Uji Asumsi Klasik Uji Kualitas Instrument dan Data

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikoliniearitas Variabel Nilai Tolerance VIF Keterangan PA 0,903 1,107 Non Multikolinearitas AP 0,988 1,012 Non Multikolinearitas PEA 0,913 1,096 Non Multikolinearitas Sumber: lampiran 7 Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, menunjukkan bahwa pada variabel penekanan anggaran PE mempunyai nilai VIF sebesar 1,107 dan nilai tolerance sebesar 0,903. Ambiguitas peran AP nilai VIF sebesar 1,012 dan nilai tolerance sebesar 0,988. Penekanan anggaran PEA memiliki nilai VIF sebesar 1,096 dan nilai tolerance sebesar 0,913. Jadi dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas dikarenakan nilai VIF partispasi angaran, ambiguitas peran dan penekanan anggaran 10 dan nilai tolerance  dari 0,1. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Metode yang digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson DW dimana hasil uji tersebut disajikan pada Tabel 4.12 berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji Durbin-Watson Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,635 ,403 ,382 2,09861 1,860 Sumber: lampiran 8 Berdasarkan Tabel 4.12 diatas, menunjukkan bahwa nilai dw sebesar 1,860 yang artinya angka tersebut berada diantara -2 sampai dengan +2 kesimpulannya bahwa data ini tidak terjadi autokorelasi. d. Uji Heterokedastisitas Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi heterokedastsitas didalamnya. Uji heterokedastisitas tersebut dilakukan guna melihat apakah terdapat ketidak samaan residual didalamnya. Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji glejser yang dilihat dari nilai siginfikasi dari 0,05. Hasil uji heteroskedastisitas disajikan pada Tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Sig Keterangan PA 0,600 Bebas Heteroskedastisitas AP 0,498 Bebas Heteroskedastisitas PEA 0,991 Bebas Heteroskedastisitas Sumber: lampiran 9 Pada Tabel 4.13 menunjukan bahwa masing-masing variabel independen memilki nilai sig  0,05. Partisipasi anggaran PA mempunyai nilai sig sebesar 0,600. Ambiguitas peran AP sebesar 0,498 dan penekanan anggaran PEA sebesar 0,991. Dengan demikian apat disimpulkan bahwa pada masing-masing variabel independen tidak terjadi heteroskedastisitas.

C. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Hasil Pengujian Regresi Sederhana Analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi sederhana yang digunakan untuk mengetahui bahwa variabel indepenen yaitu partisipasi anggaran memiliki pengaruh secara individual terhadap variabel dependen yaitu senjangan anggaran. Hasil uji regresi sederhana disajikan dalam Tabel 4.14 berikut ini : Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Sederhana Mod el Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 16,342 2,168 7,539 ,000 PA ,372 ,111 ,340 3,349 ,001 Sumber: lampiran 10 Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dibuat persamaan sebagai berikut: SA = 16,342 + 0,372PA + e a. Konstanta sebesar 16,342 menyatakan bahwa apabila tidak ada nilai partisiasi anggaran PA maka nilai senjangan anggaran sebesar 16,342. b. Koefisien regresi partisipasi anggaran PA sebesar 0,372 jika partisipasi anggaran ditingkatkan 1 satuan maka dapat menaikan senjangan anggaran sebesar 0,372.

2. Hasil Pengujian Regresi Berganda

Analisis pada penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda yang mengandung interaksi antara variabel independen dengan variabel moderasi atau Moderated Regression Analysis MRA. Hasil uji MRA disajikan pada Tabel 4.15 berikut : Tabel 4.15 Hasil Moderated Regression Analysis Mod el Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant - 11,636 24,304 -,479 ,633 TOT_PA 1,226 1,229 1,292 ,998 ,321 TOT_AP ,069 ,516 ,077 ,134 ,894 TOT_PE A 1,098 ,788 ,972 1,392 ,168 PA_AP ,025 ,026 ,973 ,946 ,347 PA_PEA -,061 ,040 -2,051 -1,534 ,129 Sumber: lampiran 11 Keterangan: TOT_PA : Partisipasi Anggaran TOT_AP : Ambiguitas Peran TOT_PEA : Penekanan Anggaran PA_AP : Partisipasi Anggaran Ambiguitas Peran PA_PEA : Partisipasi Anggaran Penekanan Anggaran Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dibuat persamaan sebagai berikut: SA = -11,636 + 0,1226PA + 0,69AP + 1,098PEA + 0,025PAAP - 0,061PAPEA a. Konstanta sebesar -11,636 artinya apabila konstanta nol maka senjangan menurun sebesar 11,636. b. Koefisien regresi partisipasi anggaran PA sebesar 0,1226 jika partisipasi anggaran ditingkatkan 1 satuan maka dapat meningkatkan senjangan anggaran sebesar 0,1226. c. Koefisien regresi partisipasi anggaran PA dan ambiguitas peran AP sebesar 0,025 jika interaksi partisipasi anggaran dan ambiguitas peran ditingkatkan 1 satuan maka dapat menurunkan senjangan anggaran sebesar 0,025. d. Koefisien regresi partisipasi anggaran PA dan penekanan anggaran PAPEA sebesar 0,061 jika interaksi partisipasi anggaran dan penekanan anggaran ditingkatkan 1 satuan maka dapat meningkatkan senjangan anggaran sebesar 0,061.

3. Hasil Pengujian Hipotesis

a. Hasil Pengujian

� Hipotesis pertama untuk menguji partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran. Hasil pengujian H pada Tabel 4.14 diperoleh hasil koefisien regresi sebesar 0,372, dengan nilai t sebesar 3,349 dan nilai sig sebesar 0,001. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai sig pada data

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN , KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 4 91

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi empiris pada perusahaan manufaktur di kota

0 2 13

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 1 16

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 2 21

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi K

0 0 15

PENDAHULUAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan).

0 0 6

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Kasus Di BAPPEDA Kabupaten Boyolali).

0 2 10

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DENGAN GROUP COHESIVENESS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.

0 0 11

ASPP02. PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN MENGGUNAKAN LIMA VARIABEL PEMODERASI

0 0 27

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI: Studi Empiris pada Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus

0 0 15