PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL perspektif

RESUME XII SOSIOLOGI PENDIDIKAN
WULAN PURNAMASARI – 1203941
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,

serta

keterampilan

yang

diperlukan

dirinya

dan


masyarakat

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan). Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan
Nasional Indonesia), Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan
Nasional, yaitu "Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses
pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau

pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan
dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan
pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia
hidup.
Hal senada juga dikemukakan oleh Edgar Dalle bahwa Pendidikan merupakan usaha
sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan,
1

RESUME XII SOSIOLOGI PENDIDIKAN
WULAN PURNAMASARI – 1203941
pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai
lingkungan

hidup

secara

tetap


untuk

masa

yang

akan

datang.

(http://karyatulis.artikel2.com/pengertian-pendidikan.htm)
Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu
sistem sosial. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses sosial. Perubahan sosial juga
merupakan gejala yang melekat di masyarakat yang dapat diketahui dengan membandingkan
keadaan masyarakat pada suatu waktu dengan keadaan masyarakat pada masa lampau.
Perubahan sosial menurut Lauer, dipandang sebagai konsep yang serba mencakup,
yang menunjuk kepada perubahan fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia,
mulai dari tingkat individual hingga tingkat dunia.
Perubahan sosial dapat dikatakan perubahan pada segi struktural masyarakat seperti

pola-pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat; perubahan pada segi kuktural
masyarakat seperti nilai-nilai, sikap-sikap, serta norma-norma sosial masyarakat; perubahan
di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individual, keluarga, masyarakat
hingga tingkat masyarakat dubia; perubahan yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan
(disequilibrium) dalam suatu sistem masyarakat.
Dilihat dari bentuknya, perubahan sosial dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk,
baik perubahan lambat dan perubahan cepat.
1. Perubahan membutuhkan waktu yang lama, dan rentetan perubahan kecil yang saling
mengikuti dengan lambat yang dinamakan evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi
dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi
karena usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan
kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
2. Perubahan kecil dan perubahan besar. Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi
pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti
bagi masyarakat. Misalnya, perubahan model pakaian. Perubahan besar adalah
perubahan yang mengakibatkan perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan,
2

RESUME XII SOSIOLOGI PENDIDIKAN
WULAN PURNAMASARI – 1203941

dan membawa pengaruh pada masyarakat secara keseluruhan. Misalnya, proses
insdustrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris.
3. Perubahan yang dikehendak (intended change) atau perubahan yang direncanakan
(planned-change) dan perubahan yang tidak dikehendaki (uninted-change) atau
perubahan yang tidak direncanakan (unplanned-change). Perubahan yang dikehendaki
atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan
dalam masyarakat, pihak-pihak yang mengadakan perubahan disebut agent of change.
Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan merupakan perubahan
yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar jangkauan pengawasan
masyarakay dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak
diharapkan masyarakat.
Proses awal perubahan sosial adalah :
1. Komunikasi, melalui komunikasi, unsur-unsur baru dapat menyebar baik berupa ideide, gagasan, keyakinan, maupun kebendaan.
2. Akulturasi, proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru dari luar secara lambat
dan tidak menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri.
3. Asimilasi, proses penerimaaan unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda.

Pendidikan dan Perubahan Sosial
Pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan

analisis kritis yang berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru
tentang cara berpikir manusia. Pendidikan dalam era abad modern telah berhasil menciptakan
generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah
menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan.
Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan dan
kebiasaan berlindung pada orang lain, terutama pada mereka yang berkuasa. Pendidikan ini
terutama diarahkan untuk mempenoleh kemerdekaan politik, sosial dan ekonomi, seperti
yang diajukan oleh Paulo Friere. Dalam banyak negara terutama negara-negara yang sudah
3

RESUME XII SOSIOLOGI PENDIDIKAN
WULAN PURNAMASARI – 1203941
maju, pendidikan orang dewasa telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga masalah
kemampuan kritis ini telah berlangsung dengan sangat intensif. Pendidikan semacam itu telah
berhasil membuka mata masyarakat terutama didaerah pedesaan dalam penerapan teknologi
maju dan penyebaran penemuan baru lainnya.

a. Perubahan Sosial di tinjau dari Pedagogik (pendidikan)
1. Perubahan sosial ditinjau dari pendidikan tradisional. Pedagogik tradisional
memandang lembaga pendidikan sebagai salah satu struktur sosial dan kebudayaan

dalam suatu masyarakat. Lembaga pendidikan, seperti sekolah perlu dipersiapkan
agar lembaga tersebut berfungsi sesuai dengan perubahan sosial yang terjadi. Apabila
lembaga sekolah tidak dapat mengikuti perubahan sosial maka dia kehilangan
fungsinya dan kemungkinan besar dia ditinggalkan masyarakat. Sebagai lembagai
lembaga sosial, maka proses belajar di dalam sekolah haruslah disesuaikan pula
dengan

fungsi

dan

peranan

lembaga

pendidikan.

Fungsi

sekolah


ialah

mentarnsmisikan nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat dan kebudayaan pada
saat itu. Di dalam pedagogik tradisional, tempat individu adalah sebagai obyek
perubahan sosial. Imdividu tersebut mempelajari peranan yang baru di dalam
kehidupan sosial yang berubah. Sekolah adalah tempat yang memperoleh
legitimasinya dari kehidupan masyarakat atau pemerintah yang mempunyainya.
2. Perubahan Sosial ditinjau dari Pedagogik Modern (pedagogik transformatif). Titik
tolak dari pedagogik transformatif ialah “individu-yang-menjadi.” Apa artinya
individu-yang-menjadi? Hal ini berarti seorang individu hanya dapat berkembang di
dalam interaksinya dengan tatanan kehidupan sosial budaya di mana dia hidup.
Individu tidak dapat berkembang apabila diisolasikan dari dunia sosial budaya di
mana di mana dia hidup. Hal ini berarti adanya suatu pengakuan peran aktif
partisipatif dari individu yang menjadi dalam tatanan kehidupan sosial dan
budayanya.
Individu bukanlah sekedar menerima nilai-nilai tersebut hanya dapat dimilikinya
melalui peranannya yang aktif partisipatif di dalam aktivitas sosial budaya dalam
lingkungannya. Jadi, berbeda dengan pandangan pedagogik tradisional yang melihat
4


RESUME XII SOSIOLOGI PENDIDIKAN
WULAN PURNAMASARI – 1203941
individu sebagai suatu makhluk yang pasif reaktif, yang hanya berkembang karena
pengaruh-pengaruh dari luar, termasuk pengaruh dari perubahan sosial yang terjadi
dalam lingkungannya.
Dalam pendidikan transformatif, peserta didiklah yang berperan terjadinya perubahan
dalam diri mereka. Adapun peran guru hanyalah sebagai pendorong dan motivator.
Dalam hal ini, kita ingat filosofi Ki Hadjar Dewantara yang berbunyi: Tut Wuri
Handayani artinya dari belakang memberikan dorongan dan arahan. Hal ini
mempunyai makna yang kuat tentang peran dan fungsi guru.
Para guru perlu berperan sebagai pendorong atau motivator. Mereka juga perlu
berperan sebagai pengarah atau pembimbing yang tidak membiarkan peserta didik
melakukan hal yang kurang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dengan demikian, para
guru perlu menjadi fasilitator agar dorongan dan bimbingan dapat terwujud dalam
perubahan perilaku peserta didik.
b. Pendidikan Nasional sebagai Pendorong Perubahan Sosial
Dalam UU Sisdiknas 2003 Pasal 3 dikatakan bahwa: pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Dalam UU Sisdiknas di atas, nampak bahwa fungsi pendidikan nasional sebagai salah satu
faktor perubahan sosial atau pengembangan potensi/kompetensi peserta didik.
Perubahan-perubahan tersebut adalah :
1. Pengembangan kemampuan (baik intelektual maupun interaksi sosial)
2. Pembentukan watak
3. Pembentukan peradaban bangsa yang bermartabat di mata bangsa lain.
4. Mencerdaskan bangsa kehidupan bangsa.
5

RESUME XII SOSIOLOGI PENDIDIKAN
WULAN PURNAMASARI – 1203941
5. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Suatu generasi muda yang diharapkan bangsa ini ke depan adalah generasi muda yang
cerdas, mandiri, berpengetahuan, berteknologi, berketerampilan, jujur, kerja keras, dan
berakhlakul karimah, sesuai dengan makna tujuan pendidikan nasional. Proses pendidikan

yang mampu menghasilkan suatu generasi muda seperti yang digambarkan ideal tersebut
mungkin dapat membawa perubahan sosial yang positif bagi suatu bangsa ke depan. Banyak
bangsa-bangsa yang tadinya terbelakang dalam waktu yang tidak terlalu lama telah menjadi
negara maju berawal dari kebijakan spektakuler pemerintah yang disertai komitmen yang
tinggi dalam melakukan investasi sumber daya manusia bukan hanya mengandalkan sumber
daya alam.

BAHAN BACAAN

Abdullah, Idi. Sosiologi Pendidikan: 2011.Jakarta. Rajawali Pers
Robert H. Lauer. Perspektif tentang Perubahan Sosial. 2001. Jakarta. Rineka Cipta
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan)
(http://karyatulis.artikel2.com/pengertian-pendidikan.htm)

6