Format Citra Digital Pengolahan Citra

2.1.3. Citra warna color image Citra warna merupakan citra yang nilai pixel-nya mempresentasikan warna tertentu berdasarkan jumlah dari bit per-pixel citra yang bersangkutan. Setiap pixel pada citra warna mewakili warna yang merupakan kombinasi dari 3 warna RGB = Red, Green, Blue. Setiap warna dasar menggunakan penyimpanan 8 bit = 1 byte nilai maksimum 255 warna sehingga satu pixel pada citra warna diwakili oleh 3 byte dengan tingkatan warna yang tersedia adalah 256. Jadi untuk tiga warna dasar pada setiap piksel memiliki kombinasi warna sebanyak 4 atau sekitar 16777216. Contoh citra warna ditunjukkan pada Gambar 2.5 Gambar2.5 citra warna Genta,2010

2.2. Format Citra Digital

Ada beberapa format citra digital, antara lain: BMP, PNG, JPG, GIF dan sebagainya. Masing-masing format mempunyai perbedaan satu dengan yang lain terutama pada header file. Namun ada beberapa yang mempunyai kesamaan, yaitu penggunaan palette untuk penentuan warna piksel. 2.2.1. Bitmap .bmp Bitmap adalah representasi dari citra grafis yang terdiri dari susunan titik yang tersimpan di memori komputer. Dikembangkan oleh Microsoft dan nilai setiap titik diawali oleh satu bit data untuk gambar hitam putih, atau lebih bagi gambar berwarna. File format BMP Windows bitmap menangani file grafik di sistem operasi Microsoft Universitas Sumatera Utara Windows. Pada umumnya file bmp tidak di kompresi sehingga memiliki ukuran yang sangat besar. 2.2.2 GIF GIF adalah format gambar asli yang dikompres dengan CompuServe. Bitmap dengan jenis ini mendukung 256 warna dan bitmap ini juga sangat popular dalam internet. Format GIF hanya dapat menyimpan gambar dalam 8 bit dan hanya mampu digunakan mode grayscale, bitmap, dan index color. 2.2.3 JPEG JPEG merupakan skema kompresi file bitmap yang banyak digunakan untuk menyimpan gambar-gambar dengan ukuran lebih kecil. Format citra JPEG ini memiliki karakteristik gambar tersendiri antara lain memiliki ekstensi .jpg atau .jpeg. mampu menanyangkan warna dengan kedalaman 24-bit true color. Umumnya format citra ini digunakan untuk menyimpan gambar-gambar hasil foto.

2.3. Pengolahan Citra

Pengolahan citra merupakan proses memperbaiki kualitas citra, transformasi citra, melakukan pemilihan ciri citra untuk tujuan analisis dan mendapatkan kualitas citra yang lebih baik Sutoyo, 2009. Tujuan dari pengolahan citra adalah bagaimana mengolah citra sebaik mungkin sehingga dapat memberikan informasi baru yang lebih bermanfaat. Beberapa teknik pengolahan citra yang digunakan adalah sebagai berikut. 2.3.1. Thresholding Thresholding merupakan suatu proses mengubah citra berderajat keabuan menjadi citra biner atau hitam putih sehingga dapat diketahui daerah mana yang termasuk obyek dan background dari citra secara jelas Evan, 2010. Citra hasil thresholding biasanya digunakan lebih lanjut untuk proses pengenalan obyek serta ekstraksi fitur. Proses thresholding menggunakan nilai batas threshold untuk mengubah nilai piksel pada citra keabuan menjadi hitam atau putih. Jika nilai piksel pada citra keabuan lebih besar dari threshold, maka nilai piksel akan Universitas Sumatera Utara diganti dengan 1 putih, jika nilai piksel pada citra keabuan lebih kecil dari threshold maka nilai piksel akan diganti dengan 0 hitam. Citra hasil thresholding dapat didefinisikan sebagaimana Persamaan 2.2. 2.1 Dimana : g x,y = piksel citra hasil binerisasi fx,y = piksel citra asal T = nilai threshold Adapun citra hasil threshoding seperti pada Gambar 2.6 a b Gambar 2.6 a citra grayscale , b citra threshold. 2.3.2. Cropping Cropping merupakan proses pemotongan citra pada koordinat tertentu pada area citra. Dalam memotong bagian dari citra digunakan dua koordinat, yaitu koordinat awal yang merupakan awal koordinat bagi citra hasil pemotongan dan koordinat akhir yang merupakan titik koordinat akhir dari citra hasil pemotongan. Sehingga akan membentuk bangun segi empat yang mana tiap-tiap pixel yang ada pada area koordinat tertentu akan disimpan dalam citra yang baru. Proses cropping terlihat pada Gambar 2.7. Cropping dapat digunakan untuk menambah fokus pada objek, membuang bagian citra yang tidak diperlukan, memperbesar area tertentu pada citra, mengubah orientasi citra, dan mengubah aspect ratio dari sebuah citra. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7 proses cropping Brigida,2010 2.3.3. Normalisasi Normalisasi adalah proses mengubah ukuran citra, baik menambah atau mengurangi, menjadi ukuran yang ditentukan tanpa menghilangkan informasi penting dari citra tersebut Sharma et. al, 2012. Dengan adanya proses normalisasi maka ukuran semua citra yang akan diproses menjadi seragam. 2.3.4. Thinning Proses thinning penipisan merupakan operasi pemrosesan reduksi citra biner menjadi rangka skeleton yang menghampiri garis sumbu objek. Thinning bertujuan untuk mengurangi bagian yang tidak perlu redundant sehingga dihasilkan informasi yang esensial saja. Pola penipisan harus tetap mempunyai bentuk yang menyerupai pola asalnya. Proses thinning dapat dilihat pada Gambar 2.8. a b Gambar 2.8 a citra huruf A hasil scanning citra b citra huruf A setelah proses thinning. Universitas Sumatera Utara Citra hitam putih yang diambil sebagai masukan, akan ditipiskan terlebih dahulu. Proses penipisan ini merupakan proses menghilangkan piksel-piksel hitam mengubah menjadi piksel putih pada tepi-tepi pola. Penipisan ini dilakukan dengan mengurangi ketebalan sebuah objek hingga ke batas minimum yang di perlukan oleh program sehingga dapat dikenali. Citra hasil penipisan ini akan digunakan sebagai masukan untuk dibandingkan dengan target yang telah disediakan. Citra hasil dari penipisan biasanya disebut dengan skeleton.

2.4. Ekstraksi Fitur