas ± 3.328 (tiga ribu tiga ratus dua puluh delapan) hektar (Kepmen, 2012).
20
Universitas Sumatera Utara

1201 Berikut gambar peta lokasih pertambangan PT. Sorikmas Mining di Kawasan TNBG Gambar. 1 Peta kawasan pertambangan PT. Sorikmas Mining di Kawasan TNBG
Peta Kawasan Pertambangan PT. Sorikmas Mining di TNBG
Kenyataannya ada beberapa alasan untuk PT. Sorikmas Mining tidak layak mendapatkan kontrak karya dan beroperasi di Mandailing Natal antara lain secara geografis wilayah ekplorasi PT. Sorikmas Mining berada di kawasan hutan TNBG yang merupakan upaya kebijakan negara dalam menyelamatkan sisa hutan dan ekosistem didalamnya dari laju kerusakan hutan yang terjadi di Sumatera Utara.
21
Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

22 11

Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Humbang I, Desa Tambiski, dan Desa

Tarutung Panjang, Kecamatan Nagajuang, Kabupaten Mandina. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai November 2012.
Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera digital
sebagai alat dokumentasi penelitian, alat-alat tulis dan perangkat komputer, kuisioner dan panduan wawancara.
Adapun bahan yang akan digunakan pada pelaksanaan penelitian ini adalah Peta wilayah administrasi kabupaten Mandina dan Peta wilayah TNBG, sebagai penunjang kelengkapan data penelitian dan laporan–laporan hasil penelitian (individu atau lembaga) terdahulu dan berbagai pustaka penunjang sebagai sumber data sekunder untuk melengkapi pengamatan langsung di lapangan.
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi:
1. Data Primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan dengan cara pengecekan
langsung dilapangan pada lokasi penelitian untuk diambil data sebagai acuan bagi

22
Universitas Sumatera Utara

1223
wilayah lainnya yang serupa, sehingga untuk identifikasi data di lapangan tidak perlu dilakukan pada seluruh wilayah penelitian.
a. Kuesioner dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.
b. Wawancara adalah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang dilakukan secara langsung.
c. Observasi Pengamatan langsung merupakan cara untuk memperoleh data untuk keperluan tertentu.
2. Data sekunder Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data umum
misalnya kondisi umum TNBG dan data-data pendukung lainya. Data sekunder merupakan informasi yang diperoleh dari hasil pencatatan terhadap data yang sudah tersedia di instansi.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan
menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara sengaja dengan tujuan tertentu. Menurut Nawawi (2005), dalam purposive sampling pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri tertentu yang dipandang mempunyai hubungan yang erat dengan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi menurut Santoso dan Tjiptono (2004), populasi adalah sekelompok orang atau objek yang memiliki persamaan dalam satu atau beberapa hal yang membantu masalah pokok pada suatu riset khusus. populasi adalah masyarakat Desa Humbang I, Desa Tambiski,
23
Universitas Sumatera Utara

1324
dan Desa Tarutung Panjang yang berada disekitar areal tambang PT. Sorikmas Mining. Diketahui jumlah populasi 160 kepala keluarga, penduduk desa Humbang I sekitar 310 jiwa, dengan 65 KK. Tambiski 284 jiwa, dengan 52 KK, dan Tarutung Panjang sekitar 234 dengan 43 KK. Pengambilan sampel sebesar 25%, maka diperoleh jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 KK. Menurut Sumardi, dkk (1997) apabila jumlah subjek (populasi) < 100 lebih baik diambil semuanya, namun jika subjekn≥ya100 dapat diambil 10 -25 % dari total populasi.
Responden Responden dalam penelitian ini adalah staf administrasi TNBG, staf
administrasi PT. Sorikmas Mining, dan masyarakat Desa Humbang I, Desa Tambiski, dan Desa Tarutung Panjang.
Metode Analisis Data Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriftif kuantitatif
dan deskriftif kualitatif. Analisa deskriftif kuantitatif adalah analisis penjelasan untuk data-data yang bersifat kuantitatif dengan metode tabulasi. Sedangkan deskriftif kualitatif adalah analisa penjelasan untuk data-data tersebut dianalisis berdasarkan tujuan penelitian.
Menurut Nasution dkk (2001) dalam Simangungsong (2008), metode penelitian deskriftif sering menggunakan metode observasi. Sementara menurut pendapat Faried (1996) yang menyatakan analisis kualitatif adalah suatu pengertian analisa yang didasarkan pada argumentasi pada data yang diperoleh
24
Universitas Sumatera Utara

25 14
melalui kegiatan teknik perolehan data. Dalam analisis studi dilapangan maupun pustaka tidak diperlukan perhitungan kualitatif, tetapi menggunakan dasar penalaran penelitian dalam menghubungkan fakta yang ada yaitu data informasi sehingga lahir suatu teori.
Data yang akan di deskriftif berupa : 1. Studi kegiatan pertambangan PT. Sorikmas Mining di kawasan hutan
TNBG. 2. Sikap dan harapan masyarakat terhadap digugurkanya Surat Keputusan
Menteri Kehutanan tentang fungsi kawasan TNBG oleh Mahkamah Agung. 3. Strategi pengembangan kawasan hutan TNBG.
Indikator Penelitian Untuk mendukung analisis data dibutuhkan indikator yang merupakan
variabel–variabel yang akan diukur melalui kuesioner dan wawancara meliputi: 1. Studi kegiatan pertambangan PT. Sorikmas Mining di TNBG. a. Pengetahuan tentang PT. Sorikmas Mining b. Pengetahuan masyarakat kapan PT. Sorikmas Mining mulai beroperasi di kawasan hutan TNBG. c. Pengetahuan masyarakat tentang wilayah pertambangan PT. Sorikmas Mining di kawasan hutan TNBG. 2. Sikap dan harapan masyarakat terhadap digugurkanya Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang fungsi kawasan hutan TNBG oleh Mahkamah Agung.
25
Universitas Sumatera Utara

26 15

a. Sikap masyarakat terhadap keberadaan PT. Sorikmas Mining di kawasan hutan TNBG
b. Harapan masyarakat terhadap hutan TNBG 3. Strategi pengembangan kawasan hutan TNBG.
a. Langkah–langkah yang dilakukan untuk mengembangkan kawasan hutan TNBG.

Analisis Data
Dalam mengetahui persepsi masyarakat, maka akan digunakan skala
likert. Menurut Riduwan (2002), skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapa, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala
sosial. Masing-masing elemen diberi rating dengan skala sebagai berikut :
 1 = Sangat tidak tahu  2 = Tidak tahu  3 = Cukup tahu  4 = Tahu  5 = Sangat tahu
Atau dengan menggunakan kata – kata seperti :
 1 = Sangat tidak setuju  2 = Tidak setuju  3 = Netral  4 = Setuju  5 = Sangat Setuju

Rekapitulasi data, sehingga hasil dapat digolongkan pada daerah mana

jawaban berada, pada skala dan presentase kelompok responden.

Gambar 2. Kriteria interpretasi skor

0% 20%

40%

60%

80% 100%

Sangat lemah Lemah

Cukup 26

Kuat Sangat Kuat
Universitas Sumatera Utara

27 16
Keterangan : Kriteria Interpretasi Skor rentang nilai 0 % - 20 % adalah posisi sangat lemah, 21 % 40 % adalah posisi lemah, 41 % - 60 % adalah posisi cukup, 61 % - 80 % adalah posisi kuat, dan 81 % - 100 % adalah menunjukan posisi yg sangat kuat.

Analisis Strategi Pengembangan

Menurut Rangkuti (1997), proses penyusunan perencanaan strategis

melalui tiga tahap analisis, yaitu: tahap pengumpulan data (identifikasi faktor

internal dan eksternal), tahap analisis dan tahap pengambilan keputusan yang

dilakukan dengan pendekatan kualitatif matrik SWOT dan pendekatan kuantitatif

analisis SWOT.

1. Identifikasi faktor internal dan eksternal

Identifikasi faktor internal mencakup kekuatan (strength) dan kelemahan

(weakness) yang berasal dari dalam TNBG seperti : sumber daya manusia (SDM),

modal pelestarian, pemanfaatan TNBG, sistem manajemen dan faktor lainnya.

Sementara identifikasi faktor eksternal mencakup faktor peluang (opportunity)

dan tantangan (threath) yang berasal dari luar usaha seperti kompetitor, peran

serta pemerintah, kondisi sosial, dan data faktor lainnya. Identifikasi faktor

internal dan faktor eksternal disajikan pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Identifikasi faktor internal
No Kekuatan (strength) 1 2 dst. Tabel 2. Identifikasi faktor eksternal No Peluang (opportunity)
1 2 dst.

Kelemahan (weakness) Tantangan (threat)

27
Universitas Sumatera Utara

28 17

2. Pendekatan kualitatif matrik SWOT

Dari hasil identifikasi faktor internal dan eksternal dilakukan analisis

kedalam matrik SWOT yang menggambarkan keterkaitan satu sama lain. Matrik

analisis SWOT disajikan pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Matrik analisis SWOT

Faktor internal /

Peluang (O)

Anacaman (T)

Faktor eksternal

-

-

--

Kekuatan (S)

Strategi (SO) (a)

Strategi (ST) (b)

- --

- --

Kelemahan (W)

Strategi (WO) (c)

Strategi (WT) (d)

- --

- --

Sumber : Rangkuti (1997)

Keterangan:

a. Strategi mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang b. Strategi menggunakan kekuatan untuk mencegah dan
ancaman/tantangan c. Strategi mengurangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang d. Strategi mengurangi kelemahan untuk mencegah atau
ancaman/tantangan.

mengatasi mengatasi

Pendekatan kuantitatif analisis SWOT. Skoring dan bobot faktor internal dan eksternal dilakukan untuk
mengetahui kondisi usaha yang diteliti dan prioritas strategi yang akan dilaksanakan untuk pengembangan usaha tersebut. Skoring dan pembobotan faktor internal dan eksternal disajikan pada tabel berikut.

28
Universitas Sumatera Utara

1829

Tabel 4. Skoring dan pembobotan faktor internal

Kekuatan (strength)

Skor (a)

Bobot (b)

1 2 dst.

Total kekuatan No Kelemahan (weakness)

Skor

Bobot

1 2

Total kelemahan

Selisih total kekuatan – Total kelemahan = S – W = x

Tabel 5. Skoring dan pembobotan faktor eksternal

No

Peluang (opportunity)

Skor (a)

Bobot (b)

Total (c) Total
Total (c)

1

2

Total peluang

No Tantangan (threat)

Skor

Bobot

Total

1

2

Total tantangan

Selisih total peluang – Total tantangan = O – T = y

Keterangan tabel 4 dan tabel 5 : - Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faktor serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap Faktor S-W-O-T. Menghitung skor (a) masing-masing poin faktor dilakukan secara saling bebas. Saling bebas mengandung maksud bahwa penilaian terhadap sebuah poin faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi penilaian terhadap poin faktor yang lainnya. Untuk menghitung bobot (b) masing-masing poin faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya penilaian terhadap satu poin faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan poin faktor lainnya. Dengan demikian, formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (dengan rentang nilainya

29
Universitas Sumatera Utara

30 19

maksimal sama dengan banyaknya jumlah poin faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah poin faktor. - Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (x = S-W) dan faktor O dengan T (e = O-T): Perolehan angka (d = x).

Ketentuan batasan nilai bobot dan skoring faktor SWOT :

Pembobotan faktor SWOT :
1 = Sangat tidak berpengaruh 2 = Agak berpengaruh 3 = Cukup berpengaruh 4 = Berpengaruh 5 = Sangat berpengaruh

Skoring (scoring) faktor SWOT :
1= Sangat kecil 2= Sedang 3= Besar 4= Sangat Besar

Nilai x dan y dimasukkan kedalam anilisis SWOT berupa kuadran Rangkuti,

1997). Bentuk kuadran Pearce dan Robinson dalam Rangkuti (1997) analisis

SWOT dapat dilihat sebai berikut.

Gambar 3. Kuadran Analisis SWOT y

II I
x
III IV

Keterangan Gambar 3 kuadran Analisis SWOT: Kuadran I : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Usaha tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).
30
Universitas Sumatera Utara

31 20 Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, usaha ini masih memiliki peluang dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. Rekomendasi strategis yang diberikan adalah ubah Strategi, artinya disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Kuadran III : Usaha tersebut rmempunyai peluang yang sangat besar, tetapi lain pihak, usaha menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi usaha ini adalah meminimalkan masalahmasalah internal. Rekomendasi strategis yang diberikan adalah strategi bertahan, artinya kondisi internal organisasi yang lemah yang dihadapkan pada situasi eksternal yang sulit menyebabkan perusahaan berada pada pilihan dilematis. Kuadran IV : Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, usaha tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat.
31
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

32 21

Pengelolaan Taman Nasional Batang Gadis 1. Perlindungan Mamalia, Burung, dan Dipterocarpaceae di TNBG Eksistensi jenis satwa kharismatik, seperti Harimau Sumatera, Beruang
Madu, Kambing Hutan ataupun Tapir membutuhkan kondisi hutan alam yang utuh dengan luasan tertentu untuk dapat bertahan hidup dalam jangka panjang. Dengan melindungi tempat hidup yaitu tutupan hutan alam, jasa-jasa ekologis hutan alam, dan hasil hutan bukan kayu yang dapat terjaga dengan baik seperti: sumber air, pencegah erosi/banjir atau keseimbangan iklim dan potensi wisata alam.
Selain dilindungi dan langka, jenis-jenis mamalia mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekologis dan keutuhan keanekaragaman hayati di hutan TNBG. Adanya jenis-jenis mamalia yang keberadaanya telah kritis di hutan TNBG yaitu Harimau Sumatera dimana mempunyai peranan penting dalam ekosistem taman nasional, selain itu jenis lain seperti Anjing hutan (Cuon alpinus), Macan dahan (Neofelis nebulosa), Tapir (Tapirus inducus), Monyet beruk (Macaca nemestrina), dan Landak raya (Hystrix brachyuran). Merupakan jenis-jenis mamalia yang keberadaannya telah rentan (lihat lampiran 1 status kelangkaan, perlindungan dan peranan jenis mamalia di hutan TNBG).
Adanya kekayaan jenis burung di TNBG, juga menunjukan keragaman peranannya dalam ekosistem hutan, seperti jenis-jenis Rangkong berperan sebagai pemangsa biji, agen pemencaran biji atau jenis lainnya yang dapat berperan sebagai penyerbuk tanaman (polinator) dan pengendali serangga hama tanaman

32
Universitas Sumatera Utara

33 22
yang mendukung produktifitas kawasan pertanian masyarakat. Menurut Conservation International Indonesia (2004b) bahwa pemusnahan jenis burung tersebut dikategorikan “spesies kunci” tentunya menimbulkan kerugian sosial ekonomi yang besar bagi kawasan pertanian masyarakat.
Status kelangkaan Jenis-jenis burung endemik yang teridentifikasi di hutan TNBG seperti Lophura inornata, Polyplectron chalcurum, Carpococcyx viridis, Pitta schneideri, Pycnonotus nieuwenhuisii, Choloropsis venusta, Cochoa beccarii, dan Dicrurus sumatranus. Diantara jenis-jenis burung endemik yang ditemukan di hutan TNBG ada jenis burung yang keberadaannya telah kritis ( lihat lampiran 2 status sebaran, kelangkaan dan perlindungan jenis burung di TNBG). Selain itu, jenis-jenis pohon komersil dari Dipterocarpaceae (merantimerantian) seperti Hopea nigra Burck, Shorea gibbosa Brandis, Shorea platyclado, Vatica perakensis King, Vatica mangachapoi Blco, Anisoptera costata Korth., Shorea acuminata Dyer dan Hopea beccariana Burck (lihat lampiran 3 status keterancaman jenis Dipterocarpaceae di TNBG) telah masuk dalam daftar status merah IUCN, sehingga penting diprioritaskan tindakan konservasinya agar jenis-jenis tersebut tidak punah (conservation dependent). (IUCN, 2004).
Tingkatan ancaman kepunahan jenis bervariasi dari tingkat critically endangered, endangered sampai tingkatan vulnerable dengan penyebab pemusnahan jenis diakibatkan berbagai sumber berupa perusakan habitat alami, konversi atau hilangnya habitat alami sampai penebangan habis suatu jenis.
33
Universitas Sumatera Utara

34 23
2 . Ancaman Konservasi Kawasan TNBG Tantangan utama konservasi ekosistem di kawasan hutan TNBG yang
dihadapi pada saat ini dan mendatang adalah berkurangnya luasan tutupan hutan alam yang menyebabkan kerusakan fungsi ekosistem TNBG dan menurunnya tingkat keanekaragaman hayati fauna dan flora mengakibatkan berkurangnya modal ekologis yang mendukung kelangsungan hidup masyarakat dan kesinambungan pembangunan ekonomi daerah.
Perluasan areal perkebunan rakyat yang diikuti pemukiman penduduk dan belum adanya kejelasan yang disepakati patok batas tetap dan zonasi pengelolaan TNBG, serta kesepakatan tentang akses pengelolaan sumberdaya alam TNBG bagi masyarakat setempat belum jelas, kebijakan investasi ekonomi jangka pendek dari pemerintah pusat, seperti rencana pertambangan emas dengan sistim pertambangan terbuka mengakibatkan terjadinya perbedaan pemahaman antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten serta masyarakat lokal dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat dengan pihak otoritas TNBG tentang pola perlindungan dan pemanfaatan TNBG.
3. Tumpang Tindih Kawasan TNBG dengan Kawasan PT. Sorikmas Mining TNBG telah mempunyai dasar hukum yang kuat berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan No. 126/Menhut-II/2004. Hal ini diperkuat secara politis oleh Menteri Kehutanan dalam kunjungan kerjanya pada tanggal 24 Pebruari 2005 di Panyabungan yang telah meresmikan penunjukan kawasan hutan seluas 108.000 hektar di Kabupaten Madina sebagai TNBG.
Keputusan ini tumpah tindih dengan Keputusan Presiden No. 41 /2004 tentang perijinan atau perjanjian dibidang pertambangan yang berada di kawasan
34
Universitas Sumatera Utara

35 24
hutan yang merupakan peraturan pelaksana dari Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) No. 1 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undangundang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Kebijakan Menteri Kehutanan adalah pihak yang paling berwenang untuk memberikan izin kegiatan eksplorasi atau studi kelayakan dan ijin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan eksploitasi/produksi/kontruksi pertambangan. Melalui Peraturan Menteri Kehutanan No. P.12/Menhut-II/2004 tentang penggunaan kawasan Hutan Lindung untuk kegiatan pertambangan.
Dalam peraturan ini hanya berlaku untuk kawasan hutan lindung, tidak untuk kawasan pelestarian alam seperti TNBG. Kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi pertambangan oleh PT. Sorikmas Mining dilarang di dalam kawasa