Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan Kondom Terhadap Pencegahan Penularan HIV/AIDS

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANGKATAN 2010 TENTANG PERANAN KONDOM TERHADAP PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS

Oleh: VINCENT 100100246

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANGKATAN 2010 TENTANG PERANAN KONDOM TERHADAP PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh: VINCENT NIM : 100100246

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan Kondom

Terhadap Pencegahan Penularan HIV/AIDS

Nama : Vincent NIM : 100100246

Pembimbing Penguji I

dr. Kristina Nadeak, Sp.KKdr. Riri Andri Muzasti, M.Ked (PD), Sp.PD NIP. 196312281989032003 NIP. 197912242008122000

Penguji II

dr. Evita Mayasari, M.Kes

NIP. 197710182003122003

Medan, 3 Januari 2014 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH


(4)

ABSTRAK

Latar belakang : HIV adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap infeksi. HIV/AIDS termasuk salah satu penyakit yang sedang mendapat perhatian masyarakat dunia. Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah dengan adanya hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS. Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual.

Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran USU angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi

cross sectionalyang dilaksanakan pada Maret hingga Desember 2013 dengan sampelnya yaitu mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling yaitu metode

simple random sampling. Data yang diambil dari sampel berupa kuesioner tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010.

Hasil dan Kesimpulan : Dari 78 sampel hasil yang didapatkan yaitu mahasiswa dengan tingkat pengetahuan baik (89,7%), tingkat pengetahuan cukup (9,0%), tingkat pengetahuan kurang (1,3%), tingkat pengetahuan buruk (0%). Dari hasil penelitian didapatkan 78,2% mahasiswa memiliki sikap positif dan 21,8% mahasiswa memiliki sikap negatif.


(5)

ABSTRACT

Background :HIV is a virus that attacks the human immune system, a system which protects the body against infection. HIV / AIDS is one disease that currently gets the attention of the world community. One of the modes of transmission of HIV / AIDS is the presence of sexual intercourse with HIV / AIDS. Reduce the risk of transmission of HIV / AIDS one of which is the use of condoms during sexual intercourse.

Objective :This study aims to determine the level of knowledge and attitudes of medical students USU class of 2010 about the role of condoms to prevent the transmission of HIV / AIDS.

Methods : This study is a descriptive cross-sectional study design conducted in March and December 2013 with samples from USU medical school student class of 2010. This sampling is using probability sampling method which is simple random sampling method. Data taken from questionnaire on knowledge and attitudes medical USU class of 2010.

Results and Conclusions :Of the 78 samples obtained results that students with good knowledge (89.7%), the level of knowledge sufficient (9.0%), lack of knowledge level (1.3%), poor knowledge level (0%). From the results, 78.2% of students have a positive attitude and 21.8% of students have a negative attitude


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnyakepada pembimbing penulisan karya tulis ilmiah ini, dr. Kristina Nadeak,Sp.KK karena tanpa adanya arahan, bimbingan, dan dukungan dari pembimbing, karya tulis ilmiah ini tidak akan menjadi suatu karya tulis ilmiah yang utuh.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada orang tua, saudara, dan teman-teman yang selalu mendukung dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat memberikan pahala sebesar-besarnya kepada seluruh orang yang telah menjadi bagian dari proses dalam penulisan karya tulis ilmiah ini

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan tanggapan dari berbagai pihak guna memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut pada masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini memiliki manfaat dan nilai bagi kita semua dan di masa yang akan datang sekiranya dapat menjadi rujukan untuk penulisan yang lebih baik lagi.

Medan, Desember 2013


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 HIV-AIDS ... 5

2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2 Etiologi ... 5

2.1.3 Patogenesis ... 6

2.1.4 Tanda dan Gejala ... 6


(8)

2.1.6 Pencegahan Penularan HIV/AIDS ... 8

2.2 Kondom ... 9

2.2.1 Pengertian ... 9

2.2.2 Sejarah ... 9

2.2.3 Cara Kerja dan Manfaat ... 10

2.2.4 Jenis Kondom ... 10

2.3 Pengetahuan ... 12

2.4 Sikap ... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 15

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 15

3.2. Definisi Operasional ... 15

3.2.1 Definisi ... 15

3.2.2 Cara Ukur ... 15

3.2.3 Alat Ukur ... 16

3.2.4 Hasil Pengukuran ... 16

3.2.5 Skala Pengukuran ... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18

4.1. Jenis Penelitian ... 18

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.3.1 Populasi Penelitian ... 18

4.3.2 Sampel Penelitian... 18

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 20

4.4.1 Data Primer ... 20

4.4.2 Data Sekunder ... 20

4.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 20


(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

5.1. DeskripsiLokasi Penelitian ... 22

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22

5.3.Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 22

5.3.1. Hasil Analisis Data ... 22

5.3.2. Pembahasan ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

6.1. Kesimpulan ... 26

6.2. Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 28


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin 22

5.2 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan

responden 23

5.3 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan

berdasarkan karakteristik jenis kelamin 23

5.4 Distribusi frekuensi hasil uji sikap responden 24

5.5 Distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(12)

DAFTAR SINGKATAN

HIV Human Immunodeficiency Virus

AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndrome

UNAIDS Joint United Nations Programme on HIV and AIDS

Ditjen PP & PL Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

DepKes Departemen Kesehatan

NAPZA Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif

IMS Infeksi Menular Seksual

FK Fakultas Kedokteran

USU Universitas Sumatera Utara

LAV Lymphadenopathy Associated Virus

DNA Deoxyribonucleic Acid

RNA Ribonucleic Acid

ARV Anti Retro Viral

HBV Hepatitis B Virus


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Izin Penelitian

LAMPIRAN 3 Lampiran

LAMPIRAN 4 Lembar Penjelasan

LAMPIRAN 5 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

LAMPIRAN 6 Kuesioner Penelitian

LAMPIRAN 7 Ethical Clearance


(14)

(15)

ABSTRAK

Latar belakang : HIV adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap infeksi. HIV/AIDS termasuk salah satu penyakit yang sedang mendapat perhatian masyarakat dunia. Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah dengan adanya hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS. Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual.

Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran USU angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi

cross sectionalyang dilaksanakan pada Maret hingga Desember 2013 dengan sampelnya yaitu mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling yaitu metode

simple random sampling. Data yang diambil dari sampel berupa kuesioner tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010.

Hasil dan Kesimpulan : Dari 78 sampel hasil yang didapatkan yaitu mahasiswa dengan tingkat pengetahuan baik (89,7%), tingkat pengetahuan cukup (9,0%), tingkat pengetahuan kurang (1,3%), tingkat pengetahuan buruk (0%). Dari hasil penelitian didapatkan 78,2% mahasiswa memiliki sikap positif dan 21,8% mahasiswa memiliki sikap negatif.


(16)

ABSTRACT

Background :HIV is a virus that attacks the human immune system, a system which protects the body against infection. HIV / AIDS is one disease that currently gets the attention of the world community. One of the modes of transmission of HIV / AIDS is the presence of sexual intercourse with HIV / AIDS. Reduce the risk of transmission of HIV / AIDS one of which is the use of condoms during sexual intercourse.

Objective :This study aims to determine the level of knowledge and attitudes of medical students USU class of 2010 about the role of condoms to prevent the transmission of HIV / AIDS.

Methods : This study is a descriptive cross-sectional study design conducted in March and December 2013 with samples from USU medical school student class of 2010. This sampling is using probability sampling method which is simple random sampling method. Data taken from questionnaire on knowledge and attitudes medical USU class of 2010.

Results and Conclusions :Of the 78 samples obtained results that students with good knowledge (89.7%), the level of knowledge sufficient (9.0%), lack of knowledge level (1.3%), poor knowledge level (0%). From the results, 78.2% of students have a positive attitude and 21.8% of students have a negative attitude


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

HIV (Human ImmunodeficiencyVirus) adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap infeksi.Mendapatkan infeksi HIV akan menyebabkan orang tersebut menderita AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) yang pada keadaan ini akan membuat orang mudah diserang oleh beberapa jenis penyakit (sindrom) yangtidak mempengaruhi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat (Spritia, 2009). HIV/AIDS termasuk salah satu penyakit yang sedang mendapat perhatian masyarakat dunia.

Berdasarkanglobal report United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) , secara global34 juta orang hidup dengan HIV dan 1,7 juta orang meninggal dunia akibat AIDS sampai akhir tahun 2011. Diperkirakan 0,8% orang dewasa usia 15-49 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV meskipun beban epidemik bervariasi di setiap negara dan wilayah. Kawasan Sub-Sahara Afrika terkena dampak paling parah, dengan hampir 1 dari setiap 20 orang dewasa (4,9%) yang hidup dengan HIV dan terhitung 69% dari orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia. Meskipun prevalensi secara regional infeksi HIV di Afrika sub-Sahara hampir 25 kali lebih tinggi dibandingkan di Asia, namun terdapat hampir 5 juta orang hidup dengan HIV di kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur. Setelah kawasan Sub-Sahara Afrika, kawasan yang mendapat dampak terburuk adalah Kawasan Karibia, Eropa Timur dan Asia Tengah dimana terdapat 1% orang dewasa hidup dengan HIV pada tahun 2011.

Indonesia saat ini termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai negara dengan concentrated level epidemic. Artinya prevalensi HIV/AIDS di Indonesia sudah cukup tinggi pada tempat-tempat dan kelompok sub populasi tertentu, dimana pada populasi yang berisiko tinggi menunjukkan tingkat infeksi di atas 5% (United Nations Development Programme Indonesia, 2013). Pada tahun 2012, Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat ada sekitar


(18)

21.511 kasus baru HIV dan 5.686 kasus AIDS. Secara kumulatif dari April 1987 sampai Desember 2012, telah tercatat sekitar 98.390 kasus HIV dan 45.499 kasus AIDS dan terdapat sekitar 8.235 orang yang meninggal dunia. Dari kasus ini proporsi terbesar yaitu sekitar 15.093 kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu 20-29 tahun. Rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Persentase faktor resiko AIDS tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (59,8%), penggunaan jarum suntik tidak steril (18,1%), transmisi perinatal (2,7%) dan homo-biseksual (2,3%).

Berdasarkan data dari bulan Januari sampai Desember tahun 2012, di Indonesia jumlah kasus baru HIV yang dilaporkan sebanyak 21.511 kasus. Berdasarkan data yang ada saat ini dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi peningkatan sebanyak 480 kasus (tahun 2011 : 21.031 kasus). Jumlah kasus AIDS dilaporkan sebanyak 5.686 kasus, dibandingkan tahun 2011 terjadi penurunan kasus AIDS sebanyak 1.318 kasus (tahun 2011 : 7004 kasus). Jumlah kasus yang meninggal terdapat 1.146 kasus, dibandingkan tahun 2011 terjadi peningkatan kasus sebanyak 125 kasus (tahun 2011 : 1021 kasus).

Jumlah kasus HIV di Sumatera Utara sampai tahun 2012 terdapat 6.364 kasus, jumlah kumulatif AIDS sampai tahun 2012 ada 515 kasus (Ditjen PP dan Kemenkes RI, 2013). Di kota Medan dalam kurun waktu Januari 2006 sampai Desember 2012 tercatat 3.410 kasus HIV/AIDS di Kota Medan, dimana faktor tertinggi melalui kelompok heteroseksual mencapai 2.198 kasus, sedangkan faktor kedua tertinggi dari pengguna NAPZA suntik (penasun) sebesar 958 kasus, ini akan menyebabkan semakin rentannya penularan kepada kelompok resiko rendah, seperti ibu rumah tangga dan bayi (Dinas Kesehatan kota Medan, 2012).

Kasus HIV/AIDS pada remaja di Indonesia setiap tahun pun perlu mendapat perhatian. Ini dikarenakan proporsi kasus AIDS tertinggi dalam laporan triwulan pertama tahun 2011 ada pada kelompok umur 20-29 tahun (47,2%), dimana pada kelompok tersebut sebagian termasuk kelompok remaja (15-24 tahun).

Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual) dengan jumlah terbesar mengidap HIV/AIDS.Masa remaja sangat erat


(19)

kaitannya dengan perkembangan psikis pada periode pubertas dan diiringi dengan perkembangan seksual.Remaja juga mengalami perubahan yang mencakup perubahan fisik dan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan perilaku.Kondisi ini menyebabkan remaja rentan terhadap masalah perilaku beresiko dalam penularan HIV/AIDS (Soetjiningsih, 2004). Fakta menyebutkan bahwa 15% remaja sudah melakukan hubungan seks di luar nikah/seks bebas dan 60% dari pekerja seks di Indonesia adalah remaja perempuan berusia 24 tahun atau kurang (Saifuddin dkk, 2010).

Salah satu cara penularan HIV/AIDS adalah dengan adanya hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS. Penularan melalui hubungan seksual terhitung 75-85% dari hampir 28 juta orang yang terinfeksi HIV (Royce et al, 1997).Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual.Pada penelitian Davis dan Weller (1999) menyimpulkan penggunaan kondom secara konsisten dan benar mempunyai kemampuan mencegah transmisi HIV sebesar 87%. Akan tetapi pengetahuan tentang fungsi kondom sangat diperlukan agar seseorang mempunyai kesadaran akan sikap untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual untuk mencegah penularan HIV/AIDS.

Berdasarkan uraian diatas, saya ingin mengetahui sampai dimana tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang pentingnya peranan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS.

1.2. Rumusan Masalah

Yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah karena semakin tingginya kasus HIV/AIDS di dunia dan fakta bahwa remaja rentan terhadap masalah perilaku beresiko dalam penularan HIV/AIDS serta pentingnya kondom dalam mencegah penularan penyakit tersebut. Untuk itu perlu diketahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang peranan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS.


(20)

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.

b. Untuk mengetahui sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Menjadi masukan bagi masyarakat luas tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.

b. Menjadi masukan berupa pengetahuan tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

c. Menjadi pengalaman dan menambah wawasan peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. HIV-AIDS 2.1.1. Definisi

HIV (Human Immunodeficiency Virus), yaitu sejenis virus yang menyebabkan AIDS.HIV menyerang sel CD4 yaitu salah satu jenis sel darah putih dalam tubuh.Dengan semakin sedikitnya sel CD4, kemampuan sistem kekebalan yang melindungi tubuh dari infeksi juga semakin rendah (Spritia, 2009).

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik (Budimulja dan Daili, 2008).

2.1.2.Etiologi

AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV. Virus ini ditemukan oleh Montagnier, seorang ilmuwan Perancis (Institute Pasteur, Paris 1983), yang mengisolasi virus dari seorang penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga pada waktu itu dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus (LAV). Gallo (National Institute of Health, USA 1984) menemukan virus HTL-III (Human T Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil pertemuan International Committee on Taxonomy of Viruses (1986) WHO memberikan nama resmi HIV. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula menyebabkan AIDS, disebut HIV-2, dan berbeda dengan HIV-1 secara genetik maupun antigenik. HIV-2 dianggap kurang patogen dibandingkan dengan HIV-1 (Duarsa, 2011).

HIV adalah retrovirus yang mampu mengkode enzim khusus, reverse transcriptase, yang memungkinkan DNA ditranskripsikan dari RNA. Sehingga HIV dapat menggandakan gen mereka sendiri, sebagai DNA, di dalam sel inang


(22)

(hospes) seperti limfosit helper CD4. DNA virus bergabung dengan gen limfosit dan hal ini adalah dasar dari infeksi kronis HIV. Penggabungan gen virus HIV pada sel inang ini merupakan rintangan berat untuk pengembangan antivirus terhadap HIV. Bervariasinya gen HIV dan kegagalan manusia (sebagai hospes) untuk mengeluarkan antibodi terhadap virus menyebabkan sulitnya pengembangan vaksinasi yang efektif terhadap HIV (Murtiastutik, 2008).

2.1.3.Patogenesis

HIV masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen, dan sekret vagina.HIV tergolong retrovirus yang mempunyai materi genetik RNA. Bilamana virus masuk ke dalam tubuh penderita (sel hospes), maka RNA virus diubah menjadi DNA oleh enzim reverse transcyptase yang dimiliki oleh HIV. DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus.

HIV cenderung menyerang sel-sel yang mempunyai antigen permukaan CD4, terutama limfosit T4 yang memegang peranan penting dalam mengatur dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh.Selain limfosit T4, virus juga dapat menginfeksi sel monosit dan makrofag.Virus yang masuk ke dalam limfosit T4 kemudian mengadakan replikasi menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosit itu sendiri.

HIV juga mempunyai sejumlah gen yang dapat mengatur replikasi maupun pertumbuhan virus yang baru. Salah satu gen tersebut ialah tat yang dapat mempercepat replikasi virus sedemikian hebatnya sehingga terjadi penghancuran limfosit T4 secara besar-besaran yang akhirnya menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lumpuh (Duarsa, 2011).

2.1.4. Tanda dan Gejala

Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menunjukkan gejala apapun, dapat terlihat sehat dari luar dan biasanya tidak mengetahui bahwa dirinya sudah terinfeksi HIV.


(23)

Gejala awal infeksi HIV sama dengan gejala serangan penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti: demam tinggi, malaise, flu, radang tenggorokan, sakit kepala, nyeri perut, pegal-pegal, sangat lelah dan terasa meriang. Setelah beberapa hari sampai sekitar dua minggu kemudian gejalanya hilang dan masuk ke fase laten (fase tenang disebut juga fase inkubasi). Beberapa tahun sampai sepuluh tahun kemudian baru muncul tanda dan gejala sebagai penderita AIDS (Miedzinski, 1992).

Tanda dan gejala AIDS yang utama diantaranya: diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari 1 minggu, berat badan menurun drastis, dan demam tinggi lebih dari 1 bulan. AIDS juga memiliki gejala tambahan berupa infeksi yang tidak kunjung sembuh pada mulut dan kerongkongan; kelainan kulit dan iritasi (gatal); pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh seperti di bawah telinga, leher, ketiak, lipat paha; pucat dan lemah; gusi sering berdarah; depresi; hilang daya ingat; dan berkeringat waktu malam hari (National Institute of Health, 2009).

2.1.5. Penularan Infeksi HIV

Menurut Nettleman (2013), proses penularan HIV bisa terjadi dengan beberapa cara :

1. Melalui hubungan seksual yang tidak aman dengan seseorang yang terinfeksi HIV.

2. Melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan cairan dari orang yang terinfeksi HIV.

3. Penularan dari ibu yang menderita HIV ke anaknya sewaktu kehamilan, persalinan, maupun menyusui.

Ibu yang terinfeksi HIV juga menghasilkan air susu ibu (ASI) yang mengandung virus HIV yang dapat menginfeksi bayi.

Ibu yang telah menderita HIV sebelum atau selama kehamilan mempunyai resiko untuk menginfeksi bayi melalui pemberian ASI sekitar 15%.Jika ibu menderita HIV setelah melahirkan, maka ibu


(24)

mempunyai resiko untuk menginfeksi bayi melalui pemberian ASI sekitar 29% (WHO, 2007).

4. Mendapat transfusi darah yang telah terkontaminasi HIV. 5. Melalui transplantasi organ atau jaringan dari penderita HIV.

HIV tidak dapat ditularkan melalui cairan tubuh lainnya seperti air liur, air mata. HIV juga tidak dapat ditularkan hanya dengan berjabat tangan, pelukan, ciuman di bibir, kontak sosial sehari-hari sewaktu kerja, di sekolah , atau dimanapun, air atau udara misalnya bersin, batuk, berenang di kolam bersama penderita HIV, barang-barang seperti handuk, pakaian, sabun dan serangga seperti gigitan nyamuk atau serangga lainnya (PubMed Health, 2012).

2.1.6. Pencegahan Penularan HIV/AIDS

Pencegahan HIV/AIDS berdasarkan PubMed Health (2012) dapat dilakukan melalui upaya sebagai berikut:

1. Pencegahan dalam hubungan seksual dapat dilakukan dengan mengadakan hubungan seksual dengan jumlah pasangan yang terbatas, memilih pasangan seksual yang mempunyai risiko rendah terhadap infeksi HIV, dan mempraktikkan seks yang aman yakni menggunakan kondom secara tepat dan konsisten selama melakukan hubungan seksual.

2. Pencegahan penularan melalui darah dapat dilakukan dengan menghindari transfusi darah yang tidak jelas asalnya, sebaiknya dilakukan skrining setiap donor darah yang akan menyumbangkan darahnya dengan memeriksa darah tersebut terhadap antibodi HIV. Selain itu, hindari pemakaian jarum bersama seperti jarum suntik, tindik, tato atau alat lain yang dapat melukai kulit. Penggunaan alat suntik dalam sistem pelayanan kesehatan juga perlu mendapatkan pengawasan ketat agar setiap alat suntik dan alat lainnya yang dipergunakan selalu dalam keadaan steril. Petugas kesehatan yang merawat penderita AIDS hendaknya mengikuti universal precaution


(25)

seperti memakai pakaian pelindung, masker, dan kacamata. Semua petugas kesehatan diharapkan berhati-hati dan waspada untuk mencegah terjadinya kontak langsung dengan darah penderita.

3. Pencegahan penularan dari ibu ke anak dapat dilakukan dengan cara antara lain sewaktu hamil dengan mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV), dan pada saat menyusui menghindari pemberian ASI yakni dengan memberikan susu formula.

2.2. Kondom 2.2.1.Pengertian

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual. Standar kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya standar ketebalan adalah 0,02 mm (Saifuddin dkk, 2010).

2.2.2.Sejarah

Ilustrasi yang tertua mengenai kondom ditemukan di Mesir sejak lebih dari 3000 tahun.Tetapi sangat sulit untuk mendapat gambaran bagaimana bentuk kondom pada masa Mesir kuno tersebut.Kemungkinan mereka menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual ataupun alasan upacara keagamaan.Beberapa waktu kemudian, orang Romawi membuat kondom dari jaringan otot tentara korban peperangan.Kondom yang tertua ditemukan di istana Dudley dekat Birmingham, England.Kondom yang terbuat dari ikan dan usus hewan telah dijumpai sejak tahun 1640.Kemungkinan digunakan untuk mencegah penularan penyakit seksual selama terjadi perang antara Oliver Cromwell dan King Charles I. Kondom dari karet diproduksi secara besar-besaran setelah tahun


(26)

1844, ketika Charles Goodyear mematenkan pembuatan vulkanisasi dari karet.Kondom tersebut hanya digunakan untuk satu kali pemakaian dan kondom yang terbuat dari usus domba masih dapat dijumpai (Lubis, 2008).

2.2.3. Cara Kerja dan Manfaat

Menurut Saifuddin dkk (2010) cara kerja kondom adalah:

1. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi wanita.

2. Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan ke pasangan lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).

Menurut Glasier dan Gebbie (2012) manfaat dari kondom yaitu: 1. Efektif apabila digunakan secara benar dan konsisten.

2. Tersedia luas, murah, dan sering diberikan secara gratis. Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan.

3. Mudah digunakan dan tanpa disertai efek samping lokal atau sistemik. 4. Tingkat proteksi yang sangat tinggi terhadap IMS, termasuk infeksi

HIV. Pada uji in vitro, kondom lateks yang utuh tidak dapat ditembus oleh organisme yang ditularkan melalui hubungan seks temasuk virus (Feldblum, 1998).

5. Perlindungan terhadap karsinoma dan penyakit pramaligna serviks. 6. Peningkatan kemampuan seksual pada sebagian pasien dengan

ejakulasi dini.

2.2.4. Jenis Kondom

Menurut Glasier dan Gebbie (2012), tersedia beragam tipe kondom:

1. Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk silinder bulat (garis tengah sekitar 3,0-3,5 cm, panjang 15-20 cm, tebal


(27)

0,03-0,08 mm) dengan satu ujung yang polos atau berpentil dan tepi bulat di ujungnya yang terbuka. Kondom dikemas secara individual, digulung sampai ke tepi, dan disegel secara kedap udara dalam kertas timah impermeabel. Apabila kemasan terbuka atau robek, maka kondom di dalamnya cepat rusak (Free et al.,1996).

2. Selama bertahun-tahun, hanya tersedia satu ukuran tetapi sekarang diketahui adanya kebutuhan kondom berukuran lebih besar dan lebih kecil dan keduanya saat ini sudah tersedia.

3. Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, juga diperkenalkan variasi yang berpelumas, mengandung spermisida, berwarna, memiliki rasa, beraroma, dan bertekstur.

4. Tersedia kondom alergi, yang terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan tidak dipralubrikasi, bagi mereka yang mengalami hipersensitivitas.

5. Kondom yang lebih tebal dan melebihi Standar Inggris dipasarkan terutama untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi HIV.

6. Saat ini banyak tersedia kondom yang dibuat dari poliuretan (di Inggris dijual dengan nama dagang Avanti). Kondom ini memiliki ketebalan kira-kira sama dengan kondom lateks tetap lebih sedikit menyebabkan konstriksi dan tidak dirusak oleh pelumas berbahan dasar minyak. Pada studi yang membandingkan kondom plastik dengan kondom lateks, sebagian besar pria pemakai lebih menyukai sensitivitas yang diberikan oleh kondom poliuretan walaupun angka kebocoran klinis random ini secara bermakna lebih tinggi daripada angka untuk kondom lateks (Frezieres et al., 1998). Kondom jenis ini sangat cocok bagi orang yang alergi terhadap karet lateks tetapi secara bermakna lebih mahal daripada kondom lateks.

7. Juga tersedia kondom yang terbuat dari usus domba (Fourex). Walaupun penampilannya tidak bagus, namun sensitivitas kondom ini


(28)

lebih baik dibandingkan kondom lateks tetapi efektivitasnya terhadap IMS belum diketahui.

Menurut Lubis (2008), kondom lateks dirancang mempunyai permeabilitas membran yang dapat menghambat lewatnya organism dalam berbagai ukuran seperti spermatozoa dengan diameter 0,003mm (3000 nm) dan juga pathogen penyakit seksual seperti N. gonorrhoeae (800nm), C trachomatis (200 nm), HIV (125 nm) dan Hepatitis B (40 nm). Team FDA yaitu Carey dan kawan, mengadakan penelitian dilaboratorium untuk mengetahui cairan tubuh yang dapat melewati permeabilitas membran kondom lateks dengan menggunakan fluorescing plastic mikro-spheres dengan diameter 110 nm, yang hampir sama dengan ukuran virus HIV. Dari 89 kondom lateks yang diteliti, 29 kondom mengalami kebocoran pada kondom, tetapi peneliti memperkirakan bahwa penggunaan kondom dapat menurunkan risiko terpapar dengan HIV sebanyak 10.000 kali lipat.Carey menyimpulkan bahwa kondom lateks merupakan perlindungan yang sangat dapat dipercaya terhadap HIV tetapi tidak seluruhnya dapat menyingkirkan risiko tersebut.

2.3. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.


(29)

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. 3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2.4. Sikap

Menurut Notoatmodjo (2010), sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan


(30)

emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).

Menurut Berkowitz (1972) dalam Azwar (2011) sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

Sikap tersusun dari tiga komponen yakni komponen kognitif, afektif, dan konatif (Azwar, 2011). Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap.Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.Komponen konatif atau perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Inkonsistensi pada salah satu komponen ini akan menyebabkan ketidakselarasan yang berdampak pada perubahan sikap seseorang (Azwar, 2011).

Sikap seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor dalam proses pembentukannya. Azwar (2011) menyatakan bahwa ada beragam faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.


(31)

BAB 3

Kerangka Konsep dan Definisi Operasional

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Definisi

Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui dan dimengerti oleh mahasiswa tentang kondom dan HIV/AIDS, meliputi: pengertian kondom, cara kerja kondom, manfaat kondom, pengertian HIV/AIDS, cara penularan HIV/AIDS, serta peranan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS.

Sikap adalah tanggapan atau respon mahasiswa terhadap hal – hal yang berhubungan dengan peranan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS.

3.2.2. Cara Ukur

Cara pengukuran dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi dan diuji reliabilitasnya. Kuesioner yang digunakan terdiri dari pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan dan pernyataan yang berhubungan dengan sikap mengenai peranan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS .

Pengetahuan Mahasiswa FK USU

Angkatan 2010

Sikap Mahasiswa FK USU Angkatan

2010

Peranan Kondom Terhadap Pencegahan Penularan


(32)

Untuk kuesioner pengetahuan, pertanyaan kuesioner akan dijawab responden dengan:

1. Pertanyaan positif dengan skor (2) benar, (1) salah, (0) tidak tahu. 2. Pertanyaan negatif dengan skor (2) salah, (1) benar, (0) tidak tahu.

Untuk kuesioner sikap, pernyataan kuesioner akan dijawab responden dengan menggunakan skala Likert:

1. Pernyataan positif dengan skor (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, (4) sangat setuju

2. Pernyataan negatif dengan skor (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak setuju, (4) sangat tidak setuju

3.2.3. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri daripertanyaan dan pernyataan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan program SPSS sebelum digunakan dalam penelitian ini.

3.2.4. Hasil Pengukuran

Hasil pengukuran tingkat pengetahuan yang diperoleh berupa total skor penilaian dari kuesioner diakumulasikan dan dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu:

1. Tingkat pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari nilai tertinggi.

2. Tingkat pengetahuan cukup, apabila jawaban responden benar antara 56% - 75% dari nilai tertinggi.

3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila jawaban responden benar antara 40% – 55% dari nilai tertinggi.

4. Tingkat pengetahuan buruk, apabila jawaban responden <40% dari nilai tertinggi.

Hasil pengukuran sikap dikategorikan berdasarkan nilai mean yang diperoleh: 1. Positif, jika nilai >50,01


(33)

3.2.5. Skala Pengukuran


(34)

Bab 4 Metode Penelitian

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 mengenai peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS. Pendekatan yang dilakukan pada desain ini adalah cross sectional study (potong lintang).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung selama 10 bulan sejak peneliti menentukan judul, menulis proposal hingga seminar hasil yang berlangsung sejak bulan Marethingga Desember 2013.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FK USU angkatan 2010. Populasi penelitian ini terdiri dari 393 orang.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel Penelitian diambil dengan metode probability sampling yaitu metode Simple Random Sampling. Di dalam penarikan sampel secara acak maka semua unsuryang ada di populasi akan mempunyai peluang yang sama untuk terambil sebagai sampel untuk mewakili populasinya(Wahyuni,2007).

Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan perhitungan dengan rumus berdasarkan Wahyuni (2007):


(35)

n = �.�

21− �/2.. (1− �)

(� −1)�2+�21− �/2.. (1− �)

Dimana:

n = besar sampel minimum N = jumlah di populasi

Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada α tertentu

P = harga proporsi di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel dapat dihitung sebagai berikut:

n =besar sampel minimum

N = 393

Z1-α/2 = 1,96 (95%)

P = 0,5

d = 0,1

�= 393. (1,96)

2. 0,5. (10,5)

(393−1)(0,1)2+ (1,96)2. 0,5. (10,5)

� = 393 . 3,8416 . 0,25

392 . 0,01 + 3,8416 .0,25

� = 377,4372

3,92 + 0,9604

�= 377,4372

4,8804

�= 77,33

Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 77,33orang, dibulatkan menjadi 78 orang.

Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah: 1. Kriteria inklusi


(36)

b. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent).

2. Kriteria eksklusi

Kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dimana pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk diisi.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Medical Education Unit (MEU) fakultas kedokteran USU, berupa jumlah mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010.

4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap mengenai peranan kondom terhadap pencegahan HIV/AIDS. Kuesioner ini akan diuji validitas dan relibilitasnya dengan menggunakan teknik Bivariate Pearson dan uji Cronbach Alpha dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS).

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 20 subjek.

Hasil uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner tingkat pengetahuan ini adalah valid dengan nilai Pearson Correlation sebesar 0,444 sampai 0,853 dan reliabel dengan koefisien alfa Cronbach sebesar 0,815.


(37)

Hasil uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner tentang sikap ini adalah valid dengan nilai Pearson Correlation sebesar 0,444 sampai 0,781 dan reliabel dengan koefisien alfa Cronbach sebesar 0,749.

4.4.4. Metode Analisis Data

Data dari setiap responden dimasukkan kedalam komputer oleh peneliti. Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan secara deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS.


(38)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Dr Mansur nomor 5 Medan.Pembagian kuesioner dilaksanakan pada bulanNovember 2013.

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010.Dari 393 mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 seluruhnya yang menjadi responden, dengan perhitungan rumus didapatkan subjek penelitian adalah 78mahasiswa.

Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Jenis Kelamin Frekuensi (n)

Persentase (%)

Laki-Laki 39 50,0

Perempuan 39 50,0

Total 78 100

Tabel diatas menunjukkan jumlah perbandingan laki-laki dan perempuan adalah sama besar, denganjumlah mahasiswa perempuan sebanyak 39 orang (50,0%) dan laki-laki 39 orang (50,0%).

5.3. Hasil Analisis Data dan Pembahasan 5.3.1. Hasil Analisis Data

Hasil uji terhadap tingkat pengetahuanmahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.3.


(39)

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan responden

Variabel Kategori Frekuensi

(n)

Persentase (%) Tingkat

Pengetahuan

Baik 70 89,7

Cukup 7 9,0

Kurang 1 1,3

Buruk 0 0

Total 78 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 70 orang (89,7%), tingkat pengetahuan yang dikategorikan cukup sebanyak 7 orang (9,0%), tingkat pengetahuan yang dikategorikan kurang sebanyak 1 orang (1,3%), dan tidak ada orang (0%) pada keadaan dengan kategori tingkat pengetahuan buruk.

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran USU berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan karakteristik jenis kelamin

Jenis Kelamin

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Kurang Buruk Total

f % f % f % F %

Laki-laki 35 50 3 42,8 1 100 0 0 39

Perempuan 35 50 4 57,2 0 0 0 0 39

Total 70 100 7 100 1 100 0 0 78

Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 70 mahasiswa yang tingkat pengetahuannya baik, jumlah proporsinya adalah sama, yaitu 35 mahasiswa (50,0%), merupakan perempuan dan 35 mahasiswa (50,0%), merupakan laki-laki. Dari 7mahasiswa yang tingkat pengetahuannya cukup, proporsi terbesarnya, yaitu 4mahasiswa (57,2%), merupakan perempuan. Dari 1 mahasiswa yang tingkat


(40)

pengetahuannya buruk, proporsinya yaitu 1 mahasiswa (100,0%), merupakan laki-laki, dan tidak ada mahasiswa yang tingkat pengetahuannya buruk.

Hasil uji terhadap sikapmahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil uji sikap responden

Variabel Kategori Frekuensi

(n)

Persentase (%)

Sikap Positif 61 78,2

Negatif 17 21,8

Total 78 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan positif memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 61 orang (78,2%), dan sikap yang dikategorikan negatif sebanyak 17 orang (21,8%).

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran USU berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan karakteristik jenis kelamin

Jenis Kelamin Sikap

Positif Negatif Total

f % f %

Laki-laki 34 55,7 5 29,4 39

Perempuan 27 44,3 12 70,6 39

Total 61 100 17 100 78

Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 61 mahasiswa yang sikapnya positif, proporsi terbesarnya, yaitu 34 mahasiswa (55,7%), merupakan laki-laki. Dari 17mahasiswa yang sikapnya negatif, proporsi terbesarnya yaitu 12mahasiswa (70,6%), merupakan perempuan.

5.3.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian ini didapatkan jumlah mahasiswa fakultas kedokteran USUangkatan 2010 yang tingkat pengetahuannya baik tentang peranan kondom


(41)

dalam pencegahan penularan HIV/AIDS adalah 89,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang peranan kondom dalam pencegahan penularan HIV/AIDS.Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa mendapat informasi dan edukasi yang adekuat tentang jenis dan fungsi kondom serta peranannya dalam pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS.

Dari hasil penelitian ini pula didapatkan jumlah mahasiswa fakultas kedokteran USUangkatan 2010 yang memiliki sikap positif tentang peranan kondom dalam pencegahan penularan HIV/AIDS adalah 78,2%. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 memiliki sikap yang positif tentang peranan kondom dalam pencegahan penularan HIV/AIDS.Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang peranan kondom dalam pencegahan penularan HIV/AIDS.Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010) ada 3 faktor yang mempengaruhi sikap atau perilaku individu maupun kelompok, salah satunya adalah pengetahuan yang tergolong sebagai faktor yang mempermudah (Presdisposing factor). Pengetahuan juga merupakan domain koginitif yang sangat penting dalam terbentuknya sikap atau tindakan seseorang. Apabila penerimaan perilaku baru didasari pengetahuan maka akan bersifat langgeng, sebaliknya jika perilaku tidak didasari oleh pengetahuan maka tidak akan berlangung lama.


(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebanyak 89,7% (70 orang) mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 dikategorikan tingkat pengetahuan baik, 9,0% (7 orang) dikategorikan tingkat pengetahuan cukup, 1,3% (1 orang) dikategorikan tingkat pengetahuan kurang, dan tidak ada mahasiswa yang dikategorikan tingkat pengetahuan buruk.

2. Tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin 50,0% mahasiswa yang tingkat pengetahuannya baik merupakan perempuan (35 mahasiswa), 57,1% mahasiswa yang tingkat pengetahuannya cukup merupakan perempuan (4 mahasiswa), 100,0% mahasiswa yang tingkat pengetahuannya kurang merupakan laki-laki (1 siswa), dan tidak ada mahasiswa yang tingkat pengetahuannya buruk.

3. Sebanyak 78,2% (61 orang) mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 dikategorikan memiliki sikap positif dan 21,8% (17 orang) mahasiswa fakultas kedokteran USU angkatan 2010 dikategorikan memiliki sikap negatif.

4. Sikap berdasarkan jenis kelamin 55,7% mahasiswa yang memiliki sikap positif merupakan laki-laki (34 mahasiswa), 70,6% mahasiswa yang memiliki sikap negatif merupakan perempuan (12 mahasiswa).

6.2 Saran

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi subjek penelitian

Mahasiswa harus mampu untuk mengetahui peranan kondom dalam pencegahan penularan HIV/AIDS.


(43)

2. Bagi fakultas

Pemberian konseling sangat diperlukan untuk memberi wawasan terhadap mahasiswa tentang fungsi dan peranan kondom dalam pencegahan penularan HIV/AIDS.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Jika peneliti lain akan melakukan penelitian yang sama maka penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan memperluas variabel-variabel lainnya.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. 2nd ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 3-22.

Budimulja, U. dan Dalil, S.F., 2008.Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Dalam: A. Djuanda, M. Hamzah & S. Aisah (eds). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th

Dinkes Kota Medan, 2013. Kasus HIV/AIDS di Medan. Available

from:

ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 427-432.

Davis, K.R. and Weller, S.C., 1999. The Effectiveness of Condoms in Reducing Heterosexual Transmission of HIV.Family Planning Perspectives, 31(6): 272-279.

21stApril 2013]

Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, 2013.Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Availablefrom: http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf‎[Accessed 21stApril 2013] Duarsa, N.W., 2011. Infeksi HIV dan AIDS. Dalam: S.F.Daili, W.I.B.Makes, F.Zubier (eds). Infeksi Menular Seksual. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 146-158.

Glasier, A. dan Gebbie, A., 2012. Metode Barier.Dalam: Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. 4th

Lubis, R.D., 2008. Penggunaan Kondom. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Available


(45)

fro [Accessed 8th May 2013]

Miedzinski, L.J., 1992. Early Clinical Signs and Symptoms of HIV Infection. Can Fam Physician, 38: 1401-1410.

Murtiastutik, D., 2008. AIDS. Dalam: Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. 2nd

National Institute of Health, 2009. HIV/AIDS Symptoms. Available fro

ed. Surabaya: Airlangga University Press, 211-220.

th

Nettleman, M., 2013. HIV/AIDS Transmission. Available

from

May 2013]

Notoatmodjo, S. 2010. Konsep Perilaku Kesehatan.Dalam: Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, 43-64.

PubMed Health, 2012. AIDS. Available

fro 27th

May 2013]

Royce, R.A., Sena, A., Cates, J..W. and Cohen, M.S., 1997. Sexual Transmission of HIV. The New England Journal of Medicine, 336: 1072-1078.

Saifuddin, A.B., Affandi, B., Baharuddin, M.,dan Soekir, S., (eds), 2010. Metode Barier. Dalam: Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2nd ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, MK17-27.


(46)

Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., 2011.Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 4th ed. Jakarta: Sagung Seto, 348-382.

Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. 2nd

Spiritia, 2009. Dasar HIV dan AIDS. Available

from:

ed. Jakarta: Sagung Seto.

th

UNAIDS, 2012. Global Report:UNAIDS report on the global AIDS epidemic. Available

from:

April 2013]

20th

United Nations Development Programme Indonesia, 2013. HIV/AIDS Programme. Available from:

April 2013]

th

WHO, 2007. HIV Transmission Through Breastfeeding. Available fro

April 2013]

Wahyuni, A.S., 2007. Metode Penarikan Sampel dan Besar Sampel. Dalam:

Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication, 108-122.


(47)

(48)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vincent

Tempat/ Tanggal lahir : Medan/ 09Juni 1992

Agama : Buddha

Alamat : Jl.Asia No.66 Medan

Riwayat Pendidikan : 1. TK Sutomo 1 Medan 1996

2. SD Sutomo 1 Medan 1998

3. SMP Sutomo 1 Medan 2004

4. SMA Sutomo 1 Medan 2007

5. Fakultas Kedokteran USU 2010 Riwayat Organisasi : 1. Bakti Sosial MINDFK USU tahun2013


(49)

(50)

(51)

Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN

Dengan hormat,

Saya, Vincent, adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan Kondom Terhadap Pencegahan Penularan HIV/AIDS”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada blok Community Research Programme.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan saudara untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya memohon kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika saudara bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelawan saudara.

Identitas pribadi saudara sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, saudara dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas perhatian dan kesediaan saudara menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya mengucapkan terima kasih.

Medan 2013 Peneliti,


(52)

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Jenis Kelamin :

Alamat :

No. Telepon/HP :

telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai penelitian ini yang berjudul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan Kondom Terhadap Pencegahan Penularan HIV/AIDS”. Oleh karena itu saya menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Demikianlah, persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2013 HormatSaya,


(53)

Lampiran 6

KUESIONER PENELITIAN

Bagian I : Kuesioner yang berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan.

Berilah tanda checklist () pada kolom jawaban yang anda pilih

No Pertanyaan Ya Tidak Tidak

Tahu 1 Apakah kondom merupakan suatu selubung

yang dibuat dari karet/lateks tipis yang berbentuk silinder?

2 HIV adalah virus yang mengganggu sistem kekebalan dalam tubuh manusia yang dapat menular

3 Menurut anda, apakah mungkin terjadi seseorang yang menderita HIV/AIDS tidak menunjukkan gejala?

4 Menurut anda apakah HIV/AIDS dapat disembuhkan?

5 HIV/AIDS tidak dapat menular melalui cairan sperma/vagina pada saat berhubungan seksual 6 HIV/AIDS dapat menular jika menggunakan

handuk, pakaian, sabun penderita HIV 7 Kondom menghalangi masuknya cairan dari

alat kelamin pria ke dalam alat kelamin wanita 8 Kondom dapat secara efektif mencegah

penularan infeksi menular seksual. 9 Kondom dapat secara efektif mencegah

penularan infeksi HIV/AIDS

10 Menurut anda, apakah kondom mengurangi kemampuan seksual seseorang?


(54)

kenikmatan berkurang sewaktu berhubungan intim)

Bagian II : Kuesioner Sikap.

Berilah tanda checklist () pada kolom jawaban yang anda pilih

No PERNYATAAN Sangat

Setuju

Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju Kognisi (Keyakinan)

1 Pemakaian kondom dapat mencegah penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual

2 Melegalkan pemakaian kondom sama dengan menghalalkan seks bebas 3 Penyuluhan kondom penting untuk

dilakukan

4 Mempromosikan kondom sama dengan mempromosikan seks bebas Afeksi (Perasaan)

5 Saya tidak suka dengan program promosi kondom

6 Saya tidak suka ditetapkannya kawasan 100% wajib kondom

7 Saya tidak suka melihat iklan kondom di TV

8 Saya mendukung promosi kondom yang dilakukan dengan cara peer education (pendidikan oleh teman sebaya)


(55)

memakai dan tata cara melepas kondom

10 Saya mendukung penyuluhan kondom yang digunakan dengan alat peraga 11 Saya tidak suka promosi kondom

dengan cara pembagian kondom secara gratis

12 Saya merasa dilecehkan jika diberikan kondom secara gratis

13 Saya tidak mendukung Peraturan Daerah yang menganjurkan pemakaian kondom dalam berhubungan seksual

14 Saya tidak mendukung didirikannya ATM kondom

15 Saya tidak suka kondom di jual bebas di pasar

16 Saya tidak suka membicarakan kondom di depan umum

17 Saya tidak suka melihat atribut-atribut promosi kondom (poster, leaflet) di kampus

Konasi (Kecenderungan bertindak) 18 Saya menganjurkan pemakaian

kondom bagi penjajan seks dan penggunanya

19 Seandainya saya mengetahui teman saya terlibat dalam hubungan seksual yang berisiko, saya bersedia untuk melakukan penyuluhan tentang


(56)

kondom kepadanya, walaupun saya tidak terlalu dekat dengan teman saya tersebut

20 Seandainya saya mengetahui sahabat saya terlibat dalam hubungan seksual yang berisiko, saya bersedia untuk melakukan penyuluhan tentang kondom kepada sahabat saya tersebut 21 Seandainya saya mengetahui saudara

(adik/kakak) saya terlibat dalam hubungan seksual yang berisiko, saya bersedia untuk melakukan penyuluhan tentang kondom kepada saudara saya tersebut

22 Jika saya terlibat dalam hubungan seks yang berisiko, saya akan mengenakan kondom/ menganjurkan pasangan saya untuk memakai kondom

23 Saya bersedia untuk bergabung dalam program promosi kondom seandainya ada institusi yang mengajak saya untuk bergabung dalam program tersebut

24 Saya akan mencari kesempatan untuk bergabung secara aktif dalam program promosi kondom pada sebuah institusi


(57)

(58)

Lampiran 8

VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN

Nomor Pertanyaan

Total Pearson

Correlation Status

Alpha

Cronbach Status

1 0,759 Valid 0,815 Reliabel

2 0,651 Valid 0,815 Reliabel

3 0,587 Valid 0,815 Reliabel

4 0,531 Valid 0,815 Reliabel

5 0,694 Valid 0,815 Reliabel

6 0,645 Valid 0,815 Reliabel

7 0,444 Valid 0,815 Reliabel

8 0,853 Valid 0,815 Reliabel

9 0,783 Valid 0,815 Reliabel

10 0,694 Valid 0,815 Reliabel


(59)

VALIDITAS DAN REALIBILITAS KUESIONER SIKAP

Nomor Pertanyaan

Total Pearson

Correlation Status

Alpha

Cronbach Status

1 0,677 Valid 0,749 Reliabel

2 0,555 Valid 0,749 Reliabel

3 0,655 Valid 0,749 Reliabel

4 0,523 Valid 0,749 Reliabel

5 0,487 Valid 0,749 Reliabel

6 0,503 Valid 0,749 Reliabel

7 0,644 Valid 0,749 Reliabel

8 0,503 Valid 0,749 Reliabel

9 0,654 Valid 0,749 Reliabel

10 0,604 Valid 0,749 Reliabel

11 0,593 Valid 0,749 Reliabel

12 0,472 Valid 0,749 Reliabel

13 0,477 Valid 0,749 Reliabel

14 0,444 Valid 0,749 Reliabel

15 0,660 Valid 0,749 Reliabel

16 0,561 Valid 0,749 Reliabel

17 0,562 Valid 0,749 Reliabel

18 0,781 Valid 0,749 Reliabel

19 0,591 Valid 0,749 Reliabel

20 0,609 Valid 0,749 Reliabel

21 0,458 Valid 0,749 Reliabel

22 0,774 Valid 0,749 Reliabel

23 0,774 Valid 0,749 Reliabel


(60)

DATA INDUK TINGKAT PENGETAHUAN

No Nama Jenis

Kelamin

Total Skor

Tingkat Pengetahuan

1 Jennie perempuan 22 baik

2 Gendedy laki-laki 20 baik

3 Benny laki-laki 21 baik

4 Natanael laki-laki 22 baik

5 Putri Endyana perempuan 20 baik

6 Arvind laki-laki 21 baik

7 Meutia Hasmi perempuan 20 baik

8 Harmen laki-laki 17 baik

9 Esther perempuan 20 baik

10 Pavithra perempuan 21 baik

11 Lee Mun Kiat laki-laki 20 baik

12 Ellyn perempuan 18 baik

13 Fadila Safira perempuan 20 baik

14 Nurma Sheila perempuan 20 baik

15 Dwi Meutia perempuan 20 baik

16 Lasa DS laki-laki 20 baik

17 Firman Junus laki-laki 11 kurang

18 Tri Widi Wibowo laki-laki 20 baik

19 Fitriyani S perempuan 18 baik

20 Sherwin laki-laki 22 baik

21 Seprima Yenti perempuan 18 baik

22 Kanagavali perempuan 20 baik

23 Reenosha Bijen perempuan 17 baik

24 Mahadian laki-laki 15 cukup

25 Abdullah Lubis laki-laki 20 baik

26 Nabilah perempuan 16 cukup

27 Gina Kristina perempuan 20 baik

28 Putri Nahrisyah perempuan 19 baik

29 Keshia Khalida perempuan 18 baik

30 Dina Maulida perempuan 22 baik

31 Asri perempuan 20 baik

32 Jananee perempuan 21 baik

33 Wianlie Cendana perempuan 21 baik

34 Nurul Hikmah perempuan 17 baik

35 Boy Clinton laki-laki 21 baik

36 Yohana Candra perempuan 20 baik


(61)

38 Tio Prima perempuan 15 cukup

39 Sylvia Cahyadi perempuan 21 baik

40 Batara laki-laki 21 baik

41 Wiratama laki-laki 21 baik

42 Rachmat laki-laki 20 baik

43 Chen Kuan Hua laki-laki 16 cukup

44 M Izzat laki-laki 22 baik

45 Divika perempuan 20 baik

46 Liza perempuan 18 baik

47 Fildan laki-laki 22 baik

48 M Faiz laki-laki 19 baik

49 Rivhan Fauzan laki-laki 20 baik

50 Nopita perempuan 21 baik

51 M Arief laki-laki 19 baik

52 Farid laki-laki 22 baik

53 Mufti laki-laki 18 baik

54 Thilakam perempuan 19 baik

55 Selvambigai perempuan 15 cukup

56 Nanda Ladita perempuan 19 baik

57 M Nico laki-laki 21 baik

58 Shalini perempuan 22 baik

59 M Aulia Erizal laki-laki 17 baik

60 Ali Fran Silo laki-laki 18 baik

61 M Ivanny laki-laki 19 baik

62 Suwenny perempuan 18 baik

63 Nurul Citta perempuan 18 baik

64 Achmad Rifqi laki-laki 16 cukup

65 M Fadlan laki-laki 19 baik

66 Nathania VRH perempuan 16 cukup

67 Rana perempuan 20 baik

68 Harum Siawang perempuan 21 baik

69 Sofina Lusia H perempuan 18 baik

70 Petra Siregar laki-laki 18 baik

71 Anasthasia Nagtalia perempuan 22 baik

72 M Rivandio laki-laki 22 baik

73 Michael JD Purba laki-laki 20 baik

74 Rifwan Huzair laki-laki 21 baik

75 Primanto laki-laki 21 baik

76 M Akim laki-laki 19 baik

77 Rizki PL laki-laki 19 baik


(62)

jnskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 39 50.0 50.0 50.0

perempuan 39 50.0 50.0 100.0

Total 78 100.0 100.0

interpretasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

baik 70 89.7 89.7 89.7

cukup 7 9.0 9.0 98.7

kurang 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

jnskelamin * interpretasi Crosstabulation

interpretasi Total

baik cukup kurang

jnskelamin

laki-laki

Count 35 3 1 39

% within jnskelamin 89.7% 7.7% 2.6% 100.0%

% within interpretasi 50.0% 42.9% 100.0% 50.0%

% of Total 44.9% 3.8% 1.3% 50.0%

perempuan

Count 35 4 0 39

% within jnskelamin 89.7% 10.3% 0.0% 100.0%

% within interpretasi 50.0% 57.1% 0.0% 50.0%

% of Total 44.9% 5.1% 0.0% 50.0%

Total

Count 70 7 1 78

% within jnskelamin 89.7% 9.0% 1.3% 100.0%

% within interpretasi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(63)

DATA INDUK SIKAP

No Nama Jenis

Kelamin

Total

Skor Sikap

1 Jennie perempuan 39 positif

2 Gendedy laki-laki 49 positif

3 Benny laki-laki 57 positif

4 Natanael laki-laki 41 positif

5 Putri Endyana perempuan 41 positif

6 Arvind laki-laki 63 positif

7 Meutia Hasmi perempuan 54 positif

8 Harmen laki-laki 35 negatif

9 Esther perempuan 35 negatif

10 Pavithra perempuan 42 positif

11 Lee Mun Kiat laki-laki 65 positif

12 Ellyn perempuan 36 negatif

13 Fadila Safira perempuan 41 positif

14 Nurma Sheila perempuan 31 negatif

15 Dwi Meutia perempuan 57 positif

16 Lasa DS laki-laki 51 positif

17 Firman Junus laki-laki 45 positif

18 Tri Widi Wibowo laki-laki 49 positif

19 Fitriyani S perempuan 45 positif

20 Sherwin laki-laki 51 positif

21 Seprima Yenti perempuan 27 negatif

22 Kanagavali perempuan 45 positif

23 Reenosha Bijen perempuan 49 positif

24 Mahadian laki-laki 51 positif

25 Abdullah Lubis laki-laki 68 positif

26 Nabilah perempuan 41 positif

27 Gina Kristina perempuan 37 positif

28 Putri Nahrisyah perempuan 42 positif

29 Keshia Khalida perempuan 58 positif

30 Dina Maulida perempuan 40 positif

31 Asri perempuan 42 positif

32 Jananee perempuan 38 positif

33 Wianlie Cendana perempuan 38 positif

34 Nurul Hikmah perempuan 46 positif

35 Boy Clinton laki-laki 43 positif

36 Yohana Candra perempuan 41 positif


(64)

38 Tio Prima perempuan 42 positif

39 Sylvia Cahyadi perempuan 58 positif

40 Batara laki-laki 47 positif

41 Wiratama laki-laki 49 positif

42 Rachmat laki-laki 37 positif

43 Chen Kuan Hua laki-laki 33 negatif

44 M Izzat laki-laki 55 positif

45 Divika perempuan 48 positif

46 Liza perempuan 30 negatif

47 Fildan laki-laki 33 negatif

48 M Faiz laki-laki 24 negatif

49 Rivhan Fauzan laki-laki 54 positif

50 Nopita perempuan 33 negatif

51 M Arief laki-laki 51 positif

52 Farid laki-laki 63 positif

53 Mufti laki-laki 41 positif

54 Thilakam perempuan 37 positif

55 Selvambigai perempuan 32 negatif

56 Nanda Ladita perempuan 36 negatif

57 M Nico laki-laki 39 positif

58 Shalini perempuan 49 positif

59 M Aulia Erizal laki-laki 52 positif

60 Ali Fran Silo laki-laki 51 positif

61 M Ivanny laki-laki 56 positif

62 Suwenny perempuan 28 negatif

63 Nurul Citta perempuan 41 positif

64 Achmad Rifqi laki-laki 54 positif

65 M Fadlan laki-laki 40 positif

66 Nathania VRH perempuan 28 negatif

67 Rana perempuan 31 negatif

68 Harum Siawang perempuan 48 positif

69 Sofina Lusia H perempuan 36 negatif

70 Petra Siregar laki-laki 40 positif

71 Anasthasia Nagtalia perempuan 43 positif

72 M Rivandio laki-laki 49 positif

73 Michael JD Purba laki-laki 35 negatif

74 Rifwan Huzair laki-laki 44 positif

75 Primanto laki-laki 44 positif

76 M Akim laki-laki 49 positif

77 Rizki PL laki-laki 54 positif


(65)

jnskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 39 50.0 50.0 50.0

perempuan 39 50.0 50.0 100.0

Total 78 100.0 100.0

interpretasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

positif 61 78.2 78.2 78.2

negatif 17 21.8 21.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

jnskelamin * interpretasi Crosstabulation

interpretasi Total

positif negatif

jnskelamin

laki-laki

Count 34 5 39

% within jnskelamin 87.2% 12.8% 100.0%

% within interpretasi 55.7% 29.4% 50.0%

% of Total 43.6% 6.4% 50.0%

perempuan

Count 27 12 39

% within jnskelamin 69.2% 30.8% 100.0%

% within interpretasi 44.3% 70.6% 50.0%

% of Total 34.6% 15.4% 50.0%

Total

Count 61 17 78

% within jnskelamin 78.2% 21.8% 100.0%

% within interpretasi 100.0% 100.0% 100.0%


(1)

DATA INDUK TINGKAT PENGETAHUAN

No Nama Jenis

Kelamin

Total Skor

Tingkat Pengetahuan

1 Jennie perempuan 22 baik

2 Gendedy laki-laki 20 baik

3 Benny laki-laki 21 baik

4 Natanael laki-laki 22 baik

5 Putri Endyana perempuan 20 baik

6 Arvind laki-laki 21 baik

7 Meutia Hasmi perempuan 20 baik

8 Harmen laki-laki 17 baik

9 Esther perempuan 20 baik

10 Pavithra perempuan 21 baik

11 Lee Mun Kiat laki-laki 20 baik

12 Ellyn perempuan 18 baik

13 Fadila Safira perempuan 20 baik

14 Nurma Sheila perempuan 20 baik

15 Dwi Meutia perempuan 20 baik

16 Lasa DS laki-laki 20 baik

17 Firman Junus laki-laki 11 kurang

18 Tri Widi Wibowo laki-laki 20 baik

19 Fitriyani S perempuan 18 baik

20 Sherwin laki-laki 22 baik

21 Seprima Yenti perempuan 18 baik

22 Kanagavali perempuan 20 baik

23 Reenosha Bijen perempuan 17 baik

24 Mahadian laki-laki 15 cukup

25 Abdullah Lubis laki-laki 20 baik

26 Nabilah perempuan 16 cukup

27 Gina Kristina perempuan 20 baik

28 Putri Nahrisyah perempuan 19 baik

29 Keshia Khalida perempuan 18 baik

30 Dina Maulida perempuan 22 baik

31 Asri perempuan 20 baik

32 Jananee perempuan 21 baik

33 Wianlie Cendana perempuan 21 baik

34 Nurul Hikmah perempuan 17 baik

35 Boy Clinton laki-laki 21 baik

36 Yohana Candra perempuan 20 baik


(2)

38 Tio Prima perempuan 15 cukup

39 Sylvia Cahyadi perempuan 21 baik

40 Batara laki-laki 21 baik

41 Wiratama laki-laki 21 baik

42 Rachmat laki-laki 20 baik

43 Chen Kuan Hua laki-laki 16 cukup

44 M Izzat laki-laki 22 baik

45 Divika perempuan 20 baik

46 Liza perempuan 18 baik

47 Fildan laki-laki 22 baik

48 M Faiz laki-laki 19 baik

49 Rivhan Fauzan laki-laki 20 baik

50 Nopita perempuan 21 baik

51 M Arief laki-laki 19 baik

52 Farid laki-laki 22 baik

53 Mufti laki-laki 18 baik

54 Thilakam perempuan 19 baik

55 Selvambigai perempuan 15 cukup

56 Nanda Ladita perempuan 19 baik

57 M Nico laki-laki 21 baik

58 Shalini perempuan 22 baik

59 M Aulia Erizal laki-laki 17 baik

60 Ali Fran Silo laki-laki 18 baik

61 M Ivanny laki-laki 19 baik

62 Suwenny perempuan 18 baik

63 Nurul Citta perempuan 18 baik

64 Achmad Rifqi laki-laki 16 cukup

65 M Fadlan laki-laki 19 baik

66 Nathania VRH perempuan 16 cukup

67 Rana perempuan 20 baik

68 Harum Siawang perempuan 21 baik

69 Sofina Lusia H perempuan 18 baik

70 Petra Siregar laki-laki 18 baik

71 Anasthasia Nagtalia perempuan 22 baik

72 M Rivandio laki-laki 22 baik

73 Michael JD Purba laki-laki 20 baik

74 Rifwan Huzair laki-laki 21 baik

75 Primanto laki-laki 21 baik

76 M Akim laki-laki 19 baik

77 Rizki PL laki-laki 19 baik


(3)

jnskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 39 50.0 50.0 50.0

perempuan 39 50.0 50.0 100.0

Total 78 100.0 100.0

interpretasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

baik 70 89.7 89.7 89.7

cukup 7 9.0 9.0 98.7

kurang 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

jnskelamin * interpretasi Crosstabulation

interpretasi Total

baik cukup kurang

jnskelamin

laki-laki

Count 35 3 1 39

% within jnskelamin 89.7% 7.7% 2.6% 100.0%

% within interpretasi 50.0% 42.9% 100.0% 50.0%

% of Total 44.9% 3.8% 1.3% 50.0%

perempuan

Count 35 4 0 39

% within jnskelamin 89.7% 10.3% 0.0% 100.0%

% within interpretasi 50.0% 57.1% 0.0% 50.0%

% of Total 44.9% 5.1% 0.0% 50.0%

Total

Count 70 7 1 78

% within jnskelamin 89.7% 9.0% 1.3% 100.0%

% within interpretasi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(4)

DATA INDUK SIKAP

No Nama Jenis

Kelamin

Total

Skor Sikap

1 Jennie perempuan 39 positif

2 Gendedy laki-laki 49 positif

3 Benny laki-laki 57 positif

4 Natanael laki-laki 41 positif

5 Putri Endyana perempuan 41 positif

6 Arvind laki-laki 63 positif

7 Meutia Hasmi perempuan 54 positif

8 Harmen laki-laki 35 negatif

9 Esther perempuan 35 negatif

10 Pavithra perempuan 42 positif

11 Lee Mun Kiat laki-laki 65 positif

12 Ellyn perempuan 36 negatif

13 Fadila Safira perempuan 41 positif

14 Nurma Sheila perempuan 31 negatif

15 Dwi Meutia perempuan 57 positif

16 Lasa DS laki-laki 51 positif

17 Firman Junus laki-laki 45 positif

18 Tri Widi Wibowo laki-laki 49 positif

19 Fitriyani S perempuan 45 positif

20 Sherwin laki-laki 51 positif

21 Seprima Yenti perempuan 27 negatif

22 Kanagavali perempuan 45 positif

23 Reenosha Bijen perempuan 49 positif

24 Mahadian laki-laki 51 positif

25 Abdullah Lubis laki-laki 68 positif

26 Nabilah perempuan 41 positif

27 Gina Kristina perempuan 37 positif

28 Putri Nahrisyah perempuan 42 positif

29 Keshia Khalida perempuan 58 positif

30 Dina Maulida perempuan 40 positif

31 Asri perempuan 42 positif

32 Jananee perempuan 38 positif

33 Wianlie Cendana perempuan 38 positif

34 Nurul Hikmah perempuan 46 positif

35 Boy Clinton laki-laki 43 positif

36 Yohana Candra perempuan 41 positif


(5)

38 Tio Prima perempuan 42 positif

39 Sylvia Cahyadi perempuan 58 positif

40 Batara laki-laki 47 positif

41 Wiratama laki-laki 49 positif

42 Rachmat laki-laki 37 positif

43 Chen Kuan Hua laki-laki 33 negatif

44 M Izzat laki-laki 55 positif

45 Divika perempuan 48 positif

46 Liza perempuan 30 negatif

47 Fildan laki-laki 33 negatif

48 M Faiz laki-laki 24 negatif

49 Rivhan Fauzan laki-laki 54 positif

50 Nopita perempuan 33 negatif

51 M Arief laki-laki 51 positif

52 Farid laki-laki 63 positif

53 Mufti laki-laki 41 positif

54 Thilakam perempuan 37 positif

55 Selvambigai perempuan 32 negatif

56 Nanda Ladita perempuan 36 negatif

57 M Nico laki-laki 39 positif

58 Shalini perempuan 49 positif

59 M Aulia Erizal laki-laki 52 positif

60 Ali Fran Silo laki-laki 51 positif

61 M Ivanny laki-laki 56 positif

62 Suwenny perempuan 28 negatif

63 Nurul Citta perempuan 41 positif

64 Achmad Rifqi laki-laki 54 positif

65 M Fadlan laki-laki 40 positif

66 Nathania VRH perempuan 28 negatif

67 Rana perempuan 31 negatif

68 Harum Siawang perempuan 48 positif

69 Sofina Lusia H perempuan 36 negatif

70 Petra Siregar laki-laki 40 positif

71 Anasthasia Nagtalia perempuan 43 positif

72 M Rivandio laki-laki 49 positif

73 Michael JD Purba laki-laki 35 negatif

74 Rifwan Huzair laki-laki 44 positif

75 Primanto laki-laki 44 positif

76 M Akim laki-laki 49 positif

77 Rizki PL laki-laki 54 positif


(6)

jnskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 39 50.0 50.0 50.0

perempuan 39 50.0 50.0 100.0

Total 78 100.0 100.0

interpretasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

positif 61 78.2 78.2 78.2

negatif 17 21.8 21.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

jnskelamin * interpretasi Crosstabulation

interpretasi Total

positif negatif

jnskelamin

laki-laki

Count 34 5 39

% within jnskelamin 87.2% 12.8% 100.0%

% within interpretasi 55.7% 29.4% 50.0%

% of Total 43.6% 6.4% 50.0%

perempuan

Count 27 12 39

% within jnskelamin 69.2% 30.8% 100.0%

% within interpretasi 44.3% 70.6% 50.0%

% of Total 34.6% 15.4% 50.0%

Total

Count 61 17 78

% within jnskelamin 78.2% 21.8% 100.0%

% within interpretasi 100.0% 100.0% 100.0%