Titus 2:3-5
28
. Sekali lagi kebudayaan yang dianut komunitas misinya menjadi bahan pertimbangan Paulus dalam menetapkan aturan dalam kultus yang diperkenalkannya.
29
Setidaknya ayat ini memberikan makna baru dalam sikap Paulus membuat aturan-aturan mengenai laki-laki dan perempuan. Peranan perempuan dan statusnya dalam komunitas
pada masa Paulus ini berkaitan dengan apa yang dikatakan Simone De Beauvoir dalam
tulisannya “The Second Sex”. De Beauvoir menyatakan bahwa secara hakekat perempuan tidak diciptakan sebagai makhluk inferior tetapi ia menjadi inferior karena struktur
kekuasaan dalam masyarakat berada di tangan laki-laki. Masyarakat melihat segala hal termasuk perempuan, dengan sudut pandang laki-laki. Laki-laki menciptakan imaji bagi
perempuan dalam kedaulatannya. Imaji tersebut diciptakan sesuai kebutuhan mereka.
30
2.2 Kepemimpinan Partnership
Partnership merupakan istilah ketika orang-orang melakukan pekerjaan secara bersama-sama sebagai sebuah tim dengan semangat kerjasama yang tinggi dan partisipasi
aktif. Semua anggota dari komunitas atau kelompok berbagi kepentingan yang menguntungkan,
kewajiban dan
bersama menghadapi
tantangan.
31
Definisi kepemimpinan adalah suatu proses yang kompleks di mana seseorang mempengaruhi
28
Titus 2:3-5 “Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang- orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang
baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak- anaknya,hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya,
agar Firman Allah jangan dihujat orang. TB-LAI
29
Dien Sumiyatiningsih, “Kedudukan dan Peranan Wanita dalam Pemerintah Gereja di Lingkungan Gereja Kristen Jawa”, Gema, Desember 1986, 39
30
Eka Warisma Wardani, Belenggu-Belenggu Patriarki: Sebuah Pemikiran Feminisme Psikoanalisis Toni Morrison dalam The Bluest Eye, Semarang: FIB UNDIP, 2009, 36
31
Parnership Leadership dalam ViewpointSpring Vol.9, 2002, 1
orang-orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas atau sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara yang membuatnya lebih kohesif dan masuk akal.
32
Definisi yang lain, kepemimpinan adalah sebuah tindakan melayani komunitas secara keseluruhan.
Sebagai organisasi dan sebagai individual berusaha berada di garis depan menjadi pelopor jalan baru untuk mempertinggi kehidupan orang dengan perkembangan
ketidakmampuan, keluarga mereka dan komunitas berbagi kita.
33
Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan partnership adalah suatu proses kompleks yang dipengaruhi seseorang atau beberapa
orang dalam suatu komunitas secara keseluruhan dan bersama-sama sebagai suatu tim yang saling berbagi kewajiban dan menghadapi tantangan secara bersama-sama dengan
keterlibatan semua anggota berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan menetapkan arah serta bertanggung jawab atas hasil-hasil dan dampak-dampak dari tindakan
kelompok atau organisasi. Dalam model kepemimpinan partnership, akan ditemukan sebuah demokratis dan
struktur sosial egalitarian, kemitraan sejajar antara laki-laki dan perempuan.
34
Kepemimpinan partnership lahir atas kesadaran bahwa kepemimpinan tidak sepenuhnya milik kaum yang lebih kuat, dalam hal ini kaum laki-laki melainkan milik semua orang
yang berpotensi untuk melakukan kepemimpinan baik itu laki-laki dan perempuan. Alasan yang lain ialah bahwa dalam hal kepemimpinan membutuhkan kerjasama yang
32
Bernardine R. Wirjana Susilo Supardo, Kepemimpinan :Dasar-dasar dan Pengembangannya, Yogyakarta: ANDI, 2005, 3
33
Op.cit
34
Riane Eisler, The Power of Partnership, California: New World Library, 2002, 5
baik antara perempuan dan laki-laki bukan sebagai atasan dan bawahan melainkan menjadi partner dalam kepemimpinan untuk terselenggaranya keberlangsungan
organisasi atau kelompok yang dipimpin. Kepemimpinan partnership dalam tulisan ini mengenai kerjasama antara perempuan
dan laki-laki dalam suatu kelompok atau organisasi. Kerjasama yang dilakukan tanpa memandang satu pihak lebih lemah dari pihak yang lain melainkan kerjasama yang saling
mendukung satu sama lain demi kemajuan komunitas yang dipimpin. Kepemimpinan tidak didominasi pihak yang dianggap kuat dalam hal ini laki-laki, tetapi memberi
kesempatan kepada perempuan yang mampu melaksanakan tugas memimpin kelompok dengan bermitra dengan laki-laki.
2.3 Feminis Liberal