Pengaruh karakteristik komite audit dan mekanisme good corporate governance terhadap ketetapan waktu pelaporan keuanganan

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT
DAN MEKANISME GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP KETEPATAN WAKTU
PELAPORAN KEUANGAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
SINTA ANGGIANI
107082000212

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M

\


I
I

I

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN MEKAIYISME
GOOD CORrcRATE GOWRNANCE TERIIADAP KETEPATAN WAI(TU
PELAPORAN KBUANGAN
(StudipadaEmitandi BursaEfeklndonesia)

Skripsi
Diajr:kanKepadaFalarltas
EkonomidanBisnis
Untuk MemenuhiSyaratGelarSaganaEkonorni

Oleh
$intaAnesiani
llIM: 10708200/.J.212
Di Bawah Bimbingan


?embimbing II

Pembimbingl

w

w

YessiFitri. SE..MSi.*{k
NIP: 197609Z.2006/M2W2

Dn Amilin. S.E-AkM.Si.
NIP: 197306152005011009

JURUSAN AKT.INTANSI
FAKULTAS EKONOIttr DAN BISNIS
LINTVERSITASISLAM NIEGERI SYARIF HIDAYATI]LI-AH
JAKARTA
1432Htz0Lrl,M


LEMBAR PENGNSAHAN UJIAN KOMPREHENSIF'

Hari ini Selas42 Agustus201I telahdilakukanUjian Komprehensifatasmahasiswa:
l.
2.
3.
4.

Nama
NII\,{
Jurusan
JudulSkripsi

SintaAnggiani
rc7A820A0212
Akuntansi
PengaruhKarakteristik Komite Audit dan Mekanisme
Good Corporate GovernanceTerhadap Ketepatan
Waktu PelaporanKeuangan


Setelahmencermatidan memperhatikanpenampilandan kemampuanyang bersangkutan
selamaprosesUjian Komprehensif maka diputuskanbahwa mahasiswatersebutdi atas
dinyatakanlulus dan diberi kesempatan
untuk melanjutkanke tahapUjiaq Skripsi sebagai
salah satu syaratuntuk memperolehgelar SarjanaEkonomi pada FakultasEkonomi dan
BisnisUniversitasIslamNegeriSyarifHidayatullahJakarta.

Jakarta,2 Agustus20l l
1. Prof.Dr. AbdulHamid,MS
NIP. 19570617
1985031 002

2. Rahmawati,SE.,MM
NIP 19770814
2006042 003

Sekretaris

Yulianti,SE.,M.Si
N I P . 1 9 8 2 0 3 1 8 2 0 1 120011 1


PengujiAhli

LEMBAR PENGESAHAi\ UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis,8 September
20ll telahdilakukanUjian Skripsiatasmahasiswa:
1.
2.
3.
4.

Nama
NIM
Jurusan
JudulSkripsi

SintaAnggiani
107082000212
Akuntansi

PengaruhKarakteristikKomite Audit dan
MekanimeGoodCorporateGovernanceterhadap
KetepatanWaktu PelaporanKeuangan.

Setelah mencermati dan memperhatikanpenmpilan dan kemampuan yang
bersangkutan
selamaprosesujian Skripsi, maka diputuskanbahwa mahasiswa
tersebutdi atasdinyatakanlulus dan skripsi ini diterima sebagaisalahsatusyarat
untuk memperolehgelar SarjanaEkonomi pada FakultasEkonomi dan Bisnis
UniversitasIslam Negeri Syarif HidayatullahJakarta.
Jakarta,8 September201|
Prof.Dr. Abdul Hamid,MS
N I P . 1 9 5 7 0 6 1179 8 5 0 3
I 002

Rahmawati,SE.,MM
NrP. I 97708142006042 003

Prof. Dr. Azzam Jasin.Ak


'T1/
(U-\

Dr. Amilin, SE.,Ak.,M.Si
NrP. 19730615200501
1009

w

Pembimbing

YessiFitri,SE.,M.Si.,Ak
NrP. 197609242006042002

PembimbingII

lv

LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH


Yang bertandatangan dibawah lnl:
Nama

SintaAnggiani

No. Induk Mahasiswa

107082000212

Fakultas

EkonomidanBisnis

Jurusan

Akuntansi

Denganini menyatakan
bahwadalampenulisanskripsiini, saya;

1. tidak menggunakanide orang lain tanpa mampu mengembangkandan
memprtanggungi
awabkan
2. tidak melakukanplagiatterhadap naskahkarya orang lain
3. tidak menggunakankarya orang lain tanpa menyebutkansumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
4. tidak melakukanpemanipulasiandan pemalsuandata
f,. mengerjakansendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab ataskarya
ini
Jikalaudi kemudianhari adatuntutandari pihak lain ataskarya saya,dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan,
ternyata memang
ditemukanbukti bahwasayatelah melanggarpernyataandi atas,makasayasiap
untuk dikenai sanksiberdasarkan
aturanyang berlakudi FakultasEkonomi dan
BisnisUIN SyarifHidayatullah Jakafia.
Demikianpernyataan
ini sayabuatdengansesungguhnya.

ciputat,

?t.rytllll..10tl
Y-ano-,M"envatakan-.

( srura Airggra

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. 1DENTITAS PRIBADI
Nama
Jenis Kelamin
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
Status Perkawinan
Alamat
Telepon
E-mail
Ayah
Ibu

: Sinta Anggiani

: Perempuan
: Jakarta, 5 September 1989
: Islam
: Belum Menikah
: Jl. Bali 3 Blok Q7 no 22. Reni jaya-Pamulang
15416
: (021) 93003890/085711189650
: tinkkpinkk@rocketmail.com
: Alm. Sugiyanto
: Siti Aminah

II. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
1. TK Tadika Puri Reni Jaya

: 1994

2. SDN Pamulang 1

: 2000

3. SLTP Negeri 1 Pamulang

: 2004

4. SMA Negri 1 Ciputat

: 2007

5. S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

: 2007-sekarang

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi
III. RIWAYAT PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Lulus General English for adults di LIA (LBPP LIA)

: 2005

Elementary Levels, Jakarta

2. Lulus General English for adults di LIA (LBPP LIA)

: 2007

Intermediate Levels, Jakarta
3. Lulus General English for adults di LIA (LBPP LIA)

: 2009

Advance Levels, Jakarta

vi

IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. REMINA (Remaja Masjid Nurul Hasannah) Reni jaya

: 2004

2.

: 2005

Anggota Paskibra SLTPN 1 Pamulang

3. Wakil Ketua Pengurus album Kenangan SMAN 1 Ciputat : 2005
4. Sekretaris OSIS SMAN 1 Ciputat

: 2006

vii

The Influence of Characteristic of Audit Committee and Mechanismn Corporate
Governance on Timelines of Corporate Financial Reporting

ABSTRACT
Sinta Anggiani. Script title “ The Influence of Characteristic of Audit Committee and
Mechanismn Corporate Governance on Timelines of Corporate Financial
Reporting”. Stratum One (S1) Study Program Accounting Faculty of Economic and
Social Science State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011
M/1432 H.
The objective of study examines the influence of mechanism corporate governance
consist of independent board of director and institusional ownership and audit
committee characteristic consist of size of audit committee and annually audit
committee meetings quality on timeliness of corporate financial reporting.This
research represents the empirical test which used purposive sampling techniques in
data collection. Data were collected using a secondary data of 102 from company
listed in Indonesian Stock Exchange 2007, 2008 and 2009. Data analysis uses logistic
regression with the program SPSS 17.00 version for windows.The results of this study
show that size of audit committee, annually audit committee meetings, independent
board of director and institusional ownership aren’t significant influence and effect
to quality on timeliness of corporate financial reporting.

Keywords: Size of Audit Committee, Annually of Audit Committee Meetings,
Independent Board of Director and Institusional ownershipand financial
report Timelines

viii

Pengaruh Karakteristik Komite Audit dan Mekanisme Good Corporate
Governance Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

ABSTRAK
Sinta Anggiani. Judul skripsi “Pengaruh Karakteristik Komite Audit dan Mekanisme
Good Corporate Governance terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”.
Strata satu (S1) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011 M/1432 H.
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh Mekanisme Corporate Governance yang
terdiri dari Komisaris Independen dan kepemilikan Institusional dan Karakteristik
Komite Audit yang terdiri dari Ukuran komite audit dan pertemuan rutin komite audit
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian
empiris dengan teknik purposive sampling dalam pengumpulan data. Data diperoleh
dari data sekunder laporan keuangan 102 perusahaan yang terdaftar di BEI 2007,
2008, dan 2009. Analisis data dilakukan dengan regresi logistik dengan program
SPSS version 17.00 for windows. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
ukuran komite audit, pertemuan rutin komite audit, komisaris independen dan
kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan.

Kata Kunci: Ukuran Komite audit, Pertemuan Rutin Komite Audit, Komisaris
Independen, Kepemilikan Institusional dan Ketepatan Waktu
Pelaporan.

ix

KATA PENGAI\TAR

DenganmenyebutAsmaAllahyang mahaPengasihlagi mahaPenyayang,
Segalapuji dan syukurpenulispanjatkankehadiratAllah SWT yangtelah
memberikanhidayah dan rahmat-Nyasehinggapenelitianini dapatterselesaikan
dengan maksimal sebagai syarat kelulusan untuk mendapat gelar sarjana di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Fakultas
EkonomidanBisnis,JurusanAkuntansi.
Selanjutnyapenulis menyadaribahwa dengan selesainyapenelitian ini
tidak lepas dari kontribusi dan motivasi dari berbagaipihak. Untuk itu penulis
mengucapkan
terima kasihkepada:
1. Alm. Papayang selalumenjadiinspirasikuuntuk mencapaicita-citakudan
mama tercinta yang telah memberikandukungansecaramoril dan materil,
sertasegaladoa yang telah merekapanjatkanuntuk penulis.Terimakasih
dariku sebesar-besarnya
untuk semuayang telah diberikan.Tidak lupajuga
kepadaadikku (Bimo Adhi Baskoro)sertakeluargayang telah memberikan
dukungan kepada penulis, semogaAllah SWT selalu memberikanyang
terbaikuntuk kalian semua.

2 . Bapak Dr. Amilin, S.E.,Ak.,M.Si.SelakupembimbingI, atassegalailmu
dan waktu yang telah diberikan,semogailmu yang Bapak berikan menjadi
ilmu yang bermanfaat.
3 . Ibu Yessi Fitri, SE.,Ak,.MSi. SelakuSekretarisJurusanAkuntansiFakultas
Ekonomi dan Bisnis UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sekaligusselaku dosenpembimbingII yang telah memberikanperhatian,
waktu, ilmu yang tidak terhingga,semogasegalakebaikan dan ketulusan
yangIbu berikanmenjadiamalshaleh.
4 . SeluruhDosenFakultasEkonomidan Bisnisterutamadosen-dosen
Jurusan
Akuntansiyang tidak bisa penulissebutkansatuper satu,terimakasihuntuk
seluruhilmu yangtelahdiberikankepadapenulis.
5 . Teman,sahabat,sekaliguskekasihterbaikkuadyaksaanggawidodo, terima
kasih atas segala bantuanokesabaran,kasih sayang dan hari-hari yang
menyenangkan
selamaini, semogaAllah meridhoikebersamaan
kita.
6 . Teman-temanku,karina miraceti, nadyasiregar,fauzia, Sophiahaya, Egha
anggunsartika,Rey ratna,kabul, aprina,taufika ramadhani,ocha dan serta
Teman-temanakuntansiaudit A.
7. Seluruhpihak yang telah membantupenulisdalam menyelesaikan
skripsi
ini.
Akhirnya dengan tulus hati yang paling dalam penulis berdoa semoga
bantuan dari semua pihak menjadi amal shaleh dan semoga Allah s.w.t
membalasjasa dan amal baik mereka dengan balasanyang berlipat ganda.
Harapanpenulis, semogapenelitian ini dapat bermanfaatbagi para pembaca
umumnyadanpenuliskhususnya.
Jakarta,12 AprilZ}ll

Sintaanggiani

xl

DAFTAR ISI
Halaman
HalamanJudul

i

Skripsi..
Lembar Pengesahan

ii

Uji Komprehensif.
LembarPengesahan
Uji Skripsi.....
LembarPengesahan
LembarPernyataanBebasPlagiat.....
Daftar RiwayatHidup
Abstract...
Abstrak...
Kata Pengantar

iii
..................
........iv
v
vi
..........;..................
"""""""' viii
ix
...............
x

DaftarIsi.............

xii
....................

Daftar Tabe1........

xv
....................

DaftarGambar.....................

xvi
....................

Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN
............
Penelitian
A. LatarBelakang
Masalah
B. Perumusan

18

C. TujuandanManfaatPenelitian

18

1. TujuanPenelitian

18

2. ManfaatPenelitian.

18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A

Tinjauan Literatur

20

1. Komite audit ........

20

-

a Definisikomiteaudit........

20

KomiteAudit
b. PerandanTanggungjawab

25

2. KarakteristikKomite Audit

28

a UkuranKomiteAudit

28

Rutin KomiteAudit
b. FrekuensiPertemuan

30

..."...'....'
Governance
GoodCorporate
3. Mekanisme
a

Governance..'....,',,....'
DefinisiGoodCorporate

32
JZ

GCG....
b. Konsepdanpengaturan

A

c. Komisarislndependen

38

Institusional.................
Kepemilikan

40

Keuangan....'.':........'.
4. Ketepatan
WaktuPelaporan

4I

d

a Definisi LaporanKeuangan

4I

b. KetepatanWaktuPelaporan

42

Hipotesis'........'.'...46
AntaraVariabeldanPerumusan
B. Keterkaitan
C. PenelitianTerdahulu

54

D. KerangkaPemikiran

60

BAB III METODOLOGIPENELITIAN
A. RuangLingkupPenelitian

62

Sampel
B. MetodePenentuan

62

Data
C. MetodePengumpulan

63

D. MetodeAnalisisData.........

64

1. AnalisisRegresiLogistikBinary.......

64

64

2. DefinisiRegresiLogistik....

65
...........".......

ModelRegresi.....
3. MenilaiKelayakan

.. 66

4. MenilaiModelFi1.............
5. Goodness
of Fit Model(R')..............

66

6. KoefisienCoxand SnellR Squared

67

7. Uji Wald

68

Hipotesis
8. Pengujian

68

Test...........
9. Omnibus

69
70

VariabelPenelitian.
E. Operasional

70

1. VariabelDependen.
2. Variabel
Independen

...................

Variabe1...............
3. Operasionalisasi

7l
73

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN
Penelitian
A. Deskripsi
Populasi
B. AnalisisdanPembahasan..........

75
....................
76

Da1a............
1. Analisis

76

2. Omnibus
TestsofModelCofficient

76

3. ModelSummary(KoefisienDeterminasi)
4. UjiKoefisienRegresi
C. Pembahasan

77
..............'.'.....
79
82

BAB V KESIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpu1an................

.. 90

B. Implikasi....

9I

C. Saran..........

92

DAFTARPUSTAKA
L AMP IR A N

94
100
...........

DAFTAR GAMBAR

Nomor
2]

Keterangan

SkemaKeranskaPemikiran

Halaman
60

DAFTAR TABEL

Nomor

Keterangan

Halaman

1.1

Fenomena
16NegaraTerkorupdi Asia Pasifik

2

12

10Skandal
Akuntansi
BesarDunia........

3

13

goodcorporategovernancedi Indonesia
Contohpenerapan

7

lA

Manfaatmekanisme
goodcorporate
governance..........

10

1.5

Penyampaian
LaporanKeuanganBerdasarkan
CatatanBursa

13

2J

Hasil PenelitianSebelumnya

55

3.1

Operasionalisasi
Variabel..............

73

4.1

DaftarPemilihanSampel

75

42

Omnibus
testsof ModelCofficients........,.

77

4.3

Model Summary..

78

4.5

HasilUji HosmerandLemeshow
Test

79

4.5

HasilUji KoefisienRegresi.....

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap perusahaan pada suatu periode tertentu akan melaporkan semua
kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan
tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang
telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu (past
performance),

serta

berfungsi

sebagai

alat

pertanggungjawaban

manajemen.
Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia
dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009:1), laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (seperti laporan arus kas atau laporan arus
dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk
skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut
misalnya, infomasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Definisi lainnya yaitu laporan keuangan adalah catatan informasi
keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat
digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan

1

keuangan

adalah

bagian

dari

proses

pelaporan

keuangan

(http://i.m.wikipedia.org diakses pada hari Kamis 14 januari 2011).
Ditengah gagap gempita pertumbuhan ekonomi yang positif pada
tahun 2009 silam, ternyata Indonesia merupakan Negara paling korupsi
dari 16 negara Asia pasifik yang menjadi tujuan pelaku bisnis yang dirilis
pada hari Senin, 8 Maret 2010 oleh perusahaan konsultan “Political and
Economic Risk Consultancy” (PERC) yang berbasis di Hong Kong.
Penilaian didasarkan atas pandangan eksekutif bisnis yang menjalankan
usaha di 16 negara terpilih. Total responden adalah 2.174 dari berbagai
kalangan eksekutif kelas menengah dan atas di Asia, Australia dan
Amerika Serikat. Tabel berikut ini (tabel 1.1) merupakan daftar peringkat
p16 Negara Terkorupsi di Asia Pasifik oleh PERC.
Tabel 1.1
16 Negara Terkorup di Asia Pasifik* oleh PERC 2010

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Negara
Indonesia
Kamboja
Vietnam
Filipina
Thailand
India
China
Taiwan
Korea
Macau
Malaysia
Jepang
Amerika Serikat

Peringkat
1 (Terkorupsi)
2 (Korupsi)
3 (Korupsi)
4 (Korupsi)
5
6
7
8
9
10
11
12
13 (Bersih)

Bersambung pada halaman selanjutnya
2

Tabel 1.1 (Lanjutan)
Negara
No
Peringkat
14.
Hong Kong
14 (Bersih)
15.
Australia
15 (Bersih)
16.
Singapura
16 (Bersih)
Sumber: http://nusantaranews.wordpress.com/2010/03/09/
Banyaknya kasus dan kecurangan yang menyangkut masalah praktek
transparansi dan akuntanbilitas pelaporan keuangan perusahaan (tabel 1.2)
seperti kasus Enron Corporation (2001), WorldCom (2002), Health South
Corporation (2003), Parmalat (2003), Kanebo Limited (2003), American
International Group (2005), dan Satyam Computer Services (2009), telah
mendorong profesi akuntan, pengguna laporan keuangan, dan pemerintah
memberikan perhatian yang serius terhadap pentingnya keberadaan komite
audit dan mekanisme good corporate governance menjadi suatu
kebutuhan di dunia bisnis sebagai barometer akuntabilitas dari suatu
perusahaan.
Tabel 1.2
10 Skandal Akuntansi Besar di Dunia
No.

Nama Perusahaan

1.

Bank of Credit and
Commerce
International (BCCI)

2.

Enron Corporation

Tuduhan Kasus Kecurangan
Salah satu skandal terbesar dalam sejarah
keuangan dengan kecurangan $20 miliar
lebih. Labih dari $13 miliar dana
unaccounted. Tuduhan lainnya termasuk
penyuapan, mendukung terorisme, money
laundery, penyeludupan, penjualan
teknologi nuklir, dan lain-lain.
Mendongkrak laba dan menyembunyikan
hutang lebih dari $1 milyar dengan
menggunakan perusahaan di luar
pembukuan, memanipulasi pasar listrik di
Texas, menyogok pejabat asing untuk
memenangkan kontrak di luar Amerika,
memanipulasi pasar energi di California.

Bersambung pada halaman selanjutnya
3

Tabel 1.2 (Lanjutan)
No.
4.

Nama Perusahaan

Tuduhan Kasus Kecurangan

Tyco International

Mantan CEO (Dennis Kozlowski) dan
mantan CFO (Mark H. Swartz) dituduh
melakukan pencurian sebesar $600 juta
dari perusahaan pada tahun 2002
5.
Kanebo Limited
Melambungkan keuntungan sebesar $2
miliar untuk periode 5 tahun.
6.
Waste Management,
Laba yang meningkat $17 miliar dengan
Inc
menambah masa manfaat penyusutan
untuk aset tetap pada tahun 2002
7.
Parmalat
Total hutang perusahaan lebih dua kali
lipat yang tercatat di neraca. Pemalsuan
dan kebangkrutan adalah tuduhan
lainnya.
8.
Health South
Pendapatan perusahaan overstated
Corporation
sebanyak 4700 persen dan $14 miliar
dilambungkan untuk memenuhi harapan
investor.
9.
American
Perusahaan mempertahankan perjanjian
International Group
payoff menguntungkan. Melakukan
(AIG)
permohonan penawaran kecurangan
untuk kontrak asuransi dan
melambungkan posisi keuangan sebesar
$2,7 M pada tahun 2005
10. Satyam Computer
Melambungkan saldo kas dan bank lebih
Services
dari $1 miliar, posisi debitor yang
overstated sebesar 100 miliar dan
kewajiban understated sebesar $250 juta
yang diatur untuk kepentingan Ramalinga
Raju (Pendiri Satyam Computer
Services)
Sumber: http://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/
Sekar Mayangsari (2003:1255) mengungkapkan timbulnya kasuskasus tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan tentang tata kelola
perusahaan. Negara Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai
negara acuan penerapan tata kelola perusahaan yang baik menjadi
diragukan dengan merebaknya kasus-kasus manipulasi akuntansi di negara
tersebut. Bahkan ada tuduhan bahwa pemicu munculnya kasus manipulasi

4

tersebut justru karena mekanisme tata kelola perusahaan di Amerika
Serikat. Contohnya, bonus untuk manajer perusahaan di Amerika Serikat
selalu dikaitkan dengan kenaikan harga saham dan laba akuntansi
sehingga ada kecenderungan para manajer melakukan manipulasi
akuntansi untuk kepentingannya sendiri. Demikian pula dengan pola
kepemilikan yang terdistribusi luas ke publik yang menyulitkan bagi
pendiri perusahaan untuk melakukan intervensi langsung ke direksi.
Salah satu tugas dan tanggung jawab yang diemban komite audit
adalah untuk memverifikasi kebenaran laporan tahunan atau laporan
keuangan serta berupaya memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan
yang dibuat oleh manajemen telah memberikan gambaran yang
sebenarnya atau aspek transparency sehingga laporan keuangan tersebut
dapat membantu para pengambil keputusan dalam mengambil keputusan
yang tepat. Selain itu, kehadiran komite audit akhir-akhir ini telah
mendapat respon positif dari berbagai pihak, antara lain pemerintah,
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), Bursa Efek Indonesia (BEI),
para investor, profesi hukum (advokat), profesi akuntan serta independen
appraisal dan profesi.
Menurut Arens, Beasley, dan Elder (2010:114) yang dimaksud
dengan komite audit adalah sebagai berikut:
“ An audit committee is a selected number of members of company’s board
of directors whose responsibilities include helping auditors remain
independent of management. Most audit commitees are made up of three
to five or sometimes as many as seven directors who are not part of
company management. The Sarbanes-Oxley Act requires that all members
of the audit committee be independent and companies must disclose
5

whether or not the audit committee includes at least one member who is
financial expert”.
Tugas dan tanggung jawab komite audit secara garis besar adalah
melakukan penelahaan atas informasi laporan keuangan yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan, menelaah independensi dan objektivitas
akuntan publik, melakukan penelahaan atas efektifitas pengendalian
internal perusahaan, melakukan penelahaan tingkat kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Seperti yang dinyatakan oleh Wardhani (2008:3) bahwa komite
audit bertugas untuk membantu dewan komisaris untuk memastikan
bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan
dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit internal dan eksternal
dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut
temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Dengan adanya komite
audit dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan
perusahaan akan termonitor dengan baik. Komite audit ini akan
memastikan bahwa perusahaan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang
akan menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan berkualitas.
Adanya komite audit pada perusahaan-perusahaan merupakan ciri
dari corporate governance yang terbentuk dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya pedoman good corporate governance yang
menganjurkan semua perusahaan di Indonesia untuk membentuk komite
audit.

Penelitian

yang

dilakukan

oleh

Khomsiyah

(2003:200)
6

menunjukkan bahwa Indonesia, Thailand dan Jepang yang mempunyai
tingkat transparansi yang rendah, merupakan Negara yang mengalami
volattle stock yang lebih besar dibandingkan dengan Negara yang
mempunyai transparasi yang lebih tinggi (Hongkong, Singapura, dan
Taiwan).
Good corporate governance merupakan tata kelola perusahaan
yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan
yang menentukan arah kinerja perusahaan. Banyak pihak yang
mengatakan lamanya proses perbaikan di Indonesia disebabkan oleh
sangat lemahnya good corporate governance yang diterapkan dalam
perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor
mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek good
corporate governance di Indonesia.
Tabel 1.3
Contoh Penerapan good corporate governance di Indonesia
Penerapan good corporate
Governance
1.
PT Pertamina Tbk
Berbagai upaya untuk mencegah
kasus pelanggaran GCG telah
dilakukan perusahaan. Salah satunya
dengan membentuk Satuan
Pengawasan Internal (SPI). Sejumlah
evaluasi internal maupun eksternal
dilakukan. Dan terakhir kali, PT.
Pertamina sudah mencapai indeks
GCG 80,03 pada tahun 2008. SPI
akan mendorong dan melakukan
evaluasi atas apa yang dilakukan oleh
seluruh pekerja, apakah GCG itu
benar-benar dijalankan atau tidak.
Manajemen GCG nantinya akan
menerima pengaduan dengan whistle
Bersambung pada halaman selanjutnya
No.

Nama Perusahaan

7

Tabel 1.3 (Lanjutan)
Nama Perusahaan

Penerapan good corporate
Governance
blower system yang akan diterapkan,
selanjutnya tugas SPI melakukan
audit pendalaman (khusus) untuk
membedah permasalahan tersebut
secara komprehensif. Selanjutnya,
rekomendasi akan diberikan ke SDM
untuk bisa diambil eksekusinya.
Sejauh ini, untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme
auditor, Pertamina telah melakukan
pelatihan, seperti IT Audit, Risk Base
Audit, dan Sertifikasi Internasional.
Dengan demikian, SPI ke depannya
diharapkan mampu memberikan
kontribusi konkret dalam rangka
membangun integritas Pertamina
menjadi perusahaan publik (non
listed).
2.
PT Bank BNI Tbk
PT BNI Tbk bekerjasama dengan
KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi) melakukan sosialisasi
mengenai tindak pidana korupsi di
kantor pusat dan seluruh kantor
wilayah BNI seluruh Indonesia.
Kegiatan dimulai sejak awal Agustus
2008 lalu di masing-masing wilayah
operasi BNI yaitu, Medan, Batam,
Palembang, Bandung, Semarang,
Surabaya, Makasar. Denpasar,
Banjarmasin, Manado dan Jakarta
Sumber:http://yuthiaghina.blogspot.com/2009/10/goodcorporategovernane
No.

Pengungkapan informasi harus efektif dan tepat waktu sehingga
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh manajemen
dan membantu menghasilkan keputusan yang tepat. Perusahaan juga
dituntut untuk melakukan transparansi dan pengungkapan penuh (full
disclosure)

dalam

mengungkapkan

informasi

laporan

keuangan

8

perusahaan, agar dapat mengantisipasi kondisi ekonomi yang cepat
berubah.
Pentingnya penelitian mengenai corporate governance dan
pengungkapan informasi dapat ditinjau dari dua perspektif. Pertama,
penelitian
governance

untuk

mengetahui

penerapan

prinsip-prinsip

corporate

perlu dilakukan mengingat pentingnya peran corporate

governance dalam struktur pengelolaan bisnis dan ekonomi moderen yang
ditopang oleh pasar modal dan pasar uang dan meningkatkan kepercayaan
publik pada perusahaan (Khomsiyah, 2003:200). Beasley et al., (1996)
dalam Jama’an (2007:12) memberikan bukti bahwa perusahaan yang
menerapkan good corporate governance cenderung meningkat kinerjanya.
Penelitian McKinsey seperti dikutip oleh Lukuhay (2002) dalam jurnal
Jama’an (2007:12) membuktikan bahwa investor di negara-negara maju
bersedia memberi premium yang cukup tinggi, mencapai sekitar 28%,
kepada perusahaan yang menerapkan prinsip good corporate governance
dengan konsisten.
Mekanisme

good

corporate

governance

dipercaya

dapat

meningkatkan kinerja perusahaan. Pernyataan ini dapat ditemukan dalam
berbagai codes of corporate governance hampir di semua negara. Sebagai
contoh, Dey Report (1994) dalam Jama’an (2007:12), mengemukakan
bahwa corporate governance yang efektif dalam jangka panjang dapat
meningkatkan kinerja perusahaan dan menguntungkan bagi pemegang
saham. Peningkatan kinerja perusahaan tersebut tidak hanya untuk

9

kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk kepentingan publik.
Sebagai contoh, PT Bank Mandiri Tbk, PT United Tractors Tbk, dan PT
Krakatau Steel (Persero) sebagai peserta CGPI 2007 lalu terjadi korelasi
positif antara peningkatan kinerja dan penerapan good corporate
governance (tabel 1.4).
Tabel 1.4
Manfaat Mekanisme good corporate governance
No.

Nama Perusahaan

1.

PT Bank Mandiri Tbk

2.

PT United Tractors Tbk

Manfaat Mekanisme good
corporate governance
Aktualisasi GCG sebagai sebuah
sistem yang telah dilakukan di Bank
Mandiri memperlihatkan korelasi
positif dengan hasil kinerja.
Diantaranya telah terjadi peningkatan
kinerja keuangan secara signifikan,
peningkatan kualitas layanan hingga
mencapai posisi Services Leader,
serta pengembangan bisnis di
berbagai segmen dan perluasan
jaringan pelayanan. Selain itu,
penerapan GCG menjadi salah satu
daya tarik investor untuk membeli
saham Bank Mandiri, sehingga dapt
dikatakan bahwa penerapan GCG
berkorelasi positif dengan
meningkatnya harga Saham Bank
Mandiri sejak IPO
(tahun 2004) sampai dengan saat ini..
Pelaksanaan GCG di PT United
Tractors Tbk telah memberikan
beberapa manfaat diantaranya
keberlangsungan (sustainability)
perusahaan dapat lebih terjamin
sehingga dapat meningkatkan
stakeholder value, kinerja perusahaan
dan meningkatnya kapitalisasi di
pasar modal yang mencerminkan
terwujudnya manfaat bagi para
pemegang saham, meningkatkan
motivasi dan karyawan.

Bersambung pada halaman selanjutnya
10

Tabel 1.4 (Lanjutan)
Manfaat Mekanisme good
corporate governance
3.
PT Krakatau Steel
Aktualisasi GCG sebagai sebuah
(Persero)
sistem yang dilakukan di lingkungan
Krakatau Steel telah memberikan
beberapa manfaat:
a. Produktivitas dan efisiensi usaha
akan meningkat dan iklim usaha
lebih kondusif.
b. Hubungan baik dengan
stakeholders terjaga secara
seimbang dan saling
menguntungkan serta terdorong
untuk bersama-sama
mengaktualisasikan GCG.
c. Keterbukaan dalam
mengungkapkan dan
mengkomunikasikan kebijakan
dan keputusan bsnis secara
relevan.
d. Kesempatan yang sama bagi
setiap karyawan unutk karir dan
penilaian kinerja karyawan yang
adil.
e. Serta terjaganya hubungan yang
hamonis antara atasan dan
bawahan.
Sumber: Corporate governance perception index tahun 2009
No.

Nama Perusahaan

Pada dasarnya isu tentang corporate governance dilatarbelakangi
oleh agency theory yang menyatakan permasalahan agency muncul ketika
pengelolaan suatu perusahaan terpisah dari kepemilikannya. Pemilik
sebagai pemasok modal perusahaan mendelegasikan wewenangnya atas
pengelolaan perusahaan kepada professional managers, akibatnya
kewenangan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan
sepenuhnya ada di tangan eksekutif. Hal itu menimbulkan kemungkinan
terjadinya Moral Hazard dimana manajemen tidak bertindak yang terbaik
untuk kepentingan pemilik karena adanya perbedaan kepentingan (conflict
11

of interest). Manajer dengan informasi yang dimilikinya hanya untuk
menguntungkan dirinya sendiri dengan mengorbankan kepentingan
pemilik karena manajer memiliki informasi perusahaan yang tidak dimiliki
pemilik (asymmetry information). Hal ini akan mempengaruhi kinerja
perusahaan

dan

menghilangkan

kepercayaan

investor

terhadap

pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka tanam pada
perusahaan tersebut.
Pengungkapan

laporan

keuangan

yang

tepat

waktu

akan

memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan.
Pengungkapan laporan keuangan sebagai salah satu aspek GCG
diharapkan dapat menjadi dasar untuk melihat baik atau tidaknya kinerja
perusahaan.

Masalah

ketepatan

waktu

laporan

keuangan

dapat

diminimalisasikan dengan implementasi good corporate governance salah
satunya dengan peningkatan peran dan fungsi komite audit sebagai komite
independen dalam perusahaan yang memiliki peran dan fungsi utama
dalam

memperbaiki

kualitas

laporan

keuangan,

meningkatkan

kepercayaan masyarakat serta mengurangi terjadinya fraud di perusahaan.
Perusahaan

yang

terlambat

dalam

menyampaikan

laporan

keuangan secara tepat waktu akan dikenakan sanksi administrasi dan
denda. Sanksi dan denda yang dikenakan cukup berat, namun demikian
masih ada beberapa perusahaan yang tidak dapat menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu walaupun sudah dibentuk Komite Audit. Menurut
Peng-LK-00242/BEI.PPR/12-2010 dan Peng-LK-00324/BEI.PPJ/12-2010,

12

berdasarkan pencatatan bursa hingga tanggal 3 Agustus 2010 penyampaian
Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.5
Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan Catatan Bursa
Hingga Tanggal 02 Desember 2010
Hal

Total perusahaan tercatat

Jumlah

417

Keterangan
Penjelasan atas 417
Perusahaan Tercatat
tersebut adalah sebagai
berikut:
a. 411 Perusahaan
Tercatat yang wajib
menyampaikan
Laporan Keuangan
untuk periode yang
berakhir per 30
September 2010.
b. 2 Reksadana KIK tidak
mempunyai kewajiban
untuk menyampaikan
Laporan Keuangan
untuk periode yang
berakhir per 30
September 2010.
c. 4 Perusahaan Tercatat
belum wajib
menyampaikan
Laporan Keuangan
untuk periode yang
berakhir per 30
September 2010,
karena listing di Bulan
Oktober 2010 dan
November 2010.
Penjelasan atas 401
Perusahaan Tercatat
tersebut adalah sebagai
berikut:
a. 400 Perusahaan
Tercatat
menyampaikan
13

Tabel 1.5 (Lanjutan)
Hal
Telah menyampaikan
Laporan Keuangan

Jumlah
401

Belum menyampaikan
Laporan Keuangan

14

Tidak Wajib
menyampaikan Laporan
Keuangan

2

Keterangan
Laporan Keuangan
hingga tanggal 30
November 2010.
b. 1 Perusahaan Tercatat
menyampaikan
Laporan Keuangan
yang ditelaah secara
terbatas oleh Akuntan
Publik, namun
melebihi batas waktu
yang telah ditentukan
(dikenakan Peringatan
Tertulis I)
Penjelasan atas 14
Perusahaan Tercatat
tersebut adalah sebagai
berikut:
a. 1 Perusahaan tercatat
belum menyampaikan
Laporan keuangan
yang tidak ditelaah
secara terbatas atau
yang tidak diaudit oleh
Akuntan Publik
(dikenakan Peringatan
Tertulis II dan denda
Rp 50 juta).
b. 9 Perusahaan tercatat
akan menyampaikan
Laporan Keuangan
yang diaudit oleh
Akuntan Publik.
c. 4 Perusahaan tercatat
belum wajib
menyampaikan laporan
keuangan (listing pada
bulan Oktober dan
November 2010).
2 Reksadana KIK tidak
mempunyai kewajiban
untuk menyampaikan
Laporan Keuangan untuk
Periode yang berakhir
pada 30 September 2010.

Sumber: http://www.idx.co.id
14

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dechow et al
(1995) Beasley (1996); dan Bedard (2002) dalam Purwati (2006:44)
mengenai hubungan antara keberadaan komite audit dan ketiadaan
masalah dalam pelaporan keuangan menunjukkan bahwa Komite Audit
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya kecurangan
keuangan (financial fraud). PricewaterhouseCoopers (1999) dalam
Khomsiyah

(2003:200)

melakukan

penelitian

mengenai

adanya

information gap. Dengan menggunakan responden investor institusional di
Singapura, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diantara negara-negara
di Asia dan Australia, Indonesia berada pada urutan yang sangat rendah
dalam persepsian standar akuntanbilitas, proses penentuan dewan, auditing
dan ketaatanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Andrew J. Felo, Krishnamurthy,
dan Solieri (2003:30) mengenai karakteristik komite audit dan kualitas
pelaporan keuangan dalam analisis empiris dengan sampel yang diambil
dari Association for Investment Management and Research (AIMR) tahun
1995-1996, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik komite
audit yang berisi keahlian komite audit dalam bidang akuntansi dan atau
keuangan dan ukuran komite audit menunjukkan hasil yang positif
terhadap pelaporan keuangan sedangkan independensi komite audit
menunjukkan hasil yang negatif terhadap pelaporan keuangan.
.Namun, pada penelitian Purwati (2006:77) mengungkapkan bahwa
variabel ketua komite audit dan keberadaan financial expert menunjukkan

15

pengaruh yang positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Rekonsiliasi hasil penelitian tersebut memerlukan penelitian-penelitian
yang lebih lanjut untuk mengetahui apakah karakteristik komite audit dan
mekanisme good corporate governance akan berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian ini merupakan replikasi
dari Purwati (2006). Dalam penelitian ini, elemen-elemen yang terkandung
dalam pengukuran mekanisme corporate governance adalah komisaris
independen dalam perusahaan, keberadaan komite audit dalam perusahaan
dan persentase saham yang dimiliki oleh institusional (kepemilikan
institusional).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena pertama, dengan adanya komite audit dalam suatu
perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan termonitor
dengan baik. karakteristik komite audit ini akan memastikan bahwa
perusahaan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang akan menghasilkan
informasi keuangan yang akurat dan berkualitas. Hal diharapkan dapat
menjadi kunci bagi perusahaan untuk ketepatan waktunya dalam
penyampaian laporan keuangan Informasi yang disajikan tidak tepat waktu
akan mengurangi atau bahkan menghilangkan kemampuannya sebagai alat
bantu prediksi bagi pemakainya karena lapoan keuangan yang tidak
disajikan secara tepat pada saat dibutuhkan, tidak akan mempunyai nilai
untuk dasar penentuan tindakan pada masa yang akan datang. Kedua,
berbagai penelitian sebelumnya mengenai mekanisme good corporate

16

governance terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, peneliti belum
menemukan penelitian yang menaruh perhatiannya pada mekanisme good
corporate governance terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul ”Pengaruh Karakteristik Komite Audit dan Mekanisme good
corporate

governance

terhadap

ketepatan

waktu

pelaporan

keuangan”.
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Purwati (2006). Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini ada penambahan variabel independen yaitu
mekanisme good corporate governance (komisaris independen dan
kepemilikan institusional). Mekanisme good corporate governance
merupakan penyebab keefektifan ketepatan pelaporan keuangan dan
dapat mengurangi resiko earnings management dan fraud dalam suatu
perusahaan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut
apakah mekanisme good corporate governance sebagai variabel
independen

berpengaruh

terhadap

ketepatan

waktu

pelaporan

keuangan.
2. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011 sedangkan penelitian
sebelumnya dilakukan pada tahun 2006.

17

A. Perumusan masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah karakteristik komite audit berpengaruh secara langsung
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan?
2. Apakah

mekanisme

good

corporate

governance

mempunyai

pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan?
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh bukti empiris sebagai berikut:
a. Pengaruh karakteristik komite audit mempunyai pengaruh
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
b. Pengeruh mekanisme good corporate governance mempunyai
pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat
sebagai

bahan

referensi

penelitian

selanjutnya

dan

pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan.
2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang ketepatan waktu
pelaporan keuangan serta menambah pengetahuan akuntansi
khususnya auditing dengan memberikan bukti empiris tentang

18

pengaruh karakteristik komite audit dan mekanisme good
corporate governance sebagai variabel independen.
3) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak
yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai
topik ini.
4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang
ketepatan waktu pelaporan keuangan sehingga diharapkan
dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.
b. Kontribusi Praktis
Membantu profesi auditing dalam upaya meningkatkan efesiensi
dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor
dominan yang dapat mempengaruhi timeliness. Selain itu untuk
praktisi, terutama manajemen perusahaan, analis, investor, hasil
penelitian akan memberikan gambaran tentang pentingnya tepat
waktu dalam melaporkan keadaan keuangan perusahaan. Selain itu
juga untuk akademisi, penelitian ini akan memberikan arah studi
tentang konsep dasar akuntansi umumnya, dan ketepatan waktu
(timeliness) khususnya. Akademisi akan memperoleh informasi
tentang aplikasi ketepatan waktu pelaporan secara empiris, sebagai
salah satu konsep dasar dalam akuntansi.

19

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur
1. Komite Audit
a. Definisi Komite Audit
Menurut peraturan Nomor IX.I.5 dalam lampiran keputusan
ketua Bapepam Nomor: KEP-29/PM/2004 dijelaskan bahwa Komite
Audit merupakan komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam
rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Jama’an
(2008:15) mengemukakan bahwa komite audit merupakan badan yang
dibentuk oleh dewan direksi untuk mengaudit operasi dan keandalan.
Badan ini bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor
akuntan publik.
Pengertian komite audit menurut Menurut Arens, Beasley, dan
Elder (2010:114) yang dimaksud dengan komite audit adalah sebagai
berikut:
“ An audit committee is a selected number of members of company’s
board of directors whose responsibilities include helping auditors
remain independent of management. Most audit commitees are made
up of three to five or sometimes as many as seven directors who are
not part of company management. The Sarbanes-Oxley Act requires
that all members of the audit committee be independent and companies
must disclose whether or not the audit committee includes at least one
member who is financial expert”.

20

Menurut Davies dan Parker (1995) yang dikutip oleh Tugiman
(1995:8) menyatakan bahwa:
“Audit committee” means a committee comprising a majority of
independent/ non-executive members of the governing body of an entity
to which has been assigned, amongst other functions, the oversight of
the financial reporting and audit process; “Governing body”means
the entity’s board of directors,trustees or governors, or other
equivalent body or person”.
Sesuai dengan Keputusan Bursa Efek Indonesia melalui
Kep.Direksi BEJ No.Kep 315/BEJ/06/2000 mendefinisikan komite
audit sebagai berikut:
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
perusahaan, yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan
komisaris, yang bertugas untuk membantu melakukan pemeriksaan
atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi
direksi dalam pengelolaan perusahaan.

Menurut Tugiman (1995:8) komite audit adalah:
“Sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk
mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas
khusus. Komite audit sangat berguna untuk menangani masalahmasalah yang membutuhkan integrasi dan koordinasi sehingga
dimungkinkan permasalahan yang signifikan dapat segera teratasi
didalam perusahaan”.
Siegel (1996) dalam Susiana dan Herawati (2007:8), Komite
audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien yang
bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap
manajemen. Sarbanes Oxley Act mengartikan Komite Audit sebagai
sebuah komite (atau badan yang setingkat) yang didirikan oleh dan
terdiri atas Board of Directors dengan tujuan mengawasi proses

21

pelaporan akuntansi dan keuangan dan audit atas laporan keuangan
perusahaan (Purwati,2006 :25).
Keberadaan komite audit pada perusahaan publik di Indonesia
secara resmi dimulai sejak bulan Juni 2000 yang ditandai dengan
keluarnya Keputusan Direksi BEJ No: Ke-315/BEJ/06/2000 perihal:
Peraturan Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa. Pada bagian ini
dinyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) wajib
memiliki komisaris independen, komite audit, sekretaris perusahaan,
keterbukaan dan standar laporan keuangan per sektor. Pembentukan
komite audit dilakukan dengan dasar UU No.19 tahun 2003 pasal 70,
yang dijabarkan lebih lanjut dalam keputusan Bapepam No.29 tahun
2004 pasal 2. Pembentukan tersebut berkaitan dengan review sistem
pengendalian internal perusahaan, memastikan kualitas laporan
keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit.
Susiana dan Arleen Herawaty (2007:3) mengungkapkan
Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai
masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan,
akuntansi, dan pengendalian intern. Tujuan pembentukan komite audit
adalah:

22

1) Memastikan

laporan

keuangan

yang

dikeluarkan

tidak

menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yng berlaku
umum.
2) Memastikan bahwa internal kontrolnya memadai.
3) menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang
material di bidang keuangan dan implikasi hukumnya.
4) merekomendasikan seleksi auditor internal.
Komite ini harus bebas dari pengaruh manajemen (independen)
sehingga dapat mewujudkan tanggung jawabnya untuk mengevaluasi
efektivitas pengendalian menejemen dan peranan auditor eksternal
termasuk auditor internal perusahaan. Komite audit dapat membantu
dewan komisaris mereka secara keseluruhan dalam masalah-masalah
yang berkaitan dengan laporan keuangan dan kontrol atas operasi
keuangan. Mereka juga dapat memperkuat posisi manajemen dengan
memberikan keyakinan bahwa seluruh langkah-langkah yang mungkin
dilakukan telah diambil untuk memberikan penelahaan independen
atas kebijakan-kebijakan keuangan dan operasi manajemen. Hal ini
merupakan sesuatu yang baik bagi perusahaan dan bagi masyarakat
umum.
Menurut peraturan Bapepam Nomor: SE-03/PM/2000, komite
audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris yang
tugasnya membantu dewan komisaris dengan memberikan pendapat
profesional yang independen untuk meningkatkan kualitas kerja serta

23

mengurangi

penyimpangan

pengelolaan

perusahaan,

sedangkan

berdasarkan Kep-315/BEJ/06200, dalam rangka penyelenggaraan
pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance),
perusahaan tercatat wajib memiliki komite audit. Landasan lain
keberadaan komite audit di Indonesia mengenai pembentukan komite
audit yaitu Keputusan Ketua Bapepam Nomor 29/PM/2004 tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit yang
mengharuskan pembentukan komite audit bagi perusahaan-perusahaan
yang tercatat di bursa efek dan rumusan tugas dan tanggung jawab
komite audit dan keputusan direksi BEJ Nomor 339/BEJ/2001 tentang
Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di bursa yang
mengharuskan pembentukan komite audit bagi perusahaan-perusahaan
yang tercatat di bursa dan rumusan tugas, tanggung jawabnya berikut
proses pelaporannya.
Berbagai ketentuan dan peraturan mengenai komite audit telah
dibuat diantaranya:
1) Pedoman Good Corporate governance (Maret 2001) yang
menganjurkan semua perusahaan di Indonesia memiliki komite
audit.
2) Surat

Edaran

BAPEPAM

No.

SE-03/PM/2000

yang

merekomendasikan perusahaan-perusahaan publik memiliki komite
audit,

sebagaimana

diperbaharui

dengan

Keputusan

Ketua

BAPEPAM No. Kep-41/PM/2003 tanggal 22 Desember 2003

24

tentang Peraturan Nomor IX.1.5: Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
3) Kep. 339/BEJ/07-2001, yang mengharuskan semua perusahaan
yang listed di Bursa Efek Jakarta memiliki komite audit.
4) Keputusan menteri

BUMN No. Kep-103/MBU/2002

yang

mengharuskan semua BUMN mempunyai komite audit.
5) Keputusan menteri BUMN No. Kep-117 /M-MBU/2002 yang
mengharuskan semua BUMN mempunyai komite audit.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian komite audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan
Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan
fungsinya, yang harus bebas dari pengaruh manajemen perusahaan dan
bersifat independen serta dengan demikian hanya bertanggung jawab
kepada dewan komisaris.
b. Peran dan Tanggungjawab Komite Audit
Dalam bidang laporan keuangan (financial reporting), tanggung
jawab komite audit secara umum adalah untuk memastikan bahwa
laporan

keuangan

perusahaan

telah

menggambarkan

keadaan

perusahaan secara wajar mengenai kondisi keuangan (financial
condition), hasil usaha (result of operation), serta rencana dan
komitmen jangka panjang (plans and long term commitments). Dalam
bidang corporate governance, komite audit bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai dengan undang-

25

undang dan peraturan yang berlaku, melaksanakan usahanya dengan
beretika, dan melaksanakan pengawasan efektif terhadap benturan atau
potensi benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh
karyawan dan manajemen perusahaan (Alijoyo dan Zaini, 2004:99).
Tugas dan tanggung jawab komite audit telah diatur dalam Surat
Keputusan ketua BAPEPAM Nomor: KEP-41/PM/2003 tanggal 22
Desember 2003, Komite audit bertugas untuk memberikan pendapat
kepada dewan komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang
disampaikan

oleh

direksi

kepada

dewan

komisaris,

mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris,
dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas dewan
komisaris antara lain :
1) Melakukan penelahaan atas informasi keuangan yang akan
dikeluarkan perusahaan, seperti laporan keuangan, proyeksi dan
informasi keuangan lainnya.
2) Melakukan

penelahaan

atas

ketaatan

perusahaan

terhadap

peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan perusahaan.
3) Melakukan penelahaan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
internal.
4) Melaporkan kepada komisaris berbagai resiko yang dihadapi
perusahaan dan pelaksanaan manajemen resiko oleh direksi.

26

5) Melakukan penelahaan dan melaporkan kepada komisaris atas
pengaduan yang berkaitan dengan emiten atau perusahaan publik.
6) Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi perusahaan.
7) Membuat pedoman kerja komite audit (audit committee charter).
Berdasarkan international best practise dalam Alijoyo dan Zaini
(2004:98), komite audit mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
bidang:
1) Laporan Keuangan (financial reporting).
2) Corporate governace.
3) Pengawasan perusahaan (corporate control).
Tanggung jawab komite audit meliputi: memilih auditor independen,
mengawasi proses audit dan memastikan laporan keuangan. Bapepam
(2000) juga menyatakan bahwa komite audit bertanggung jawab untuk:
1) Melakukan penelahaan atas informasi keuangan yang akan
dikeluarkan perusahaan, seperti laporan keuangan, proyeksi, serta
informasi keuangan lainnya.
2) Melakukan

penelahan

atas

ketaatan

perusahaan

terhadap

perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan lain yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan.
3) Melakukan penelahaan atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan
oleh Akuntan Publik untuk memastikan semua resiko yang penting
telah dipertimbangkan (Purwati,2006:27).

27

Audit committee chart

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 46 80

Pengaruh peran komite audit internal dalam mewjudkan good corporate governance untuk meningkatkan kinerja Bank syariah : studi empiris pada perbankan syariah di jakarta

0 18 126

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba.

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba.

0 2 7

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba.

0 2 17

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba

0 0 16