Bergerak dan membangun komunikasi politik di semua level

14 yang diberikan kepada peranan media massa, yang tidak hanya dari atas kebawah saja melainkan juga dari bawah keatas.

2.4 Strategi Komunikasi Politik

Dalam konteks pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta tahun 2012, komunikasi politik sebagai salah satu strategi pemenangan partai politik itu adalah yang biasa kita sebut sebagai strategi komunikasi poitik. Adapun beberapa implementasi komunikasi politik yang dapat dijadikan acuan sebagai salah satu strategi pemenangan partai politik atau bagian-bagian dalam strategi komunkasi politik adalah:

1. Bergerak dan membangun komunikasi politik di semua level

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, bahwa komunikasi dapat dilakukan dalam beberapa tingkatanlevel, dari individu, kelompok, organisasi hingga komunikasi massa. Strategi komunikasi yang dilakukan di semua level dan lini untuk membangun opini publik sebagai salah satu cara pemenangan partai politik. Dalam pengertiannya, “Opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal yang diturunkan dari dan turut membentuk citra”. Atau secara sederhana, opini ialah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai, dan diharapkan seseorang dari obyek- obyek dan situasi tertentu.” Tindakan tersebut bisa berupa pemberian suara, pernyataan verbal, dokumen tertulis, atau bahkan diam. Singkatnya, tindakan apapun yang bermakna adalah ungkapan opini. Setiap opini merefleksikan organisasi yang kompleks yang terdiri atas tiga komponen : kepercayaan, nilai dan pengharapan. Proses opini adalah hubungan atau kaitan antara 1 kepercayaan, nilai dan usul harapan yang dikemukakan oleh perseorangan di depan umum dengan 2 kebijakan yang dibuat oleh pejabat terpilih dalam mengatur perbuatan 15 sosial dalam situasi konflik, yaitu dalam politik. Menurut Dan Nimmo, opini publik adalah abstraksi dari khalayak komunikasi politik. Mereka menjadi khalayak komunikasi politik segera setelah mereka “mengkristal” menjadi opini publik. Dalam konteks pemilu Gubernur dan Wagub DKI Jakarta tahun 2012, kemunculan Jokowi-Ahok dengan kemeja kotak-kotaknya, Fauzi Bowo dengan kumisnya, Faisal Basri dengan konsep independennya, semua hal tersebut adalah suatu bentuk strategi yang direpresentasikan dengan sebuah simbol untuk kemudian dapat menarik perhatian atau awareness dan membentuk opini publik masyarakat Jakarta. Strategi kampanye yang digunakan oleh Jokowi-Basuki dalam menarik menarik perhatian dan membentuk opini antara lain adalah penggunaan kemeja kotak-kotak tersebut.

2. Penggunaan media massa modern dan media komunikasi lokal