7. Reaching High Standards mencapai standar yang tinggi.
Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada siswa cara
mencapai apa yang disebut “excellence”.
8. Using Authentic Assessment menggunakan penilaian autentik.
Penggunaan berbagai strategi penilaian misalnya penilaian proyektugas terstruktur, kegiatan siswa, penggunaan portofolio, rubrik, daftar cek, pedoman
observasi, dan sebagainya akan merefleksikan hasil belajar sesungguhnya.
Perbedaan Pola Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional.
Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual pada dasar-nya berbeda dengan pembelajaran menggunakan pendekatan tradisio- nal. Perbedaan pembelajaran
matematika menggunakan kedua pende-katan tersebut dapart dibaca pada Tabel berikut:
Tabel: Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradi-sional
Kontekstual No.
Konvensional
Siswa Aktif Belajar Siswa Aktif Belajar
1 Siswa pasif menerima informasi
Siswa pasif menerima informasi Siswa belajar dalam kelompok
Siswa belajar dalam kelompok 2
Individual study Individual study
Terkait dgn real life Terkait dgn real life
3 Teoritis, abstrak
Teoritis, abstrak Perilaku dibangun atas kesadaran diri
Perilaku dibangun atas kesadaran diri 4
Perilaku dibangun atas Perilaku dibangun atas
kebiasaan kebiasaan
Keterampilan dikembangkan atas Keterampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman. dasar pemahaman.
5 Keterampilan dikembangkan atas
Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan
dasar latihan Hadiah untuk perilaku baik adalah
Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri
kepuasan diri 6
Pujian atau nilai rapor Pujian atau nilai rapor
Tidak berbuat jelek karena kesadaran Tidak berbuat jelek karena kesadaran
7 Karena takut hukuman
Karena takut hukuman Pembelajaran menggunakan Bhs
Pembelajaran menggunakan Bhs komunikatif dg real life
komunikatif dg real life 8
Pembelajaran menggunakan Bhs Pembelajaran menggunakan Bhs
Struktural, rumus – drill Struktural, rumus – drill
Pengembangan rumus atas dasar Pengembangan rumus atas dasar
skemata milik siswa. skemata milik siswa.
9 Rumus di luar siswa, diterangkan
Rumus di luar siswa, diterangkan - terima – hafal - latih
- terima – hafal - latih Pemahaman rumus berbeda tergan-
Pemahaman rumus berbeda tergan- tung skemata masing2.
tung skemata masing2. 10
Rumus absolut: benar – salah. Rumus absolut: benar – salah.
83
Siswa membawa skemata masing2 Siswa membawa skemata masing2
secara efektif ke dalam proses secara efektif ke dalam proses
pembelajaran secara aktif, kritis. pembelajaran secara aktif, kritis.
11 Siswa pasif menerima rumus
Siswa pasif menerima rumus kaidah tanpa ada ide ke proses
kaidah tanpa ada ide ke proses pembelajaran.
pembelajaran. Informasi selalu terkait dgn
Informasi selalu terkait dgn pengetahuan awal siswa.
pengetahuan awal siswa. 12
Pengetahuan: rangkaian fakta, Pengetahuan: rangkaian fakta,
konsep, konsep,
hukum di luar diri siswa. hukum di luar diri siswa.
Pengetahuan dikonstruksi siswa, Pengetahuan dikonstruksi siswa,
selalu menerima inf. Pengetahuan selalu menerima inf. Pengetahuan
selalu berkembang selalu berkembang
13 Pengetahuan sifatnya absolut
Pengetahuan sifatnya absolut dan final, tak ada perkembangan
dan final, tak ada perkembangan Siswa bertanggung jawab
Siswa bertanggung jawab mengembangkan pembelajaran
mengembangkan pembelajaran masing-masing.
masing-masing. 14
Guru penentu arah proses Guru penentu arah proses
pembelajaran pembelajaran
Penghargaan terhadap pengalaman Penghargaan terhadap pengalaman
siswa sangat diutamakan siswa sangat diutamakan
15 Pembelajaran tidak memperhati-
Pembelajaran tidak memperhati- kan pengalaman siswa
kan pengalaman siswa Evaluasi berbagai macam: proses
Evaluasi berbagai macam: proses bekerja, hasil karya, penampilan,
bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes. dll.
rekaman, tes. dll. 16
Hasil belajar diukur dengan Hasil belajar diukur dengan
satu cara yaitu tes. satu cara yaitu tes.
9. 9.
Pembelajaran diberbagai tempat, Pembelajaran diberbagai tempat,
konteks, dan setting konteks, dan setting
16 Pembelajaran hanya terjadi di
Pembelajaran hanya terjadi di kelas.
kelas.
Latihan.
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi yang telah anda pelajari, silahkan kerjakan latihan berikut:
1. Dalam pembelajaran kontekstual untuk menanamkan konsep pecahan ”
2 1
” kepada siswa di Sekolah Dasar, guru meminta siswa dalam kelompok untuk membagi bentuk
geometri persegi panjang menjadi dua bagian yang sama, kemudian salah satu bagian diarsir.
Dalam pembelajaran tersebut sebutkan 3 komponen pendekatan kontekstual yang telah dilakukan.
2. Dalam pembelajaran kontekstual menurut Erman Suherman salah satu yang diterapkan adalah pembelajaran problem terbuka. Pilih satu materi matematika di SD untuk
menunjukkan hal tersebut.
84
3. Dalam suatu pembelajaran geometri guru meggambarkan kubus di papan tulis, sebagai berikut:
Kemudian guru menjelaskan kepada siswa: ” Jika panjang rusuk kubus s, maka luas permukaan kubus adalah L, maka L dapat diperoleh dari rumus:
L = 6 x s
2
Kemudian guru memberi contoh soal. Jika s = 10 cm, hitunglah luas permukaan kubus.
Jawab: L = 6 x 10
2
= 600 cm
2
Jelaskan menurut anda apakah pembelajaran yang disampaikan guru sudah menggunakan kaidah pembelajaran kontekstual?.
4. Apabila jawaban anda belum, bagaimana mengatur siswa belajar menggunakan pendekatan kontekstual?
Penyelesaian: 1. a. Komponen konstruktivisme, sebab siswa dapat memahami bahwa ada banyak cara
untuk membagi persegi panjang untuk menyatakan
2 1
.
b. menemukan, sebab siswa diminta menyelidiki inquiry cara-cara membagi dua persegi panjang,
c. masyarakat belajar, jelas dengan belajar dalam kelompok menunjukkan bentuk masyarakat belajar.
2. Ada banyak alternatif jawaban, salah satu diantaranya adalah membagi dua persegi panjang seperti No. 1., alternatif yang lain misalnya siswa diminta menyusun 2
85
bangun segitiga siku-siku tidak samakaki yang konkruen dengan cara menghimpitkan sisi yang sama dan tanpa saling menutup.
Beberapa jawaban misalnya: Dua segitiga asal.
Bangun Geometri hasil jawaban yang diharapkan dari siswa.
3. Jawaban: Belum atau dapat dikatakan tidak, sebab siswa hanya memperoleh informasi dari
guru tentang rumus luas, konstruk kognit tidak terbentuk.
4. Disajikan 2 alternatif jawaban, masih dimungkinkan alternatif yang lain.
Rangkuman
Pembelajaran kontekstual adalah usaha-usaha guru dalam proses pembelajaran untuk mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sebagai anggota keluarga, penduduk
dan pekerja yang bekerja keras dalam sesuai keperluan belajar. Pembelajaran Kontekstual memiliki 7 komponen yaitu: : 1. konstruktivisme
Contructivism, 2. menemukan Inquiry, 3. bertanya Questioning, 4. masyarakat belajar Learning Community, 5. pemodelan Modeling, 6. refleksi Reflection, dan
7. penilaian sebenarnya Authentic Assessment.