Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA

PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014

OLEH

RANDI PRATAMA 110503067

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) ” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul

yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 14 Januari 2016 Yang Membuat Pernyataan,

Randi Pratama NIM. 110503067


(3)

ABSTRAK

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA

PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan komisaris) dan Ukuran Perusahaan baik secara simultan maupun parsial terhadap Manajemen Laba dan menganalisis bahwa Profitabilitas (diproksikan dengan Return On Assets) dapat memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan Komisaris) dan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014.

Populasi penelitian yaitu perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2012-2014 sebanyak 45 perusahaan. Sampel perusahaan diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh 21 perusahan dari 45 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data diolah dengan uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t untuk hipotesis pertama. Sedangkan hipotesis kedua untuk variabel moderating menggunakan uji residual.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Variable Profitabilitas (diprosikan dengan Return On Assets) mampu memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan Komisaris) dan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.

Kata Kunci : Good Corporate Governance, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Return On Asset, Manajemen Laba, Perusahaan LQ 45.


(4)

ABSTARCT

EF F ECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND BOARD SIZE ON EARNINGS MANAGEMENT WITH PROF ITABILITYAS MODERATING

VARIABLE IN COMPANY LISTED ON LQ 45 OF INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research examines the impact given by Good Corporate Governace (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size that either simultaneously and partially affect Earnings Management and Profitability (proxied by Return On Assets) as moderating variabel that effect relationship Good Corporate Governance (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size that either Earnings Management of company listed on LQ 45 in Indonesian Stock Exchange in 2012-2014.

Population of this research was 45 company listed on LQ 45 from 2012 to 2014. And research sample was selected using purposive sampling method resulting 21 company chosen over 45 company as the research sampling. Data was processed by coefficient of determination test, F test, and t tes for the first hypothesis while the second hypothesis testing for moderating variabel using residual test.

The result of this research showed that Managerial Ownership, The Board of Commisioners, and Board size affect Earnings Management are not simultaneously influence and partially. Result for Profitability (proxied by Return On Assets) be able to moderate the relationship beetween Good Corporate Governace (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size to Earnigngs Management of Company list on LQ 45 in Indonesian Stock Exchane in 2012-2014.

Keywords : Good Corporate Governace, Managerial Ownership, The Board Of Commisioners, Board Size, Profitability, Return On Asset, LQ 45 index.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya , hingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI)” ini guna melengkapi tugas serta memenuhi salah

satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, dukungan, motivasi, serta doa dari berbagai pihak, terutama dari kedua orangtua Ayahanda Zulfahmi BSC dan Ibunda Dra Nofilastri yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan, nasehat, serta doanya kepada penulis, semoga penulis dapat menjadi anak yang dibanggakan. Kemudian kepada adik penulis, Fregi Fanola dan Fresa Fanola yang selalu memberikan doa serta dukungannya kepada penulis.

Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja`far, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris S-1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak. Selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan Ibu Yeti Meliany Lubis, S.E., M.Si., Ak dan Ibu


(6)

Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. Selaku Dosen Pembanding dan Penguji yang telah memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

5. Mimi, Nur dan Ragyl yang selalu memberikan semangat, perhatian dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sahabat-sahabat penulis Wita, Ebod, Nana, Oky dan Teguh yang telah mendukung dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. Teman-teman seperjuangan penulis Rafika, Adrian, Reno, Debby, Beto, Erwin, Amang, Beginta, Reggy, Imam, Dhanie, Bang Ta, Hapis, Fani, Pekong, Kenpel, Bima, Pak Nop, Richard, Biber, Ocha, Widhy,Edet, Alfi, Yogi, Sofra, Iyal, Sadid dan seluruh teman-teman S1 Akuntansi khususnya stambuk 2011 yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan. Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.

Medan, 14 Januari 2016 Penulis

Randi Pratama NIM. 110503067


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Laba ... 8

2.2. Good Corporate Governance ... 10

2.2.1. Ukuran Dewan Komisaris ... 13

2.2.2. Kepemilikan Manajerial ... 14

2.3. Ukuran Perusahaan... 15

2.4. Profitabilitas ... 17

2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

2.6. Kerangka Konseptual ... 23

2.7. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 26

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 29

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 30

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian .... 30

3.5.1. Variabel Dependen (Y) ... 31

3.5.2. Variabel Independen(X) ... 32

3.5.2.1. Good Corporate Governance (X1) ... 32

3.5.2.2. Ukuran Perusahaan (X2) ... 32

3.5.3. Variabel Moderating(Z) ... 32

3.6. Metode Analisis Data ... 34

3.6.1. Uji Asumsi Klasik ... 34

3.7. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 37

3.7.1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1) ... 37

3.7.2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2) ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 40

4.1.1. Statistik Deskriptif... 40


(8)

4.2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 48

4.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama... 48

4.2.2. Pengujian Hipotesis Kedua... 51

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 55

5.2. Keterbatasan Penelitian... 56

5.3. Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul ... ... ... Halaman

2.1. Review Penelitian Terdahulu ... 18

3.1. Kriteria Sampel ... 27

3.2. Daftar Perusahaan LQ 45 2012-2014 ... 27

3.3. Daftar Nama Sampel Penelitian ... 29

3.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 33

3.5. Tabel Durbin-Watson ... 36

4.1. Statistik Deskriptif ... 40

4.2. One Sample Kolmogrov Smirnov Test ... 44

4.3. Hasil Uji Multikolinearitas ... 45

4.4. Uji Durbin-Watson ... 47

4.5. Uji Koefisien Determinasi ... 48

4.6. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 49

4.8. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul ... Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitia.... ... 23

4.1 Grafik Histogram ... 42

4.2 Normal P-Plot ... 43


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul ... Halaman 1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 44


(12)

ABSTRAK

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA

PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan komisaris) dan Ukuran Perusahaan baik secara simultan maupun parsial terhadap Manajemen Laba dan menganalisis bahwa Profitabilitas (diproksikan dengan Return On Assets) dapat memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan Komisaris) dan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014.

Populasi penelitian yaitu perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2012-2014 sebanyak 45 perusahaan. Sampel perusahaan diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh 21 perusahan dari 45 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data diolah dengan uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t untuk hipotesis pertama. Sedangkan hipotesis kedua untuk variabel moderating menggunakan uji residual.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Variable Profitabilitas (diprosikan dengan Return On Assets) mampu memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan Komisaris) dan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.

Kata Kunci : Good Corporate Governance, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Return On Asset, Manajemen Laba, Perusahaan LQ 45.


(13)

ABSTARCT

EF F ECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND BOARD SIZE ON EARNINGS MANAGEMENT WITH PROF ITABILITYAS MODERATING

VARIABLE IN COMPANY LISTED ON LQ 45 OF INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research examines the impact given by Good Corporate Governace (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size that either simultaneously and partially affect Earnings Management and Profitability (proxied by Return On Assets) as moderating variabel that effect relationship Good Corporate Governance (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size that either Earnings Management of company listed on LQ 45 in Indonesian Stock Exchange in 2012-2014.

Population of this research was 45 company listed on LQ 45 from 2012 to 2014. And research sample was selected using purposive sampling method resulting 21 company chosen over 45 company as the research sampling. Data was processed by coefficient of determination test, F test, and t tes for the first hypothesis while the second hypothesis testing for moderating variabel using residual test.

The result of this research showed that Managerial Ownership, The Board of Commisioners, and Board size affect Earnings Management are not simultaneously influence and partially. Result for Profitability (proxied by Return On Assets) be able to moderate the relationship beetween Good Corporate Governace (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size to Earnigngs Management of Company list on LQ 45 in Indonesian Stock Exchane in 2012-2014.

Keywords : Good Corporate Governace, Managerial Ownership, The Board Of Commisioners, Board Size, Profitability, Return On Asset, LQ 45 index.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikkan, dan menurunkan laba (Schipper, 1989), atau manajemen laba dapat diartikan sebagai tindakan seorang manajer dengan menaikkan (menurunkan manajemen laba) periode berjalan di unit usaha yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan) profitabilitas unit ekonomi tersebut dalam jangka panjang (Fischer dan Rosenweig,1995). Penelitian-penelitian di Indonesia menghasilkan kesimpulan yang mendukung adanya praktik-praktik manajemen laba. Perusahaan yang terancam melanggar perjanjian utang cenderung melakukan manajemen laba dengan menaikkan laba dalam rangka memperbaiki posisi tawarnya saat negosiasi ulang atau sebagai upaya melakukan go public untuk mendapatkan dana segar

karena kesulitan mencari dana pinjaman. Sedangkan manajemen laba untuk perusahaan yang go public dilakukan pada prospektus laporan keuangan

perusahaan sebelum IPO agar investor tertarik menanamkan modalnya.

Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi pihak eksternal untuk dapat menilai kinerja suatu perusahaan karena laporan keuangan menyediakan informasi yang menyediakan hal-hal yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat


(15)

Ghozali (2007) menyatakan bahwa salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning per share).Informasi keuangan yang dapat

menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba adalah laporan laba rugi.Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode tertentu (Kieso dan Weygandt, 2002). Laporan laba rugi digunakan oleh para investor untuk melihat profitabilitasperusahaan dan memprediksi prospek perusahaan di masa yang akan datang. Akan tetapi, laba yang dihasilkan dalam laporan laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan, sehingga laba yang tinggi belum tentu mencerminkan kas yang benar.

Laba yang merupakan cerminan kinerja perusahaan dapat dikelola secara efisien atau oportunis.Secara efisien artinya dikelola untuk keinformatifan informasi, dan secara oportunis artinya untuk meningkatkan laba sesuai dengan yang diinginkan dan menguntungkan pihak-pihak tertentu.Untuk tujuan menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba, manajemen cenderung mengelola laba secara opertunis dan melakukan manipulasi laporan keuangan agar menunjukkan laba yang memuaskan meskipun tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya.Manajemen perusahaan dapat menentukan kebijakan penggunaaan metode akuntansi dalam menyusun laporan keuangan untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.Scott (2006) didalam bukunya

yang berjudul “financial accounting theory” menyatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik disebut dengan


(16)

manajemen laba.Sedangkan menurut Belkaoui (2004), manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan.Earnings management terjadi ketika manajemen menggunakan

keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi-transaksi yang mengubah laporan keuangan, hal ini bertujuan untuk menyesatkan para stakeholderstentang kondisi kinerja ekonomi perusahaan, serta untuk

mempengaruhi penghasilan kontraktual yang mengendalikan angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1999).

Akibat dampak negatif dari praktek manajemen laba tersebut, maka perlu dicari solusi untuk dapat mengawasi praktek manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen. Menurut Ihsan (2008) praktek manajemen laba oleh manajemen

dapat diminimumkan melalui mekanisme sebagai berikut :

1. Memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen sehingga kepentingan pemilik atau pemegang saham dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer. Semakin besar kepemilikan manajerial maka semakin rendah kecenderungan manajemen untuk melakukan aktivitas manajemen laba karena adanya keselarasan tujuan pemegang saham dengan manajemen.

2. Peran monitoring yang dilakukan dewan komisaris independen.

3. Kualitas auditor yang dilihat dari peran auditor yang memiliki kompetensi yang memadai dan bersikap independen sehingga menjadi pihak yang dapat memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dilaporkan manajemen.

Adapun hal-hal yang berkaitan dengan manjemen laba yaitu (1)Good

Corporate Governance, dimana GCG sangat penting digunakan dalam mencapai

peningkatan kinerja perusahaan agar mendapat laba yang baik, (2)Ukuran Perusahaan, (3)Leverage, (4) Profitabilitas, (5) Asimetri Informasi, dan lain-lain.


(17)

Selain dari mekanisme tersebut diatas terdapat sebuah mekanisme yang sangat efektif yang bertujuan untuk menyelaraskan (alignment) berbagai

kepentingan yang disebut corporate governance.Corporate governance

merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas

manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka

peraturan.Corporate governance dilakukan untuk memastikan bahwa pemilik atau

pemegang saham memperoleh pengembalian (return) dari kegiatan yang

dijalankan oleh agen atau manajer (Schleifer dan Visny, 1997). Dengan penerapan corporate governance akan memberikan perlindungan efektif bagi pemegang

saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh return atas

investasinya dengan benar. Corporate governance juga membantu menciptakan

lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable

di sektor korporat.Corporate governance dapat juga didefenisikan sebagai

susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain

sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (FCGI, 2003).

Penerapan corporate governance secara konsisten yang berprinsip pada

keadilan, transparansi, akuntanbilitas, dan pertanggungjawaban akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Dengan adanya prinsip corporate

governance tersebut diharapkan dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa

kinerja yang mengakibatkan informasi dalam laporan keuangan menjadi tidak akurat.


(18)

Ciri utama dari lemahnya corporate governance adalah adanya tindakan

mementingkan diri sendiri di pihak para manajer perusahaan salah satunya dengan melakukan tindakan manajemen laba.Konsep corporate governance adalah

tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transaparan bagi semua pengguna laporan keuangan sehingga dengan penerapan good corporate governance

diharapkan dapat mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh manajer. Parkinson (1994) menyatakan bahwa corporate governance adalah proses

supervisi dan pengendalian yang dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa manajemen perusahaan bertindak sejalan dengan kepentingan para pemegang saham (shareholders).

Ada faktor lain yang mempengaruhi manajemen laba yaitu ukuran perusahaan. Dalam hal ini besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi informasi yang di peroleh. Perusahaan besar dianggap memiliki banyak informasi daripada perusahaan kecil (Mulyani, ddk ; 2007). Ini mengindikasikan perusahaan besar yang banyak disorot oleh publik dan banyak terdapat informasi dibandingkan perusahaan kecil.

Profitabiltas erat hubungannya dengan manajemen laba, apabila profitabilitas perusahaan semakin besar maka kemungkinan terjadinya manajemen laba yang besar pula, sehingga profitabilitas dan manajemen laba memiliki hubungan searah.Hubungan profitabiltas terhadap manajemen laba tersebut membuat profitabilitas dapat memoderasi dengan melemahkan hubungan antara good corporate governance dalam mempengaruhi manajemen laba. Dari latar


(19)

Penerapan Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap

Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi ”

Penelitian ini meneruskan dan mereplikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pretty Elisah Rahmah (2014) dengan judul “PENGARUH

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

MANAJEMEN LABA DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG

TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah menambahkan Ukuran Perusahaan sebagai variabel independen dan dalampemilihan sample serta tahun penelitiannya. Pada penelitian sebelumnya penelitian melakukan penelitian selama tahun 2008-2011 pada perusahaan industry perbankan yang terdaftar di BEI.Sedangkan penelitian ini melakukan penelitian selama tahun 2012-2014 pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI.Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah dengan adanya kesamaan variabel independen gcg, variabel dependen manajemen laba serta variabel moderasi yaitu profitabilitas. Peneliti tertarik dalam melakukan penelitian ini karena ingin menguji kembali apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba atau tidak, karena dalam penelitian sebelumnya dikatakan bahwa profitabilitas tidak signifikan terhadap manajemen laba.


(20)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengaruh antara mekanisme Good Corporate Governance dan

Ukuran Perusahaanterhadap Manajemen Laba?

2. Apakah profitabilitas memoderasi pengaruh hubungan Good

Corporate Governance dan Ukuran Perusahaanterhadap Manajemen

Laba?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji pengaruh antara mekanisme Good Corporate

Governance dan Ukuran Perusahaanterhadap Manajemen Laba.

2. Untuk menguji apakah profitabilitas dapat memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai berikut:

1. Pentingnya penerapan Good Corporate Governance dan Ukuran

Perusahaan sehingga memberikan pengetahuan dalam mempertimbangkan aspek-aspek dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter saja

2. Penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan tambahan literatur mengenai pengaruh mekanisme Corporate


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Laba

Manajemen laba adalah suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan (Belkaoui, 2004). Definisi manajemen laba juga dikemukakan oleh Schipper dalam Belkaoui (2004) yang melihat manajemen laba sebagai suatu intervensi yang disengaja pada proses pelaporan eksternal dengan maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan pribadi. Scott (2006) mendefiniskan manajemen laba sebagai pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik. Sugiri dalam Agnes (2001) membagi definisi earning management menjadi dua, yaitu: 1) Definisi sempit,

earningmanagement dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku

manajer untuk “bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya earning. 2) Definisi Luas, Earning management merupakan

tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggungjawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajer dalam mengelola perusahaan mempunyai kebebasan untuk memilih dan menggunakan pilihan-pilihan yang tersedia sehingga termotivasi untuk memanipulasi pilihan-pilihan tersebut dalam mencapai tingkat laba tertentu sesuai tujuan spesifik manajer walaupun laba yang dihasilkan tersebut tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang


(22)

sebenarnya. Motivasi yang melatarbelakangi terjadinya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajer menurut Scott dalam Wedari (2004), antara lain bonus purposes, political motivations, taxation motivations, pergantian CEO,

Initial Public Offering(IPO), dan pentingnya memberi informasikepada investor.

Sulistyanto (2008: 211)menyebutkan beberapa model dalammendeteksi manajemen laba yang diantaranya adalah The Healy Model, TheDe Angelo Model,

The Modified JonesModel, Industry Adjusted Model, Beaverand Engel, dan The

Cross-SectionalModels. Model yang digunakan dalampenelitian ini adalah Beaver

and Engel.

Copeland (1968 :10) mendefinisikan manajemen laba sebagai, “some ability to increase or decrease reported net income at will”. Ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajer. Menurut Schipper (1989) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).Menurut Fischer dan Rozenzwig (1995) manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang. Menurut Healy dan Wallen (1999) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan


(23)

menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk

mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.

Model perhitungannya adalah sebagai berikut:

TAi.t = Ni.t– CFOi.t………...(1)

Nilai total accruals (TAi.t) diestimasi dengan persamaan regresi berganda

sebagaiberikut:

TAi.t/Ai.t-1= α1(1/Ai.t-1) + α2{(ΔREVi.t–ΔRECi.t)/Ai.t-1} + α3(PPEi.t/Ai.t-1) +

ei.t………..(2)

Persamaan total akrual diatas diestimasi dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Estimasi α1,α2,α3 diperoleh dari regresi OLS tersebut dan

digunakan untuk menghitung non-discretionaryaccrual sebagai berikut: NDAi.t = α1(1/Ai.t-1) + α2{(ΔREVi.t–ΔRECi.t)/Ai.t-1} + α3(PPEi.t/Ai.t-1) ...(3)

Selanjutnya discretionary accruals (DA) dapat dihitung sebagai berikut: DAi.t = (TAi.t/Ai.t-1) - NDAi.t………..(4)

Keterangan:

DAi.t= Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

NDAi.t = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

TAi.t= Total akruals perusahaan i pada periode ke t

Ni.t = Laba bersih perusahaan i pada periode ke t

CFOi.t = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t

Ai.t-1= Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

ΔREVi.t= Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t

PPEi.t= Aktiva tetap perusahaan i pada periode ke t

ΔRECi.t= Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t

α = Koefisien regresi e = Error

2.2. Good Corporate Governance

Good Corporate Governanceadalah seperangkat peraturan yang mengatur

hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu system yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Menurut Rahmawati dalam Putri (2006) Good Corporate Governance didefenisikan sebagai


(24)

seperangkat aturan dan prinsip-prinsip antara lain fairness, transparency, accountability dan responsibility yang mengatur hubungan antar pemegang saham, manajemen, Direksi dan Komisaris, kreditur, karyawan serta stakeholders lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Sedangkan tujuan dari Good Corporate Governance adalah untuk

menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Menurut Rahmawati dalam Putri (2006) Pelaksanaan good corporate governance

diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat berikut ini :

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.

2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value.

3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden

Pelaksanaan good corporate governance dilakukan dengan menggunakan

prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional.Prinsip-prinsip dasar ini diharapkan menjadi rujukan bagi para regulator (pemerintah) daam membangun framework bagi penerapan good corporate governance.Prinsip-prinsip dasar

penerapan good corporate governance yang dikemukakan oleh Forum for

Corporate Governance in Indonesia (FCGI) adalah sebagai berikut :

1. Fairness (Kewajaran)

Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan


(25)

informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading).

2. Transparansi

Hak-hak para pemegang saham yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan dan turut memperoleh bagian dari keuuntungan perusahaan.

3. Accountability (Akuntablitas)

Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan Komisaris dan

auditor.

4. Responsibility (Responsibilitas)

Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta pemegang kepemtingan dalam menciptakan kesejahteraan.

Brigham dan Erhardt (2005) menyatakan bahwa tata kelola perusahaandidefinisikan sebagai seperangkat aturan 4 dan prosedur yang menjamin manajer untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis nilai. Prinsip-prinsip tersebut dalam penerapannya dikenal dengan dengan istilah TARIF yaitu Transparency, Accountability,Responsibility, Independency dan

Fairness. Menurut The World Bank dalam Siti (2004), corporate governance

adalah standar aturan dan standar organisasi di bidang ekonomi yang mengatur perilaku pemilik perusahaan, direktur dan manajerserta pertanggungjawabannya


(26)

terhadap investor (pemegang saham dan kreditur). Penerapan GCG perbankan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan good corporate covernance bagi Bank Umum dan PBI

No.8/14/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006. Peraturan tersebut mengharuskan bank umum nasional menerapkan tata kelola dengan prinsip prinsip keterbukaan (transparency),

akuntabilitas (accountability),pertanggungjawaban (responsibility), independensi

(independency), dan kewajaran (fairness). Peraturan tersebut juga menekankan

pentingnya peran dewan komisaris dan direksi dalam menciptakan good

corporate covernanceserta pentingnyakegiatan check and balance dari

pihak-pihak independen dengan pihak-pihak yang terkait dengan pemegang saham pengendali untuk meningkatkan pelaksanaan good corporate governance. Penerapan good

corporate governance perbankan diproksikan oleh sebelas aspek yang terdiri dari:

1) tugas dan tanggung jawab komisaris 2) tugas dan tanggung jawab direksi 3) kelengkapan dan tugas komite 4) penanganan benturan kepentingan 5) fungsi kepatuhan 6) fungsi audit intern 7) fungsi audit ekstern 8) fungsi manajemen risiko dan pengendalian internal 9) penyediaan dana pihak terkait dan debitur besar 10) transparansi 11) rencana strategik.

2.2.1. Ukuran Dewan Komisaris

Dewan Komisaris memiliki peran untuk memonitor kebijakan direksi.Peran komisaris ini diharapkan dapat meminimalisir permasalahan agensi yang muncul antara dewan direksi dan pemegang saham, sehingga kinerja yang dihasilkan


(27)

oleh perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.Dewan komisaris memegang peran penting dalam mengarahkan strategi dan mengawasi jalannya perusahaan serta memastikan bahwa para manajer benar-benar meningkatkan kinerja perusahaan sebagai bagian dari pencapaian perusahaan.Dewan komisaris merupakan inti dari Corporate Governance yang

ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas (Zehnder, 2000).

Rumus Ukuran Dewan Komisaris (Fahrizqi, 2010)

UDK = ∑

2.2.2. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan saham manajerial dapat mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham dengan manajer, karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan manajer yang menanggung risiko apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.hal tersebut menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan akan dapat menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham, sehingga kinerja perusahaan semakin bagus


(28)

(Jensen, 1986).Penelitian Oleh Christiawan dan Tarigan (2007) menyebutkan bahwa :

Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memilikisaham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer.

Kepemilikan Manajerial diformulasikan sebagai berikut: Kepemilikan manajerial =

x 100%

2.3. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar asset total yang dimiliki perusahaan. Total aset yang dimiliki perusahaan menggambarkan permodalan, serta hak dan kewajiban yang dimilikinya. Semakin besar ukuran perusahaan, maka dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikelola dan semakin kompleks pula pengelolaannya. Perusahaan besar pada dasarnya mempunyai kekuatan finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar (Darmawati, 2004). Hesti (2010)& Uyun (2010) dalam Nurcahyo (2014) dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan dengan asset besar biasanya akan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini akan menyebabkan perusahaan agar lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangannya. Perusahaan diharapkan agar selalu berusaha untuk menjaga stabilitas kinerja keuangan mereka.Pelaporan kondisi keuangan yang baik ini tentu tidak dapat


(29)

perusahaan merupakan rata-rata dari total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variable dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil dari biaya variable dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston 2001). Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory

controllability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan

menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan (Mukhlasin, 2002).Sedangkan menurut Jones (1996), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva.Kesimpulannya, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.Fama dan French (1995) berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki nilai skala yang kecil cenderung kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar.Perusahaan berskala kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung untuk memproduksi barang dengan jumlah terbatas.Oleh karena itu, perusahaan dengan skala kecil mempunyai risiko yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan besar. Perusahaan dengan risiko yang besar biasanya menawarkan return yang besar untuk menarik investor.

Ukuran Perusahaan menggunakan perhitungan logaritma natural dari total assets, yang diformulasikan sebagai berikut:


(30)

2.4. Profitabilitas

Laba merupakan indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan dan juga berfungsi untuk mengukur efektivitas dari sebuah proses bisnis. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono dalam Herni dan Yulius Kurnia Susanto, 2008). Tingkat profitabilitas yang tinggi mencerminkan kinerja perusahaan dan pengawasan berjalan dengan baik, sama halnya dengan tingkat profitabilitas yang rendah menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang baik, dan kinerja manajemen tampak buruk di mata principal. Profitabilitas juga sangat penting dalam usaha mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya. Rasio profitabilitas dapat ditunjukkan dengan beberapa model yaitu operating income tonet income before taxes, earning before

taxes to sales, gross profit to sales, operating income to sales,net income to sales.

Profitabilitas dalam penelitian ini tergolong dalam pengukuran skala rasio yang diproksikan dengan ROA (Return On Assets) :

ROA = Earning After Tax x 100%


(31)

2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu

No Nama

peneliti/tahun

Judul Variabel Independen

Kesimpulan

1. M. Awais Gulzar Zongjun Wang (2011) Corporate Governance Characteristics and Earnings Management: Empirical Evidance from Chinese Listed Firms CEO duality, proportion of independent directors, board size.

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara manajemen laba dan karakteristik corporate governance seperti CEO duality, board meetings, females directors dan concentrated ownership. Tidak ditemukan hubungan antara board size,

director’s shareholdings,

dan proportion of independent director dengan DAC serta antara kehadiran audit committee dengan DAC.


(32)

Lanjutan Review Penelitian Terdahulu

No Nama

peneliti/tahun

Judul Variabel Independen

Kesimpulan

2. Eric Atta Appiadjei(201 4) Capital Structure and Firm Performance: Evidence from Ghana Stock Exchange Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA) and Return on Total Capital (ROTC)

Short term debt dan total equity memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan ROE, ROA, dan ROTC. Tetapi long term debt memiliki hubungan yang negatif dan

signifikan terhadap ROE, ROA, dan ROTC.

3. Goujin Gong Henock Louis Amy X Sun (2008) Earning Management and Firm Performance Following Open-Market repurchases Operating Performanc e and Stock Performanc e

Pre-repurchase abnormal accruals memiliki

hubungan yang negatif dengan future

performance.

4. Kym Marcel Martins Ardison Antonio Lopo Martinez Fernando Caio Galdi (2012)

The Effect Of Leverage On Earnings Management in Brazil Leverage Ratio

Tidak terdapat hubungan antara leverage ratio dengan earnings management.


(33)

Lanjutan Review Penelitian Terdahulu

No Nama

peneliti/tahun

Judul Variabel Independen

Kesimpulan

5. Anis Ben Amar Ezzeddine Abaoub (2010) Earning Management Threshoulds the case in Tunisia Zero earnings, Last Period’s earnings, analysts’ earnings forecasts. Perusahan-perusahan Tunisisa memanajemen laba untuk menghindari kerugian dan penurunan laba.

6. Taher Hamza Faten Lakhal(2010) The Determinants of earnings management by the acquirer Relative deal size, cash, the value of the premium paid, managerial ownership, toehold equals, and relative book to market.

Cash memiliki hubungan yang negatif terhadap discretionary accruals. Untuk the value of the premium paid terdapat hubungan yang tidak signifikan. Toehold equals berpengaruh negatif dan signifikan terhadap discretionary accruals. Managerial ownership memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap discretionary accruals. Relative book to market ratio memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap


(34)

Lanjutan Review Penelitian Terdahulu

No Nama

peneliti/tahun

Judul Variabel Independen

Kesimpulan

7. Eka Sefiana (2009) Pengaruh penerapan Corporate governance Terhadap Manajemen Laba pada perusahaan perbankan yang telah go public di BEI

Corporate Governance

Hasil penelitian ini bahwa variabel independen terbukti tidak berpengaruh untuk mengurangi

tindakan manajemen laba.

8. Robert Jao Gagaring Pagalung (2011) Co rporate Governance, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap manajemen laba perusahaan manufaktur indonesia Corporate governance, ukuran perusahaan, dan leverage

1) corporate governance dengan kepemilikan manajerial, dan komite audit memiliki hubungan yang negatif dan

signifikan pada

manajemen laba, ketika kepemilikan institusional dan ukuran dewan komisaris memiliki hubungan yang positif terhadap manajemen laba. 2) Ukuran perusahaan memiliki hubungan yang negatif signifikan terhadap manajemen laba. 3)

Leverage memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap manajemen laba.


(35)

Lanjutan Review Penelitian Terdahulu

No Nama

peneliti/tahun

Judul Variabel Independen

Kesimpulan

9. Pretty Elisah rahmah (2014) Pengaruh penerapan Good corporate Governance terhadap manajemen laba dengan profitabilitas sebagai variabel moderating Good corporate Governance Variabel moderating : Profitabilita Good Corporate Governance memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap manajemen laba, dan profitabilitas tidak dapat memoderasi antara good corporate governance dan manajemen laba.

10. Welvin Guna Arleen Herawaty (2010) Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, independensi Auditor, kualitas audit dan faktor lainnya terhadap manajemen laba Good Corporate Governance ,kepemilika n intitusional, kepemilikan manajemen, komite audit, komisaris independen, Independen si Auditor, leverage,

Leverage, kualitas audit, dan profitabilitas

berpengaruh terhadap manajemen laba.


(36)

2.6. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian terdahulu, maka penulis membuat kerangka konseptual sebagai berikut.

Variabel Independen Variabel Dependen

H2 H1

H2

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Pada kerangka konseptual diatas,terdapat dua variabel independen, satu variabel dependen dan satu variabel moderating. Adapun variabel independen yang terdapat pada kerangka konseptual diatas yaitu Good Corporate Governance

dan Ukuran Perusahaan yang akan diuji secara parsial dan simultan terhadap variabel dependen yaitu Manajemen Laba. Seperti yang terlihat dikerangka konseptual terdapat variabel moderating yaitu Profitabilitas yang akan diuji apakah variabel moderating tersebut dapat memoderasi hubungan variabel dependen dan independen.

Manajemen Laba (Y) Good Corporate

Governance (X1)

Profitabilitas (Z) Ukuran perusahaan


(37)

1. Hubungan Good Corporate Governance dan Manajemen Laba

Informasi laba sangat penting bagi stakeholder sebagai dasar pengambilan

keputusan karena memiliki nilai prediktif.Hal tersebut membuat pihak manajemen berusaha untuk melakukan manajemen laba agar kinerja perusahaan tampak baik oleh pihak eksternal khususnya shareholder.Good corporate governance

merupakan mekanisme yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan dan perilaku pihak manajemen yang menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik bagi kepentingan stakeholder. Corporategovernance

mengatur pola hubungan 5 antara komisaris, direksi dan manajemen agar terjadi chek and balances dalam pengelolaan organisasi.Dengan adanya mekanisme good

corporategovernance maka dapat mengurangi tindakan opportunis manajer dalam

melakukan manajemen laba, karena adanya pengawasan dan pengendalian yang menjadi esensi utama dari mekanisme good corporate governance.Menurut hasil

penelitian Tangjitprom (2013) menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan yang baik berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.Hal tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Werner (2010) yang menyatakan bahwa praktik good corporate

governance berpengaruh signifikan terhadap praktik earningsmanagement yang

dilakukan oleh perusahaan.

2. Hubungan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan.Terdapat berbagai proksi yang biasanya digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan, total aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar aset maka semakin banyak modal yang ditanam,


(38)

semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Sudarmadji dan Sularto, 2007).

3. Hubungan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba

Profitabilitas merupakan salah satu indikator penting yang dapat digunakan untuk menilai kekayaan perusahaan.Laba yang dihasilkan perusahaan selama tahun berjalan dapat menjadi indikator terjadinya praktik manajemen laba dalam suatu perusahaan (Welvin dan Arleen, 2010).Manajer sering kali memanipulasi komponen laba rugi perusahaan dalam melakukan manajemen laba.Hasil penelitian Welvin dan Arleen menunjukkan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan hasil penelitian Rita (2011) menunjukkan adanya pengaruh positif antara profitabilitas dengan manajemen laba.

2.7. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, landasan teori, dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H1 :Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan

berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba baik secara simultan maupun parsial.

2. H2 : Profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah hubungan sebab akibat (kausal) yaitu jika variabel dependen dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y (Erlina, 2007:66). Jenis penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dengan cara pengamatan terhadap akibat yang ada dan menelusuri faktor-faktor penyebabnya.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian. Adapun pengertian populasi sebagai “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan oleh peneliti adalah perusahaanLQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.

Sampel adalah bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian.Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive


(40)

sampel menggunakan kriteria tertentu yang ditentukan peneliti pada awal penelitian. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga Desember 2014. 2. Tidak keluar dari urutan perusahaan yang ada pada index LQ45 di

Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014. Tabel 3.1.

Kriteria Sampel

No. Kriteria Sampel Jumlah

1 Masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga Desember 2014

45 2 Tidak keluar dari urutan perusahaan yang ada pada

index LQ45 di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014

21

Jumlah Sampel 21

Tabel 3.2.

Daftar Perusahaan LQ 45 2012-2014

2012 2013 2014

1. AALI 1. AALI 1. AALI

2. ADRO 2. ADHI 2. ADHI

3. AKRA 3. ADRO 3. ADRO

4. ASII 4. AKRA 4. AKRA

5. ASRI 5. ANTM 5. ASII

6. BBCA 6. ASII 6. ASRI

7. BBNI 7. ASRI 7. BBCA

8. BBRI 8. BBCA 8. BBNI

9. BBTN 9. BBNI 9. BBRI

10. BDMN 10. BBRI 10. BBTN

11. BHIT 11. BBTN 11. BMRI

12. BKSL 12. BDMN 12. BMTR

13. BMRI 13. BMRI 13. BSDE

14. BMTR 14. BMTR 14. CPIN

15. BSDE 15. BSDE 15. EXCL

16. BUMI 16. CPIN 16. GGRM

17. BWPT 17. CTRA 17. ICBP


(41)

20. GGRM 20. HRUM 20. INTP

21. HRUM 21. ICBP 21. ITMG

22. ICBP 22. INCO 22. JSMR

23. IMAS 23. INDF 23. KLBF

24. INCO 24. INTP 24. LPKR

25. INDF 25. ITMG 25. LPPF

26. INTP 26. JSMR 26. LSIP

27. ITMG 27. KLBF 27. MNCN

28. JSMR 28. LPKR 28. MPPA

29. KLBF 29. LPPF 29. PGAS

30. LPKR 30. LSIP 30. PTBA

31. LSIP 31. MNCN 31. PTPP

32. MAIN 32. PGAS 32. PWON

33. MAPI 33. PTBA 33. SCMA

34. MLPL 34. PTPP 34. SILO

35. MNCN 35. PWON 35. SMGR

36. PGAS 36. SCMA 36. SMRA

37. PTBA 37. SMGR 37. SRIL

38. PWON 38. SMRA 38. SSMS

39. SMCB 39. TAXI 39. TBIG

40. SMGR 40. TBIG 40. TLKM

41. SSIA 41. TLKM 41. UNTR

42. TLKM 42. UNTR 42. UNVR

43. UNTR 43. UNVR 43. WIKA

44. UNVR 44. WIKA 44. WSKT

45. WIKA 45. WSKT 45. WTON

Berdasarkan teknik pengambilan sampel yang harus memenuhi karakteristik tersebut, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 perusahaan sebagaimana tercantum pada tabel 3.3.


(42)

Tabel 3.3. Daftar Nama Sampel Penelitian Periode 2013-2014

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk 2 ADRO Adaro Energy Tbk

3 AKRA AKR Corporindo Tbk 4 ASII Astra International Tbk 5 BBCA Bank Central Asia Tbk 6 BMTR Global Mediacom Tbk

7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

8 EXCL XL Axiata Tbk

9 GGRM Gudang Garam Tbk

10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 11 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 12 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk 13 KLBF Kalbe Farma Tbk

14 LPKR Lippo Karawaci Tbk 15 LSIP PP London Sumatera Tbk 16 MNCN Media Nusantara Citra Tbk

17 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

18 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)Tbk 19 PWON Pakuwon Jati Tbk

20 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 21 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti adalah data sekunder dalam bentuk kuantitatif yaitu data yang diukur berdasarkan skala numerik seperti nilai rasio.Data penelitian merupakan kombinasi one-shot atau cross sectional data dan

time series data (pooling data).Cross sectional data dimaksudkan bahwa data

diambil dengan melibatkan satu kali pengumpulan yaitu menggunakan periode tahunan. Time series data adalah data yang dikoleksi berdasarkan urutan waktu.


(43)

Skala pengukuran yang diterapkan pada penelitian ini adalah skala rasio.Skala rasio menurut Sekaran (2009:243) adalah skala yang memiliki permulaan nol absolute dan karena itu menunjukkan tidak hanya besaran, tetapi juga proporsi perbedaan.

Data yang dipergunakan adalah data sekunder yaitu data berupa dokumentasi laporan keuangan yang diterbitkan secara rutin.Data diperoleh dengan mengunduh laporan keuangan perusahaan-perusahaan dalam indeks LQ 45 lewat website www.idx.co.id.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014.

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:2). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen, variabel dependen dan variabel moderating.


(44)

3.5.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen disebut juga variabel terikat, variabel konsekuen, atau variabel output.Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:4).Dalam penelitian ini variabel dependen adalah manajemen laba (Y).Manajemen laba adalah suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan (Belkaoui, 2004). Model perhitungannya adalah sebagai berikut:

TAi.t = Ni.t– CFOi.t………...(1)

Nilai total accruals (TAi.t) diestimasi dengan persamaan regresi berganda

sebagaiberikut:

TAi.t/Ai.t-1= α1(1/Ai.t-1) + α2{(ΔREVi.t–ΔRECi.t)/Ai.t-1} + α3(PPEi.t/Ai.t-1) +

ei.t………..(2)

Persamaan total akrual diatas diestimasi dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Estimasi α1,α2,α3 diperoleh dari regresi OLS tersebut dan

digunakan untuk menghitung non-discretionaryaccrual sebagai berikut: NDAi.t = α1(1/Ai.t-1) + α2{(ΔREVi.t–ΔRECi.t)/Ai.t-1} + α3(PPEi.t/Ai.t-1) ...(3)

Selanjutnya discretionary accruals (DA) dapat dihitung sebagai berikut: DAi.t = (TAi.t/Ai.t-1) - NDAi.t………..(4)

Keterangan:

DAi.t= Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

NDAi.t = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

TAi.t= Total akruals perusahaan i pada periode ke t

Ni.t = Laba bersih perusahaan i pada periode ke t

CFOi.t = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t

Ai.t-1= Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

ΔREVi.t= Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t

PPEi.t= Aktiva tetap perusahaan i pada periode ke t

ΔRECi.t= Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t

α = Koefisien regresi e = Error


(45)

3.5.2. Variabel Independen (X)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas atau variabel prediktor.Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi atau menjadi sebeb perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel bebas) (Sugiyono, 2011:4).

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan variabel independen terdiri dari Good Corporate Governance (X1) dan Ukuran perusahaan

(X2).

3.5.2.1. Good Corporate Governance (X1)

Good Corporate Governance diukur dengan

UkuranDewan Komisaris dan Kepemilikan Manajerial yang diformulasikan sebagai berikut.

UDK = ∑

Kepemilikan manajerial =

x 100%

3.5.2.2. Ukuran Perusahaan (X2)

Ukuran Perusahaan menggunakan perhitungan logaritma natural dari total assets, yang diformulasikan sebagai berikut:

Ukuran perusahaan = Ln (total assets) 3.5.3. Variabel Moderating (Z)

Variabel moderating adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel independen dan dependen. (Erlina, 2007:33). Variabel moderating dapat berperan sebagai factor yang memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel independen dan


(46)

variabel dependen suatu penelitian.Di dalam penelitian ini, variabel moderating yang digunakan adalah Profitabilitas. Profitabilitas dalam penelitian ini tergolong dalam pengukuran skala rasio yang diproksikan dengan ROA (Return On Assets)

ROA = Earning After Tax x 100%

Total Aktiva

Ringkasan definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian ditunjukkan dalam tabel 3.2.

Tabel 3.4.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Manajemen Laba

(Y)

Suatu kondisi dimana manajemen melakukan

intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan

bagi pihak

eksternal sehingga dapat meratakan

DA= (TA/A)-NDA

Rasio

Good Corporate Governance

(X1)

system yang mengatur dan mengendalikan perusahaan

1. Ukuran Dewan Komisaris

= ∑ Komisaris

Perusahaan

2. Kepemilikan manajerial =

Rasio Ukuran Perusaha an

Ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan


(47)

(X2)

Variabel Definisi Indikator Skala

ROA (Z)

Perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva

Laba Bersih Setelah Pajak ×100% Total Aktiva

Rasio

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberaoa jauh perubahan variabel dependen jika variabel independennya dimanipulasi.Sebelum melakukan regresi, peneliti terlebih dahulu melaukan uji asumsi klasik dan statistik deskriptif.

3.6.1. Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik adalah asumsi yang mendasari analisis regresi dengan tujuan mengukur asosiasi atau keterikatan antarvariabel bebas.Terdapat 4 (empat) pengujian terkait uji asumsi klasih yaitu uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokolerasi.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui keberadaan variabel pengganggu atau residual di dalam model regresi.Jika data normal, maka staistik yang dipergunakan adalah statistic parametric.Jika sebaliknya, maka statistic non parametriklah yang digunakan atau peneliti dapat melakukan treatment agar data normal.


(48)

Dalam menguji normalitas data, peneliti menggunakan Kolgomorov Smirnov untuk menemukan distribusi residual. Jika sig atau p-value >

0,05 maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2005:27) b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel dependen antara yang satu dengan yang lainnya. (Erlina, 2007:107). Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung multikolinearitas di dalamnya.Pengujian ini menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factors) sebagai acuan adanya multikolinearitas.Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka telah terjadi multikolinearitas antara variabel independen. Di samping itu, sebuah model regresi dikatakan mengandung multikolinearitas apabila korelasi antara variabel independennya lebih besar dari 0,9.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat ketidaksamaan varians dari residual dalam model regrei dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik tidak diperbolehkan mengandung heteroskedastisitas.

Terdapat beberapa cara dalam mengidentifikasi keterjadian heteroskedastisitas. Wulandari (2012:47) mengungkapkan salah satu cara mengidentifikasi heteroskedastisitas dalam model regresi adalah metode chart (Diagram Scatterplot) yaitu :


(49)

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola beraturan (gelombang, melebar kemudian menyempit), maka model regresi mengalami heteroskedastisitas.

2) Jika ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar ke atas dan bawah 0 pada sumbu Y, maka model tidak mengalami heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Algifari (2000:88) dalam Wulandari (2012:46) autokorelasi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang eenggunakan data time series.pengujian autokorelasi digunakan untuk

mengetahui keberadaan korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu. Pengujian autoorelasi dapat menggunakan Durbin-Watson Test (Uji Durbin-Watson) dengan keterangan pada table 3.3.

Tabel 3.5. Tabel Durbin Watson

Kondisi Nilai

Ada autokorelasi D-W di bawah -2 Tidak ada autokorelasi D-W di antara -2 s.d. +2 Ada Autokorelasi Negatif D-W di atas 2+


(50)

3.7.. Pengujian Hipotesis Penelitian

3.7.1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Dalam peneltiian ini, hipotesis (H1) diuji dengan analisis regresi linear berganda dengan model sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 +e

Keterangan :

Y = Manajemen Laba a = Konstanta

b1,b2= Koefisien Regresi

X1 =Good Corporate Governance yang

diproksikanDiscretionary accrual

X2 = Ukuran Perusahaan e = Error

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat statistic Statistical Package For The Social Science (SPSS). SPSS adalah salah satu program computer yang khusus dibuat untuk mengolah data dengan metode statistic tertentu (Santoso, 2010:11).Pengujian hasil analisis regresi linear berganda dilakukan dengan Uji F dan Uji t.

a. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang dimasukkan memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah :


(51)

1. Jika F hitung > F table dengan tingkat signifikansi (α) 5%, maka Ha yang diajukan diterima

2. Jika F hitung < F table dengan signifikan (α) 5% maka Ha tidak

dapat diterima.

b. Uji t (Uji Signifikansi Parsial)

T-test digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen atau untuk melihat variabel yang memberikan pengaruh paling dominan di antara variabel independen yang ada.

Hipotesis yang diuji adalah:

Ha = masing-masing variabel independen berpengaruh parsial terhadap variabel dependen.

Uji ini memiliki ketentuan:

1. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ha tidak dapat diterima

2. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel independen berpengaruh terhadap Manajemen Laba

3.7.2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Pengujian hipotesis selanjutnya (H2) berkaitan dengan interaksi Profitabilitas dalam mempengaruhi variabel independen terhadap Manjemen Laba.Seluruh variabel independen harus diregresikan dengan variabel moderating melalui uji residual.Uji residual digunakan untuk menghindari multikolinearitas yang tinggi.


(52)

Analisis residual menguji pengaruh deviasi dari suatu model dengan fokus lack of fit antar variabel independen (Ghozali, 2013:240).

Apabila antara variabel independen memiliki nilai residual yang kecil atau nol dengan Profitabilitas, maka terjadi kecocokan antara keduanya sehingga Profitabilitas dapat dikategorikan sebagai variabel moderating yang menaikkan Manajemen Laba.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan regresi persamaan :

Z = a + b1X1 + b2X2 + e………..(1)

Kemudian regresi dilanjutkan dengan persamaan :

| e | = a + b1Y………..(2)

Persamaan regresi (2) menggambarkan Profitabilitas sebagai variabel moderating jika nilai koefisien parameternya signifikan dan negatif.


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

4.1.1. Statistik Deskriptif

Penelitian diawali dengan melakukan analisis statistik deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran dari data yang digunakan di dalam penelitian. Output tampilan statistik deskriptif tercantum pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

KM 63 .0000 15.1216 .639559 .3283289 2.6060300

UDK 63 3.0000 10.0000 6.142857 .2328139 1.8479033

UP 63 29.6528 33.9453 31.047916 .1385541 1.0997390

ML 63 -2.7472 .4975 -.548968 .0522977 .4151002


(54)

Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 15,1216 dengan nilai rata-rata 0,639559 dan standar deviasi sebebsar 2,6060300. Jumlah pengamatan pada variabel Kepemilikan Manajerial berjumlah 63 data pengamatan.

Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel Ukuran Dewan Komisaris menunjukkan nilai minimum sebesar 3,0000 dan nilai maksimumnya sebesar 10,0000. Rata-rata Ukuran Dewan Komisaris bernilai 6,142857 dengan standar deviasi 1,8479033 serta jumlah pengamatan sebanyak 63 data.

Variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai minimum 29,6528 dan nilai maksimum sebesar 33,9453 dengan nilai rata-rata sebesar 31,047916 dan standar deviasinya bernilai 1,0997390. Jumlah pengamatan pada variabel Ukuran Perusahaan berjumlah 63 data pengamatan.

Statistik deskriptif pada Tabel 4.1. menampilkan Manajemen Laba sebagai variabel dependen memiliki nilai minimum -0,52 dan nilai maksimum 0,4975. Nilai rata-rata Manajemen Laba adalah -0,548968 dan standar deviasinya adalah 0,4151002 dengan jumlah pengamatan sebanyak 63 data.

Return On Asset sebagai variabel moderating pada Tabel 4.1.

menunjukkan nilai minimumnya sebesar -1,4000 sementara nilai maksimum 39,4600. Nilai rata-rata Return On Asset sebesar 12,159365 dengan standar


(55)

deviasi 8,1156555. Jumlah pengamatan pada Return On Asset sebanyak 63

data.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk melihat tingkat kenormalan distribusi data dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam analisis grafik, bila grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal dan grafik plot menyebar teratur mengikuti garis diagonal, maka data terdistribusi normal. Hasil analisis dengan uji normalitas dapat disajikan sebagai berikut:


(56)

Gambar 4.2 Normal P-Plot

Pada Gambar 4.1. menunjukkan bahwa data distribusi normal lewat meratanya grafik antara bagian kanan dan kiri. Hal tersebut didukung juga oleh Gambar 4.2. yang menunjukkan penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal.

Data yang terdistribusi normal juga ditunjukkan oleh uji statistik dengan melihan nilai Kolmogrov-Smirnov pada Tabel 4.2. Hasil penguujian memiliki nilai signifikansi 0,441 atau > 0,05, sehingga data secara positif dapat dikategorikan normal.


(57)

Tabel 4.2. One Sample Kolmogrov Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 63

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .41204104

Most Extreme Differences Absolute .109

Positive .109

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .866

Asymp. Sig. (2-tailed) .441

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Coefficient Factors (VIF) yang ditampilkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. menunjukkan VIF memiliki nilai < 10 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas antar variabel pada model regresi penelitian ini. Hal


(58)

tersebut menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan tidak ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen.

Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) -.715 1.548 -.462 .646

KM .018 .021 .114 .862 .392

UDK -.004 .029 -.019 -.149 .882

UP .006 .050 .015 .116 .908

a. Dependent Variable: ML

Coefficientsa

Model

Correlations Collinearity Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 KM .119 .112 .111 .948 1.055

UDK -.025 -.019 -.019 .982 1.019


(59)

a. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui ketidaksamaan nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya (SRESID). Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat dari Diagram Scatterplot yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. menunjukkan titik-titik yang tersebar luas dan berada di atas maupun di bawah nilai 0 pada sumbu Y menunjukkan tidak terjadi heterokedastisitas pada penelitian ini.


(60)

b. Uji Autokorelasi

Tabel 4.4. memuat hasil pengujian Durbin-Watson, data dalam penelitian. Hasil uji Autokorelasi pada penelitian ini tidak menyalahi asumsi klasik karena tidak mengandung autokorelasi sebab angka D-W menunjukkan nilai1,854 yang berada diantara -2 sampai +2.

Table 4.4. Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .121a .015 -.035 .4223868

a. Predictors: (Constant), UP, UDK, KM

b. Dependent Variable: ML

Model Summaryb

Mod el

Change Statistics

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change

Durbin-Watson

1 .015 .293 3 59 .830 1.854


(61)

4.2.Pengujian Hipotesis Penelitian

4.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan menguji hasil analisis regresi linier berganda lewat Uji F dan Uji t

a. Pengujian Koefisien Determinasi

Hasil pengujian Koefisien Determinasi ini ditampilkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Uji Koefisien Determinasi.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .121a .015 -.035 .4223868

a. Predictors: (Constant), UP, UDK, KM

b. Dependent Variable: ML

Model Summaryb

Mod el

Change Statistics

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change

Durbin-Watson

1 .015 .293 3 59 .830 1.854


(62)

Tabel 4.5.. memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R2 adalah sebesar 0,015 atau sebesar 1,5%. Hal ini berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen terhadap manajemen laba sebesar 1,5% sedangkan sisanya yaitu 98,5% adalah pengaruh lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel terikat . Hasil Uji F ditunjukkan lewat table4.6.

Tabel 4.6. Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .157 3 .052 .293 .830a

Residual 10.526 59 .178

Total 10.683 62

a. Predictors: (Constant), UP, UDK, KM

b. Dependent Variable: ML

Didapatkan angka F hitung – 0,293 < F tabel = 2,53 (Lampiran 4) dan nilai signifikansi = 0,830 < α = 5%, maka H1 yang diajukan tidak dapat diterima,


(63)

artinya berdasarkan angka signifikansi,maka disimpulkan tidak ada variabel X (independent) yang berpengaruh terhadap manajemen laba.

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Hasil pengujian Uji t ini ditampilkan dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) -.715 1.548 -.462 .646

KM .018 .021 .114 .862 .392

UDK -.004 .029 -.019 -.149 .882

UP .006 .050 .015 .116 .908

a. Dependent Variable: ML

Berdasarkan Tabel 4.7. uji hipotesis yang telah dilakukan memperlihatkan model penelitian dalam bentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut

Ŷ = – 0,715 + 0,018X1– 0,004X2 + 0,006X3

Persamaan di atas menunjukkan bahwa koefisien masing-masing variabel adalah bervariasi. Secara parsial, pengaruh masing-masing variabel independen dapat diuraikan sebagai berikut.


(64)

a. Variabel Kepemilikan Manajerial mempunyai t hitung 0,862 < t tabel 1,67155 dan memiliki signifikansi = 0,392 > α = 5% maka dapat disimpulkan Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba.

b. Variabel Ukuran Dewan Komisaris mempunyai t hitung –0,149 < t tabel 1,67155 dan memiliki signifikansi = 0,882 > α = 5% maka dapat disimpulkan Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba.

c. Variabel Ukuran Perusahaan mempunyai t hitung 0,116 < t tabel 1,67155 dan memiliki signifikansi = 0,908 < α = 5% maka dapat disimpulkan Ukuran Perusahaan tidakberpengaruh terhadap Manajemen Laba.

4.2.2. Pengujian Hipotesis Kedia (H2)

Pengujian hipotesis kedua menggunakan Uji Residual untuk melihat pengaruh Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderating dalam hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Hasil regresi dari pengujian hipotesis pertama diregresi kembali untuk dilihat nilai koefisien parameter dan signifikansinya. Jika koefisien parameter bernilai negatif dan signifikan, maka Return On Assets dapat dikatakan sebagai variabel

moderating dalam penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis kedua ditampilkan pada Tabel 4.8.


(65)

Tabel 4.8. Hasil Uji Residual

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,092 ,058 1,588 ,118

ML -,331 ,084 -,449 -3,920 ,000

a. Dependent Variable: ABSRES_1

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa koefisien parameter Return On Assets

bernilai negatif (-3,920) dan signifikan (sig = 0,000 ≤ α = 5%). Hasil tersebut menunjukkan Return On Asset mampu memoderasi hubungan antara variabel

Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba.

4.3.Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelititan yang didapatkan lewat berbagai pengujian tersebut di atas, dapat di interpretasikan bahwa pengaruh variabel independen dan dependen serta variabel moderating adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris dan Ukuran Perusahaan terhadap manajemen Manajemen Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama. Kepemilikan Manajerial memiliki nilai t hitung 0,862 < 1,67155 dan nilai signifikansi = 0,392 > α = 5%


(66)

sehingga disimpulkan Kepemilikan Manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap Manajemen Laba Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Hasil penelitian ini memberikan persamaan dengan penelitian sebelumnya milik Pretty Elisah Rahmah (2014) yang mengatakan bahwa Kepemilikan Manajerial (GCG) memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap Manajemen Laba.

Ukuran Dewan Komisaris mempunyai t hitung -0,149 (t hitung < t tabel) 1,67155 dan memiliki signifikansi = 0,882 > α = 5%. Hasil ini memberikan persamaan dengan penelitian Eka Sefiana (2009) yang menyatakan bahwa Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba.

Nilai yang didapat dari pengujian pada variable Ukuran Perusahaan yaitu t hitung 0,116 < t table 1,67155 dan nilai signifikansi = 0,908 < α = 5% sehingga menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan tidakberpengaruh negatif dan signifikan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. hal ini memberikan persamaan terhadap penelitian RR. Sri Handayani dan Agustono Dwi Rachadi (2009)yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap Manajemen Laba.

Secara simultan Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014.


(1)

DATA VARIABEL PENELITIAN TAHUN 2013

NO

KODE

KM

UDK

UP

ROA

ML

1

AALI

0,00%

6

30,55

14,12% -0,497

2

ADRO

15,12%

6

32,01

2,86% -0,690

3

AKRA

0,89%

3

30,33

5,34% -0,584

4

ASII

0,03%

10

33,09

9,37% -0,499

5

BBCA

0,24%

5

33,95

2,99% -0,059

6

BMTR

0,61%

6

30,86

5,09% -0,572

7

CPIN

0,00%

10

30,67

8,37% -0,657

8

EXCL

0,00%

6

31,79

-1,40% -1,295

9

GGRM

0,92%

4

31,70

9,27% -0,352

10

INDF

0,02%

8

32,08

5,99% -0,602

11

ITMG

0,01%

6

30,42

15,31% -0,271

12

JSMR

0,01%

6

31,09

3,81% -0,781

13

KLBF

0,01%

6

30,15

17,07% -0,364

14

LPKR

0,00%

7

31,26

8,30% -0,244

15

LSIP

0,00%

9

29,79

10,59% -0,757

16

MNCN

0,10%

5

30,24

13,84% -0,325

17

PGAS

0,00%

6

31,98

12,03% -0,931

18

PTBA

0,00%

6

30,33

13,63% -0,600

19

PWON

0,02%

3

30,45

15,50% -0,923

20

TLKM

0,00%

5

32,58

15,22% -0,788

21

WIKA

0,22%

6

30,40

4,72% -0,304

Lampiran III


(2)

LAMPIRAN II: HASIL UJI SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 63

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .41204104 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

KM 63 .0000 15.1216 .639559 .3283289 2.6060300

UDK 63 3.0000 10.0000 6.142857 .2328139 1.8479033

UP 63 29.6528 33.9453 31.047916 .1385541 1.0997390

ML 63 -2.7472 .4975 -.548968 .0522977 .4151002


(3)

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -.715 1.548 -.462 .646

KM .018 .021 .114 .862 .392

UDK -.004 .029 -.019 -.149 .882

UP .006 .050 .015 .116 .908

a. Dependent Variable: ML

Coefficientsa

Model

Correlations Collinearity Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 KM .119 .112 .111 .948 1.055

UDK -.025 -.019 -.019 .982 1.019

UP .038 .015 .015 .941 1.062


(4)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .121a .015 -.035 .4223868

a. Predictors: (Constant), UP, UDK, KM

b. Dependent Variable: ML

Model Summaryb

Mod el

Change Statistics

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change

Durbin-Watson

1 .015 .293 3 59 .830 1.854


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance and Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 36 92

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1 74 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

7 49 63

Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Auditor dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 100

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA MELALUI PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 10 30

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance and Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 15

ABSTRAK Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance and Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 11

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL KONTROL (PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI)

0 0 122