Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH: DINI KRISTI

100503073

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusaahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 25 Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan,

NIM. 100503073 Dini Kristi Singarimbun


(3)

ABSTRAK

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur Good Corporate Governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden dan komite audit serta pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan (yang diukur menggunakan EVA/Economic Value Added). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2013. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 40 perusahaan yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda untuk pengujian hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama struktur good corporate governance dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur melalui EVA (Economic Value Added).. Uji parsial menunjukkan bahwa struktur Good Corporate Governance yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur melalui EVA (Economic Value Added). Sedangkan struktur komisaris indenpenden dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Kata Kunci: Good Corporate Governance, Ukuran perusahaan, Kinerja perusahaan dan Economic Value Added (EVA)


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND FIRM SIZE TO FIRM PERFORMANCE ON MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN

IDX

The purpose of this research is to examine the effect of Good Corporate Governance structure such as management ownership, institutional ownership, independent comittioners and audit comittees; and the effect of firm size on firm performance (measured by EVA/Economic Value Added). The populations in this study were manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during the years 2010-2013. This study uses 40 sample companies based on the purposive sampling method. The ananlitical method used in descriptive quantitative by using multiple linear regression to test the hypothesis.

The results showed that together Good Corporate Governance structure and firm size affect the firm performance significantly. Partial test showed that Good Corporate Governance structure which the management ownership and institutional ownership have significant affect to firm performance. While, the independent committioners and audit committee do not affect to firm performance. The firm size have significant affect to firm performance.

Keywords: Good Corporate Governance, firm size, firm performance, Economic Value Added (EVA)


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Bapa atas kasih, berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan berupa pengarahan, bimbingan bantuan dan kerja sama dari banyak pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Azar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., CA., selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengarahkan dan membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara .

3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan


(6)

selaku Ketua Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 6. Teristimewa kepada keluarga penulis, kedua orang tua (Drs. Seman

Singarimbun dan Ernawati br. Sitepu), kakak penulis ,Meliasari Singarimbun dan abang penulis, Enda Sumana Singarimbun untuk cinta kasih yang tak terbatas dan dukungan tiada henti.

7. Teman-teman KTB penulis Kak Henny, Rini, Jeshika, Vevi dan Ruth yang banyak memberikan dukungan doa dan motivasi. Adik-adik kelompok kecil yang terkasih Ingrid, Grace, Artasya, Tri Desli, Defi dan Rohana yang telah banyak mengingatkan dan memberikan dukungan doa, dan semangat. Sahabat-sahabat seperjuangan di akuntansi Sarah, Betty Katrin, dan Ronauli yang saling menopang dalam melewati masa-masa susah dan senang selama perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini. Serta seluruh teman – teman mahasiswa S1-Akuntansi Stambuk 2010 yang memberikan dukungan, saran dan semangat.


(7)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak

Medan, 26 Juni 2014 Penulis

Dini Kristi Singarimbun NIM:100503073


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

1.4 Batasan Penelitian ... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Landasan Teori ... 11

2.1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan ... 11

2.1.2 Good Corporate Governance ... 14

2.1.2.1 Pengertian Good Corporate Governance ... 15

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance .... 19

2.1.2.3Stuktur Corporate Governance ... 20

2.1.2.3.1 Kepemilikan manajerial ... 21

2.1.2.3.2 Kepemilikan Institusional ... 22

2.1.2.3.3 Komisaris Independen ... 22

2.1.2.3.4 Komite Audit ... 23

2.1.2.4 Ukuran Perusahaan... 24

2.2 Penelitian Terdahulu ... 25

2.3 Kerangka Konseptual ... 30

2.3.1 Pengaruh Struktur GCG terhadap Kinerja Perusahaan ... 30

2.3.1.1 Kepemilikan manajerial dan Kinerja Perusahaan ... 32

2.3.1.2 Kepemilikan Institusional dan Kinerja Perusahaan ... 32

2.3.1.3 Komisaris Indenpenden dan Kinerja Perusahaan ... 33


(9)

2.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap kinerja Perusahaan ... 34

2.4 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.3 Definisi Operasional ... 36

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 43

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.7 Teknis Analisis ... 44

3.6.1 Uji Statistik Deskriptif ... 44

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 45

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 45

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ... 45

3.6.2.4Uji Autokorelasi ... 46

3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 46

3.6.3Uji Hipotesis ... 47

3.6.3.1 Uji Parsial (t Test) ... 48

3.8.3.2 Uji Simultan (F Test) ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Data Penelitian ... 50

4.2Analisis Hasil Penelitian ... 50

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 50

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 52

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 52

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 53

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 54

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 56

4.2.3 Uji Hipotesis ... 57

4.2.3.2 Uji Simultan (F Test) ... 58

4.2.3.3 Uji Parsial (t Test) ... 59

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66


(10)

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN ... 73


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 3.1 Langkah- langkah Perhitungan EVA ... 40

Tabel 3.2 Ringkasan Definisi Operasional dan Pengukurannya ... 40

Tabel 3.3 Kriteria Uji Autokorelasi ... 47

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 51

Tabel 4.2 Uji Normalitas = Kolmogorov-Smirnov ... 53

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 54

Tabel 4.4 Autokorelasi ... 56

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis ... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F).. ... 58


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 30 Gambar 4.1 Grafik Scatterplot ... 55


(13)

ABSTRAK

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur Good Corporate Governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden dan komite audit serta pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan (yang diukur menggunakan EVA/Economic Value Added). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2013. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 40 perusahaan yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda untuk pengujian hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama struktur good corporate governance dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur melalui EVA (Economic Value Added).. Uji parsial menunjukkan bahwa struktur Good Corporate Governance yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur melalui EVA (Economic Value Added). Sedangkan struktur komisaris indenpenden dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Kata Kunci: Good Corporate Governance, Ukuran perusahaan, Kinerja perusahaan dan Economic Value Added (EVA)


(14)

ABSTRACT

THE EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND FIRM SIZE TO FIRM PERFORMANCE ON MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN

IDX

The purpose of this research is to examine the effect of Good Corporate Governance structure such as management ownership, institutional ownership, independent comittioners and audit comittees; and the effect of firm size on firm performance (measured by EVA/Economic Value Added). The populations in this study were manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during the years 2010-2013. This study uses 40 sample companies based on the purposive sampling method. The ananlitical method used in descriptive quantitative by using multiple linear regression to test the hypothesis.

The results showed that together Good Corporate Governance structure and firm size affect the firm performance significantly. Partial test showed that Good Corporate Governance structure which the management ownership and institutional ownership have significant affect to firm performance. While, the independent committioners and audit committee do not affect to firm performance. The firm size have significant affect to firm performance.

Keywords: Good Corporate Governance, firm size, firm performance, Economic Value Added (EVA)


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mensejahterakan pemegang saham.Kesejahteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan yang baik.Kinerja perusahaan yang baik menjadi suatu pertimbangan investor untuk menanamkan investasinya.Dibutuhkan informasi yangdapat memberikan gambaran dalam menilai dan memprediksi kemampuan perusahaan memberikan tingkat pengembalian bagi investor.Informasi tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.Penyajian laporan keuangan merupakan kewajiban manajemen perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sebagai pengelola perusahaan.Manajemen sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi dan prospek perusahaan dibanding pemegang saham.Tetapi informasi yang disampaikan sering kali tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Hal iniakan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemegang saham.Adanya asimetri informasi antara pemegang saham dan manajemen perusahaan tersebut menimbulkan masalah Corporate Governance.

Dari berbagai hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh beberapa lembaga penelitian, menunjukkan rendahnya pemahaman terhadap arti penting dan strategisnya penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) oleh para pelaku bisnis karena anggapan bahwa Corporate Governance adalah suatu bentuk kepatuhan (conformance) terhadap peraturan dan bukan suatu sistem yang diperlukan perusahaan untuk meningkatkan


(16)

kinerja.Penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan penyebab krisis ekonomi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, adalah (1) mekanisme pengawasan dewan komisaris (board of director) dan komite audit (audit committee) suatu perusahaan tidak berfungsi dengan efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham, (2) pengelolaan perusahaan yang belumprofessional (Girsang,2010).

Dapat dilihat dari beberapa kasus yang terjadi di Indonesia mengenai rendahnya praktik Corporate Governanceyang mulai mengemuka sejak krisis tahun 1998 dan diikuti banyaknya “fraud” yang dilakukan baik oleh perusahaan BUMN maupun perusahaan pihak swasta seperti PT. Kimia Farma dan Lippo Bank menunjukkan rendahnya praktik Corporate Governance di Indonesia. Dampak dari kurangnya penerapan prinsip-prinsip GCG sangat luas, tidak hanya secara perseorangan atau kelembagaan tetapi juga terhadap stabilitas ekonomi, seperti yang terjadi di Indonesia saat ini.

Disisi lain,diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Agreement( ACAFTA) di awal tahun 2010 menyebabkan berubahnya peta persaingan perdagangan di negara-negara ASEAN menjadi lebih kompetitif. Dengan diberlakukannya perjanjian ini, maka produksi barang-barang asal China akan membanjiri pasar Indonesia, mengingat barang produksi China relatif murah dan berdaya saing secara mutu sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri dalam negeri yang akan mengalami kesulitan dalam pemasarannya.

Berdasarkan inventarisasi Komisi VI DPR (Riandi dan Hasan, 2011)ada sepuluh sektor industri yang akan terpuruk jika CAFTA dilaksanakan yaitu meliputi industri


(17)

tekstil dan produk tekstil (TPT), industri makanan dan minuman, industri petrokimia, industri peralatan dan mesin pertanian, industri alas kaki, industri fiber sintetik, industri elektronik (termasuk kabel dan peralatan listrik), industri permesinan, industri rancang bangun serta industri baja. Dengan adanya fenomena ini, Indonesia diharapkan mampu bertahan dan memiliki nilai lebih dalam menghadapi persaingan dengan China, salah satu caranya adalah dengan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

Menurut The Indonesian Institute for Corporate Governance, Corporate Govenance didefinisikan sebagai serangkaian mekanisme untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan agar operasional berjalan sesuai dengan harapan stakeholder.Corporate Governance merupakan konsep yang mengatur keselarasan hubungan organ-organ perusahaan, antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi yang mengelola perusahaan.Hubungan ini diatur melalui prinsip-prinsip Corporate Governance antara lain accountability, transparency, responsibility, fairness dan indenpendency.Penerapan Corporate Governance secara konkret memiliki beberapa tujuan, antara lain memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing, mendapatkan cost of capital yang lebih murah, memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, meningkatkan keyakinan dan kepercayaan stakeholder terhadap perusahaan, melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum serta melindungi hak pemegang saham minoritas ( Purwaningtyas, 2011).

Dalam hubungannya dengan kinerja keuangan, penerapan GCG dapat mempengaruhi kinerja keuangan melalui monitoring yang dilakukan.Praktik


(18)

Corporate Governance bukan hanya menjadi kewajiban tetapi menjadi sebuah kebutuhan yang menjembatani hubungan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan.Permasalahan yang kerap terjadi padaCorporate Governance dilatarbelakangi adanya teori agensi ( agency theory) yang menekankan pentingnya pemilik perusahaan (principal) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada professional (agent) yang lebih mengerti menjalankan suatu usaha. Namun, konflik timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham sebagai principal dengan manajer pengelola sebagai agen.Asimetri antara manajemen dengan pemilik memberikan kesempatan kepada manajer untuk berlaku oportunis untuk memperoleh keuntungan pribadi.Misalnya, dengan tidak menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya untuk mendapatkan bonus pribadi.Manajer dapat malakukan manajemen laba untuk menyesatkan pemilik mengenaikinerja ekonomi perusahaan (Bukhori, 2012).Banyak manajer keuangan yang melakukan manajemen laba supaya perusahaan dinilai memiliki kinerja keuangan yang baik sehingga dapat menarik investor untuk melakukan investasi dalam perusahaan.

Implementasi GCG diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan.Kinerja perusahaan meningkat berdampak pada kesejahteraan pihak manajemen perusahaan dan pemegang saham (shareholders).Karena prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan.

Corporate Governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan


(19)

menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan.Ada empat mekanisme Corporate Governance yang sering dipakai dalam berbagai penelitian terhadap Corporate Governance yang bertujuan untuk mengurangi konflik keagenan yaitu komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan komisaris independen.Menurut Jensen dan Meckling (1976), kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme

Corporate Governance utama yang membantu menyelesaikan masalah

keagenan.Kepemilikan manajerial ikut menentukan metode akuntansi yang digunakan dan manajemen bertanggung jawab terhadap operasional perusahaan secara langsung. Sementara kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi pihak manajemen melakukan manajermen laba ( Boediono, 2005).

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (Gusti,2011).Dewan komisaris merupakan inti dari pelaksanaan Good Corporate Governanceyang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan serta terlaksananya akuntabilitas (Kartikasari, 2011).

Selain penerapan Corporate Governance, investor dan kreditor perlu mempertimbangkan karakteristik perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan.Ukuran perusahaan merupakan salah satu karakteristik yang perlu


(20)

diperhatikan.Ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan laporan keuangan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari seberapa besar asset yang dimiliki oleh perusahaan.Aset yang dimiliki perusahaan merujuk pada besarnya hak dan kewajiban serta pemodalan perusahaan.Perusahaan dengan asset yang besar biasanya memiliki daya tarik yang lebih bagi masyarakat. Hal ini menyebabkan perusahaan akan lebih berhati-hati dalam melaporkan laporan keuangannya. Perusahaan diharapkan akan selalu menjaga stabilitas kinerja keuangan mereka.

Beberapa peneliti menemukan tidak adanya hubungan antara Corporate Governancedan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan seperti pada penelitian Bukhori (2012) yang meneliti pengaruh Corporate Governance dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara mekanisme Internal Corporate Governanceterhadap kinerja perusahaan.Demikian pula ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Sedangkan beberapa penelitian menemukan adanya hubungan yang positif penerapan mekanisme Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan, seperti pada penelitian Rahmayanti (2011) yang menguji pengaruh mekanisme Corporate Governanceterhadap manajemen laba (earnings management) dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian dapat disimpulkan pengaruh mekanisme Corporate Governanceterhadap kinerja perusahaan (reported performance) yang diukur dengan profitabilitas (EBIT/Asset) menunjukkan variabel institutional ownership, kualitas auditor dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja


(21)

perusahaan dan ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja perusahaan. Dan penelitian ini didukung oleh Amba (2013) yang meneliti pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan, menemukan variabel CEO duality, komisaris indenpenden dan leverage berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan sementara komite audit dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

Karena terdapat variasi mekanisme Corporate Governance yang digunakan dalam penelitian maka peneliti tertarik untuk menguji kembali teori yang telah ada.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur.Industri manufaktur merupakan penopang utama industri di sebuah Negara ( Bapepam, 2002). Penelitian terhadap perusahaan manufaktur dinilai penting karena perusahaan manufaktur merupakan jumlah emiten terbesar dibandingkan jumlah emiten yang di-listing dalam BEI yaitu sebanyak 136(tahun 2012).Hal ini menunjukkan manufaktur memiliki pengaruh yang signifikan dalam perdagangan dalam BEI, sehingga pemilihan perusahaan manufaktur ini dapat mempresentasikan kondisi perusahaan-perusahaan publik di Indonesia.Berdasarkan penjabaran diatas, peneliti akanmelakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Stuktur Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada BEI”.

1.2 Rumusan Masalah


(22)

1. Apakah struktur Corporate Governance (yang terdiri dari: kepemilikan manajerial,kepemilikan institusional, komisaris indenpenden, dan komite audit) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui pengaruh dari struktur Corporate Governance yang terdiri

darikepemilikan manajerial,kepemilikan institusional, komisaris indenpenden, dan komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu melengkapi penelitian-penelitian terdahulu, mengenai pengaruh dalam penerapan Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan.Disamping itu, penelitian ini juga diharapkan mampu menambah pengetahuan atau dijadikan refrensi terhadap penelitian serupa pada penelitian selanjutnya.


(23)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi refrensi kepada manajemen untuk lebih memperhatikan penerapan praktik Corporate Governance dalam menjalankan perusahaan.

1.4 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan batasan masalah agar permasalahan dapat dibahas dengan lebih rinci dan memberikan pemahaman yang lebih jelas, maka batasan masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah struktur Corporate Governance, ukuran perusahaan, dan kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI pada tahun 2010 sampai 2013 serta telah melaporkan laporan keuangan tahunannya.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisikan landasan teori dan tinjauan literature penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran dan hipotesis yang digunakan.


(24)

Bab ini akan menjelaskan data-data yang digunakan dalam penelitian ini, pendekatan penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan data dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DAN HASIL

Bab ini memaparkan hasil penelitian yang berisi seputar proses pengolahan data, hasil temuan dan analisis pengolahan data terhadap variabel.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneliti selanjutnya.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan

Perusahaan merupakan suatu bentuk entitas yang secara sistematis menjalankan fungsi danoperasionalnya untuk mencapai tujuan tertentu.Tujuan tersebut merupakan harapan yang ingin dicapai oleh setiap pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam perusahaan tersebut.Kinerja merupakan gambaran dari tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan suatu kegiatan operasional.Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah sartu alat ukur untuk mengukur kualitas prusahaan dan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari asset, ekuitas maupun hutang.

Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian pelaksanaan tugas (performance) setiap bagian atau unit dalam suatu organisasi atau perusahaaan sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang telah ditetapkan(Mulyadi, 2001).Pengukuran kinerja perusahaan berfungsi untuk memotivasi manajer dan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu profit yang optimal, serta sebagai alat monitoring untuk mencegah perilaku menyimpang oleh masing-masing pihak yang berkepentingan (Sabrina,2010).Dengan demikian pengukuran kinerja perusahaan diharapkan memberikan pengaruhpositifterhadap kinerja perusahaan.Pengukuran kinerja merupakan salah satu bentuk kewajiban dan tanggungjawab perusahaan dalam melaporkan kinerjanya, untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan sesuai


(26)

dengan realisasinya (Hardikasari,2011). Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan.Laporan keuangan adalah suatu cerminan dari kondisi perusahaan karena memuat informasi mengenai posisi keuangan, laporan kinerja manajemen, laporan arus kas dan perubahan posisi keuangan perusahaan.

Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, yang mencakup perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan keuangan perusahaan sepanjang waktu (Mulyadi 2001:416). Dengan mengukur kinerja, dapat diukur seberapa efisien dan efektif seorang manajer atau sebuah perusahaan itu dalam mencapai tujuannya.

Kriteria yang dipakai dalam mengukur kinerja keuangan berbeda-beda pada setiap perusahaan yang didasari oleh tujuan dan kepentingan pihak-pihak yang terkait. Terdapat berbagai cara dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan seperti Return On Equity (ROE) dan Return On Asset ( ROA). ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dalam mengelola ekuitas yang dimilikinya untuk menghasilkan laba bersih perusahaan.Semakin besar ROEsemakin besar keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan terhadap setiap ekuitas yang dimiliki (Akroman, 2009). ROA menunjukkan kemampuan total asset yang dimiliki perusahaan dalam mengasilkan laba operasi. Hasil pengembalian total aktiva menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk


(27)

menghasilkan laba. Semakin tinggi laba yang dihasilkan, semakin efektif kinerja perusahaan (Napitupulu, 2009).

Menurut Poeradisastra (2001) penghitungan kinerja perusahaan berdasarkan rasio ROA dan ROE lebih mengandalkan laba semu perusahaan dan mengabaikan adanya biaya modal dalam perusahaan, sehingga tidak memberikan informasi yang sebenarnya tentang kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan alat pengukur kinerja keuangan lainnya yang dapat menggambarkan kondisi kinerja keuangan perusahaan dengan lebih akurat.Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan juga dengan menggunakan ukuran nilai tambah ekonomi (Economic Value Added-EVA).EVA merupakan suatu konsep yang memfokuskan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah perusahaan dan menilai kinerja perusahaan secara adil dengan menggunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal yang ada (Widayanto 1993).

Dengan penghitungan EVA diharapkan dapat diperoleh hasil perhitungan pada upaya penciptaan nilai perusahaan (Creating a Firms value) yang lebih realistis. Menurut Kiryanto(1997:125) Nilai bisa diartikan “nilai guna, daya guna maupun benefits yang dinikmati oleh stakeholders”. Hal ini disebabkan karena EVA dihitung berdasarkan kepentingan kreditur dan terutama para pemegang saham dan bukan berdasar nilai buku yang bersifat historis.

EVA dapat dihitung dengan mengurangi laba operasional setelah pajak (NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital) yang dikeluarkan oleh perusahaan.


(28)

Keterangan:

NOPAT (Net Operating Profit After Tax) = EBIT- Tax

WACC = biaya modal rata-tara tertimbang (Weighted Average Cost of CapitaL)

Untuk mengetahui suatu perusahaan itu mengalami penambahan nilai ekonomi (Economic Added Value- EVA) atau tidak dapat dilihat berdasarkan kriteria sebagai berikut:

• Jika EVA> 0, menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangan perusahaan tersebut baik. Semakin besar EVA yang dihasilkan, semakin besar tingkat pengembalian investasi dari yang diinvestasikan oleh pemegang saham.

• Jika EVA< 0, menunjukkan tidak terjadinya proses penambahan nilai ekonomis bagi perusahaan sehingga mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan buruk. Kondisi ini menunjukkan laba yang tersedia tidak memenuhi

• Jika EVA = 0,

harapan para penyandang dana terutama pemegang saham untuk mendapatkan hasil dari investasinya.

menunjukkan posisi impas karena semua laba yang diperoleh digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur dan pemegang saham (Widayanto, 1993).

2.1.2 Corporate Governance

Corporate Governance atau yang dikenal sebagai tata kelola perusahaan muncul karena adanya pemisahan wewenang antara pihak pemilik perusahaan dengan


(29)

pihak pengelolaan perusahaan yang menimbulkan masalah agensi (agency problem).Manajer sebagai pengelola memiliki lebih banyak informasi mengenai kinerja perusahaan dan prospek perusahaan dimasa depan dibandingkan pemilik perusahaan (pemegang saham). Manajer berkewajiban memberikan informasi kepada pemilik, yang dapat dilakukan dengan pengungkapan informasi melalui laporan keuangan. Ketidakseimbangan penguasaan informasi akan memicu timbulnya suatu kondisi yang disebut asimetri informasi ( information asimetry).

Adanya asimetri informasi antara pemilik (principal) dengan manajer (agent) memberikan kesempatan pada manajer untuk melakukan kecurangan (fraud) dalam penyajian laporan keuangan yang menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja perusahaan (Ujiyantho,2007) . Melihat permasalahan tersebut, para pemegang saham merasa perlu untuk melakukan kegiatan pengawasan terhadap manajemen.Sistem pemonitoran dan pengontrolan yang diterapkan dalam perusahaan tersebut dikenal dengan istilah tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

2.1.2.1Pengertian Corporate Governance

Corporate Governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadapstakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Penerapan Corporate Governance pada sebuah perusahaaan akan berpengaruh terhadap tercapainya


(30)

keberhasilan perusahaan dalam menetapkan kebijakan strategis dalam menjalankan praktik bisnisnya.

IICG (2012) mendefinisikan Good Corporate Governancesebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholderlainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.

Organization of Economic Coorporation and Development (OECD) (2004) mendefinisikan:Corporate Governance sebagai seperangkat sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Dimana, sistem tersebut berupa peraturan yang menetapkan hubungan antara hak dan kewajiban para pemegang saham, manajerial dan pihak lain yang terlibat dalam perusahaan.

Sir Adrian Cadbury (Global Corporate Governance Forum - World Bank,2000)menjelaskan Corporate Governance sebagai berikut:

Corporate Governance is concerned with holding the balance between economic and social goals and between individual and communal goals. The Corporate Governance framework is there to encourage the efficient use of resources and equally to require accountability for the stewardship of those resources. The aim is to align as nearly as possible the interests of individuals, corporations and society. Penjelasan ini menekankan bahwa Corporate Governance merupakan keseimbangan antara tujuan ekonomi dan tujuan sosial serta tujuan individu dan tujuankomunitas.Disamping itu juga menekankan akuntabilitas dalam pengelolaan segalasumber daya yang memperhatikan seluruh kepentingan, baik individu, perusahaan, dan masyarakat.


(31)

Keberadaan struktur dalam organisasi lebih menekankan bagaimana aktivitas dalam organisasi dibagi, diorganisir dan dikordinasi (Stoner et al dalam Arifin,2005).Corporate Governance, sebagai suatu struktur memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk melakukan teknik monitoring kinerja perusahaan. Struktur CorporateGovernanceharus didesain untuk mendukung jalannya aktivitas organisasi secara bertanggungjawab dan terkendali dengan mengacu pada prinsip-prinsip GCG (Tranparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, Kewajaran dan Kesetaraan ).

Lima prinsip tersebut digunakan untuk mengukur seberapa jauh penerapan Corporate Governance dalam suatu perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2012).

1. Transparansi ( Transparancy)

Transparansi berhubungan dengan penyediaan informasi materiil perusahaan yang memadai, akurat dan tepat waktu, antara lain meliputi situasi keuangan, kinerja perusahaan, pemegang saham dan manajemen perusahaan serta faktor risiko yang mungkin timbul.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Prinsip akuntabilitas berkaitan dengan kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban setiap pemangku kepentingan dalam perusahaan, sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi.Prinsip akuntabilitas digunakan untuk menciptakan sistem


(32)

kontrol yang efektif berdasarkan distribusi kekuasaan baik antara pemilik (pemegang saham) dengan manajerial (pengelola).

3. Responsibilitas (Responsibility)

Responsibilitas terkait dengan kewajiban perusahaan dalam mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku, serta melaksanakan tanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan. Bentuk tanggung jawab dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.

4. Indenpendensi ( Indenpedency)

Independency (kemandirian) berhubungan dengan pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atautekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan danperundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yangsehat.

5. Kewajaran dan Kesetaraan ( Fairnes)

Prinsip ini menekankan pada jaminan perlindungan atas hak pemegang saham minoritas dan perlakuan yang wajar terhadap semua investor.Praktik kewajaran dan kesetaraan ini juga mencakup adanya sistem dari aturan dan hukum yang jelas serta berlaku untuk semua pihak.

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Corporate Governance

Penerapan Good Corporate Governanceakan memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi perusahaan dan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan


(33)

langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Menurut IICG (2013) berbagai manfaat yang diperoleh dengan penerapan Corporate Governance antara lain sebagai berikut:

• Meningkatkan kinerja perusahaan karena proses pengambilan keputusan menjadi lebih baik sehingga menghasilkan keputusan yang optimal, meninggkatkan efisiensi serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder.

Good Corporate Governanceakan meminimalkan tindakan penyalahgunaan wewenang oleh pihak manajerial perusahaan. Hal ini akan menekan kemungkinan kerugian (agency cost) bagi perusahaan maupun pihak yang berkepentingan lainnya akibat tindakan tersebut.

• Memaksimalkan nilai perusahaan dan pemegang saham dengan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, reabilitas, tanggung jawab dan keadilan dalam rangka memperkuat posisi perusahaan. Peningkatan nilai saham akan meningkatkan kepercayaan investor untuk meningkatkan investasi mereka. Bagi pemegang saham, penerapan Good Corporate Governance dengan sendirinya akan meningkatkan nilai dividen yang mereka terima.

• Penerapan Corporate Governanceakan meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahan. Manajemen akan lebih hati-hati dan lebih transparan dalam menyajikan laporan keuangan karena adanya kewajiban untuk mematuhi aturan dan prinsip akuntamsi yang berlaku (Maksum, 2005).


(34)

• Praktik Good Corporate Governance juga memperhatikan kepentingan karyawan sebagai bagian dari stakeholder sehingga motivasi dan kepuasan kerja karyawan juga akan meningkat. Hal ini juga akan meningkatkan produktivitas dan rasa kepemilikan (sense of belonging) karyawan terhadap perusahaan.

Berdasarkan manfaat dan keuntungan yang diberikan dalam penerapan Good Corporate Governance, maka penting bagi para pelaku usaha untuk menerapkan Corporate Governance agar dapat mencapai pertumbuhan yang berkualitas dan berkesinambungan.

2.1.2.3 StrukturCorporate Governance

Pengimplementasian Good Corporate Governancemembutuhkan suatu bentuk mekanisme (Corporate GovernanceMechanism) yang dapat dipertanggungjawabkan.Struktur Corporate Governance merupakan aturan, prosedur, hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang mengawasi pengelolaan dalam pelaksanaan keputusan yang diambil. Terdapat dua pengendalian dalam penerapan Corporate Governance,yaitu pengendali internal dan pengendali eksternal (Sutedi, 2012).Pengendali internal perusahaan terdiri dari dewan komisaris dan dan dewan direksi.Pengendali eksternal meliputi kontrol yang melibatkan semua perangkat yang ada diluar perusahaan. Perangkat tersebut meliputi pasar uang dan pasar modal yang bersaing, perangkat hukum dan perundang-undangan yang lengkap, penegakan hukum yang adil, pasar barang dan jasa yang aktif dan


(35)

terbuka serta konsumen yang aktif dan sadar akan hak dan kewajibannya. Pengendali eksternal ini lebih berperan untuk mendisiplinkan manajer dibandingkan pengendali internal, karena lebih mempunyai kekuatan dan pengaruh.

Indikator-indikator strukturCorporate Governance yang digunakan dalam penelitian ini mencakup kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden dan komite audit.

2.1.2.3.1 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial dalam perusahaan akan menentukan kebijakan dan strategi yang akan diambil dalam menentukan pencapaian tujuan dalam perusahaan. Secara teoritis, jika kepemilikan manajemen rendah maka terjadinya perilaku oportunistik manajemen semakin besar (Jao dan Gagaring, 2011).Kepemilikan manajerial dapat mengurangi masalah agensi karena kinerja manajer akan lebih baik seiring dengan peningkatan saham manajer dalam perusahaan. Manajer akan berusaha untuk memperbaiki kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Kepemilikan saham manajerial akan membantu menyelaraskan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sehingga manjer merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil serta ikut menanggung risiko dalam sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah (Sabrina,2010).


(36)

Kepemilikan saham instititusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri dan institusi lainnya.Adanya kepemilikan saham oleh investor institusionalakan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manejemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya kinerja manajemen (Sabrina, 2010).

Keberadaan investor institusional dapat menunjukkan mekanisme Corporate Governance yang kuat karena dapat memonitor kinerja manajemen perusahaan.

2.1.2.3.3Komisaris Indenpenden

Komisaris indenpenden adalah anggota komisaris yamg tidak terlibat secara langsung dalam perusahaan dan tidak mewakili pemegang saham.Dewan komisaris wajib menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara indenpenden, dalam arti dapat menjalankan tugas secara objektif dan bebas dari tekanan pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan terhadap direksi.

Peran dewan komisaris indenpenden diharapkan akan meminimalisir masalah agensi yang timbul antara direksi dan pemegang saham (Nababan,2013). Dewan komisaris memiliki peran yang penting dalam mengawasi jalannya perusahaan serta memastikan


(37)

bahwa para manajer benar-benar meningkatkan kinerja perusahaan sebagai bagian dari pencapaian tujuan perusahaan.

2.1.2.3.4 Komite Audit

Komite Audit merupakan salah satu dari komponen GCG yang berperan penting dalam system pelaporan keuangan yaitu dengan mengawasi partisipasi manajemen dan auditor indenpenden dalam proses pelaporan keuangan.

Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002 mendefinisikan komite audit adalah suatu badan yang dibentuk oleh dewan komisaris yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu komisaris dalam menjalankan tugasnya. Komite audit bersifat indenpenden baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan serta bertanggung jawab langsung kepada komisaris.

Menurut IKAI(Ikatan Komite Audit Indonesia) tahun 2004, tugas pokok dari komite audit adalah membantu dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berkaitan dengan review sistem pengendalian pihak internal perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit.

Laporan keuangan merupakan suatu produk dari manajemen sebagai pihak internal perusahaan yang kemudian diverifikasi oleh eksternal auditor.Dalam pola hubungan tersebut, komite audit berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan dan eksternal


(38)

auditor. Tugas komite audit juga erat kaitannya dengan penelahaan terhadap risiko perusahaan dan ketaatan terhadap peraturan.

2.1.3Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar total asset yang digunakan dalam perusahaan. Total asset yang dimiliki perusahaan menggambarkan pemodalan, serta hak dan kewajiban yang dimilikinya (Bukhori, 2012). Semakin besar ukuran perusahaan, semakin besardana yang dikelola dan semakin kompleks pengelolaannya.

Perusahaan besar cenderung mendapat perhatian yang lebih oleh masyarakat. Dengan demikian, perusahaan dituntut untuk menjaga stabilitas perusahaan dan meningkatkan kreadibilitasnya dalam menyajikan laporan keuangan karena perusahaan besar memiliki basis pengguna laporan keuangan yang lebih besar( Jao dan Gagaring, 2011). Untuk menjaga stabilitas dan kreadibilitasnya, perusahaan tentu saja akan berusaha menjaga dan terus meningkatkan kinerjanya

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh Corporate Governancedengan kinerja perusahaan telah banyak diteliti terlebih dahulu. Beberapa penelitian sebelumya dapat dilihat sebagai berikut:

Sekaredi (2011), penelitian dilakukan dengan metode purposive sample.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan yang secara konsisten


(39)

terdaftar sebagai perusahan LQ45 periode tahun 2005 sampai dengan 2009. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dewan komisaris independen berpengaruh negatif signifikan, dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan, dewan direksi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan terhadap kinerja operasional berpengaruh negatif signifikan, dan komite audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan berdasarkan operasional perusahaan berpengaruh negatif signifikan.

Penelitian Gurbuz et al.(2010) merumuskan hubungan antara Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan.Dalam penelitiannya tersebut, Gurbuz et al. (2010) menggunakan kepemilikan institusional sebagai variabel indenpenden dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA).

Sabrina (2010) yang meneliti hubungan antara Corporate Governance dan struktur perusahaan terhadap kinerja perusahaan.Penelitian ini menggunakan 42 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan (ROE) sedangkan pada struktur kepemilikan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Bukhori (2012), penelitian dilakukan dengan menggunakan metode random sampling terhadap perusahaan yang terdaftar


(40)

di BEI tahun 2010.Sebanyak 160 perusahaan digunakan sebagai sampel dengan menggunakan analisis regresi berganda.Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara mekanisme internal Corporate Governanceterhadap kinerja perusahaan.Demikian pula ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Situmorang (2012) yang meneliti pengaruh GCG terhadap nilai dan kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI.Dari hasil penelitian ditemukan bahwa secara parsial dan simultan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Amba(2013) juga meneliti pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan.Penelitian ini menggunakan variabel komisaris yang merangkap (CEO duality), komite audit, komisaris indenpenden, kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan, investor institusional.Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Corporate Governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.Komisaris yang merangkap (CEO duality), komisaris indenpenden dan leverage berpengaruh negatif terhadapkinerja perusahaan sementara komite audit dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.


(41)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Sekaredi (2011) Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 tahun 2005-2009) Variabel Indenpenden: Ukuran dewan komisaris, ukuran dewan komisaris indenpenden, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, dan kepemilikan institusional.

Variabel

Dependen: Kinerja Keuangan (Tobins’Q;CFROA) Kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, Dewan komisaris independen berpengaruh negatif signifikan, Dewan komisaris berpengaruh positif positif tidak signifikan, Dewan direksi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan terhadap kinerja operasional berpengaruh negatif signifikan, Komite audit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan berdasarkan operasional perusahaan berpengaruh negatif signifikan.

2 Gurbuz et al. (2010)

Corporate Governance and financial Variabel indenpenden: kepemilikan Kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan


(42)

performance with a perspective on institutional Ownership: empirical Evidence from Turkey institusional, ukuran perusahaan Variabel

dependen: Kinerja Perusahaan (ROA)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA).

3 Sabrina (2010)

Pengaruh Corporate Governance dan struktur perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Variabel Indenpenden: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional Variabel Kontrol: komposisi Aktiva, Growth Opportunity, Ukuran perusahaan Variabel

Dependen: Kinerja Perusahaan

(Tobins’Q ; ROE)

Terdapat hubungan positif antara Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan (ROE) , Struktur kepemilikan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan

4 Bukhori (2012)

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Variabel Indenpenden: Ukuran Dewan Direksi, Ukuran Dewan komisaris, dan Ukuran Perusahaan Variabel Dependen: Kinerja Perusahaan (CFROA) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara mekanisme Internal Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan, Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

5 Amba (2013) Corporate Governance and firms’ Performance Variabel Indenpenden: CEO duality, Komite audit, Kepemilikan Institusional Variabel Komisaris yang merangkap (CEO duality), komisaris indenpenden dan leverage berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan ;


(43)

Dependen:

Kinerja Keuangan Komite audit dan kepemilikan

institusional

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

6 Situmorang (2012) Pengaruh Corporate Governance terhadap nilai perusahaan dan Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.

Variabel Indenpenden: Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional Variabel

Dependen: Nilai Perusahaan dan Kinerja Perusahaan

Secara parsial dan simultan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.


(44)

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu maka kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa kinerja keruangan perusahaan dipengaruhi oleh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris indenpenden, komite audit dan ukuran perusahaan.

2.3.1 Pengaruh struktur Good Corporate Governance terhadap Kinerja perusahaan

Teori keagenan menjelaskan bagaimana pihak-pihak tang terlibat dalam perusahaan berprilaku. Pada dasarnya pihak-pihak yang terlibat memiliki kepentingan yang berbeda karena adanya pemisahan antara kepemilikan dan Corporate Governance (X1)

KINERJA

KEUANGAN

( EVA)

(Y)

Komite Audit

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Institusional Komisaris Indenpenden


(45)

pengendali perusahaan.Perbedaaan kepentingan tersebut menimbulkan suatu konflik yang potensial dalam perusahaan.Corporate Governance merupakan sistem tata kelola perusahaan yang di dasarkan pada teori keagenan yang bertujuan untuk mengurangi kepentingan pemegang saham dan stakeholder lainnya.Adanya good corporate governance manajer dapat diawasi dengan baik dan agency cost dapat dikurangi (Sabrina, 2010).

Kinerja keuangan perusahaan ditentukan sejauh mana keseriusan perusahaan dalam menerapkan corporate governance. Perusahaan yang menerapkan corporate governance yang baik memiliki kinerja operasional perusahaan yang baik dan di ikuuti oleh kinerja pasar yang baik yang terlihat dari nilai saham perusahaan (Sabrina,2010). Menurut Niu (2006) dalam Praptiningsih (2009), struktur corporate governance yang kuat akan menekan perilaku opurtunistik yang dilakukan manajemen sehingga akan meningkatkan kualitas dan keandalan penyajian laporan keuangan. Menurut Kusumawati dan Riyanto (2005) dalam Trisnantari (2010) semakin baik implementasi corporate governance dalam perusahaan akan meningkatkan nilai pasar perusahaan, hal ini dapat dilihat dari peningkatan harga saham yang dibayar oleh investor. Hasil penelitian Silveira dan Barros (2006) menemukan adanya pengaruh yang signifikan penerapan corporate governance terhadap nilai peruasahaan.Gunarsih (2003) menemukan bahwa corporate governance yang diproksikan dengan struktur kepemilikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.


(46)

2.3.1.1 Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Perusahaan

Menurut Jansen dan Meckling (19760 dalam Trisnantari (2010) besarnya kepemilikan saham oleh manajerial perusahaan akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh manajer sebagai pemegang saham. Kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham.

Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa masalah keagenan dapat dikontrol dengan meningkatkan kepemilikan manajerial (sartono, 2001).Dengan meningkatnya kepemilikan manajerial, pihak manajemen akan mengutamakan kepentingan pemegang saham karena mereka merupakan bagian dari pemegang saham.Menurut Trisnansari (2010), manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dimana hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan.

2.3.1.2 Kepemilikan Institusional dan Kinerja Perusahaan

Kepemilikan institusonal bertindak sebagai pihak yang memonitor pengelolaan perusahaan dan penegendali tindakan manajemen perusahaan. Investor institusional akanmemantau secara professional perkembangan investasi yang ditanamkan oleh pemegang saham. Hal ini memperkecil kemungkinan manajemen untuk melakukan kecurangan sehingga dapat menyelaraskan kepentingan manajemen dan kepentingan stakeholder lainnya untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Kepemilikan Institusional dalam proporsi yang besar akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Menurut Slovin dan Sushka (1993) dalam Trisnansari (2010), nilai perusahaan dapat meningkat jika institusi mampu


(47)

menjadi alat monitoring yang efektif. Semakin besar kepemilikan institusional semakin besar kontrol eksternal terhadap perusahaan sehingga dapat mengurangi agency cost.

2.3.1.3 Komisaris Indenpenden dan Kinerja Perusahaan

Komisaris indenpenden merupakan faktor penting yang mempengaruhi manajemen dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan.Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Mizruchi (1983) dalam Hapsoro (2006) bahwa dewan komisaris merupakan “the ultimate center of control”.Semakin besar fungsi service dan kontrol dewan komisaris semakin baik kinerja perusahaan karena semakin banyak ahli dalam memberikan masukan terhadap pelaksanaan operasional perusahaan.Coller dan Gregory (1999) menyatakan semakin besar dewan komisaris semakin mudah melakukan monitoring atas kegiatan perusahaan.

2.3.1.4 Komite audit dan Kinerja Perusahaan

Komite audit bertugas mengawasi dan menjaga kreadibilitas penyajian laporan keuangan serta berperan penting dalam menjamin terlaksananya corporate governance yang baik. Keberadaan komite audit menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan stakeholder lainnya dalam penyampaian informasi keuangan perusahaan. Hasil penelitian sebelumnya menemukan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Black et al, 2003;Daryatno, 2004; Veronica dan Yanivi, 2004; Siallagan dan Machfoedz, 2006). Hal ini membuktikan bahwa komite audit dapat meningkatkan efektivitas kinerja keuangan perusahaan.


(48)

H1: Struktur Corporate Governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden, komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

2.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari banyaknya asset yang dimiliki perusahaan.Darmawati 92004) dalam Bukhori (2012) menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki kekuatan financial yang lebih besar dalam menunjang kinerja dalam perusahaan, tetapi perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar.

Lin (2006); Wreight et.al (2009) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.Hal ini menunjukkan perusahaan besar lebih menjanjikan kinerja yang baik.Penelitian Moses(1987) dalam Dewi (2010) menemukan bahwa perusahaan besar mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah maupun masyarakat umum sehingga mengharuskan manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi resiko penyalahgunaan wewenang oleh manajemen.


(49)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis menyatakan dugaan sementara hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran diatas, maka dalam penelitian ini ditentukan hipotesis alternatifsebagai berikut:

H1: Struktur Corporate Governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden, komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menguji dan mencari hubungan antarvariabel.Peneliti mencari menjelaskan suatu hubungan, memperkenalkan dan menguji berdasarkan teori yang telah ada.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal,yaitu“Penelitian asosiatif adalah menghubungkan dua variabel atau lebih” Erlina (2008:34).Menurut Sugiyono (2007:30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).Jadi, penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel - variabel tersebut.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang di peroleh dari situs modal terbesar di Indonesia.Penelitian ini dilakukan mulai dari April 2014 sampai dengan Juni 2014.


(51)

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan definisi dari variabel yang dipilih oleh peneliti.Definisi operasional memberi batasan atau arti suatu variabel dengan menguraikan hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut. Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel bebas yang tidak dipengaruhi variabel lain. Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, variabel prediktor, variabel antesenden, variabel eksogen.Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat (Idrus, 2009). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah:

1. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan (Sudibyo, 2013). Peningkatan kepemilikan manajemen memiliki pengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan.Variabel ini digunakan untuk mengetahui manfaat kepemilikan manajerial dalam mengurangi konflik keagenan. Adapun kepemilikan manajerial diukur melalui:

Kepemilikan Manajerial = ����� ℎ��ℎ������ �������� ��ℎ�����������

����� ������ ℎ��� ���� �������� x 100 % 2. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Institusional merupakan jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi.Kepemilikan institusi yang dimaksud disini adalah pemerintah, pihak swasta maupun LSM. Kepemilikan institusional yang tinggi akan


(52)

meningkatkan pengawasan terhadap perilaku manajemen untuk memanfaatkan discretionary accruals dalam laporan keuangan. Dalam penelitian ini, kepemilikan institusional diukur sebagai berikut:

Kepemilikan Institusional = ����� ℎ��ℎ������ ������� ����������

����� ����� ��ℎ������ ������� x 100%

3. Komisaris Independen

Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak memiliki hubungan bisnis yang bersifat subtansial dengan perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak indenpenden. Proporsi dewan komisaris diukur dengan:

Proporsi Dewan Komisaris Indenpenden=��������� ���� ������� ���� ���� ������ ℎ���

������������ ����� ��������� x 100%

4. Komite Audit

Komite audit adalah badan pengawas yang dibentuk oleh dewan komisaris yang memiliki otoritas yang indenpenden dalam menjalankan fungsinya dan bertangung jawab secara langsung terhadap dewan komisaris. Komite audit ini bermanfaat untuk melaksanakan pekerjaan dewan komisaris secara lebih rinci termasuk untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kelola perusahaan (Corporate Governance) oleh manajemen. Dalam penelitian ini, pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dari banyaknya anggota komite audit yang digunakan dalam perusahaan.


(53)

5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala pengkalsifikasian besar kecil perusahaan melalui berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham dan lain-lain (Dewi,2010).Machfoeds (1994) dalam Dewi (2010) menglasifikasikan ukuran perusahaan menjadi tiga bagian yaitu, perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size),dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini berdasarkankepada total asset perusahaan. Dalam penelitian ini, total aset dipilih sebagai proksi dari variabel ukuran perusahaan karena total aset lebih stabil dan representatif dalam menunjukkan ukuran perusahaan dibandingkan dengan kapitalisasi pasar dan penjualan karena sangat dipengaruhi oleh supply dan demand. Karena dispersi untuk total asset tinggi maka digunakan logaritma natural untuk mengantisipasinya (Sudarmadji dan Sudarto, 2007).

Size = Ln Total Assets

b. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007). Disebut varibel terikat karena keberadaan variabel ini dipengaruhi variabel bebas/variabel independen dan keberadan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam topik penelitian (Prasetyo dan Jannah, 2008). Variabel dependen juga sering disebut sebagai variable output, variable criteria, variable konsekuen, variable endogen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan.Kinerja adalah pencapaian suatu tujuan kegiatan atau pekerjaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang dikukur


(54)

dengan suatu standar (Sari, 2010).Pengukuran kinerja ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas operasional perusahaan.Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan nilai tambah ekonomi(Economic Value AddedEVA).

EVA merupakan suatu alat analisis keuangan untuk menilai profitabilitas yang realistis dari operasi perusahaan dan EVA menggunakan biaya modal dalam perhitungannya. Selain itu, EVA juga mempertimbangkan dengan adil harapan para penyandang dana melalui perhitungan biaya modal tertimbang (Weighted Average Cost of CapitalWACC) dari struktur modal perusahaan. Menurut David Young S dan O,Byrne Stephen (2001) langkah-langkah perhitungan EVA sebagai berikut:

Tabel 3.1

Langkah-langkah perhitungan EVA

Komponen EVA Rumus perhitungan masing-masing komponen EVA

NOPAT EBIT (1-Tarif pajak)

WACC ����

����+������Cost Of Debt (1- T) +

������

����+������ ROE Modal yang di

investasikan

Kewajiban Jangka Panjang + Ekuitas pemegang saham

EVA NOPATWACC x Modal yang di investasikan

Sumber :David Young S dan O,Byrne Stephen (2001)

Keterangan:

NOPAT =Net Operating Profit After Taxes ( Laba operasi bersih setelah pajak) EBIT = Earning Before Interest and Taxes( Laba sebelum pajak)

WACC= Weighted Average Cost of Capital( Biaya modal rata-rata tertimbang) T = Tarif Pajak


(55)

Tabel 3.2

Ringkasan Definisi Operasional dan Pengukurannya Jenis

Variabel

Variabel Penelitian

Definisi Parameter Skala

ukuran Variabel Indenpenden Kepemilikan Manajerial (X1) Proporsi kepemilikan saham yang dimiliki manajer

Persentase

jumlah saham yang dimiliki manajemen dari total modal saham.

Rasio

Kepemilikan Institusional (X2)

Persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi.

Persentase

jumlah saham yang dimiliki institusi dari total saham yang beredar. Rasio Komisaris Indenpenden (X3) Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak

memiliki hubungan bisnis yang bersifat subtansial dengan perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak indenpenden. Persentase jumlah dewan komisaris indenpenden dengan total anggota dewan komisaris Rasio Komite Audit (X4)

Komite audit adalah badan pengawas yang dibentuk oleh dewan

komisaris yang memiliki otoritas yang

indenpenden dalam menjalankan fungsinya dan bertangung jawab

secara langsung terhadap dewan komisaris Jumlah anggota komite audit yang digunakan dalam perusahaan Nominal Ukuran Perusahaan (X5) Ukuran perusahaan diproksikan dengan logaritma natural dari total asset, yang mencerminkan

seberapa besar total

Size = Ln Total Aset


(56)

asset yang digunakan dalam perusahaan

Variabel Dependen

Kinerja Keuangan (Y)

Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.

EVA =

NOPAT -WACC

Rasio

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdafar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2013 yaitu yang berjumlah sebanyak 136 perusahaan yang terdaftar dalam IDX tahun 2010-2013.Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI.Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purpose sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria sampel yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara berturut-turut per 31 Desembertahun 2010-2013 yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Desember tahun 2010-2013.

4. Perusahaan yang memiliki data kepemilikan manjerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen dan ukuran perusahaan.


(57)

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Keterangan Jumlah Akumulasi

1 Total perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI periode 2010-2013

136

2 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut yang dinyatakan dalam rupiah (Rp)

21 115

3 Perusahaan manufaktur yang tidak diaudit selama periode 2010-2013

4 111

4 Perusahaan manufaktur yang tidak menyediakan data mengenai kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris indenpenden dan ukuran perusahaan

101 10

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian

10

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data panel, yaitu merupakan kombinasi dari data time series (antar waktu) dan data cross section

1. Laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur tahun 2010-2013 yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia

(antar individu/ruang). Adapun data yang digunakan bersumber dari:

.

2. Data kepemilikan saham, proporsi dewan komisaris independen, dan ukuran perusahaan yang didapat dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) yang dikeluarkan oleh www.jsx.co.id


(58)

3.6Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur

yang diperoleh melalui situs

melalui studi pustaka, jurnal-jurnal ilmiah dan literatur yang berhubungan dengan penelitian.

3.7 Teknik Analisis

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan, kemudian mengolah dan menyajikannya dalam bentuk tabel, grafik dan output digunakan untuk menarik kesimpulan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda (multiple liniear regression).Analisis regresi berganda dapat menjelaskan pengaruh antara variabel terikat dengan variabel bebas. Untuk mempermudah analisis dalam penelitian ini digunakan alat bantu berupa software SPSS (Statistical Package for Social Sience).

3.7.1 Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara ringkas variabel-variabel dalam penelitian ini.Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu data yang dilihat melalui nilai rata-rata (mean), standar


(59)

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2006).

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak bias dan memenuhi kaidah BLUE (BestLinearUnbiased Estimator). Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2006), ada dua cara untuk menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Dalam penelitian ini digunakan analisis statistik dengan uji Kolmorogrov Smirnov.Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:

a. Nilai Sig. atau signifikan < 0.05, maka distribusi data tidak normal b. Nilai Sig. atau Signifikan >0.05, maka distribusi data normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresiditemukan adanyakorelasi antar variabel independen yang ada.Model regresi yangbaikseharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Dalam penelitianini, untuk melihat ada atau tidaknya


(60)

multikolinieritasyaitu dengan melihat dari:(1)nilaiTolerancedan lawannya,

(2)Variance Inflation Factor(VIF).Kedua ukuran ini menunjukan setiap

variabel independen manakah yangdijelaskan oleh variabel independen

lainnya.Tolerancemengukur variabilitasvariabel independenyang terpilih yang

tidak dapat dijelaskan oleh variabelindependen lainnya.Jadi, nilaiTolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi ( karena VIF = 1/Tolerance). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan uji multikolinieritas adalah

nilai tolerance> 0,1 atau VIF < 10.

3.7.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas.

3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,2006). Uji autokorelasi akan muncul jika data yang dipakai adalah data runtut waktu (time series). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.Untuk mendeteksi adanya autokorelasi penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson (DW).


(61)

Tabel 3.3

Kriteria Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi negative Tidak ada keputusan 4-du ≤ d ≤ 4-dl

Tidak ada autokorelasi, positif ataunegatif Tidak tolak du < d < 4-du

Sumber : Ghozali, 2006

3.7.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mendapatkan bukti apakah hipotesis yang telah dibuat, diterima atau ditolak.Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi karena analisis regresi digunakan untuk meneliti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat serta menunjukkan arah hubungan variabel-variabel tersebut. Adapun uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Uji determinasi (R2) merupakan suatu ukuran yangyang menunjukkan berapa banyak variasi dalam dibangun. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Jika nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat


(62)

diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2

3.7.3.1 Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F )

= 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X.

Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel indenpendenyang digunakan dalam model berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).

Dasar pengambilan keputusan dalam penelitian ini dengan melihat nilai profitabilitasnya, jika profitabilitas > 0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel indenpenden tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.Dan sebaliknya, jika profitabilitas < 0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel indenpenden berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.7.3.2 Uji Signifikansi Parsial ( Uji Statistik t )

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel terhadap variabel dependen.Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria:

• Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.


(63)

• Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).


(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun penelitian 2010-2013.Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh sampel sebanyak 40 perusahaan.Pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menginput dan menghitung data dengan Microsoft Excel dan melakukan pengujian dengan menggunakan aplikasi SPSSverse20.

4.2 Analisis dan Hasil Penelitian

Pengujian pertama dalam penelitiam ini diketahui bahwa model terkena gejala heterokedastisitas dan untuk memperbaiki gejala tersebut dilakukan dengan mentransformasikan data ke dalam bentuk absolute kemudian di transformasikan kembali kedalam bentuk Ln (Ghozali, 2006). Data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Ln kemudian di regres kembali sehingga gejala heterokedastisitas teratasi tetapi menyebabkan data tidak lulus uji masalah autokorelasi. Menurut Gujarati (2006), masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metoda Theil Nagar.

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis data deskriptif dilakukan dengan membandingkan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari data


(65)

sampel yang ada. Dari hasil pengujian statistik deskriptif kelima variabel dalam penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic EVA 40 -8.42E11 2.37E13 1.0456E12 4.22930E12 4.557 K.Manajerial 40 .00 .18 .0439 .06914 1.184 K.Institusional 40 .47 .96 .7309 .15751 -.558 Kom.Indenpenden 40 .25 .50 .3810 .08524 .172

K.Audit 40 3.00 4.00 3.0500 .22072 4.292

Ukuran 40 25.18 30.17 27.3827 1.33894 .062 Valid N (listwise) 40

Dari hasil pengujian diatas diketahui bahwa:

a. Variabel kinerja keuangan (EVA) memiliki nilai minimum -8.42, nilai maksimum 2.37, mean 1.04 dan satandar deviasi 4.22.

b. Persentase kepemilikan manajerial perusahaan sampel memilikinilai minimum 0,01%, nilai maksimum 18%, mean (rata-rata) 4% dan standar deviasi (simpangan baku) 6%.


(1)

Lampiran 3

Hasil Output SPSS

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables Removed

Method

1

LnX5, LnX1, LnX3, LnX4, LnX2b

. Enter

a. Dependent Variable: LnY b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .689a .475 .398 1.82220

a. Predictors: (Constant), LnX5, LnX1, LnX3, LnX4, LnX2 b. Dependent Variable: LnY


(2)

UJI STATISTIK SIMULTAN ( F- Test)

a. Dependent Variable: LnY

b. Predictors: (Constant), LnX5, LnX1, LnX3, LnX4, LnX2

UJI STATISTIK PARSIAL ( t-Test)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -27.026 21.042 -1.284 .208

LnX1 -.480 .133 -.534 -3.602 .001

LnX2 -6.885 1.445 -.694 -4.765 .000

LnX3 2.522 1.303 .245 1.935 .061

LnX4 -5.000 4.970 -.135 -1.006 .321

LnX5 16.685 6.081 .348 2.744 .010

a. Dependent Variable: LnY

ANOVA Model

a

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 102.040 5 20.408 6.146 .000b

Residual 112.894 34 3.320


(3)

NORMALITAS DATA

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parameters

Mean

a,b

0E-7

Std. Deviation 1.70138770

Most Extreme Differences

Absolute .061

Positive .042

Negative -.061

Kolmogorov-Smirnov Z .386


(4)

HETEROKEDASTISITAS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EVA 40

-84200800000 0.00

23726100000 000.00

10456192787 88.6752

42292989613 00.39550

K.Manajerial 40 .00 .18 .0439 .06914

K.Institusional 40 .47 .96 .7309 .15751

Komisaris

Indenpenden 40 .25 .50 .3810 .08524

Komite Audit 40 3.00 4.00 3.0500 .22072

Ukuran 40 25.18 30.17 27.3827 1.33894


(5)

MULTIKOLINIERITAS

AUTOKORELASI

a. Predictors: LAGX55, LAGX22, LAGX11, LAGX33, LAGX44

b.

Dependent Variable: LAGEVA2

c.

Linear Regression through the Origin Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -27.026 21.042 -1.284 .208

LnX1 -.480 .133 -.534 -3.602 .001 .703 1.422

LnX2 -6.885 1.445 -.694 -4.765 .000 .728 1.374

LnX3 2.522 1.303 .245 1.935 .061 .965 1.037

LnX4 -5.000 4.970 -.135 -1.006 .321 .855 1.170

LnX5 16.685 6.081 .348 2.744 .010 .962 1.040

Model Summary Model

b,c

Durbin-Watson


(6)

UJI DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

EVA 40 -8.42E11 2.37E13 1.0456E12 4.22930E12 4.557

K.Manajerial 40 .00 .18 .0439 .06914 1.184

K.Institusional 40 .47 .96 .7309 .15751 -.558

Kom.Indenpenden 40 .25 .50 .3810 .08524 .172

K.Audit 40 3.00 4.00 3.0500 .22072 4.292

Ukuran 40 25.18 30.17 27.3827 1.33894 .062


Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2013)

0 31 24

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 16 8

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 5 30

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, periode 2010-2012).

0 2 19

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 0 13

ABSTRAK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 12

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 0 13

ABSTRAK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 2 12

Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 11