Jumlah sekolah ini di Surakarta hanya ada tiga buah, yaitu HIS JongenSchool di Mangkunegaran, HIS Meisesschool di Slompretan, dan Schakelschcool di
Mangkunegaran .
41
Namun dengan jumlah sekolah yang hanya tiga buah tersebut telah mencukupi kebutuhan pendidikan kalangan Eropa. Bahkan presentase
pemenuhan kebutuhan sekolah untuk kalangan Eropa atau yang dianggap sejajar lebih besar dibanding dengan presentase murid pribumi yang dapat bersekolah.
c. Sekolah-sekolah yang dikelola oleh Zending
Salah satu motif kedatangan bangsa Belanda di Hindia Belanda adalah motif theokratis, yaitu penyebaran Injil. Awalnya sasaran penyebarannya dilakukan
secara langsung melalui gereja, penerbitan buku-buku Kristen dan lain-lain. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan usaha tersebut berkembang dengan
pendirian-pendirian rumah sakit dan sarana pendidikan. Pada awalnya pendirian rumah sakit dan sekolah Kristen di Surakarta mendapat
tentangan dari Sunan dan Van Wijk yang saat itu menjabat sebagai Residen Surakarta. Akhirnya sekolah Kristen di Surakarta untuk pertama kali
diperkenalkan dan dibuka oleh Perkumpulan Zending van de Gereformeerde Kerk te Delf, yang terdiri dari C. Van Proosdij, Van Ansel, C.J. De Zomer, G.C.E. de
Man serta Pendeta Bekker. Sekolah ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu, sekolah yang dibuka khusus
untuk anak-anak Eropa atau yang sederajat serta sekolah Kristen untuk anak Bumiputera. Dalam kurikulumnya, selain memperkenalkan ajaran-ajaran Kristen
juga memperkenalkan kebudayaan Barat, seperti cara berpakaian, cara makan,
41
Ibid
belajar dan yang lainnya. Bahasa Belanda menjadi kurikulum pelajaran yang penting, bahasa ini juga digunakan sebagai bahasa pergaulan. Untuk mendukung
program di atas maka siswa maupun guru-guru yang mengajar diharuskan tinggal di asrama yang telah disediakan dan sehari-harinya diwajibkan menggunakan
bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Aturan-aturan ini menyebabkan orang- orang yang dididik di tempat tersebut terpisah dari budaya Jawa, lebih-lebih
Zending juga mampu menampung para alumni sekolahnya. Mereka disediakan lapangan pekerjaan dibidang kesehatan, pendidikan, maupun pelayanan yang lain.
Tujuan pendirian sekolah ini sejalan dengan tujuan pemerintah kolonial yaitu menyebarkan ajaran agama Kristen, untuk itu sekolah ini banyak memperoleh
bantuan dan kemudahan dari pemerintah kolonial. Dalam waktu singkat sekolah- sekolah ini dapat berkembang dengan pesat, di Surakarta sendiri sekolah ini pada
tahun 1930 berjumlah 20 buah yang tersebar di daerah Margoyudan, Villapark dekat Pasar Legi, Sidokare, Jebres, Kerten, Gemblegan, Danukusuman,
Kawatan, Gilingan dan Manahan
42
d. Sekolah-sekolah yang dikelola oleh Missi