PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL di

PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain,namun juga memungkinkan
secara otodidak. Pada dasarnya, pendidikan telah telah di dapatkan manusia sejak masih di
dalam kandungan. Pendidikan sering dikaitkan dengan hubungan sosial yang berfungsi
sebagai stakeholder antara sekolah dan masyarakat sekitar. Pendidikan dan kehidupan sosial
sangat berkaitan satu dan lainnya yang juga memiliki dampak luas dalam kehidupan. Namun,
seiring berjalannya waktu, kehidupan sosial akan berubah dengan perubahan zaman yang
terus berkembang pesat. Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dapat
direncanakan dengan arah perubahan yang dingin dicapai oleh masyarakat. Namun,
perubahan sosial juga sering berubah sendirinya dikarenakan adanya pengaruh budaya dari
luar.
Perubahan sosial berhubungan dengan masuknya modernisasi dan globalisasi ke suatu
negaa yang merupakan suatu kemajuan yang bersifat positif dan juga dapat berupa suatu
kemunduran yang bersifat negatif dari masa sebelumnya. Di dalam masyarakat, perubahan
sosial wajar terjadi seiring perubahan zaman yang mereka alami. Perubahan – perubahan
yang terjadi di masyarakat tidak hanya berdampak pada sosial namun juga pada pendidikan.
Antara masyarakat dan pendidikan memiliki keterkaitan yang kuat, saling mendukung satu
dan lainnya untuk mencapai target yang lebih baik.

Sosiologi pendidikan memiliki peran untuk mendukung pendidikan secara kontekstual,
dimana perannya sebagai sebuah sistem yang menata kembali arah pendidikan dan
merangkul arena perubahan sosial tersebut.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan , maka permasalahan yang diangkat
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari perubahan sosial ?
2. Apa saja konsep-konsep perubahan sosial ?
3. Bagaimana proses perubahan sosial tersebut?
4. Bagaimana kaitannya pendidikan sebagai sosial kontrol dan sosial change?
5. Bagaimana pembaharuan masyarakat dapat berkaitan dengan pendidikan?
3. Metode Penulisan
Makalah ini menggunakan metode pustaka , yaitu mengumpulkan data melalui beberapa
buku yang tersedia dan beberapa jurnal yang akurat.

A. PEMBAHASAN
1. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam
masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lainnya. (1) Perubahan sosial adalah gejala
yang ada pada kehidupan bermasyarakat yang dapat diketahui melalui perbandingan masa

antara masyarakat yang terdahulu dengan masyarakat zaman sekarang. Perubahan yang
terjadi akan menimbulkan ketidaksesuaian struktur dan fungsi dari unsur – unsur sosial yang
ada dalam masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, perubahan sosial dapat
dikatakan sebagai perubahan yang terjadi pada segi struktural masyarakat seperti pola
perilaku dan interaksi antar anggota masyarakat, seperti nilai, sikap, dan norma sosial dalam
masyarakat. Perubahan tersebut terjadi dengan cepat dan jika dilihat dari bentuknya,
perubahan sosial dibedakan menjadi beberapa klasifikasi, yaitu:
a. Perubahan sosial cepat dan perubahan sosial lambat
Dikatakan perubahan sosial lambat karena perubahan memerlukan waktu yang lama dan
rentetan perubahan kecil yang mengikuti dengan lambat (evolusi). Perubahan yang terjadi
dikarenakan adanya kebutuhan yang baru dari anggota masyarakat. Namun, perubahan
sosial yang cepat (revolusi) dimana perubahan tersebut mengenai sendi pokok kehidupan
masyarakat. Revolusi dapat terjadi apabila ada kemauan besar untuk mengadakan suatu
perubahan.
b. Perubahan sosial kecil dan perubahan sosial besar.
Perubahan kecil adalah perubahan dimana tidak akan terjadi perubahan langsung pada
unsur – unsur struktur sosial.
Perubahan besar adalah perubahan dimana akan terjadi suatu perubahan lainnya yang
berdampak besar bagi kehidupan masyarakat.

c. Perubahan yang dikendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki.
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi diluar
pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibta sosial yang tidak
diharapkan masyarakat.
2. Konsep – Konsep Perubahan Sosial
Di dalam perubahan sosial terdapat berbagai unsur agar terjadi perubahan sosial baik
yang disengaja maupun tidak disengaja. Konsep perubahan sosial dapat ditelusuri dan
dipelajari lebih dalam. Konsep – konsep perubahan sosial meliputi :
Internalisasi ; proses dimana seorang individu belajar untuk menanamkan segala perasaan,
hasrat dan emosi yang dibutuhkan selama hidupnya.

1 Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta : Bumi Aksara), 2012, hal : 163

Sosialisasi ; proses yang dialui oleh seorang individu dari masa kanak-kanak hingga masa tua
yang bertujuan untuk mempelajari pola – pola tindakan dan interaksi dalam kehidupan
masyarakat.
Enkulturasi ; proses seorang individu dalam beradaptasi terhadap aturan, norma dan adat
istiadat yang ada di kehidupannya.
Diffusion (penyebaran) ; suatu proses yang menyebabkan unsur – unsur kebudayaan dari
suatu kelompok ke kelompok lainnya .

Akulturasi ; percampuran 2 kebudayaan tanpa menghilangkan unsur kepribadian budaya
yang sebelumnya.
Asimilasi ; proses perpaduan dua kebudayaan yang lebih membaur dibandingkan akulturasi.
3. Teori – Teori Perubahan Sosial
Perubahan terjadi karena adanya modifikasi dari berberapa pola kehidupan. Ada
berbagai kondisi yang menyebabkan terjadinya modifikasi tersebut. Kondisi tersebut dapat
dijelaskan dengan beberapa Teori Perubahan Sosial berikut :
1. Teori Evolusi ( Evolution Theory )
Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses yang cukup
panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk
mencapai perubahan yang diinginkan. Ada bermacam-macam teori tentang
evolusi. TeoIri tersebut digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu unilinear theories of
evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories of evolution. 2
a. Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan
mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang kompleks dan akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain
Auguste Comte dan Herbert Spencer.
b. Universal Theories of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap

tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu.
Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil
perkembangan dari kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen.

c. Multilined Theories of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan
tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan penelitian tentang perubahan
sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian menetap dengan
menggunakan pemupukan dan pengairan.

2 Elly M Setiadi,Ilmu dan Budaya Sosial Dasar, Op,Cit. h.51

2. Teori Konflik ( Conflict Theory )
Menurut pandangan teori ini, pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas
antara kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang
tertindas secara materiil, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini memiliki
prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial selalu melekat pada struktur masyarakat.3
Dua tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam Teori Konflik ini adalah Karl Marx
dan Ralf Dahrendorf. Secara lebih rinci, pandangan Teori Konflik lebih menitikberatkan pada
hal berikut :

a. Setiap masyarakat terus-menerus berubah.
b.Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat.
c. Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan dan konflik.
d. Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh
golongan yang lainnya.
3. Teori Fungsional ( Functionalist Theory )
Konsep yang berkembang dari teori ini adalah cultural lag (kesenjangan budaya). Konsep
ini mendukung Teori Fungsionalis untuk menjelaskan bahwa perubahan sosial tidak lepas
dari hubungan antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat.
Menurut teori ini, beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat
sementara unsur yang lainnya tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan unsur tersebut.
Maka, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur yang berubah secara perlahan tersebut.
Ketertinggalan ini menyebabkan kesenjangan sosial atau cultural lag.4
Tokoh dari teori ini adalah William Ogburn, pandangan Teori Fungsional adalah sebagai
berikut.
a. Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.
b.Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat.
c. Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi.
d.Kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepakatan bersama (konsensus) di kalangan
anggota kelompok masyarakat.


4. Teori Siklus ( Cyclical Theory )
Teori ini mencoba melihat bahwa suatu perubahan sosial itu tidak dapat dikendalikan
sepenuhnya oleh siapapun dan oleh apapun. Karena dalam setiap masyarakat terdapat
perputaran atau siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran
suatu kebudayaan atau kehidupan sosial merupakan hal yang wajar dan tidak dapat
dihindari.5
3 Ibid.
4 Ibid. h. 57
5 Ibid.

Sementara itu, beberapa bentuk Teori Siklis adalah sebagai berikut:
a. Teori Oswald Spengler (1880-1936)
Menurut teori ini, pertumbuhan manusia mengalami empat tahapan, yaitu anak-anak,
remaja, dewasa, dan tua. Pentahapan tersebut oleh Spengler digunakan untuk menjelaskan
perkembangan masyarakat, bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran,
pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses siklus ini memakan waktu sekitar seribu tahun.
b. Teori Pitirim A. Sorokin (1889-1968)
Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem
kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini adalah kebudayaan

ideasional, idealistis, dan sensasi.
1) Kebudayaan ideasional, yaitu kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan
terhadap kekuatan supranatural.
2) Kebudayaan idealistis, yaitu kebudayaan di mana kepercayaan terhadap unsur adikodrati
(supranatural) dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan
masyarakat ideal.
3) Kebudayaan sensasi, yaitu kebudayaan di mana sensasi merupakan tolok ukur dari
kenyataan dan tujuan hidup.
c. Teori Arnold Toynbee (1889-1975)
Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan,
keruntuhan, dan akhirnya kematian. Beberapa peradaban besar menurut Toynbee telah
mengalami kepunahan kecuali peradaban Barat, yang dewasa ini beralih menuju ke tahap
kepunahannya.
4. Faktor – Faktor Perubahan Sosial
Pada umumnya setiap perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, ada faktor yang
menyebabkan sesuatu tersebut berubah, demikian juga dengan perubahan – perubahan
yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat. Faktor tersebut terbagi menjadi dua, yaitu ;
faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri dan faktor dari luar.
Faktor dari masyarakat itu sendiri adalah :
A. Bertambah atau berkurangnya penduduk

Pertumbuhan pendudukan adalah faktor yang paling sering dikaitkan dengan perubahan
sosial, pembangunan, dan lainnya. Pertumbuhan penduduk yang pesat merupakan faktor
utama masyarakat melakukan tindakan perubahan. Perubahan tersebut lebih kepada
perubahan yang menyangkut lembaga – lembaga kemasyarakatan.
Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan oleh migrasi penduduk. Perpindahan
penduduk mengakibatkan kekosongan di dalam aktifitas sosial. Misalnya dalam pembagian
kerja, stratifikasi sosial dan mempengaruhi lembaga – lembaga kemasyarakatan lainnya.
B. Adanya penemuan – penemuan baru
Jalannya unsur kebudayaan baru tersebar ke lain – lain bagian dari masyarakat dan cara –
cara unsur kebudayaan baru diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat
yang bersangkutan.

Akibat adanya nemuan yang baru, masyarakat berpindah dan mengikuti penemuan tersebut
yang memberikan dampak positif terhadap kehidupan mereka.
C. Pertentangan
Dalam masyarakat mungkin terdapat pola yang memungkinkan terjadinya perubahan
sosial dan kebudayaan. Pertentangan – pertentangan tersebut mungkin terjadi antara
sesama masyarakat di suatu tempat atau antar kelompok yang menyebabkan mereka
melakukan perubahan untuk menghindari pertentangan yang lebih lanjut.
Faktor dari luar masyarakat yang menyebabkan terjadinya perubahan adalah :

A. Westernisasi
Berkomunikasi dengan masyarakat luar memang diperlukan karena dapat memperluas
pengetahuan dan wawasan tentang budaya masing – masing dan menimbulkan sikap
toleransi dan penyesuaian diri terhadap budaya tersebut. Pada umumnya, perubahan yang
terjadi adalah gaya hidup, cara bicara dan adanya peniruan lain yang dilakukan oleh
masyarakat agar seimbang dengan budaya luar.
B. Lingkungan fisik
Faktor yang menyebabkan perubahan lainnya adalah faktor alam, seperti banjir, longsor,
gunung meletus,dsb. Bencana alam dapat menyebabkan kerusakan fisik lingkungan sehingga
menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan yang telah berubah
tersebut.
5. Faktor penghambat perubahan sosial
Diantara faktor – faktor pendukung yang telah ada, terdapat beberapa faktor yan dapat
menghambat terjadinya perubahan sosial, seperti :
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
c. Sikap masyarakat yang tertutup dan tradisional.
d. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
e. Prasangka terhadap hal – hal yang baru / asing atau sikap yang tertutup.
f. Terlalu berpegang teguh pada kebiasaan awam dan adat.

g. Menilai bahwa hidup ini pada hakikatnya tidak mungkin dapat diperbaiki.
h. Adanya kepentingan lain yang tertanam dengan kuat.
6. Pendidikan sebagai Sosial Kontrol dan Sosial Change
Sekolah sebagai lembaga sosial pendidikan berfungsi mentransmisikan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat dan kebudayaan pada saat itu. Dalam pendidikan transformatif,
peserta didik berperan penting dalam perubahan pada diri mereka sendiri. Peran guru
hanyalah sebagai fasilitator yang mendukung terhadap perkembangan dan perubahan
positif yang diciptakan oleh peserta didik. Perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk
yang sudah ada didalam waktu yang lampau.6
Peran pendidikan nasional sebagai pendorong perubahan sosial terlihat dalam UU No.20
Sisdiknas 2003 pasal 3 “ pendidikan nasional berfun gsi mengembangkan kemampuan dan
6 Ella Yulealawati. Kurrikulum dan pembelajaran. Filosofi, Teori dan Aplikasi. (Bandung: pakar Ray, 2004), hlm. 2.

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”
Pendidikan mengambil peran yang besar dalam kehidupan sosial bermasyarakat, dimana
akan mempengaruhi perubahan sosial yang memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Melakukan reproduksi budaya
2. Difusi budaya
3. Mengembangkan analis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional
4. Melakukan perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi – institusi tradisional
yang telah ketinggalan.
5. Melakukan perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional.
Pedagogik tradisional memandang lembaga pendidikan sebagai salah satu struktur dan
kebudayaan dalam suatu masyarakat sehingga lembaga pendidikan perlu mempersiapkan
agar lembaga tersebut berfungsi sesuai dengan perubahan sosial yang akan terjadi nantinya.
Di dalam pedagogik tradisional, tempat individu adalah sebagai objek perubahan sosial,
dimana individu tersebut yang mempelajari peranan baru dalam kehidupan sosial yang
berubah. Sementara itu, pedagogik modern mengungkapkan bahwa, seorang individu hanya
dapat berkembang didalam interaksinya dengan tatanan kehidupan sosial budaya dimana
dia hidup. Individu berperan sebagai faktor dari pengarah dari perubahan sosial atau sebagai
agen perubahan.
7. Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat
Pendidikan sebagai suatu proses sosial dan terdapat berbagai jenis masyarakat, suatu
kriteria untuk mengkritisi dan membangun pendidikan berimplikasi terhadap masyarakat
yang ideal. Proses pendidikan yang mampu menghasilkan suatu generasi muda yang baik
dapat membawa suatu perubahan sosial yang positif bagi suatu bangsa. Namun bagaimana
peranan masyarakat terhadap pendidikan ? Apakah semua anggota masyarakat sudah
mengenal tulisan ?
Pendidikan pada masyarakat sederhana yang belum mengenal tulisan ,dikembangkan
pendidikan secara informal yang berfungsi untuk memberikan bekal keterampilan , pelatihan
dan kursus yang akan berdampak kedalam kehidupan nyata mereka. Masyarakat dengan
berbekal keterampilan mereka dapat melakukan perubahan sosial pada diri mereka sendiri,
diseimbangi dengan pendidikan lanjutan informal (kursus) dan memperkenalkan pola
tingkah laku yang sesuai dengan nilai norma masyarakat setempat.
Pada tingkatan yang lebih maju, sebagian proses sosialisasi teridentifikasi keluar dari
batasan keluarga, diserahkan kepada pemuda di sekitar tempat tinggal , tentu saja dengan
bimbingan para ahli yang berpengalaman dalam suatu bidang tersebut. Dengan
berkembangnya diferensiasi di masyarakat itu sendirim maka seleksi sosial akan meningkat

dan pada tingkatan berikutnya, hubungan antara pendidikan dengan masyarakat akan
menjadi kian kompleks.
Dalam pendidikan ,sumber daya manusia menjadi prioritas dan syarat utama untuk
terjadinya proses belajar-mengajar. Masyarakat bukan hanya sekedar stakeholder namun
juga sebagai agen of change di dalam pendidikan. Masyarakat berperan sebagai active
people yang berfungsi sebagai penerus hubungan antara sekolah dan peserta didik.
Peserta didik sendiri dapat belajar di dalam lingkungan masyarakat dimana mereka akan
menemukan teman sebaya, pemuda yang dapat membuat mereka lebih semangat untuk
menjalani perubahan-perubahan positif yang diyakini dapat membuat kehidupan mereka
menjadi lebih baik dari sebelumnya.

PENUTUP
Proses pendidikan merupakan suatu proses menciptakan generasi muda yang unggul
dan kompeten akan membawa suatu perubahan sosial yang positif bagi suatu bangsa
kedepan. Hubungan antara perubahan sosial dan pendidikan sangatlah erat. Setiap individu
yang terdidik harus menjadi agen perubahan yang dapat menciptakan keselarasan antara
masyarakat dan lembaga pendidikan.
Perubahan sosial adalah perubahan pada segi struktural masyarakat seperti pola –
pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat, perubahan pada segi kultural
masyarakat yang terdiri dari nilai – nilai, sikap, norma dan perubahan dari berbagai sesi yang
ada dalam masyarakat. Perubahan sosial dapat terjadi seiring adanya hubungan timbal balik
yang baik antara masyarakat dan pihak lainnya yang mendukung akan adanya perubahan.
Sebagai masyarakat ideal harus mendukung adanya perubahan yang memberikan
dampak positif bagi kehidupan dan kelangsungan hidup bermasyarakat. Sebagai seorang
pendidik harus memberikan ilmu – ilmu yang berguna terhadap masyarakat dan peserta
didik. Sebagai peserta didik haruslah dapat mengaplikasikan sikap, norma,nilai sesuai
dengan ketentuan di dalam kehidupan masyarakat agar terciptanya hubungan yang
harmonis dan pendukung aktif terhadap pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, 2012. Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Adams, I. T. D., 1984. Educational Patterns in Contemporary Societies. New York: McGrow Bill Company.
Idi, A., 2011. Sosiologi Pendidikan Individu,Masyarakat dan Pendidikan. jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Paulo Freire, Y., 2004. Pendidikan Berbasis Realitas Sosial. Dalam: Pendidikan Berbasis
Realitas Sosial. Jakarta: Logung Pustaka.
Prof.Dr.H.Wina Sanjaya, M., 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana .
Salam, D., 2002. Pengantar Pedagogik (Dasar - Dasar Ilmu Mendidik). Jakarta: Rineka Cipta.
Soemardjan, S., 1974. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Yulaelawati, E., 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Filosofi, Teori dan Aplikasi. Bandung:
Pakar Ray.