Uji Hipotesis METODE PENELITIAN

66 menggunakan nilai adjusted R 2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti nilai R 2 , nilai adjusted R 2 dapat naik dapat turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model. Pengujian ini pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. 2. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t Uji t digunakan untuk melihat seberapa tinggi tingkat signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat secara dan variabel lain dianggap tetap. Langkah-langkah uji t antara lain sebagai berikut: a. Tentukan hipotesis dalam penelitian 1 Uji t variabel tingkat kemiskinan JPM a H0 : β2 ≥ 0, diduga tidak ada pengaruh signifikan variabel jumlah penduduk miskin JPM terhadap variabel dependen indeks pembangunan manusia IPM. b H1 : β2 0, diduga ada pengaruh signifikan variabel jumlah penduduk miskin JPM terhadap variabel dependen indeks pembangunan manusia IPM. 2 Uji t untuk variabel rasio gini GINI a H0 : β3 ≥ 0, diduga tidak ada pengaruh signifikan variabel rasio gini GINI terhadap variabel dependen indeks pembangunan manusia IPM. 67 b H1 : β3 0, diduga terdapat pengaruh signifikan variabel rasio gini GINI terhadap variabel dependen indeks pembangunan manusia IPM. 3 Uji t untuk variabel upah minimun kabupatenkota UMK a H0 : β4 ≥ 0, diduga tidak ada pengaruh siginfikan variabel upah minimun kabupatenkota UMK terhadap variabel dependen indeks pembangunan manusia IPM b H1 : β4 0, diduga terdapat pengaruh signifikan variabel upah minimun kabupatenkota UMK terhadap variabel dependen indeks pembangunan manusia IPM 4 Kalkulasi nilai t hitung untuk setiap koefisien dan bandingkan dengan nilai t tabel. Rumus mencari t hitung adalah : t = β i Se..................................................................................5 dimana β i merupakan koefisien regresi ke i dan Se adalah standar eror koefisien regresi. 1 Jika |t obs | t α2;n-k maka H ditolak dan H 1 diterima. Berarti bahwa variabel independen berngaruh signifikan terhadap variabel bebas. 2 Jika |t obs | tα2;n-k, maka H diterima dan H 1 ditolak. Berarti bahwa variabel independen tidak berngaruh signifikan terhadap variabel dependen. 68 3. Uji Signifikansi Simultan Uji F Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian uji F dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : a. Tentukan hipotesisnya terlebih dahulu 1 H : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0, variabel independen secara bersama sama diduga tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. 2 H 1 : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ β 4 ≠ 0, variabel independen secara bersama sama diduga berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. a Cari F hitung dan bandingkan dengan F tabel, Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut ; ................................................................. 6 Keterangan : = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel n = Jumlah observasi 1 Jika F obs F tabel α;k-1,n-k atau signifikansi F kurang dari α = 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2 Jika F obs F tabel α;k-1,n-k atau signifikansi F kurang dari α = 0,05, maka H diterima dan H 1 ditolak. Hal ini berarti 69 bahwa variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 70

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Profil Eks Karesidenan Madiun

Karesidenan merupakan pembagian administratif menjadi kedalam sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia Belanda yang digunakan hingga sekitar tahun 1950-an. Ketika masih zaman Hindia Belanda sebuah karesidenan regentschappen terdiri atas beberapa kabupaten afdeeling. Tidak di semua provinsi di Indonesia pernah ada karesidenan. Hanya di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Lombok dan Sulawesi. Biasanya ini daerah-daerah yang penduduknya banyak. Kata karesidenan berasal dari Bahasa Belanda Residentie. Sebuah karesidenan dikepalai oleh residen, yang berasal dari Bahasa Belanda Resident. Di atas residen adalah gubernur jenderal, yang memerintah atas nama Raja dan Ratu Belanda. Semenjak krisis yang terjadi pada tahun 1950-an, sudah tidak ada karesidenan lagi sehingga pemerintahan yang ada hanya kabupaten. Namun, sebutan eks-karesidenan masih dipakai secara informal. Sisa sejarah karesidenan adalah pembagian wilayah untuk pemakaian tanda kendaraan bermotor pelat nomor. Pembagiannya, Pelat nomor terutama di pulau Jawa masih banyak berdasarkan karesidenan. 71 Eks Karesidenan Madiun merupakan salah satu dari 16 karesidenan yang terletak dibagian barat daya Provinsi Jawa Timur. Eks Karesidenan madiun dibatasi oleh Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora Jawa Tengah dan Kabupaten Bojonegoro disebelah utara, Kabupaten Nganjuk dibagian timur, Samudra Hindia dibagian selatan dan Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen yang termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah dibagian Barat. Eks Karesidenan Madiun terdiri 5 Kabupaten dan 1 Kota, yaitu Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi dan Kota Madiun. 1. Kabupaten Pacitan Pacitan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang termasuk bagian dari eks Karesidenan Madiun. Kabupaten Pacitan terletak di koordinat: 110º 90 ’ sampai 111º 43’ Bujur Timur dan 7º 92’ sampai 8º 29 ’ Lintang Selatan. Wilayah administrasi Kabupaten Pacitan terbagi menjadi 12 kecamatan yang terdiri dari 5 kelurahan dan 166 desa. Dengan kepadatan penduduk mencapai 396 jiwa km 2 dan luas wilayah sebesar 1.389,87 km 2 Kabupaten Pacitan memiliki populasi sebesar 550.986 jiwa BPS Pacitan, 2016. 2. Kabupaten Ponorogo Ponorogo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang termasuk bagian dari eks Karesidenan Madiun. Kabupaten Ponorogo